BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Ketiga sektor ini diharapkan mampu berjalan sejajar dan berdampingan dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir (Rupa, 2009). Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional (Ikatan Akuntan Indonesia, 1998). Pengertian ini selaras dengan definisi yang dikemukakan oleh International Cooperative Alliance (ICA) bahwa “A cooperative is an autonomous association of persons united voluntarily to meet their common economic, social, and cultural needs and aspirations through a jointly-owned and democratically-controlled enterprise.” Pernyataan ini pun sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian: “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
1
2
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 (Mutasowifin, 2002). Umumnya kinerja suatu koperasi diukur dari perspektif keuangan. Pengukuran dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan perusahaan di luar aspek keuangan (Susanti, 2010). Tujuan finansial hanya akan tercapai mana kala didukung oleh jumlah pelanggan yang signifikan. Demikian selanjutnya jumlah pelanggan yang signifikan hanya akan tercapai jika didukung oleh kesiapan manajemen bisnis internal profesional yang mengarah kepada peningkatan kepuasan pelanggan. Manajemen bisnis internal profesional perlu didukung oleh proses pembelajaran dan pertumbuhan yang mengarah pada peningkatan ketrampilan sumber daya manusia, sistem dan teknologi (Gunawan, 2009). Indikator non finansial menjadi suatu alternatif baru dalam menilai kinerja suatu organisasi. Indikator finansial maupun non finansial seharusnya tidak dilihat sebagai sesuatu yang saling menggantikan, keduanya seharusnya merupakan suatu kesatuan yang dapat mencerminkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Balanced scorecard mengakomodir kedua macam indikator ini baik finansial maupun non finansial (Susilo, 2007). Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang “Mengukur Kinerja Organisasi Masa Depan” yang dipimpin oleh David Norton dan Robert Kaplan dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja
3
yang baru (Kaplan dan Norton, 2000). Balanced scorecard digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Berdasarkan hasil studi tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif mencakup empat perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/internal, dan pembelajaran-pertumbuhan. Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern dalam aktivitasnya
diharapkan
telah
melaksanakan
fungsi-fungsi
manajemen,
pengembangan organisasi, pengelolaan aktiva, pengembangan pemasaran, dan pengelolaan keuangan serta pengembangan kemitraan. Dengan demikian pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota. Selanjutnya, di dalam implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel pengukuran kinerja yaitu aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek keuangan, dan aspek kemitraan, serta aspek pemasaran/pelayanan. Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Koperasi ini berdiri pada tahun 2005 dengan badan hukum Nomor; 03/BH/DISKOP/01/2006. Koperasi Perikanan Segaraning Harum memiliki jumlah anggota sebanyak 416 orang yang terdiri atas nelayan dan masyarakat daerah pesisir. Koperasi perikanan Segaraning Harum memiliki 4 unit usaha yaitu kedai pesisir, simpan pinjam,
4
pelelangan ikan, dan PSPDN (Premium Solar Packaged Dealer Nelayan). Dalam mengelola aktivitas Koperasi Perikanan Segaraning Harum ini dilengkapi dengan badan pengawas sebanyak 2 orang, pengurus koperasi sebanyak 4 orang, kepala unit sebanyak 4 orang, dan dibantu 25 karyawan. Perkembangan Keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Perkembangan Keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Tahun 2009 s.d 2013
Tahun
Total Aktiva (Rp)
Perkem bangan (%)
Modal (Rp)
Perkem bangan (%)
Sisa Hasil Usaha (Rp)
Perkem bangan (%)
2009 2010 2011 2012
3.907.531.283,26 4.623.711.599,32 5.475.673.076,06 5.645.658.149,11
18,33 18,43 3,10
1.762.620.960 1.446.864.251 1.618.656.076 1.744.587.734
-17,91 11,87 7,78
453.371.012,93 505.258.897,06 605.420.227,67 649.135.629,05
11,44 19,82 0,72
2013
6.487.041.311,26
14,90
1.855.668.410
6,36
701.385.323,15
8,05
Sumber: Koperasi Perikanan Segaraning Harum, 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 perkembangan total aktiva tahun 2010 s/d 2011 merupakan yang paling tinggi dari lima tahun yaitu sebesar 18,43%, sedangkan tahun berikutnya yaitu tahun 2011 s/d 2012 merupakan yang paling rendah yaitu sebesar 3,10%. Perkembangan modal Koperasi perikanan Segaraning Harum pada tahun 2010 s/d 2011 merupakan perkembangan modal yang tertinggi yaitu sebesar 11,87%, sedangkan perkembangan modal terendah terjadi pada tahun 2009 s/d 2010 yaitu sebesar -17,91%. Perkembangan sisa hasil usaha (SHU) yang tertinggi terjadi pada tahun 2010 s/d 2011 sebesar 19,82%, sedangkan perkembangan nilai sisa hasil usaha (SHU) yang terendah terjadi pada tahun 2011 s/d 2012 yaitu sebesar 0,72% (Koperasi Perikanan Segaraning Harum 2009 s/d 2013).
5
Secara finansial, perkembangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum berfluktuasi. Kondisi analisis finansial yang berfluktuasi pada tabel 1.1 inilah yang menyebabkan pentingnya melakukan penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Penerapannya memfokuskan pengerahan sumber daya koperasi untuk tujuan jangka panjang. Penerapan elemen balanced scorecard secara komprehensif sangat dibutuhkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan secara cermat untuk mengatasi masalah yang terdapat pada koperasi. Penerapan elemen balanced scorecard diharapkan mampu merumuskan strategi koperasi, sehingga tercapainya keselarasan tujuan dan mendorong sumber daya koperasi untuk bertindak yang terbaik bagi koperasi. Elemen balanced scorecard tersebut yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif pembelajaran dan pertumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan: 1. Bagaimana penerapan elemen perspektif keuangan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum? 2. Bagaimana penerapan elemen perspektif pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum? 3. Bagaimana penerapan elemen perspektif proses bisnis internal di Koperasi Perikanan Segaraning Harum?
6
4. Bagaimana
penerapan
elemen
perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan penerapan elemen perspektif keuangan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 2. Menjelaskan penerapan elemen perspektif pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 3. Menjelaskan penerapan elemen perspektif proses bisnis internal di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. 4. Menjelaskan
penerapan
elemen
perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut. 1. Pada aspek manfaat akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khasanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup sosial ekonomi pertanian mengenai kinerja koperasi perikanan.
7
2. Pada aspek manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran mengenai analisis
kinerja
koperasi
bagi
manajemen
Koperasi
Perikanan
Segaraning Harum dalam upaya pencapaian tujuan organisasi dari perspektif keuangan dan non keuangan. 3. Pada aspek manfaat kebijakan, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah khususnya yang bergerak dalam
bidang
koperasi
untuk
upaya
pemberdayaan
koperasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Berdasarkan definisi tersebut maka di dapat adanya unsur-unsur yang terkandung dalam koperasi, antara lain: 1.
Berazaskan kekeluargaan atau bersifat gotong royong.
2.
Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya, kesejahteraan masyarakat dan daerah.
3.
Keangotaan koperasi bersifat sukarela atas dasar kekeluargaan
4.
Pembagian sisa hasil usaha didasarkan atas keseimbangan jasa.
5.
Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terdapat pada rapat anggota. Koperasi berusaha mendidik anggotanya kearah kesadaran berkoperasi,
menyelenggarakan salah satu atau beberapa usaha dalam lapangan perekonomian dan mewajibkan serta menggiatkan anggotanya untuk menyimpan secara teratur.
8
9
2.1.2 Landasan, azas, tujuan, dan prinsip koperasi Koperasi Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berdasarkan atas azas kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992). Fungsi koperasi sendiri adalah sebagai berikut; a) Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia; b) Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia; c) Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia; dan d) Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi: 1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2.
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
10
Prinsip`koperasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatakan sosial. Adapun prinsip koperasi tersebut adalah keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, dan kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi, seperti pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi (Depkop dan PPK, 1996).
2.2
Penilaian Kinerja Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Definisi tersebut menunjukan bahwa kinerja merupakan kemampuan yang ditunjukkan melalui proses atau cara bekerja untuk mencapai hasil yang ingin dicapai (Setiyaningsih, 2012). Yuwono (2004) menyatakan bahwa penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi, dan individu dalam perusahaan, serta memprediksi harapan-harapan perusahaan pada masa yang akan datang. Mulyadi (2005) juga mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan
11
sebelumnya. Pengukuran kinerja memberikan suatu alat untuk menetapkan ”angka sebutan” untuk pembanding sepanjang waktu. Pengukuran kinerja merupakan suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat diibaratkan seperti alat ukur pengukur kecepatan dari sebuah mobil (Prijambodo, 2012). Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan. Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan. Hal ini disebabkan karena ukuran keuangan inilah yang paling mudah dideteksi, sehingga pengukuran kinerja personel juga diukur dengan dasar keuangan. Kinerja lain seperti peningkatan komitmen personel, peningkatan kompetensi dan lain sebagainya seringkali diabaikan. Dalam pendekatan balanced scorecard, pengukuran kinerja didasarkan pada aspek keuangan maupun non keuangan. Aspek non keuangan mendapat perhatian yang cukup serius karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan bersumber dari aspek non keuangan yaitu peningkatan cost-effectiveness proses bisnis, peningkatan komitmen organisasi dan peningkatan kepercayaan customer terhadap produk yang dihasilkan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian perusahaan haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di bidang non-keuangan karena dari situlah kinerja keuangan berasal (Ciptani, 2000) Pada dasarnya terdapat tiga langkah dalam mendefinisikan pengukuran untuk suatu program balanced scorecard, yaitu: langkah I: Mendefinisikan pengukuran untuk setiap tujuan strategis. Setiap tujuan strategis dari setiap perspektif dalam program balanced scorecard harus paling sedikit memilki satu
12
pengukuran
kinerja;
langkah
II:
Mendefinisikan
sumber-sumber
untuk
pengukuran (identifikasi menggunakan tanda periksa V); dan langkah III: mendefinisikan bagaimana pengukuran itu diturunkan (dihasilkan) dan dilaporkan (Prijambodo, 2012)
2.3 Balanced Scorecard Untuk menunjang kebutuhan suatu organisasi dalam mencapai suatu keberhasilan di masa mendatang dengan suatu strategi bersaing, maka perlu dikembangkan suatu analisis dalam melakukan pengukuran terhadap kinerjanya. Dalam hal ini akuntansi manajemen mengembangkan suatu metode yaitu balanced scorecard. Balanced scorecard menurut Mulyadi (2005) terdiri atas dua kata yaitu: balance (seimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata balance menunjukkan bahwa kinerja diukur secara berimbang dari aspek keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, serta interen dan eksteren sedangkan kata scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat nilai hasil kinerja. Pendekatan balanced scorecard melibatkan identifikasi komponenkomponen kunci dari operasi, menetapkan tujuan bagi mereka, dan kemudian menggali cara-cara untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan tersebut. Secara bersamaan, tindakan-tindakan yang memberikan pandangan holistik tentang apa yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan atau tingkat operasional, sehingga memungkinkan setiap konstituen dari perusahaan untuk melihat bagaimana kegiatan mereka berkontribusi terhadap pencapaian misi keseluruhan perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000)
13
Menurut Zulkarnaini (2012) tujuan ukuran balanced scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut memandang bahwa kinerja perusahaan berdasarkan pada empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis inernal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat kerangka inilah yang memberi kerangka kinerja bagi balanced scorecard. Perspektif finansial atau keuangan menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya. Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar di mana
organisasi
berkompetisi.
Perspektif
proses
bisnis
internal
mengidentifikasikan proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang (Imelda, 2004). Menurut Ika Susanti (2012) karakteristik dari balanced scorecard yaitu komprehensif, koheren, berimbang dan terukur. Komprehensif yaitu memperluas perspektif dalam perencanaan strategik, dari yang semula hanya terbatas pada aspek keuangan menjadi empat perspektif. Koheren yaitu membangun hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Berimbang yaitu antara aspek keuangan dan non keuangan menghasilkan pelayanan publik yang berkesinambungan. Terukur yaitu memberi kemudahan bagi organisasi untuk dapat menentukan ukuran dari sasaran strategi yang akan dicapai.
