BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Program ini dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama enam tahun, di sekolah dasar terdapat persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat lulus, yaitu ujian akhir nasional (UN). UN merupakan penilaian kompetensi siswa secara nasional yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu standar pendidikan. Hasil dari UN ini juga akan menjadi salah satu pertimbangan bagi para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, pencapaian seorang siswa terhadap hasil dari UN dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dulyono (1997), ada dua faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari lingkungan). Faktor internal yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa yaitu kesehatan, kecerdasan, cara belajar, minat, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Salah satu faktor eksternal adalah sekolah yang merupakan tempat bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan secara formal. Sistem belajar-mengajar di sekolah tidak lepas dari peran seorang guru. Guru yang mengajar di sekolah juga diharapkan mampu mendidik siswa dengan baik agar menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan mandiri. Kualitas guru
1
2
yang baik, akreditasi sekolah yang bagus, serta fasilitas yang baik, akan turut memengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Siswa-siswa yang terkumpul di dalam satu sekolah akan mengikuti proses pembelajaran yang berbeda dengan siswasiswa yang ada sekolah lain. Hal ini karena setiap sekolah mempunyai fasilitas serta keadaan lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan inilah yang diduga dapat menimbulkan keragaman nilai UN siswa. Siswa-siswa yang terkumpul di dalam setiap sekolah yang berbeda, yang diduga dapat menimbulkan keragaman nilai UN, dapat dikatakan membentuk data berstruktur hirarki. Data berstruktur hirarki merupakan data dengan individuindividu terkumpul dalam kelompok-kelompoknya, yang variabel-variabelnya ditetapkan pada tingkat atau level yang berbeda, dengan level yang lebih rendah tersarang pada level yang lebih tinggi. Pada data hirarki, individu-individu yang berada dalam kelompok yang sama akan cenderung mempunyai karakteristik yang sama dibandingkan dengan individu-individu dalam kelompok yang berbeda sehingga pengamatan terhadap individu pada umumnya tidak benar-benar independen. Hal ini mengakibatkan terdapat pelanggaran terhadap asumsi kebebasan yang apabila dianalisis dengan regresi linear akan membuat nilai dugaan galat baku koefisien regresi berbias ke bawah dan dalam pengujian hipotesis yang dilakukan pada peubah-peubah bebas akan cenderung signifikan secara statistik (Hox, 2010). Awalnya analisis pada data hirarki digunakan tanpa memerhatikan informasi mengenai keanggotaan individu dalam lingkungan, meskipun data yang diperoleh memiliki informasi seperti itu. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan pada hasil analisisnya karena tidak didapatkan
3
informasi khusus untuk lingkungannya (Ringdal, 1992). Oleh karena itu digunakan metode lain untuk menganalisis data yang berstruktur hirarki, salah satunya adalah analisis regresi multilevel. Analisis regresi multilevel merupakan analisis dengan variabel respon diukur pada level terendah dan variabel bebasnya dapat diukur pada setiap level. Analisis regresi multilevel melibatkan kelompok yang akan menghasilkan garis regresi sesuai banyaknya kelompok dan juga keragaman dalam kelompok serta interaksi yang mungkin terjadi pada peubah yang berbeda (Hox, 2010). Dalam penelitian sebelumnya Tantular et al., (2009) meneliti nilai ujian akhir semester mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor mata kuliah Analisis Statistika (STK511) untuk tahun ajaran 2008/2009 dengan analisis regresi multilevel. Data nilai ujian STK511 memiliki tiga level hirarki, mahasiswa tersarang dalam program studi dan program studi tersarang dalam kelas. Kesimpulan yang diperoleh bahwa tingkat atau level yang dimiliki data memberikan pengaruh yang berbeda dalam peningkatan nilai ujian akhir, serta adanya keragaman nilai ujian akhir. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membahas analisis regresi multilevel terhadap nilai UN siswa dengan variabel bebas penelitian ini terdiri dari variabel respon 𝑌 adalah nilai UN siswa SD tahun ajaran 2013/2014 di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, variabel bebas pada level satu 𝑋 adalah jenis kelamin (𝑥1 ), dan umur (𝑥2 ); variabel bebas pada level dua 𝑆 adalah pendidikan guru kelas (𝑠1 ), dan jumlah siswa dalam kelas (𝑠2 ); dan variabel bebas pada level tiga 𝑉 adalah akreditasi sekolah 𝑣1 .
4
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang tersebut: 1.
Bagaimanakah model persamaan Analisis Regresi Multilevel yang berpengaruh signifikan pada nilai UN siswa?
2.
Variabel bebas apa saja dari keenam variabel bebas seperti jenis kelamin, umur, pendidikan guru kelas, jumlah siswa dalam kelas, dan akreditasi sekolah yang memengaruhi nilai UN siswa secara signifikan dengan menggunakan Analisis Regresi Multilevel?
1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini: 1.
Pembahasan yang digunakan dibatasi pada Analisis Regresi Multilevel pada model regresi tiga level.
2.
Analisis menggunakan data berstruktur hirarki dengan data sekunder yang diperoleh langsung dari masing-masing sekolah dasar (SD) baik negeri maupun swasta yang ada di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali tahun ajaran 2013/2014.
3. Variabel bebas yang digunakan adalah variabel respon 𝑌 berupa nilai UN siswa SD tahun ajaran 2013/2014 di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, dua variabel bebas pada level satu yaitu jenis kelamin (𝑥1 ), dan umur (𝑥2 ); dua variabel bebas pada level dua yaitu pendidikan guru kelas (𝑠1 ), jumlah siswa dalam kelas (𝑠2 ); dan satu variabel bebas pada level tiga yaitu akreditasi sekolah 𝑣1 .
5
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui model persamaan Analisis Regresi Multilevel yang berpengaruh signifikan pada nilai UN siswa. 3.
Mengidentifikasi variabel bebas apa saja dari keenam variabel bebas seperti jenis kelamin, umur, pendidikan guru kelas, jumlah siswa dalam kelas, dan akreditasi sekolah yang memengaruhi nilai UN siswa secara signifikan dengan menggunakan Analisis Regresi Multilevel.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini: 1. Mampu memberikan gambaran serta informasi, khususnya mengenai Analisis Regresi Multilevel.