BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan
perekonomian
yang
semakin
kompleks
tentunya
membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang menjadi sumber permodalan yang banyak diminati masyarakat adalah Bank. Lembaga keuangan perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Kebutuhan yang terkadang memerlukan biaya yang lebih besar daripada pandapatan mereka, misalnya memiliki kendaraan pribadi, renovasi rumah, biaya pendidikan anak, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak setiap orang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara tunai. Oleh karena itu penyediaan dana dengan menggunakan fasilitas kredit bank menjadi alternatif yang dapat dipilih oleh masyarakat. BPR Kepri Bintan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan yang beralamat di Jalan Ketapang No 57 Tanjungpinang dinilai merupakan perusahaan yang relevan bagi mahasiswa untuk membuat skripsi ini. BPR Kepri Bintan memberikan bantuan pembiayaan dalam bentuk pembayaran
1
2
secara kredit/cicilan dengan beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan pada debitur, pihak Bank terlebih dahulu melakukan penilaian debitur (analisis pembiayaan) untuk mengetahui layak atau tidaknya debitur tersebut menerima pembiayaan. Perusahaan akan menetapkan kebijakan dalam pemberian kredit antara lain menetapkan standar untuk mengurangi resiko kredit. Dalam pemberian kredit dibutuhkan perhitungan-perhitungan yang mendalam yang meliputi berbagai prinsip, asas atau persyaratan tertentu. Penentuan ini dilihat dari persyaratan 3R yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu : tingkat pengembalian usaha (return), kemampuan membayar kembali (repayment), dan kemampuan menanggung resiko (risk). BPR Kepri Bintan belum menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan belum adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Padahal di era globalisasi ini Bank sendiri diharapkan sudah seluruhnya menggunakan teknologi komputer tanpa proses manual lagi terutama dalam pengambilan suatu keputusan, agar para debitur tidak harus menunggu terlalu lama. Dengan demikian penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh sebab itu, BPR Kepri Bintan harus berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sehingga sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitur, BPR Kepri Bintan harus menilai terlebih dahulu kelayakan terhadap debitur dalam pemberian kreditnya. Menilai suatu kelayakan
3
terhadap debitur dalam pemberian kredit, bukanlah hal yang mudah karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat, cermat, namun cepat. Hal ini mengingat keamanan dari kredit itu sendiri agar di kemudian hari tidak menimbulkan masalah yang menyulitkan pihak debitur maupun merugikan pihak bank akibat pengembalian kredit yang kurang lancar, diragukan, dan macet dikarenakan pengambilan keputusan penyaluran kredit yang terkadang bersifat subjektif. Salah satu teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process). AHP adalah prosedur yang berbasis matematis yang sangat baik dan sesuai untuk kondisi evaluasi atribut-atribut kualitatif. Atribut-atribut tersebut secara matematik dikuantitatif dalam satu set perbandingan berpasangan . Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis akan mengambil judul mengenai “Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Dalam Pemberian Kredit BPR Kepri Bintan”.
4
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka identifikasi masalah yaitu : 1. Pemberian kredit pada umumnya hanya berdasarkan rasio penghasilan. 2. Pengambilan keputusan
yang terkadang bersifat
subyektif
dapat
menimbulkan masalah terhadap pengembalian kredit. 3. Belum adanya sistem pendukung pengambilan keputusan dalam pemberian kredit di BPR Kepri Bintan.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pemberian kredit pada BPR Kepri Bintan? 2. Apakah diperlukan sistem pendukung keputusan pada BPR Kepri Bintan? 3. Apakah metode yang akan diterapkan dalam pengambilan keputusan pada BPR Kepri Bintan? 4. Apakah yang diharapkan dari sistem yang dirancang?
5
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian : 1. Untuk mengetahui proses kerja sistem pemberian kredit yang sedang berjalan. 2. Untuk merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu Bank dalam menentukan kelayakan pemberian kredit terhadap calon debitur. 3. Untuk menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah dengan membuat rancangan sistem dan membangun perangkat lunak pendukung keputusan. 4. Sistem tersebut dapat menghasilkan suatu informasi yang sistematis dan terstruktur sehingga bermanfaat bagi penggunanya.