14
Kelemahan yang terdapat pada balanced scorecard menurut Tunggal (2000), antara lain: 1)
Tolak ukur kinerja harus konsisten dengan strategi perusahaan, karena bila tolak ukur kinerja tidak konsisten dengan strategi perusahaan, maka karyawan akan bekerja saling tumpang tindih.
2)
Balanced scorecard seharusnya tidak mempunyai terlalu banyak tolak ukur kinerja, karena mengakibatkan terjadinya kurang fokus dan kebingungan. Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, bahwa balanced scorecard
terdiri atas 4 (empat) perspektif, yakni 1) perspektif pelanggan, 2) perspektif keuangan, 3) perspektif proses bisnis internal, 4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penjabaran lebih rinci dari empat perspektif di atas adalah sebagai berikut. Perspektif keuangan tetap menjadi hal yang sangat diperhatikan karena keuangan suatu ikthisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Ukuran kinerja keuangan menunjukan apakah strategik, sasaran strategik, inisiatif strategik, dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba rugi perusahaan. Kaplan dan Norton (2000) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu sebagai berikut. 1.
Bertumbuh (Growth). Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, dalam hal ini perusahaan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu
15
produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung jaringan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. 2.
Bertahan (Sustain). Setelah melalui tahap pertumbuhan perusahaan akan berada dalam tahap bertahan. Situasi ini di mana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanam investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Pada tahap ini, perusahaan mencoba untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika memungkinkan.
3.
Menuai (Harvest). Pada tahap ini perusahaan benar-benar menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Pada perspektif pelanggan, para manajer mengidentifikasikan pelanggan
dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis didalam segmen pasar. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitibilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran (Kaplan dan Norton, 2000). Kepuasan pelanggan sebagai salah satu alat ukur penilaian kinerja perspektif pelanggan, sangat bergantung pada persepsi pelanggan. Jika apa yang
16
diharapkan pelanggan sesuai dengan kinerja yang diberikan, maka pelanggan akan terpuaskan. Menurut Tjiptono (2000) ada lima dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, yaitu: a.
Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
b.
Keandalan (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
c.
Daya tanggap (responsiveness), adalah keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d.
Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
e.
Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami pelanggan. Disamping itu terciptanya customer satisfaction merupakan salah satu
indikator pengukuran kinerja organisasi sektor publik dewasa ini. Pendekatan dalam pengukuran kinerja bisa dimodifikasi agar layak digunakan untuk menilai kinerja akuntabilitas publik yang sebenarnya. Balanced scorecard bisa digunakan dalam berbagai macam cara agar mampu mendeteksi ketercapaian organisasi publik dalam melayani masyarakat (Fontanella, 2009) Menurut Kaplan dan Norton (2000) dalam perspektif proses bisnis internal, para eksekutif mengidentifikasikan berbagai proses bisnis internal penting yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Proses ini memungkinkan unit bisnis untuk memberikan proposisi nilai yang akan menarik perhatian dan mempertahankan pelanggan dalam segmen pasar dan memenuhi
17
harapan keuntungan finansial yang tinggi para pemegang saham. Rantai nilai proses bisnis internal terdiri dari tiga proses bisnis utama, yaitu. a.
Proses inovasi, merupakan pengidentifikasian kebutuhan pelanggan masa kini, masa datang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan
meliputi:
peluncuran
produk
baru,
dan
mempercepat
penyerahan produk ke pasar. b.
Proses operasi, merupakan gelombang pendek penciptaan nilai dalam perusahaan. Proses operasi menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan secara efisien, konsisten, dan tepat waktu.
c.
Proses pelayanan purna jual, tahap ini adalah nilai rantai internal. Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dijual. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan dengan menggunakan pengukuran yang bersifat waktu, mutu, dan biaya. Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
mengidentifikasikan
infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan kinerja jangka panjang. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, ukuran yang berorientasi kepada pekerja terdiri atas gabungan ukuran hasil generik/kepuasan, tingkat retensi, pelatihan dan keahlian pekerja ditambah dengan faktor pendorong ukuran generik ini (Kaplan dan Norton, 2000). Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan agar tiga perspektif lainnya dapat tercapai. Tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
18
merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif yaitu keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal. Kelompok pengukuran
utama untuk
menilai kinerja
perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan yaitu. a.
Kepuasan karyawan, di mana tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan. Oleh karena itu perusahaan ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpusatkan oleh perusahaan.
b.
Retensi karyawan, di mana tujuannya adalah memperhatikan selama mungkin para karyawan yang diminati oleh perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Tingkat perputaran karyawan merupakan tolok ukur umum untuk menentukan tingkat loyalitas karyawan yang diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun di lingkungan perusahaan. Menurut Singgih (2001) dalam metode pengukuran kinerja balanced
scorecard ada 3 prinsip yang memungkinkan strategi dapat diterjemahkan kedalam berbagai tujuan dalam setiap perspective, dalam perencanaan strategis, yaitu sebagai berikut ini: a.
Hubungan sebab dan akibat. Rantai sebab dan akibat harus mencakup keempat faktor balanced scorecard jadi setiap pengukuran yang dipilih dalam
19
balanced scorecard harus menjadi elemen dari rantai hubungan sebab dan akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi pada sebuah perusahaan b.
Ukuran hasil dan ukuran pemicu kinerja. Tolok ukur inilah yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan (lebih baik, lebih buruk, atau tetap).
c.
Keterkaitan dengan masalah financial. Hubungan sebab akibat semua ukuran dalam sebuah balanced scorecard harus terkait dengan setiap tujuan financial perusahaan.
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Berpikir Pembangunan perekonomian di Indonesia dilaksanakan oleh tiga sektor yaitu, sektor pemerintah melalui BUMN, sektor swasta, dan koperasi. Sampai kini sektor swasta masih mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi kontribusinya terhadap perekonomian di Indonesia masih berada di lini terakhir. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi sekaligus sebagai gerakan rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi diharapkan mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Koperasi ini berdiri pada tahun 2005 dengan badan hukum Nomor; 03/BH/DISKOP/01/2006. Koperasi Perikanan Segaraning Harum hanya melakukan analisis kinerja secara keuangan. Pengukuran dengan metode ini mempunyai banyak kelemahan karena tidak cukup mewakili kinerja keseluruhan koperasi di luar aspek keuangan. Alat analisis yang tidak hanya mengukur aspek keuangan adalah balanced scorecard. Elemen balanced scorecard tersebut yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, persepektif proses bisnis internal, dan persepektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penerapan elemen balanced scorecard memfokuskan pengerahan sumber daya koperasi untuk tujuan jangka panjang. Penerapan elemen balanced
20
21
scorecard
diharapkan
mampu
merumuskan
strategi
koperasi,
sehingga
tercapainya keselarasan tujuan dan mendorong sumber daya koperasi untuk bertindak yang terbaik bagi koperasi. Kerangka pemikiran digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut ini.
Pembangunan perekonomian Indonesia Koperasi sebagai sokoguru perekonomian
Koperasi Perikanan Segaraning Harum
Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum
Perspektif keuangan
Perspektif pelanggan
Perspektif proses bisnis internal
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum
Rekomendasi
Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum
22
3.2
Kerangka Konseptual Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning
Harum menggunakan empat perspekif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspekif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif
keuangan
yaitu:
(1)
Rasio
likuiditas
dengan
menggunakan Current Ratio; (2) Rasio solvabilias dengan menggunakan Total Asset to Debt Ratio; dan (c) Rasio rentabilitas dengan menggunakan Return on Asset. Perspektif pelanggan yaitu: (1) Kepuasan pelanggan; (2) Retensi pelanggan. Perspektif proses bisnis internal yaitu Manufacturing Cycle Effective-ness (MCE) pembuatan tabungan <30 menit per transaksi dan permohonan kredit yaitu <30 menit per transaksi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu (1) kepuasan karyawan; (2) retensi karyawan. Kerangka konseptual secara lebih mendetail yaitu sebagai berikut: Perspektif Keuangan : 1. Ratio likuiditas: Current ratio 2. Ratio Solvabilitas: Total assets to debt ratio 3. Ratio Rentabilitas: Return on asset
Perspektif Pelanggan : 1. Kepuasan pelanggan 2. Retensi pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal : 1. MCE pembuatan tabungan < 30 menit 2. MCE permohonan kredit < 30 menit
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan : 1. Tingkat kepuasan karyawan 2. Retensi karyawan
Penerapan Elemen Balanced Scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum
Gambar 3.2 Kerangka Konseptual Penerapan Elemen Balanced Scorecard Koperasi Perikanan Segaraning Harum
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini yang berjudul “Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung”, membahas mengenai penerapan 4 elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Balanced scorecard akan diterapkan selama sebulan di unit simpan pinjam Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Dalam penelitian ini dirancang analisis data yang akan dilakukan melalui bagan implementasi balanced scorecard yang meliputi empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan dengan metode analisis deskriptif. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum yang bertempat di Jalan Segara Kulon No 29 Tanjung Benoa Badung. Pengumpulan data lapang ini dilakukan dari bulan November sampai Desember
23
24
2014. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan dasar pertimbangan sebagai berikut. 1.
Koperasi Perikanan Segaraning Harum merupakan salah satu koperasi perikanan yang terletak di Kabupaten Badung.
2.
Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam menjalankan unit usahanya masih menggunakan tolok ukur yang hanya berfokus pada perspektif keuangan.
3.
Pihak manajemen bersikap terbuka sehingga data dalam penelitian mudah diperoleh.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Penerapan elemen balanced scorecard meliputi empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif
pelanggan,
perspektif
proses
bisnis
internal,
dan
perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini bersifat deskriptif. Untuk mengetahui penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum akan diukur dengan menggunakan bagan implementasi balanced scorecard. Bagan ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi dari 4 perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
25
4.4 Penentuan Sumber Data 4.4.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2009). Populasi pelanggan dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang telah menjadi anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Jumlah anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada tahun 2013 berjumlah 416 orang. Populasi karyawan adalah jumlah seluruh karyawan yang bekerja pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum sampai dengan 2013 sebesar 35 orang. Teknik pengambilan sampel karyawan dengan menggunakan metode sampling jenuh atau sensus yaitu teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Ukuran sampel anggota koperasi ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein, 2003) yaitu: n=
N 1 Ne 2
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= populasi
e
= batas kesalahan
Berdasarkan rumus diatas jumlah pelanggan anggota di Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada tahun 2013 sejumlah 416 orang dengan batas
26
kesalahan 10 persen, maka ukuran sampelnya sebesar 80,62 atau dibulatkan menjadi 81 orang. Teknik pengambilan sampel anggota koperasi yaitu accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009). Kriteria utama yang dijadikan sampel pelanggan dalam penelitian ini adalah orang tersebut merupakan anggota dari Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
4.4.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi yang dilakukan secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait langsung dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data yang dicari meliputi sejarah koperasi, struktur organisasi, laporan keuangan dari tahun 2009 s.d 2013, dan data penunjang lainnya. Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang mampu memberikan informasi yang terkait dengan penelitian, seperti
27
dokumen, buku-buku yang menunjang dalam penelitian, serta penggunaan media internet.
4.4.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, yaitu: (1) Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati kondisi koperasi dan usaha koperasi secara langsung. Hal ini bertujuan selain untuk mengetahui kondisi dari objek penelitian, juga untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai kinerja keuangan dan transaksi pembuatan tabungan dan permohonan kredit koperasi. (2) Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada untuk dapat digunakan menurut kehendak peneliti, dapat dilakukan dengan cara mengambil data sekunder dari catatan atau buku yang ada koperasi, untuk data seperti jumlah anggota, laporan keuangan, sejarah, dan struktur koperasi dan lain-lain. (3) Wawancara, yaitu merupakan penyebaran kuesioner kepada pelanggan dan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum, menyangkut tingkat kepuasan yang diperoleh pelanggan dan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Metode ini digunakan untuk menyaring pendapat dan persepsi pelanggan serta karyawan dengan pertanyaan berbentuk pilihan, sehingga responden dapat memilih sesuai dengan jawaban yang diinginkan.
