BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh globalisasi bukan hanya
membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan juga membawa perubahan di berbagai bidang yang lain. Salah satu bidang yang terkena dampaknya adalah dunia kerja. Perubahan-perubahan dalam dunia kerja itu berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, yang siap untuk berkompetisi dalam globalisasi. Hal ini menjadi salah satu masalah penting yang harus dipikirkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada, karena tanpa tenaga kerja yang berkualitas mereka tidak mungkin dapat memenangkan kompetisi tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya ditentukan oleh IQ saja, melainkan juga yang terutama adalah EQ ( Emotional Intellegence ) atau yang kita sebut sebagai Kecerdasan Emosi. IQ menyangkut tentang tingkat kepandaian akademik, pengalaman kerja, keterampilan teknis, dll. Sedangkan kecerdasan emosi menyangkut tentang seberapa baik seseorang mengelola diri sendiri dan berhubungan dengan orang lain. Permasalahan yang timbul adalah berkaitan dengan kenyataan yang ada, dimana orang cenderung memperhatikan tingkat IQ daripada EQ. Contoh yang nyata adalah jika seseorang melamar pekerjaan, maka yang pertama kali dilihat bukan kecerdasan emosi yang dimilikinya melainkan kemampuan akademisnya. Padahal
1
belum tentu orang yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi memiliki kecerdasan emosi yang tinggi pula, dan sebaliknya mereka yang tidak memiliki kemampuan akademis yang tinggi atau rata-rata pasti memiliki kecerdasan emosi yang rendah. Kecerdasan emosi tidak berhubungan dengan kemampuan intelektual, melainkan kecerdasan emosi lebih banyak diperoleh lewat belajar, dan terus berkembang sepanjang hidup sambil belajar dari pengalaman sendiri. Bahkan menurut David McClelland, bahwa kemampuan akademis bawaan, nilai rapor dan predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, adaptabilitas, kemampuan persuasif dan inisiatif mampu membedakan orang-orang sukses dari mereka yang hanya cukup baik untuk mempertahankan pekerjaan mereka. Untuk mendapatkan orang-orang yang berkualitas hal ini harus diperhatikan oleh para manajer, khususnya yang terkait dengan bidang pengembangan sumber daya manusia, untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan bagi peningkatan kecerdasan emosi para karyawan yang ada, khususnya bagi karyawan yang pekerjaannya memerlukan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi, seperti, konsultan, manajer, ataupun tenaga penjual yang dalam praktik pekerjaannya diharuskan membujuk para konsumen atau pelanggan supaya mereka tertarik dan membeli produk yang ditawarkan.
2
Oleh karena tenaga penjual atau yang disebut sebagai wiraniaga yang ada mungkin sudah terlalu banyak sedangkan produktivitas mereka kurang bila dibandingkan
dengan
jumlahnya,
maka
perlu
diperhatikan
pelatihan
dan
pengembangan yang ada supaya mereka memiliki kecerdasan emosi yang tinggi supaya mereka mereka lebih produktif. Untuk inilah penulis menyajikan makalah dengan judul : “ ANALISIS HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI KERJA PARA KARYAWAN DI PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 ”.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu untuk memperoleh
dan mengembangkan tenaga kerja yang ada sehingga menjadi tenaga kerja yang berkualitas, maka penulis mencoba memberikan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1
Apakah ada hubungan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja para karyawan
1.2.2
Apakah ada perbedaan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja para karyawan berdasarkan ( profil karyawan ) : jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia.
3
1.3
Batasan Masalah Agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas maka dalam penelitian ini
penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1.3.1
Penelitian dilakukan di perusahaan AJB Bumiputera 1912
1.3.2
Responden yang diteliti adalah wiraniaga/tenaga penjual perusahaan AJB Bumiputera 1912 berdomisili di Jogjakarta
1.3.3
Jumlah responden 40
1.3.4
Atribut yang akan diteliti : 1. Kecerdasan emosi : a. Kesadaran diri b. Pengendalian diri c. Motivasi diri d. Empati. e. Keterampilan sosial. 2. Prestasi kerja : a. Jumlah polis yang terjual ( Surat Pertanggungan ) b. Jumlah Uang Pertanggungjawaban yang berhasil dikumpulkan. c. Jumlah Premi Pertanggungjawaban yang berhasil dikumpulkan.