1.5
Batasan Masalah Batasan
masalah
dimaksudkan
untuk
membatasi
ruang
lingkup
pembahasan, agar sistem yang dirancang lebih terarah. Batasan masalah dari perancangan sistem ini dibatasi pada hal -hal sebagai berikut : 1. Program ini berisi penentuan Kelayakan Pemberian Kredit Debitur di BPR Kepri Bintan. 2. Analisis yang digunakan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit BPR Kepri Bintan menerapkan Analisis 3R (Returns, Repayment dan Risk) dengan metode AHP.
6
1.6
Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
digunakan
dalam
skripsi
ini,
adalah
pengembangan perangkat lunak dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Metode Pengumpulan Data 1) Observasi Observasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersifat langsung dari BPR Kepri Bintan secara obyektif yaitu pengamatan secara langsung mengenai kegiatan pengambilan keputusan kelayakan pemberian kredit di BPR Kepri Bintan. 2) Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan direksi dan karyawan di BPR Kepri Bintan. 3) Kepustakaan Kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku baik yang wajib maupun yang dianjurkan termasuk bahan-bahan pelajaran yang pernah dipelajari di perkuliahan. b. Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metode pengembangan perangkat lunak yang dibangun ini dalam pengembangannya menggunakan metode Waterfall.
7
Kebutuhan Sistem
Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak
Desain Perangkat Lunak
Implementasi Perangkat Lunak Uji Mesin Formal Integrasi Perangkat Lunak
Operasi dan Perawatan
Gambar 1.1 Metode Waterfall 1 Keterangan : 1) Kebutuhan sistem adalah tahapan mengenai masalah perangkat lunak, perangkat keras dan sumber daya manusia. 2) Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak adalah melakukan analisis sistem dengan mencari penyebab–penyebab masalah yang timbul sebagai dasar perancangan sistem baru. 3) Desain perangkat lunak adalah proses mengubah kebutuhan– kebutuhan menjadi bentuk karateristik yang dimulai dengan penulisan program design tadi harus diubah menjadi bentuk yang dimengerti sistem. 4) Implementasi perangkat lunak adalah tahap penerjemahan desain kedalam bahasa pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan.
1
Janner Simarmata, Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta, Andi Offset, 2010 hal 54
8
5) Uji mesin formal integrasi perangkat lunak adalah tahap pengujian perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk mengcover kesalah– kesalahan dan menjamin bahwa masukan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. 6) Operasi dan perawatan adalah tahap perawatan sistem yang telah dikembangkan seperti perawatan perangkat lunak, perangkat keras dan media lain yang berhubungan dengan komputer. Pada tahap ini segala kemungkinan mengenai kekurangan perangkat lunak baik berupa kesalahan atau hal – hal yang ditambahkan kedalam perangkat lunak.
1.7
Sistematika Penulisan Penyusunan laporan ini terbagi dalam bentuk bab yang terstruktur sebagai
berikut : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berfungsi membentuk konteks dari proposal melalui peringkasan pemahaman kita saat ini terhadap persoalan yang kita bahas dan teliti dalam proposal. Bab ini akan menjelaskan secara singkat jalan pikiran dan pendekatan yang kita lakukan. Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
9
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori berfungsi mencakup telaah teori yang relevan dengan judul atau pokok permasalahan. Landasan ini akan digunakan sebagai dasar/pedoman dalam bentuk teori-teori sehingga mempermudah dalam pembahasan serta penyelesaian kasus atau suatu penelitian. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan atau dasar dalam melakukan penelitian, serta sejarah dan struktur BPR Kepri Bintan.
BAB III ANALISIS SISTEM Bab ini membahas analisis kebutuhan sistem, analisis kelemahan sistem, analisis terhadap sistem yang berjalan saat ini, semua prosedur-prosedur yang sedang berjalan, analisis dokumen dan evaluasi sistem yang sedang berjalan.
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi tentang perancangan sistem (Flowmap Usulan), tahap perancangan sistem meliputi perancangan berorientasi aliran data (Data Flow Diagram), Diagram Konteks (Contex Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram), Flowchart, Kamus Data, Perancangan Struktur File, Struktur Program dan Struktur Menu.
10
BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi tentang tahap implementasi sistem berupa hardware, software, teknik pemrograman, dan kegiatan implementasi.
BAB VI PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penerapan sistem yang baru, juga berisi saran-saran dari penelitian yang dibuat.