28
4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Pengukuran variabel penelitian Pengukuran variabel penelitian dilakukan berdasarkan indikator dan parameter. Pengukuran adalah pemberian angka pada obyek atau kejadian berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan pemberian nilai dalam bentuk angka pada suatu obyek. Mengukur obyek, dilakukan melalui mengukur indikasi atau ciri-ciri obyek pengamatan, berdasarkan hal-hal yang diduga merupakan indikasi sifatsifat obyek yang diamati tersebut (Kerlinger, 2000). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1)
Perspektif finansial Perspektif finansial diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti
terlihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan telaah pustaka terdapat tiga indikator dan 6 parameter. Tabel 4. 1 Indikator dan Parameter Perspektif Finansial Variabel
Indikator
Parameter
Rasio Likuiditas
Current Ratio
Rasio Solvabilitas
Total Debt to Total Asset
Rasio Rentabilitas
Return on Asset
(1) Aktiva lancar (2) Pasiva lancar (1) Total utang (2) Total aktiva (1) Sisa hasil usaha (2) Total aktiva
Sumber: Sari, 2013 Pengukuran perspektif finansial diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.1. Menurut Sari (2014) terdapat empat variabel yang digunakan dalam perspekif finansial, sedangkan dalam penelitian
29
ini hanya digunakan tiga variabel. Perspektif finansial terdiri atas tiga indikator dan enam parameter.
(2)
Perspektif pelanggan Perspektif pelanggan diukur berdasarkan indikator dan parameter seperti
terlihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan telaah pustaka terdapat lima indikator dan 25 parameter. Tabel 4. 2 Indikator dan Parameter Perspektif Pelanggan Variabel
Indikator
Kepuasan 1. Bukti Pelanggan langsung
2. Keandalan
3. Daya tanggap
4. Jaminan
Parameter (1) Fasilitas koperasi yang memadai yaitu tersedianya toilet (2) Kondisi koperasi bersih (3) Karyawan koperasi berpenampilan rapi (4) Penataan interior koperasi menarik (5) Kegiatan operasional koperasi didukung oleh petugas yang memadai (1) Transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat (2) Informasi yang disampaikan karyawan koperasi mudah dipahami (3) Pelayanan yang diberikan koperasi sudah sesuai yang diharapkan (4) Koordinasi karyawan di lingkungan koperasi sangat baik (5) Karyawan koperasi mampu menanggapi nasabah dengan cepat (1) Karyawan koperasi ramah dalam melayani Anda (2) Anda merasa nyaman bertransaksi di koperasi (3) Karyawan koperasi melayani Anda dengan cepat (4) Karyawan koperasi mampu meyakinkan dalam mengatasi keluhan Anda (5) Karyawan harus selalu bersedia membantu Anda (1) Karyawan koperasi bekerja dengan trampil
30
5. Empati
(2) Prosedur pengurusan administrasi jelas (3) Karyawan koperasi menguasai bidang pekerjaannya masing-masing (4) Anda dapat mempercayai karyawan (5) Kejujuran sikap para karyawan dalam melayani anggota (1) Karyawan koperasi dapat melakukan komunikasi dengan baik saat melayani Anda (2) Karyawan koperasi memberi perhatian kepada Anda (3) Karyawan koperasi memahami kebutuhan transaksi Anda (4) Sikap adil yang ditunjukkan para karyawan dalam melayani pelanggan (5) Pembagian kerja di antara karyawan sesuai dengan jenis pelayanan
Sumber: Rupa, 2009 Menurut Rupa (2009), terdapat lima indikator yang mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan. Hasil pengukuran kepuasan pelanggan dibagi menjadi lima kategori, yakni: nilai 5 untuk kategori sangat puas, nilai 4 untuk kategori puas, nilai 3 untuk kategori ragu-ragu, nilai 2 untuk kategori tidak puas, dan nilai 1 untuk kategori sangat tidak puas.
(3)
Perspektif bisnis internal Perspektif bisnis internal diukur berdasarkan indikator dan parameter
seperti terlihat pada Tabel 4.3 Berdasarkan telaah pustaka terdapat satu indikator dan dua parameter.
31
Tabel 4. 3 Indikator dan Parameter Perspektif Bisnis Internal Variabel
Indikator
Parameter
Efisiensi Waktu
Manufacturing Cycle Efficiency
(1) Waktu pengolahan (2) Waktu penyelesaian
Sumber: Rupa, 2009 Menurut Rupa (2009), terdapat satu indikator yang mencerminkan perspektif bisnis internal. Perspekif bisnis internal terdiri dari satu indikator dan dua parameter. Ukuran kinerja dalam penelitian ini meliputi waktu penyelesaian jasa transaksi dalam bentuk pembuatan tabungan dan permohonan kredit. (4)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan diukur berdasarkan
indikator dan parameter seperti terlihat pada Tabel 4.4 Berdasarkan telaah pustaka terdapat lima indikator dan 25 parameter.
Tabel 4.4 Indikator dan Parameter Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Karyawan Variabel
Indikator
Parameter
Tingkat kepuasan karyawan
1. Kerja secara mental
(1) Sebagai karyawan koperasi menyukai pekerjaannya (2) Anda sebagai karyawan koperasi dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan (3) Atasan memberikan keleluasaan kepada Anda untuk bertindak (4) Anda kerjakan dengan ikhlas setiap pekerjaannya (5) Atasan menghargai hasil kerja Anda (1) Imbalan yang diterima sesuai dengan tuntutan pekerjaan (2) Imbalan yang diterima sesuai dengan jabatan pekerjaan
2. Ganjaran
32
(3) Imbalan yang diterima sesuai dengan tingkat keterampilan (4) Adanya jaminan kerja termasuk tunjangan hari tua (5) Ada penghargaan atas prestasi Anda dalam bekerja 3. Kondisi (1) Tersedia fasilitas yang memadai bagi kerja karyawan koperasi seperti toilet. (2) Suasana tempat kerja Anda nyaman (3) Suasana kerja Anda menyenangkan (4) Di lingkungan kerja Anda, ada keinginan untuk memecahkan masalah yang ada (5) Lingkungan kerja anda menarik 4. Rekan kerja (1) Rekan kerja bersikap baik serta menghargai pekerjaan dan hasil kerja Anda (2) Kerjasama yang baik dengan rekan kerja (3) Komunikasi yang baik dengan rekan kerja (4) Atasan peduli pada keadaan bawahan. (5) Atasan menanggapi masukan Anda 5. Kesesuaian (1) Pekerjaan sesuai dengan latar belakang kepribadian pendidikan Anda dengan (2) Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan pekerjaan kemampuan Anda (3) Pekerjaan sesuai dengan hati nurani Anda (4) Pekerjaan yang dilakukan mampu memberi kepuasan dalam bekerja (5) Jabatan Anda sesuai dengan karakter yang Anda miliki Sumber: Rupa, 2009 Menurut Rupa (2009), terdapat lima indikator yang mencerminkan tingkat kepuasan karyawan. Hasil pengukuran kepuasan karyawan dibagi menjadi lima kategori, yakni: nilai 5 untuk kategori sangat puas, nilai 4 untuk kategori puas, nilai 3 untuk kategori ragu-ragu, nilai 2 untuk kategori tidak puas, dan nilai 1 untuk kategori sangat tidak puas
33
4.5.2 Batasan Operasional Variabel Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode balanced scorecard merupakan metode ukuran kinerja yang menganalisis unit bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 2. Laporan keuangan yaitu neraca dan laporan rugi laba Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November yang selanjutnya digunakan sebagai data based analisis keuangan. 3. Rasio likuiditas yaitu perbandingan yang digunakan untuk mengukur likuiditas Koperasi Perikanan Segaraning Harum pada bulan November dengan rasio current ratio. 4. Rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang akan dihitung dengan total assets to debt ratio. 5. Rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, yang akan dihitung dengan Return on Asset. 6. Perspektif pelanggan tingkat kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan yang diukur dengan satuan persentase. 7. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tingkat kepuasan karyawan dan retensi karyawan yang di ukur dalam satuan persentase.
34
8. Perspektif proses bisnis internal di ukur dengan Manufacturing cycle efficiency (MCE).
4.6 Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai pedoman wawancara untuk mendapatkan jawaban dari responden adalah daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner) dengan anggota dan pelanggan. Penyebaran kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan karyawan dan pelanggan setelah menerapkan elemen balanced scorecard di koperasi. Instrumen lainnya yang juga akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah dilakukan koperasi pada bulan November untuk mengetahui perkembangan perspektif finansial pada elemen balanced scorecard.
4.7 Prosedur Penelitian Kegiatan menganalisis data dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data parameter elemen balanced scorecard yang telah dilakukan oleh koperasi. 2. Mengelompokkan daftar pertanyaan sesuai dengan klasifikasi masingmasing. 3. Memberikan target pencapaian masing-masing elemen balanced scorecard yang diterapkan selama sebulan. 4. Menjelaskan pencapaian elemen balanced scorecard secara deskriptif.
35
Untuk mengambil suatu kesimpulan dalam penelitian ini maka dilakukan metode deskriptif. Metode deskripsi dilakukan dengan menyajikan bagan implementasi balanced scorecard di mana ada target yang harus tercapai selama bulan November 2014 dan menjelaskan bagan tersebut secara lebih rinci dan jelas. Penjelasan tersebut untuk mengevaluasi apakah balanced scorecard dapat diterapkan pada koperasi.
4.8 Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menerapkan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraing Harum dengan mendeskripsikan empat perspektif sebagai berikut.
4.8.1 Perspektif keuangan 1.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
utang jangka pendeknya. Posisi likuiditas yang baik memungkinkan perusahaan memperoleh kesempatan investasi dan memenuhi kebutuhan operasional. Rasio likuiditas mengukur sebaik apa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya (Riyanto, 2001).
Rasio likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio.
Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang dinyatakan dalam persentase. Rumus yang digunakan adalah. Current ratio =
Aktiva lancar Utang lancar
X 100%
36
2.
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan total assets to debt ratio. Total assets to debt ratio adalah perbandingan antara utang lancar ditambah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001 dan Gasperz, 2005). Rumus yang digunakan adalah adalah. Total Debt to Total Assets =
3.
Total utang Total aktiva
X 100%
Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas ini juga disebut sebagai rasio profitabilitas yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Return on Asset adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan total aktiva. Rumus yang digunakan adalah. Return on Asset =
Sisa Hasil Usaha (SHU) Total Akiva
X 100%
Adapun standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/ rentabilitas berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006
37
tentang pedoman penilaian koperasi berprestasi/koperasi award dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Standar pengukuran rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas No Jenis Rasio 1
2
3
Rasio Likuiditas - Current Ratio
Rasio Solvabilitas - Total debt to total assets
Standar (tahunan)
Kriteria
200% s/d 250% 175% - <200% 150% - <175% 125% - <150% <125%
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat
≤40% >40% s/d 50% >50% s/d 60% >60% s/d 80% >80%
Sehat Cukup sehat Kurang sehat Tidak sehat Sangat tidak sehat
Rasio Rentabilitas - Return on Asset
<10% Sehat 7% s/d <10% Cukup sehat 3% s/d <7% Kurang sehat 1% s/d <3% Tidak sehat <1% Sangat tidak sehat Sumber: Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, 2007
4.8.2 Perspektif pelanggan Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan mengenai pelayanan Koperasi Perikanan Segaraning Harum selama bulan November maka akan diukur dengan menggunakan skala likert. Analisis ini dihasilkan dari penilaian jawaban kuisoner, di mana setiap jawaban telah diberi bobot tertentu. Jawaban tersebut dikelompokkan lalu ditabulasikan untuk kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui skor total dari seluruh responden. Jumlah total skor tersebut dibagi
38
dengan banyaknya pertanyaan untuk mendapatkan skor akhir sebagai dasar penilaian tingkat kepuasan konsumen. Dengan skala ini, responden diminta terhadap setiap pertanyaan dengan memilih satu dari lima pilihan di mana 1 menunjukkan tingkat yang paling rendah dan 5 menunjukkan tingkat yang paling tinggi. Ketentuan yang dipakai untuk menilai kisaran skor dapat dirumuskan oleh Effendi (2002) sebagai berikut. Jarak Jumlah Kelas
0,8
Di mana : I : Interval kelas Jarak : Nilai data tertinggi dikurangi nilai data terendah Jumlah kelas : Jumlah kategori yang ditentukan Dengan menggunakan interval kelas tersebut, maka masing-masing kelas dapat diketahui nilainya. Nilai dari masing-masing kelas diformulasikan dengan menggunakan skor. Kategori ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut.