1.3.5
Profil karyawan a. Usia b. Pendidikan c. Jenis kelamin
4
d. Lama bekerja
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.4.1
Untuk mengetahui hubungan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja yang dihasilkan para karyawan.
1.4.2
Untuk mengetahui perbedaan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja para karyawan berdasarkan profil karyawan : jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.5.1
Manfaat bagi ilmu pengetahuan. Dapat memberikan masukan dalam menelaah lebih lanjut tentang studi pengembangan sumber daya manusia, khususnya peningkatan kualitas berkaitan dengan kecerdasan emosi yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja yang berprestasi.
1.5.2
Manfaat bagi pengambilan keputusan Dapat memberikan informasi-informasi, yang merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan
keputusan-keputusan
berikutnya,
terutama
yang
berhubungan dengan pengadaan sumber daya yang berkualitas melalui
5
pelatihan dan pengembangan yang ada dalam hal peningkatan kecerdasan emosi para karyawan. 1.5.3
Manfaat bagi peneliti. Merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan kondisi sesungguhnya, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti.
1.6
Hipotesis Dewasa ini, prestasi kerja seseorang tidak lagi ditentukan oleh seberapa tinggi
kemampuan akademis atau intelektual yang dimiliki, akan tetapi yang paling menentukan adalah seberapa besar kecerdasan emosi yang dimiliki. Hal ini dapat terjadi karena persaingan dalam dunia kerja dimana orang dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tantangan atau permasalahan yang ada. Kebanyakan mereka yang hanya mengandalkan kemampuan akademis atau intelektual, mereka akan mengalami kegagalan dan frustasi, karena ternyata kemampuan mereka tersebut tidak menjamin bahwa mereka akan berhasil. Sebaliknya mereka yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi mereka akan dapat bertahan dalam persaingan yang ada, karena mereka dapat mengolah sumber daya yang mereka miliki dengan maksimal. Berikut ini adalah hipotesis dari permasalahan yang ada. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah penelitian, dirumuskan dalam pernyataan yang dapat diuji dan menjelaskan hubungan antara dua peubah atau lebih. Hipotesis ini
6
merupakan suatu kondisi atau suatu prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian akan diadakan pengajuan tentang kebenaran dengan menggunakan data empiris hasil penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah : 1.6.1
Ada hubungan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja yang dihasilkan para karyawan.
1.6.2
Ada perbedaan Kecerdasan Emosional terhadap prestasi kerja para karyawan berdasarkan ( profil karyawan ) : jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia.
1.7 1.7.1
Metodologi Penelitian Identifikasi variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Prestasi Kerja 2. Variabel bebas
1.7.2
: Kecerdasan Emosi
Definisi Operasional Variabel 1. Prestasi kerja menurut Moh As’ad ( 1995 ) adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu atau tingkat keberhasilan individu dalam melakukan tugastugas pekerjaannya sekarang ini pada periode waktu tertentu menurut kriteria yang berlaku di perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Prestasi kerja tersebut diperoleh melalui sistem penilaian kerja yang dijalankan perusahaan. Skor prestasi kerja yang tinggi menunjukkan individu memiliki prestasi yang kerja yang bagus dan skor prestasi kerja
7
yang rendah menunjukkan individu memiliki prestasi kerja yang kurang bagus. Sistem pengukuran prestasi kerja yang dipergunakan ( pada perusahaan ini ) yaitu :
SPK = ( SP x 10 ) + ( UP/ 1.000.000 ) + ( PP/ 25.000 )
Dimana : SPK
: Skor Prestasi Kerja
SP
: Surat Pertanggungjawaban
UP
: Uang Pertanggungjawaban
PP
: Premi Pertanggungjawaban
2. Kecerdasan Emosional menurut Goleman ( 2001 ) adalah kemampuan seseorang yang mencakup pengendalian diri, semangat dan ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosi ini diungkap dengan menggunakan skala yang terdiri dari lima bagian yang disusun berdasarkan model adaptasi Daniel Goleman dari Solovey dan Meyer yang didasarkan pada lima karakteristik kecerdasan emosional yaitu : a. Kesadaran diri. Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri
8
sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. b. Pengendalian diri. Menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi. c. Motivasi diri. Menggunakan
hasrat
kita
yang
paling
dalam
untuk
menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. d. Empati. Merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang. e. Keterampilan sosial. Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan
9
menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja sama dalam sebuah tim.