Tabel 4.6. Kategori Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Skor
Interval Skor
1 2 3 4 5
1,0 1,8 2,6 3,4 4,2
< 1,8 < 2,6 < 3,4 < 4,2 ≤ 5,0
Persentase (%) 20 – 36 <36 – 52 <52 – 68 <68 – 84 <84 – 100
Kategori Sangat Puas Puas Ragu-ragu Tidak Puas Sangat Tidak Puas
4.8.3 Perspektif proses bisnis internal Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan MCE (manufacturing cycle efficiency) pada transaksi simpanan dan permohonan
39
pinjaman. Tolok ukur yang digunakan dalam analisis ini adalah manufacturing cycle efficiency (MCE), menurut Kaplan dan Norton (2000) yaitu: MCE =
Waktu pengolahan Waktu penyelesaian
Dalam hal ini waktu pengolahan waktu standar sesuai dengan yang diterapkan oleh pihak manajemen dan waktu penyelesaian adalah waktu sebenarnya yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap transaksi. Ukuran kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam penelitian ini meliputi waktu penyelesaian jasa transaksi simpanan dalam bentuk tabungan dan permohonan pinjaman yaitu waktu yang diperlukan karyawan dalam menyelesaikan suatu transaksi keuangan dengan anggota atau pelanggan sampai dengan jasa tersebut diserahkan.
4.8.4 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Menurut Kaplan dan Norton (2000), analisis yang digunakan untuk menilai kinerja dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Koperasi Perikanan Segaraning Harum adalah dengan menghitung tingkat kepuasan karyawan selama bulan November. Cara untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum, maka akan diukur dengan menggunakan skala likert.
40
4.8.5 Tahapan Penerapan Elemen Balanced Scorecard Tahapan desain dan penerapan elemen balanced scorecard menurut Umar (2003) adalah sebagai berikut: a. Penentuan Tujuan Proses yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menentukan apa yang akan diperhatikan, diubah atau diperbaiki dalam rangka mencapai apa yang telah ditentukan. Koperasi Perikanan Segaraning Harum memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota melalui pemberian kemudahankemudahan dalam bentuk pinjaman, pemanfaatan fasilitas kebutuhan nelayan yang disediakan di unit Kedai Pesisir dengan sistem tunai atau kredit, penyediaan bahan bakar untuk kebutuhan melaut nelayan dan memberikan pelayanan di bidang pelelangan ikan sehingga ikan-ikan yang ditangkap dapat segera disalurkan kepada pedagang dengan harga yang kompetitif. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kemampuan dan profesionalitas karyawan koperasi untuk melayani para pelanggan. b. Penentuan Ukuran Strategi Pada tahapan ini, manajemen menentukan suatu ukuran yang bersifat strategis. Ukuran ini memberikan sinyal lebih awal kepada manajemen dalam menentukan strategi berikutnya. Ukuran-ukuran finansial saja tidaklah cukup, adapun untuk mengukur strategi tersebut dilakukan evaluasi terhadap empat perspektif yang dilakukan koperasi yaitu dari perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dan perspektif bisnis internal. Perspektif finansial melalui perhitungan Current Ratio, Total Debt to
41
Asset Ratio, dan Return on Asset, sehingga sisa hasil usaha (SHU) yang diterima anggota semakin besar. Perspektif pelanggan dengan mengukur kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan dengan mengukur kepuasan karyawan dan retensi karyawan. Perspektif proses bisnis internal dengan mempercepat proses peminjaman dan proses pembuatan tabungan. Strategi tersebut dilakukan selama satu bulan yaitu bulan November tahun 2014. c. Pengidentifikasian Strategi Strategi yang dapat diterapkan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum harus mencakup empat perspektif balanced scorecard yaitu finansial, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta proses bisnis internal. Ukuran perspektif finansial yaitu: (1) Current Ratio 2013 = <250%; (2) Total Asset to Debt Ratio = <40%; dan (3) Return on Asset = >10%. Ukuran perspektif pelanggan yaitu: (1) Kepuasan pelanggan yaitu 75% pelanggan merasa puas, (2) Retensi pelanggan yaitu <20% konsumen keluar per bulan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu (1) kepuasan karyawan yaitu 75% karyawan merasa puas dan (2) retensi karyawan yaitu <20% karyawan keluar. Perspektif proses bisnis internal yaitu (1) proses pembuatan tabungan <30 menit per transaksi dan (2) proses permohonan kredit yaitu <30 menit per transaksi. d. Prediksi Hasil Strategi dari perspektif finansial, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan, serta proses bisnis internal diharapkan dapat memperbaiki dan mendukung kinerja koperasi. Penerapan keempat perspektif tersebut diharapkan dapat
42
meningkatkan kinerja baik dari segi keuangan, karyawan, pelanggan dan proses bisnis internal. Pelaksanaan balanced scorecard selama satu bulan memang dirasa belum cukup karena penerapan elemen balanced scorecard tersebut membutuhkan waktu beberapa tahun. Namun, manajemen koperasi berharap walaupun pelaksanaanya hanya sebulan dapat memberi dampak positif bagi kinerja koperasi. e. Membangun Komitmen Penerapan elemen balanced scorecard tersebut dibangun dengan komitmen dari karyawan koperasi unit simpan pinjam dan manajemen koperasi. Manajemen dan karyawan unit simpan pinjam berkomitmen untuk menerapkan strategi balanced scorecard selama sebulan dengan langkah mempercepat kinerja karyawan khususnya dalam proses peminjaman dan pembuatan tabungan. Penerapan elemen balanced scorecard hanya dilakukan di unit simpan pinjam karena penerapan elemen balanced scorecard memang pada awalnya hanya diterapkan pada satu unit usaha saja. Koperasi memiliki 4 unit usaha tetapi unit simpan pinjam yang memiliki perkembangan positif baik dari segi finansial dan karyawannya. f. Perencanan Tahap selanjutnya Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi kebijakan penerapan elemen balanced scorecard selama sebulan. Penerapan elemen balanced scorecard diharapkan sebagai suatu strategi yang dapat diterapkan di koperasi pada periode selanjutnya. Balanced scorecard yang memperhatikan 4 aspek yang mendukung kinerja koperasi diharapkan menjadi strategi utama bagi koperasi
43
untuk bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya yang terdapat di daerah tersebut seperti Lembaga Pekreditan Desa (LPD) yang sudah lebih lama menjadi
lembaga
diharapkan
mampu
ekonomi
andalan
mencapai
tujuan
masyarakat. koperasi
Balanced untuk
scorecard
meningkatkan
kesejahteraan anggota khususnya nelayan di daerah pesisir tersebut. Balanced scorecard adalah salah satu strategi bersaing bagi koperasi di masa ini. Pelaksaaan balanced scorecard memang pada awalnya hanya digunakan pada lembaga ekonomi atau perusahaan yang menjadikan profit sebagai tujuan utama namun koperasi sebagai salah satu pilar perekenomian masyarakat dirasa perlu untuk menerapkan strategi ini agar dapat bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Koperasi memang merupakan lembaga non ekonomi, namun seiring perkembangan zaman koperasi dirasa perlu untuk mencari keuntungan sehingga kesejahteraan masyarakat khususnya anggota dapat meningkat. Penerapan elemen balanced scorecard membutuhan waktu yang lama karena trial dan error strategi yang dianggap paling sesuai untuk usaha tersebut. Penerapan elemen balanced scorecard pada awalnya hanya dilakukan pada satu unit usaha untuk melihat apakah strategi tersebut sesuai dengan tujuan usaha tersebut. Setelah sesuai diterapkan pada satu unit usaha maka penerapan elemen balanced scorecard dapat dilakukan pada unit usaha lainnya. Simpan pinjam merupakan unit usaha paling stabil dan menguntungan yang dimiliki oleh koperasi sehingga unit ini cocok untuk menerapkan balanced scorecard. Bagan penerapan elemen balanced scorecard pada unit simpan pinjam seperti Gambar 4.1 di bawah ini.
44
Variabel Rasio likuiditas Rasio solvabilitas Rasio rentabilitas
Perspektif finansial Ukuran Target Current ratio >250 % per November 2014 Total debt to total <40 % per assets November 2014 Return on Asset >10 % per November 2014
Perspektif pelanggan Variabel Ukuran Target Kepuasan Persentase 75% pelanggan konsumen responden yang puas merasa berdasarkan puas survey konsumen Retensi Persentase 20% pelanggan pelanggan konsumen yang keluar keluar satu bulan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan Variabel Ukuran Target Kepuasan Persentase 75% karyawan konsumen responden yang puas merasa puas berdasarkan survey konsumen Retensi Persentase 20% karyawan karyawan karyawan yang keluar keluar satu bulan
Perspektif proses bisnis internal Variabel Ukuran Target Proses MCE >1 per bulan pembuatan tabungan Proses MCE > 1 per bulan peminjaman
Gambar 4.1 Bagan Penerapan Elemen Balanced Scorecard
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Koperasi Perikanan Segaraning Harum Desa Pakraman Tanjung Benoa yang terletak di kaki Pulau Bali merupakan sebuah daratan pantai, sehingga kaya akan potensi dibidang wisata bahari, perikanan dan kelautan. Secara administratif kawasan ini terletak di Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung serta memiliki empat banjar adat dan satu Banjar Panca Bhineka, Kawasan ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik dibidang wisata bahari maupun dalam bidang perikanan dan kelautan terbukti dengan dibangunnya Tempat Pendaratan Ikan (TPI), Dermaga serta Premium Solar Packaged Dealer Nelayan (PSPDN) oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung yang secara sinergis bersama-sama menumbuh kembangkan sektor kelautan dan perikanan yang berbasis wisata bahari. Melalui proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir atau disebut Coastal Community Development International Fund For Agricultural Development (CCD-IFAD) merupakan kerjsama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD, berdasarkan Financing Agreement Pemerintah Republik Indonesia diharapkan agar mampu memberikan kontribusi positif terhadap kompetensi masyarakat pesisir di dalam mengelola sumber daya perikanan dan kelautan. Salah satu kegiatan CCD-IFAD adalah kegiatan Learning Center dengan menunjuk Kabupaten Badung sebagai penyelenggara untuk pemberdayaan
45
46
masyarakat pesisir dan pengembangan usaha melalui pelatihan pengembangan usaha bertempat di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Tanjung Benoa yang mana pesertanya berasal dari 13 Kabupaten Kota serta Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Atas
Asung
Wara
Nugraha
Ida
Sanghyang
Widhi
Wasa
(Tuhan Yang Maha Esa) Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat didirikan pada
tanggal
29
Desember
2005
dengan
Badan
Hukum
Nomor:
03/BH/DISKOP/01/2006, secara teknis operasional berada dibawah Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Badung. Berdirinya koperasi ini dari pemikiran beberapa orang yang peduli terhadap nasib masyarakat nelayan dan masyarakat yang hidup di pesisir pantai Desa Pakraman Tanjung Benoa untuk mendirikan sebuah koperasi guna menampung aspirasi mereka didalam memenuhi kebutuhan melaut serta mengoptimalkan hasil tangkapannya guna meningkatkan tingkat kesejahteraannya. Cikal bakal berdirinya Koperasi Perikanan Segaraning Harum berkat keinginan para putra nelayan yang melihat fenomena dan dinamika perkembangan potensi sektor perikanan dan kelautan belum digarap secara optimal dan berkelanjutan. Atas dasar itu maka tujuh orang pionir yang peduli terhadap para nelayan menyatukan sikap, komitmen untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di sektor perikanan dan kelautan seperti I Made Mentra, SE.,MM, A.A Gede Asrama, I Ketut Sadia, I Made Parsa, I Made Sadia, dan Ni Wayan Mastri. Berdirinya koperasi ini juga berkat dukungan dari Bapak Kepala Kelurahan Tanjung Benoa I Wayan Dibia Adnyana, S.Pd., S.Ag yang telah memberikan
47
andil yang cukup besar baik dari sisi tempat di mana PSPDN itu dibangun yaitu dengan adanya perluasan tanah pada saat reklamasi pantai di depan kantor TPI maupun dari sisi rekomendasi. Demikian pula dukungan dan motivasi yang diberikan oleh Jero Bendesa Adat Tanjung Benoa, A.A Gede Asrama dan para nelayan yang bernaung di bawah bendera kelompok Mawar Kuning I dan II. Ide awal berdirinya Koperasi Perikanan Segaraning Harum adalah melalui rapat pada tanggal 21 dan 27 November 2005 bertempat di Pura Dalem Sakti dengan membentuk panitia kerja yang tugasnya adalah untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap berdirinya koperasi yang mana pada saat itu kebetulan telah dan sedang diadakan kegiatan upacara keagamaan Karya Mamungkah dan Ngenteg Linggih yang puncaknya pada hari Rabu tanggal 16 November 2005. Kemudian pada hari Jumat tanggal 1 Desember 2005 diadakan rapat koordinasi tentang sosialisasi pembentukan koperasi yang dihadiri oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Badung, Anggota DPRD Badung yang membidangi Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, para pionir dan kelompok Mawar Kuning I dan II, bertempat di Gedung Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Tanjung Benoa, dan rapat dilanjutkan kembali pada hari Minggu tanggal 11 Desember 2005 dengan agenda rapat adalah tentang Pemantapan Persiapan Pembentukan Koperasi serta mekanisme dan prosedur pengisian syarat-syarat mendirikan koperasi bertempat di TPI Tanjung Benoa dengan melibatkan seluruh panitia kerja, anggota kelompok Mawar Kuning I dan II, Jero Bendesa, dan para
48
tokoh, dengan narasumber dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Badung. Persyaratan-persyaratan tentang Pedoman Teknis Pendirian Koperasi dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat diselesaikan dengan baik berkat kerja keras semua pihak, terbukti pada tanggal 29 Desember 2005 Akta Pendirian Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat disahkan melalui “Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor; 03/BH/DISKOP/01/2006.
Dengan
disahkannya
Akta
Pendirian
Koperasi
Perikanan Segaraning Harum yang bertempat di Jalan Segara Kulon No. 29 Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang dibuat dihadapan Notaris I Ketut Wirata, SH maka dengan demikian status Koperasi Perikanan Segaraning Harum berstatus berbadan hukum Koperasi. Adapun struktur kepengurusan Koperasi Perikanan Segaraning Harum periode 2012-2016 adalah sebagai berikut: a.
b.
Badan Pengawas: 1) Ketua
: I Made Mentra, SE.,MM.
2) Sekretaris
: Ni Wayan Mastri
Pengurus Koperasi: 1) Ketua
: I Made Sudra, SE
2) Wakil Ketua : A.A Gede Asrama 3) Sekretaris
: I Wayan Suandha
4) Bendahara
: Ir. I Ketut Widia
49
Struktur organisasi Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut: PEMBINA 1. Dinas Koperasi UKM Kab. Badung 2. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
PENASEHAT 1. Lurah Tanjung Benoa 2. Bendesa Adat Tanjung Benoa
Badan Pengawas
Anggota
Dewan Perwakilan
1. Pengurus 2. Manager
Kepala Unit Usaha
Karyawan/Pegawai
Keterangan : = Garis Komando = Garis Monitoring
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Koperasi Perikanan Segaraning Harum
50
Deskripsi jabatan adalah sebagai berikut: A. Pembina 1) Memberikan pembinaan terhadap peningkatan kinerja koperasi. 2) Memberikan pembinaan tentang peningkatan kompetensi sumber daya manusia. 3) Memberikan pembinaan tentang pengelolaan manajemen koperasi. B. Penasehat 1) Memberikan dukungan secara maksimal dan nyata demi kemajuan koperasi. 2) Memberikan motivasi maupun dorongan terhadap masyarakat tentang pentingnya koperasi. 3) Meningkatkan kerjasama secara terpadu terhadap institusi-institusi organisasi kemasyarakatan. C. Badan Pengawas 1) Memberikan saran, pendapat, peringatan dan teguran baik lisan maupun tertulis kepada pengurus dan pegawai. 2) Mempunyai kewenangan untuk mengadakan rapat anggota luar biasa atas persetujuan Dewan Perwakilan Anggota (DPA), jika terjadi: a.
Pelanggaran berat yang dilakukan oleh pengurus maupun pegawai yang mengakibatkan terjadinya kerugian koperasi,
b.
Karena adanya bencana alam,
c.
Negara dalam keadaaan darurat.
51
3) Mempunyai kewenangan untuk mengadakan Rapat Pimpinan (Rapim) yang melibatkan Pengurus, Pengawas dan Dewan Perwakilan Anggota serta memantau seluruh kegiatan operasional koperasi. D. Pengurus 1) Ketua dan atau Wakil Ketua a) Bertanggung jawab atas jalannya usaha koperasi bersama-sama dengan manajer. b) Memimpin rapat koordinasi (rakor) dilingkungan unit-unit yang ada di koperasi dan rapat pengurus serta memimpin rapat pra rat atau rat. c) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi
kinerja usaha koperasi
bersama-sama dengan manajer. 2) Sekretaris a) Membuka dan menutup acara rapat pra rat / rat atau rapat lainnya yang melibatkan seluruh anggota koperasi. b) Membuat, memelihara, dan menyimpan Berita Acara tentang Rapat Koordinasi (Rakor) seta rapat-rapat yang melibatkan seluruh anggota koperasi. c) Menyiapkan absensi dan rekapitulasi rapat koordinasi, pra rat dan rat. 3) Bendahara a) Mencatat dan menerima semua transaksi keuangan yang dibayar oleh pihak ketiga kepada koperasi serta menyimpannya di tempat aman yang telah ditentukan oleh pengurus koperasi.
52
b) Mengeluarkan dan mencatat keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada pihak ketiga atas persetujuan Ketua koperasi. c) Memelihara
dengan
aman
semua
keuangan,
barang-barang
tanggungan, surat berharga dan barang-barang lain milik koperasi maupun barang / surat jaminan pihak ketiga. 4) Dewan Perwakilan Anggota a) Mendapatkan laporan secara tertulis tentang kinerja pengurus dan pegawai koperasi melalui pengawas. b) Mempunyai wewenang untuk menindaklanjuti hasil laporan kinerja Pengurus dan Pegawai kepada anggota masing-masing setelah dibahas terlebih dahulu melalui mekanisme rapat koordinasi. c) Mempunyai kewajiban untuk menyampaikan hasil rapat koordinasi kepada anggota koperasi melalui papan pengumuman di masingmasing Banjar. 5) Kepala Unit Usaha a) Melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal kerja yang ditetapkan oleh pengurus. b) Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan pegawai di masingmasing unit usaha serta menyiapkan daftar hadir (absensi) setiap hari kerja. c) Wajib melaksanakan lembur apabila diperlukan oleh pengurus.
53
5.2
Karakteristik Responden Penelitian ini melibatkan 81 responden anggota koperasi dan 35 karyawan
koperasi. Adapun identitas responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan. Karakteristik karyawan disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum No 1
Karakteristik Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total 2 Usia a. <15 tahun b. 15 tahun – 65 tahun c. > 65 tahun Total 3 Pendidikan a. Tidak Tamat SD b. SD c. SMP d. SMU/SMK e. Diploma f. Sarjana g. Pascasarjana Total Sumber : Data diolah dari hasil survai, 2014
Frekuensi
Persentase (%)
46 35 81
56,79 43,21 100
0 81 0 81
0,00 100,00 0,00 100
5 21 10 40 4 1 0 81
6,17 25,93 12,35 49,38 4,94 1,23 0,00 100
Kondisi yang digambarkan pada Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa secara umum responden anggota berjenis kelamin laki-laki.. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki sebagai kepala rumah tangga merasa nyaman dan tertarik menjadi anggota koperasi. Tingkat umur responden berada pada kelompok usia produktif, yaitu usia di mana kemampuan dalam menginvestasikan pennghasilan tergolong tinggi. Responden merasa perlu untuk menjadi anggota agar memperoleh
54
kemudahan pinjaman dan untuk mendapatkan bunga tabungan. Tingkat pendidikan responden tertinggi adalah SMA/SMK. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota koperasi memiliki tingkat pendidikan yang tinggi karena melebihi dari program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Tingkat pendidikan mempengaruhi keputusan responden untuk menjadi anggota. Responden merasa tertarik untuk bergabung sebagai anggota koperasi karena memiliki manajemen yang baik dan pelayanan karyawan yang ramah. Kepuasan karyawan dihitung dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan koperasi. Penelitian ini melibatkan seluruh karyawan koperasi dan tidak terbatas pada unit simpan pinjam saja. Karyawan koperasi terdiri dari tujuh orang manajemen, tujuh orang unit simpan pinjam, lima orang unit kedai pesisir, empat orang unit pelelangan ikan, delapan orang unit PSPDN, dan empat orang satpam. Secara umum responden karyawan berjenis kelamin laki-laki.. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan laki-laki dibutuhkan oleh koperasi. Tingkat umur responden berada pada kelompok usia produktif, yaitu usia di mana kemampuan dalam bekerja tergolong tinggi. Tingkat pendidikan responden tertinggi adalah SMA/SMK. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan koperasi memiliki tingkat pendidikan yang tinggi karena melebihi dari program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun. Tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Karakteristik responden karyawan pada Tabel 5.2 di bawah ini.