1.7.3
Sumber Data. 1. Data Primer Penelitian yang dilakukan langsung pada sumbernya/ obyek penelitian. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari catatan-catatan kuliah, buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Diharapkan dengan landasan teori yang kuat dapat diperoleh kesimpulan yang berbobot. 3. Data yang diperlukan Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data perusahaan, data karakteristik karyawan, dan data tanggapan karyawan.
1.7.4
Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pemimpin perusahaan, bagian pemasaran, bagian personalia dan bagian-bagian lainnya untuk memperoleh data-data yang diperlukan, termasuk pula mengenai skor prestasi kerja para karyawan. Skor prestasi kerja ini didapat dari dokumentasi perusahaan selama kurun waktu tertentu.
10
2. Kuesioner, adalah teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden yang diteliti. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari atas : a. Pertanyaan mengenai profil/ karakteristik karyawan. b. Pertanyaan
untuk
mendapatkan
data
mengenai
pengaruh
kecerdasan emosi terhadap prestasi kerja yang dimiliki dengan menggunakan skala EQ ( EQ Map ). 1.7.5
Uji Instrumen Data 1. Uji Validitas Validitas adalah ukuran kecermatan suatu alat ukur ( kuesioner ) dalam melaksanakan fungsi ukurnya ( Sayfrudin Anwar; 1997 : 5 ). Dalam pengujian validitas ini digunakan metode Korelasi Product Moment :
n.∑ xy − (∑ x )(∑ y )
rxy =
n.∑ x 2 − (∑ x )
2
n.∑ y 2 − (∑ y )
2
dimana :
rxy
: koefisien korelasi setiap pertanyaan
X
: nilai dari setiap pertanyaan
Y
: nilai total dari setiap pertanyaan
11
n
: banyaknya sampel/ responden
Kriteria : Kuesioner dikatakan valid bila
rxy 〉 r
tabel pada total signifikan 0,05
Kuesioner dikatakan tidak valid bila r xy
≤r
pada total signifikan 0,05
2. Uji Reliabilitas
r = 1 −
6∑ d
(
n n
2
2
− 1
)
dimana :
r
: koefisien korelasi
n
: jumlah data
d
: selisih Kuesioner dikatakan memenuhi reliabilitas bila r > 0,05
12
1.8 Alat Analisis Dalam mengolah dan menganalisis data yang diterima dari hasi kuesioner, maka penulis menganalisis jawaban-jawaban yang diterima dengan memberikan nilai-nilai menurut skala ukur ordinal Likert, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1.1 Skala Likert Alternatif Jawaban SS S TS STS
Keterangan Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai
Nilai jawaban 4 3 2 1
Untuk menganalisis data yang didapat dari kuisioner ini dilakukan pengujianpengujian sebagai berikut : 1.8.1
Uji Prosentase Untuk mengetahui profil dan karakteristik karyawan yang diteliti analisis
menggunakan rumus :
P =
nX x100 % N
dimana : P
: nilai prosentase
nX
: jumlah data berdasarkan profil konsumen
N
: jumlah keseluruhan.
13
1.8.2
Analisis Korelasi “ Product Moment “ Pearson Untuk menentukan apakah ada hubungan atau tidaknya suatu hipotesis perlu
dianalasis dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson :
n.∑ xy − (∑ x )(∑ y )
rxy =
n.∑ x 2 − (∑ x )
2
n.∑ y 2 − (∑ y )
2
dimana :
rxy
: koefisien korelasi
X
: nilai total dari data kecerdasan emosi
Y
: nilai total dari data prestasi kerja
n
: banyaknya sampel/ responden
Kriteria : Data dikatakan valid bila
rxy 〉 r
Data dikatakan tidak valid bila r xy
tabel pada total signifikan 0,05
≤r
pada total signifikan 0,05
14
1.9 Sistimatika Penulisan Agar memperoleh susunan dan bahasan yang sistimatis, penelitian ini disusun dalam sistimatis sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, metode analisis data dan sistimatika penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Meliputi uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dilakukan penulis disertai konsep yang mendasari perumusan hipotesis. BAB 3 : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Menguraikan tentang gambaran umum tempat dilakukannya penelitian serta gambaran umum dari produk yang diteliti. BAB 4 : ANALISIS DATA Dalam bab ini memuat analisis-analisis terhadap data hasil penelitian. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan saran-saran dari penulis berdasarkan hasil analisis data.
15