55
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum No 1
2
3
Karakteristik Frekuensi Jenis Kelamin a. Laki-laki 22 b. Perempuan 13 Total 35 Usia a. <15 tahun 0 b. 15 tahun – 65 tahun 35 c. > 65 tahun 0 Total 35 Pendidikan a. Tidak Tamat SD 1 b. SD 3 c. SMP 2 d. SMU/SMK 27 e. Diploma 0 f. Sarjana 1 g. Pascasarjana 1 Total 81 Sumber : Data diolah dari hasil survai, 2014
Persentase (%) 62,86 37,14 100 0,00 100,00 0,00 100 2,86 8,57 5,71 77,14 0,00 2,86 2,86 100
5.3 Penerapan Elemen Perspektif Finansial di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Pada perspekif finansial menggunakan laporan keuangan pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh perhitungan rasio keuangan jangka waktunya adalah setahun bukan sebulan. Pada perspektif lainnya balanced scorecard dapat diterapkan selama sebulan hanya saja untuk finansial membutuhkan waktu yang lama. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan menerapkan perspekif finansial selama sebulan pada koperasi. Perhitungan ketiga rasio keuangan ini berasal dari sumber data berupa laporan keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis rasio keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum dapat dilihat pada Tabel 5.3
56
Tabel 5.3 Hasil Analisis Rasio-rasio Keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum tahun 2013 No
Tolok Ukur Keuangan
1
November Kategori 2014 (%) 118,00 Sangat tidak sehat
Rasio Likuiditas (current ratio) Rasio Solvabilitas (Total debt to assets 2 83,14 ratio) 3 Rasio Rentabilitas (Return on Asset) 7,69 Sumber: Koperasi Perikanan Segaraning Harum, 2014
Sangat tidak sehat Cukup Sehat
Tabel 5.3 menunjukkan hasil analisis rasio keuangan Koperasi Perikanan Segaraning Harum di mana hasil rasio likuiditas yang dinilai dengan current ratio menunjukkan bahwa koperasi dianggap sangat tidak sehat karena nilainya berada di antara <125% yaitu 118,00%. Pada bulan November 2014 kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas) berada di bawah standar rasio koperasi berprestasi. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan Koperasi Perikanan Segaraning Harum untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar adalah setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 1,18. Koperasi Perikanan Segaraning Harum memiliki kemampuan yang kecil dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek karena besarnya jaminan yang dimiliki koperasi atas kewajiban jangka pendeknya. Hasil analisis rasio solvabilitas yang dinilai dengan total debt to asset ratio yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koperasi dianggap sangat tidak sehat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rasio solvabilitas yaitu 83,14% yang nilainya lebih besar dari standar rasio Koperasi Berprestasi yaitu 40%. Pada bulan November 2014 jumlah rasio utang terhadap jumlah keseluruhan aktiva
57
sebesar 83,14%, maka hal ini dapat diartikan setiap Rp. 100,00 pendanaan koperasi Rp. 83,14 dibiayai dengan utang dan Rp. 16,86 disediakan oleh koperasi. Hal ini berarti pendanaan koperasi dibiayai oleh utang sehingga dinilai sangat tidak sehat apalagi berada di atas nilai standar rasio Koperasi Berprestasi. Para kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu dilikuidasi. Hasil analisis rasio rentabilitas yang dinilai dengan Return on Asset yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koperasi dianggap cukup sehat. Hal ini ditunjukkan demgan nilai Return on Asset yaitu 7,69% yang berada di antara 7%-<10%. Hal ini menunjukan situasi dan kondisi Koperasi Perikanan Segaraning Harum cukup baik dalam menghasilkan SHU bersih yang tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga untuk pemerataan kesejahteraan anggota. Oleh sebab itu kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum dari sisi finansial harus tetap ditingkatkan khususnya pada unit usaha simpan pinjam. Dalam penelitian ini, Koperasi Perikanan Segaraning Harum mampu bertahan dengan kategori yang sangat tidak sehat karena Koperasi ini tidak hanya memiliki satu unit usaha saja sehingga kekurangan pada unit usaha simpan pinjam dapat ditutupi oleh unit usaha lainnya Hal ini tentunya menjadi gambaran bagi koperasi bagaimana koperasi terus berbenah dan mengaktualisasi diri agar koperasi memperkecil jaminan, utang koperasi, dan perlunya penambahan modal koperasi. Dengan demikian, koperasi mampu memperbaiki kinerja dari sisi
58
keuangan dan meminimalisir resiko untuk selalu mengandalkan unit usaha lainnya agar menutupi kerugian unit simpan pinjam.
5.4 Penerapan Elemen Perspektif Pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Penerapan elemen perspektif pelanggan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum diukur dengan dua variabel yaitu tingkat kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan. Tingkat kepuasan pelanggan diukur dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada konsumen dengan target 75% responden dari sampel merasa puas. Retensi pelanggan diukur dengan menggunakan persentase pelanggan yang keluar satu bulan dengan target maksimal 20% anggota keluar.
5.4.1 Penilaian kepuasan pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Lima dimensi pembentuk kepuasan pelanggan yang dipergunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu, bukti langsung (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Masing-masing dimensi dijabarkan kedalam lima tingkatan jawaban yang salah satu akan dipilih oleh responden pelanggan sesuai dengan persepsi kepuasan pelanggan yaitu, 5 = Sangat
Puas (SP), 4 = Puas (P),
3 = Ragu-ragu (RR), 2 = Tidak Puas (TP), dan 1 = Sangat Tidak Puas (STP).
a.
Bukti langsung (Tangibles) Pengukuran kepuasan pelanggan dengan pernyataan bukti langsung
meliputi beberapa item pertanyaan yaitu: fasilitas koperasi, kebersihan,
59
penampilan karyawan, penataan ruangan, dan kegiatan operasional. Kelima pertanyaan tersebut dianggap mewakili bukti langsung pelayanan karyawan kepada pelanggan. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan bukti langsung menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 82,96% responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 83,21% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 81,23% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 77,78% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 82,72% responden dengan kategori puas kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan bukti langsung dalam pelayanan pelanggan koperasi. Kepuasan pelanggan tertinggi pada pernyataan kondisi koperasi bersih dengan persentase 83,21%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan kebersihan koperasi. Kepuasan pelanggan terendah pada pernyataan penataan ruangan koperasi menarik dengan persentase 77,78%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun pelanggan merasa puas tetapi koperasi harus memperhatikan penataan ruangan yang lebih menarik untuk kepuasan pelanggan. Hasil analisis kepuasan pelanggan anggota dalam memberikan bukti langsung disajikan pada Tabel 5.4.
60
Tabel 5.4 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Bukti Langsung Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014
No 1
2 3 4 5
Bukti Langsung (Tangibles) Fasilitas koperasi yang memadai yaitu tersedianya toilet Kondisi koperasi bersih Karyawan koperasi berpenampilan rapi Penataan ruangan koperasi menarik Kegiatan operasional koperasi di dukung oleh petugas yang memadai rata-rata
Kepuasan Responden (%) SP
P
RR
TP
STP Jumlah
Skor ratarata Kate (%) Gori
24,69 64,20 11,11 0,00 0,00
100
82,96
P
30,86 54,32 14,81 0,00 0,00
100
83,21
P
24,69 56,79 18,52 0,00 0,00
100
81,23
P
12,36 65,43 20,99 1,23 0,00
100
77,78
P
25,93 62,96 9,89
1,23 0,00
100
82,72
P
23,70 60,74 15,06 0,49 0,00
100
81,58
P
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Pernyataan bukti langsung dari lima pernyataan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 81,58% atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa puas kepada pelayanan Koperasi, baik pengurus maupun karyawan pada unit simpan pinjam yang ada di Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
b.
Keandalan (Reliability) Keandalan adalah kemampuan karyawan koperasi dalam memberikan
pelayanan yang akurat dan memuaskan. Pernyataan keandalan dijabarkan ke dalam lima item pertanyaan yaitu, kecepatan dalam transaksi, informasi yang mudah dipahami pelanggan, pelayanan karyawan, koordinasi karyawan, dan kesanggupan karyawan dalam menanggapi pelanggan.
61
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan keandalan menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 84,44% responden dengan kategori sangat puas, pernyataan dua sebanyak 80,74% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 81,48% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 81,73% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 83,21% responden dengan kategori puas kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan keandalan dalam pelayanan pelanggan. Hasil analisis kepuasan pelanggan dalam memberikan keandalan disajikan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Keandalan Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 No 1
2
3
4
5
Keandalan (Reliability) Transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat Informasi yang disampaikan karyawan koperasi mudah dipahami Pelayanan yang diberikan koperasi sudah sesuai yang diharapkan Koordinasi karyawan di lingkungan koperasi sangat baik Karyawan koperasi mampu menanggapi nasabah dengan cepat rata-rata
Kepuasan Responden (%) SP
P
Skor ratarata Kate (%) gori
RR
TP
STP
Jumlah
9,88
1,23
0,00
100
84,44
SP
33,33 46,91 19,75
0,00
0,00
100
80,74
P
23,46 60,49 16,05
0,00
0,00
100
81,48
P
19,75 66,67 13,58
0,00
0,00
100
81,73
P
32,10 53,09 13,58
0,00
1,23
100
83,21
P
28,64 56,30 14,57
0,25
0,25
100
82,32
P
34,57 54,32
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Kepuasan pelanggan tertinggi dari dimensi keandalan yaitu pada pernyataan transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat di mana persentasenya adalah
62
84,44%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan pelayanan karyawan unit simpan pinjam di mana proses pembuatan tabungan dan permohonan kresit dilakukan dalam waktu yang singkat. Kepuasan pelanggan terendah pada pernyataan informasi yang disampaikan karyawan koperasi mudah dipahami dengan persentase 80,74%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun pelanggan merasa puas tetapi koperasi harus menyampaikan informasi yang dibutuhkan pelanggan lebih rinci dan jelas misalnya syarat-syarat untuk proses peminjaman dapat ditempel di papan pengumuman koperasi. Pernyataan keandalan dari lima pernyataan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 82,32% atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa puas pada karyawan koperasi yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan koperasi, baik pengurus maupun karyawan khususnya unit simpan pinjam koperasi.
c.
Daya tanggap (Responsiveness) Daya tanggap adalah keinginan karyawan Koperasi Perikanan Segaraning
Harum untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Pernyataan daya tanggap dijabarkan ke dalam lima item pertanyaan yaitu: keramahan dan keluwesan dalam melayani pelanggan, kenyamanan bertransaksi, kecepatan melayani transaksi, kemampuan meyakinkan pelanggan dalam mengatasi masalah, dan kesediaan karyawan membantu pelanggan.
63
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan daya tanggap
menunjukkan
sebanyak
82,96%
bahwa
responden
skor
dengan
rata-rata kategori
puas,
pernyataan pernyataan
satu dua
sebanyak 84,44% responden dengan kategori sangat puas, pernyataan tiga sebanyak 81,98% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 80,49% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 77,53% responden dengan kategori puas kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan daya tanggap dalam pelayanan pelanggan. Hasil analisis kepuasan pelanggan anggota dalam memberikan daya tanggap disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Daya Tanggap Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014
No 1
2 3
4
5
Daya Tanggap (Responsiveness) Karyawan koperasi ramah dalam melayani Anda Anda merasa nyaman bertansaksi di koperasi Karyawan koperasi melayani Anda dengan cepat Karyawan koperasi mampu meyakinkan dalam mengatasi keluhan Anda Karyawan harus selalu bersedia membantu pelanggan rata-rata
Kepuasan Responden (%) SP
P
RR
Skor ratarata Kate (%) gori
TP
STP
Jumlah
29,63 55,56 14,81 0,00
0,00
100
82,96
P
27,16 67,90 4,94
0,00
0,00
100
84,44
SP
24,69 60,49 14,81 0,00
0,00
100
81,98
P
19,75 66,43 12,35 2,47
0,00
100
80,49
P
20,99 51,85 20,99 6,17
0,00
100
77,53
P
24,44 60,44 13,58 1,72
0,00
100
81,48
P
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014
64
Kepuasan pelanggan tertinggi dari dimensi daya tanggap yaitu pada pernyataan karyawan koperasi membuat anda nyaman bertansaksi di koperasi di mana persentasenya adalah 84,44%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa sangat nyaman bertaransaksi di koperasi di mana pelayanan dilakukan dalam waktu yang singkat dan keramahan karyawan koperasi. Kepuasan pelanggan terendah pada pernyataan karyawan harus selalu bersedia membantu pelanggan dengan persentase 77,53%. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa pelanggan menjawab ragu-ragu karena pelanggan memahami bahwa ketika karyawan hanya satu wajar jika pelanggan tidak dapat memproses peminjaman pada hari tersebut. Pernyataan
daya
tanggap
dari
lima
pernyataan
berada
pada
interval skor >84 s/d 100 dengan rata-rata skor 81,48% atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa puas pada karyawan koperasi yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan koperasi, baik pengurus maupun karyawan khususnya unit simpan pinjam koperasi.
d.
Jaminan (Assurance) Jaminan adalah kesopanan, kemampuan, keinginan, dan sifat bisa
dipercaya yang dimiliki oleh karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum, bebas dari bahaya dan keragu-raguan. Pernyataan jaminan dijabarkan ke dalam lima pertanyaan yaitu: melayani pelanggan dengan terampil, kejelasan persyaratan dan prosedur pengurusan administrasi, penguasaan bidang pekerjaan karyawan, pelanggan percaya dengan karyawan dan kejujuran karyawan koperasi. Hasil
65
analisis kepuasan pelanggan anggota dalam memberikan jaminan disajikan pada Tabel 5.7 di bawah ini.
Tabel 5.7 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Jaminan Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Kepuasan Responden (%) No
Jaminan (Assurance) SP
1 2 3
4
5
Karyawan koperasi bekerja dengan trampil Prosedur pengurusan administrasi jelas Karyawan koperasi menguasai bidang pekerjaannya masingmasing Anda dapat mempercayai karyawan Kejujuran sikap para karyawan dalam melayani memuaskan rata-rata
P
Skor ratarata Kate (%) gori
RR
TP
STP Jumlah
9,88
2,47
0,00
100
82,72
P
25,93 62,96 8,64
0,00
2,47
100
81,98
P
20,99 60,49 17,28
1,23
0,00
100
80,25
P
20,99 67,90
9,88
1,23
0,00
100
81,73
P
27,16 58,02 13,58
1,23
0,00
100
82,22
P
24,69 61,73 11,85
1,23
0,49
100
81,78
P
28,40 59,26
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan jaminan menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 82,72% responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 81,98% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 80,25% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 81,73% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 82,22% responden dengan kategori puas kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan jaminan. Kepuasan pelanggan tertinggi dari dimensi jaminan yaitu pada pernyataan karyawan koperasi bekerja dengan terampil di mana persentasenya adalah
66
82,72%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan keterampilan karyawan koperasi dalam melayani pelanggan. Kepuasan pelanggan terendah pada pernyataan karyawan koperasi menguasai bidang pekerjaannya masingmasing dengan persentase 80,25%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa karyawan koperasi telah menguasai bidang pekerjaannya masing-masing walaupun background pendidikan karyawan tidak sesuai dengan pekerjaannya. Pernyataan jaminan dari lima pernyataan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 81,78 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa sangat puas pada karyawan koperasi yang telah memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan koperasi baik pengurus maupun karyawan khususnya unit simpan pinjam yang ada di Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
e.
Empati (empathy) Empati adalah kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang
baik kepada pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Pernyataan jaminan dijabarkan ke dalam lima pertanyaan yaitu: komunikasi yang baik dengan pelanggan, memberi perhatian kepada pelanggan, memahami kebutuhan transaksi pelanggan, sikap adil melayani pelanggan, dan pembagian kerja karyawan yang sesuai dengan kepentingan dan jenis pelayanan. Hasil analisis kepuasan pelanggan dalam memberikan empati disajikan pada Tabel 5.8.
67
Tabel 5.8 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Empati Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Skor ratarata Kate STP Jumlah (%) gori
Kepuasan Responden (%) No
Empati (Empathy) SP
1
2
3
4
5
Karyawan koperasi dapat melakukan komunikasi dengan baik saat melayani Anda Karyawan koperasi memberi perhatian kepada Anda Karyawan koperasi memahami kebutuhan transaksi Anda Sikap adil yang ditunjukan karyawan dalam melayani pelanggan Pembagian kerja diantara karyawan sesuai dengan jenis pelayanan rata-rata
P
RR
TP
28,40 59,26 12,35 0,00 0,00 100,00 83,21
P
20,99 64,20 13,58 1,23 0,00 100,00 80,99
P
27,16 65,43 7,41
0,00 0,00 100,00 83,95
P
24,69 61,73 13,58 0,00 0,00 100,00 82,22
P
25,93 59,26 14,81 0,00 0,00 100,00 82,22
P
25,43 61,98 13,83 0,25 0,00 100,00 82,52
P
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan empati menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 83,21% responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 80,99% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 83,95% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 82,22% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 82,22% responden dengan kategori puas kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan jaminan dalam pelayanan pelanggan. Kepuasan pelanggan tertinggi dari dimensi empati yaitu pada pernyataan karyawan
koperasi
dapat
melakukan
komunikasi
yang
baik
dengan
68
persentase 83,21%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan komunikasi yang dilakukan oleh karyawan dengan pelanggan. Kepuasan pelanggan terendah pada pernyataan karyawan koperasi memberi perhatian kepada anda dengan persentase 80,99%. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan merasa karyawan telah memberi perhatian kepada pelanggan walaupun belum maksimal karena keterbatasan karyawan. Pernyataan empati dari lima pernyataan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 82,52 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa sangat puas pada karyawan koperasi yang telah memberikan pelayanan yang sangat memuaskan kepada pelanggan koperasi baik pengurus maupun karyawan khususnya unit simpan pinjam Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
f.
Unsur penting dalam meningkatkan kepuasan anggota Unsur penting dalam meningkatkan kepuasan anggota dibutuhkan untuk
mengetahui unsur yang paling penting yang nantinya akan menunjang kinerja koperasi. Unsur penting ini mencakup bukti langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Responden diminta untuk menyatakan pendapat tentang unsur yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Masingmasing dimensi dijabarkan kedalam lima tingkatan jawaban yang salah satu akan dipilih oleh responden pelanggan sesuai dengan persepsi yang sangat diperlukan oleh pelanggan yaitu, 5 = Sangat Penting (SP), 4 = Penting (P), 3 = Cukup Penting (CP), 2 = Tidak Penting (TP), dan 1 = Sangat Tidak Penting (STP).
69
Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan unsur penting dalam meningkatkan kepuasan anggota menunjukkan bahwa skor ratarata pernyataan satu sebanyak 91,60% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan dua sebanyak 88,89% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan tiga sebanyak 90,37% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan empat sebanyak 89,63% responden dengan kategori sangat penting, dan pernyataan lima sebanyak 89,63% responden dengan kategori sangat penting kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Pernyataan unsur penting dari lima unsur tingkat kepuasan pelanggan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 90,02 atau sama dengan sangat penting. Ini berarti bahwa sebagian besar responden pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa membutuhkan lima unsur di mana unsur bukti langsung merupakan unsur yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan pada karyawan koperasi. Kelima dimensi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum khususnya unit simpan pinjam. Kepuasan pelanggan berdasarkan lima dimensi yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung sebesar 91,60%, keandalan sebesar 88,89%, daya tanggap sebesar 90,37%, jaminan sebesar 89,63%, dan empati sebesar 89,63%. Bukti langsung sebagai dimensi terbesar yang sangat dibutuhkan oleh pelanggan di mana pelanggan merasa bahwa penampilan karyawan dan situasi koperasi sangat penting untuk menunjang pelayanan koperasi. Dimensi yang memiliki tingkat kepuasan terkecil adalah keandalan di mana pelanggan
70
merasa tidak hanya kemampuan yang dibutuhkan dalam melayani tetapi penampilan, keramahan, komunikasi, dan kesigapan karyawan melayani pelanggan. Hasil analisis kepuasan pelanggan dalam memberikan unsur penting dalam kepuasan pelanggan disajikan pada Tabel 5.9 Tabel 5.9 Persentase Responden berdasarkan Unsur Penting dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Skor ratarata Kate STP Jumlah (%) gori
Kebutuhan Responden (%) No
Unsur Penting SP
1
2
3
4
5
Bukti langsung meliputi situasi dan kondisi koperasi, fasilitas fisik, perlatan dan penampilan karyawan Keandalan meliputi kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan Daya tanggap meliputi daya tanggap dari karyawan koperasi dalam membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang baik Jaminan meliputi keterampilan, kesopanan, dan keramahan karyawan untuk menciptkan keyakinan dan kepercayaan kepada pelanggan Empati meliputi komunikasi yang baik dan perhatian yang tinggi dari karyawan koperasi kepada para pelanggan rata-rata
P
CP
TP
58,02 41,98 0,00
0,00 0,00 100,00 91,60
SP
49,38 45,68 4,94
0,00 0,00 100,00 88,89
SP
53,09 45,68 1,23
0,00 0,00 100,00 90,37
SP
50,62 46,91 2,47
0,00 0,00 100,00 89,63
SP
48,15 51,85 0,00
0,00 0,00 100,00 89,63
SP
51,85 46,42 1,73
0,00 0,00 100,00 90,02
SP
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014
71
Sampel pelanggan dari penelitian ini sebanyak 81 orang menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dengan kinerja koperasi khususnya unit simpan pinjam. Di dalam penelitian ini, tidak ditemukan responden yang merasa sangat tidak puas dan tidak puas dengan kinerja koperasi. Responden yang merasa cukup puas dengan kinerja unit simpan pinjam di koperasi sebesar empat orang dengan persentase 4,94%. Responden yang merasa puas dengan kinerja koperasi sebesar 47 orang dengan persentase 58,02%. Responden yang merasa sangat puas dengan kinerja koperasi sebesar 30 orang dengan persentase 37,04%. Hal ini menunjukkan Penerapan elemen balanced scorecard dari perspektif pelanggan telah terpenuhi di mana hasil tingkat kepuasan konsumen sebesar 95,06% melebihi dari penetapan kepuasan pelanggan yaitu 75% pelanggan merasa puas. Secara keseluruhan pelanggan merasa puas dengan kinerja unit simpan pinjam Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
5.4.2 Retensi pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum Jumlah anggota koperasi per bulan Oktober 2014 yaitu 416 orang. Anggota koperasi terdiri dari para nelayan dan masyarakat sekitar kawasan Tanjung Benoa. Selama penelitian dilakukan selama bulan November tidak ditemui anggota yang mengundurkan diri sebagai anggota koperasi. Hal ini disebabkan oleh kemudahan dalam memperoleh pinjaman di koperasi yang prosesnya cepat sehingga anggota merasa puas. Penerapan elemen balanced scorecard diukur dengan menggunakan retensi pelanggan keluar sebesar maksimal 20%. Manajemen dan karyawan
72
koperasi khususnya unit simpan pinjam berusaha agar tak ada anggota yang keluar dari koperasi dengan mempercepat proses peminjaman dan menempatkan kepuasan pelanggan sebagai hal yang paling utama. Berkat usaha dari karyawan dan manajemen koperasi tidak ada anggota yang mengundurkan diri dari keanggotaanya di koperasi. Dengan demikian retensi pelanggan keluar maksimal 20% tercapai. Diharapkan koperasi terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tidak hanya dari unit simpan pinjam tetapi juga unit usaha lainnya.
5.5 Penerapan Elemen Perspektif Proses Bisnis Internal di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Proses bisnis internal Koperasi Perikanan Segaraning Harum dilakukan dengan menilai waktu proses transaksi yaitu waktu transaksi simpanan dan permohonan kredit. Hal ini dilakukan untuk menilai efisien waktu penyelesaian transaksi simpanan dan permohonan pinjaman (kredit). Kinerja proses bisnis internal diukur menggunakan manufacturing cycle efficiency (MCE). 1
Transaksi simpanan Proses transaksi simpanan Koperasi Perikanan Segaraning Harum adalah
sebagai berikut. a.
Nasabah yang ingin mempunyai tabungan terlebih dahulu mengisi formulir permohonan yang telah disiapkan, yang berisi data pribadi dan jumlah uang yang ingin disimpan.
b.
Pengurus memproses data nasabah sesuai data yang telah dilengkapi dari formulir tabungan nasabah.
73
c.
Setelah uang diserahkan ke bagian kasir, dan semua dokumen telah ditandatangani maka nasabah diberikan bukti asli bahwa nasabah telah melakukan simpanan pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum.
d.
Karyawan koperasi membuat buku tabungan sesuai dengan formulir pembuatan buku tabungan dan uang yang telah diserahkan.
Proses transaksi simpanan nasabah dapat dilihat pada Tabel 5.10 di bawah ini. Tabel 5.10 Perbandingan Waktu Standar dan Waktu Realisasi Proses Simpanan No.
Waktu Proses
1 2 3 4
Waktu mengisi formulir Waktu memproses data Waktu menghitung uang Waktu pembuatan buku tabungan Jumlah waktu proses
Waktu Standar (menit) 5 10 5 5 25
Waktu Realisasi (menit) 4 8 5 3 20
Berdasarkan pada Tabel 5.10 maka manufacturing cycle efficiency (MCE) dapat dihitung sebagai berikut. MCE =
25 20
=
1,25
Waktu proses pengolahan simpanan menunjukan bahwa MCE lebih besar dari satu, artinya waktu proses pengolahan simpanan atau standar pemerosesan secara aktual lebih besar dari pada waktu realisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa transaksi permohonan simpanan telah berjalan efisien.
74
2
Permohonan kredit Waktu standar penyelesaian permohonan kredit selama empat puluh menit
dengan aktivitas sebagai berikut. a.
Calon debitur yang sudah menjadi anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum mengisi formulir permohonan kredit yang berisi data pribadi, besarnya kredit yang diinginkan, dan lain-lain. Formulir yang telah diisi kemudian diserahkan ke bagian kredit dengan melampirkan fotocopy identitas diri, jaminan asli dan fotocopy identitas diri penanggung jawab.
b.
Bagian kredit membuat surat perjanjian dan menghitung jumlah kredit beserta bunga sesuai dengan pinjamannya.
c.
Surat perjanjian ditandatangani oleh kreditur dan ditandatangani oleh ketua koperasi.
d.
Pencairan kredit dan pembuatan kartu pinjaman. Proses transaksi permohonan kredit dapat dilihat pada Tabel 5.11 di bawah ini.
Tabel 5.11 Perbandingan Waktu Standar dan Waktu Realisasi Proses Permohonan Kredit
No.
Waktu Proses
1 2 3 4
Mengisi formulir Pembuatan surat perjanjian dan lain-lain Waktu penandatanganan dokumen perjanjian Waktu pencairan kredit dan pembuatan kartu Jumlah waktu proses
Waktu Standar (menit) 10 10 5 15 40
Waktu Realisasi (menit) 9 8 3 10 30
75
Berdasarkan pada Tabel 5.11 maka manufacturing cycle efficiency (MCE) dapat dihitung sebagai berikut. MCE =
40 30
=
1,33
Waktu proses pengolahan simpanan menunjukkan bahwa MCE lebih besar dari satu, artinya waktu proses pengolahan simpanan atau standar pemerosesan secara aktual lebih besar dari pada waktu realisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa transaksi permohonan simpanan telah berjalan efisien.
5.6
Penerapan
Elemen
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Karyawan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Penerapan elemen perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan di Koperasi Perikanan Segaraning Harum diukur dengan dua variabel yaitu tingkat kepuasan karyawan dan retensi karyawan. Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada karyawan dengan target 75% responden dari sampel merasa puas. Retensi karyawan diukur dengan menggunakan persentase karyawan yang keluar satu bulan dengan target maksimal 20% anggota keluar.
5.7.1 Tingkat kepuasan karyawan Tingkat kepuasan karyawan dilakukan dengan pengisian kuisioner untuk karyawan koperasi. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja sebagai karyawan pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum yang
76
berjumlah 35 orang. Kepuasan karyawan diukur dalam 5 dimensi pembentuk kepuasan karyawan yaitu, kerja secara mental, ganjaran, kondisi kerja, rekan kerja, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Masing-masing dimensi dijabarkan kedalam lima pertanyaan dengan lima tingkatan jawaban yang salah satunya akan dipilih oleh responden karyawan yaitu: 5 = Sangat Puas (SP), 4 = Puas (P), 3 = Ragu-ragu (RR), 2 = Tidak Puas (TP), dan 1 = Sangat Tidak Puas (STP). Hasil pengukuran masing-masing dimensi tingkat kepuasan karyawan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut. a.
Kerja secara mental Kepuasan karyawan dari pernyataan kerja secara mental dijabarkan
kedalam lima pertanyaan yaitu: kesukaan pada pekerjaan, pengembangan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan, pemberian kebebasan secara wajar, melakukan pekerjaan dengan ikhlas, dan penghargaan hasil kerja karyawan. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 85,14% responden dengan kategori sangat puas. Pernyataan dua sebanyak 81,67% responden dengan kategori puas. Pernyataan tiga sebanyak 70,86% responden dengan kategori puas. Pernyataan empat sebanyak 81,71% responden dengan kategori puas. Pernyataan lima sebanyak 78,86% responden dengan kategori puas bekerja secara mental di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Kepuasan karyawan tertinggi dari dimensi kerja secara mental yaitu pada pernyataan anda sebagai karyawan koperasi menyukai pekerjaan anda dengan persentase 85,14%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan menyukai pekerjaan
77
yang mereka lakukan karena suasana kerja yang nyaman dan kekeluargaan. Kepuasan karyawan terendah pada pernyataan atasan anda memberikan kebebasan / keleluasaan kepada anda dalam bertindak dengan persentase 70,86%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan belum merasa leluasa dalam bertindak karena segala kebijakan yang dilakukan harus berdasarkan pertimbangan pimpinan koperasi sehingga koperasi hendaknya lebih memperhatikan saran yang diajukan karyawan untuk menunjang kinerja koperasi. Hasil analisis kepuasan karyawan disajikan pada Tabel 5.12. Tabel 5.12 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Kerja Secara Mental Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014
No 1
2
3
4
5
Kerja Secara Mental Anda sebagai karyawan koperasi menyukai pekerjaannya Anda sebagai karyawan koperasi dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan Atasan memberikan keleluasaan kepada Anda untuk bertindak Anda kerjakan dengan ikhlas setiap pekerjaannya Atasan menghargai hasil kerja Anda rata-rata
Kepuasan Responden (%) SP
P
Skor ratarata Kate (%) gori
RR
TP
STP Jumlah
28,57 68,57 2,86
0,00
0,00
100
85,14
SP
20,00 68,57 11,43 0,00
0,00
100
81,67
P
8,57
2,86
100
70,86
P
0,00
0,00
100
81,71
P
17,14 62,86 17,14 2,86
0,00
100
78,86
P
17,71 68,00 10,29 3,43
0,57
100
79,66
P
57,14 17,14 14,29
14,29 82,86 2,86
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014
78
Pernyataan kerja secara mental ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 79,66 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum puas bekerja secara mental dalam menjalankan pekerjaannya.
Jika
pimpinan
koperasi
lebih
memperhatikan
dimensi kerja secara mental, maka kedepan karyawan akan sangat puas secara mental dalam melayani pelanggan sehingga kinerja koperasi akan meningkat.
b.
Ganjaran Kepuasan karyawan dari dimensi ganjaran atau imbalan dijabarkan
kedalam lima pertanyaan yaitu: kesesuaian imbalan karyawan dengan tuntutan pekerjaan, standar penggajian yang berlaku, kesesuaian imbalan dengan kemampuan, jaminan kerja seperti asuransi tenaga kerja, dan adanya penghargaan atas prestasi kerja karyawan dalam bekerja. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan ganjaran menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 76,00% responden dengan kategori setuju, pernyataan dua sebanyak 73,71% responden dengan kategori setuju, pernyataan tiga sebanyak 74,86% responden dengan kategori setuju, pernyataan empat sebanyak 76,00% responden dengan kategori setuju, dan pernyataan lima sebanyak 72,00 responden dengan kategori tidak setuju berkerja secara ganjaran di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Kepuasan karyawan tertinggi dari dimensi ganjaran yaitu pada pernyataan imbalan yang diterima karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan adanya jaminan kerja dengan persentase 76,00%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa puas dengan imbalan yang diberikan hanya saja tidak sesuai dengan
79
kebutuhan hidup karyawan yang semakin bertambah. Kepuasan karyawan terendah pada pernyataan tidak ada penghargaan atas prestasi anda dalam bekerja dengan persentase 72,00%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan membutuhkan penghargaan atas prestasi misalnya dengan pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi tiap tahun untuk memacu kinerja karyawan dalam melayani pelanggan. Hasil analisis kepuasan karyawan disajikan pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Ganjaran Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Skor ratarata Kate STP Jumlah (%) gori
Kepuasan Responden (%) No
Ganjaran SP
1
2
3
4
5
Imbalan yang diterima sesuai dengan tuntutan pekerjaan Imbalan yang diterima sesuai dengan jabatan pekerjaan Imbalan yang diterima sesuai dengan tingkat kemampuan Anda Adanya jaminan kerja seperti tunjangan hari tua Adanya penghargaan atas prestasi Anda dalam berkerja rata-rata
P
RR
20,00 42,86 34,29
TP
2,86
0,00
100
76,00
P
14,29 54,29 17,14 14,29
0,00
100
73,71
P
17,14 57,14 11,43 11,43
2,86
100
74,86
P
22,86 51,43
8,57
17,14
0,00
100
76,00
P
14,29 57,14
8,57
14,29
5,71
100
72,00
P
17,72 52,57 16,00 12,00
1,71
100
74,51
P
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Pernyataaan ganjaran ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 74,51 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan koperasi puas dengan ganjaran yang diberikan oleh Koperasi Perikanan Segaraning Harum
80
kepada karyawan dalam pekerjaannya. Jika koperasi lebih memperhatikan aspek ganjaran kepada karyawan maka karyawan akan lebih bersemangat dalam bekerja dan mendorong kinerja koperasi secara umum.
c.
Kondisi kerja Kepuasan karyawan dari dimensi kondisi kerja dijabarkan kedalam lima
pertanyaan yaitu: fasilitas yang memadai, suasana kerja yang membangkitkan semangat, suasana kerja yang menyenangkan, lingkungan kerja yang mendorong pemecahan masalah, dan kenyamanan lingkungan kerja. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan kondisi kerja menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 77,71% responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 77,71% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 84,00% responden dengan kategori sangat puas, pernyataan empat sebanyak 80,00% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 79,43% responden dengan kategori puas dengan kondisi kerja di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Kepuasan karyawan tertinggi dari dimensi kondisi kerja yaitu pada pernyataan suasana kerja yang menyenangkan dengan persentase 84,00%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa nyaman bekerja di koperasi karena keakraban dan rasa kekeluargaan yang dibina antar karyawan. Kepuasan karyawan terendah pada pernyataan fasilitas kerja yang memadai dan suasana yang membangkitkan semangat kerja dengan persentase 77,71%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan membutuhkan fasilitas lebih yang mendukung kinerja karyawan misalnya ruang makan karyawan agar tidak kembali ke rumah
81
untuk makan siang. Hasil analisis kepuasan karyawan kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Kondisi Kerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Skor ratarata Kate STP Jumlah (%) gori
Kepuasan Responden (%) No
Kondisi Kerja SP
1
2 3 4
5
Tersedia fasilitas yang memadai bagi karyawan yaitu toilet Suasana tempat kerja Anda nyaman Suasana kerja Anda menyenangkan Dilingkungan kerja anda, ada keinginan untuk memecahkan masalah yang ada Lingkungan kerja anda menarik rata-rata
P
RR
TP
22,86 54,29 11,43 11,43 0,00
100
77,71
P
17,14 62,86 11,43 8,57 0,00
100
77,71
P
28,57 65,71
2,86 2,86 0,00
100
84,00
P
25,71 57,14
8,57 8,57 0,00
100
80,00
P
20,00 65,71
8,57 2,86 2,86
100
79,43
P
22,86 61,14
8,57 4,00 0,57
100
79,77
P
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Pernyataaan kondisi kerja ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 79,77 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan koperasi puas dengan kondisi kerja yang ada di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Jika pimpinan koperasi lebih memperhatikan aspek kondisi kerja yang menunjang kinerja karyawan maka karyawan merasa lebih bersemangat dalam melayani pelanggan.
d.
Rekan kerja Kepuasan karyawan dari dimensi rekan kerja dijabarkan kedalam lima
pertanyaan yaitu: sikap rekan kerja, kerjasama antara rekan kerja, komunikasi
82
dengan rekan kerja, kepedulian terhadap bawahan, dan tanggapan terhadap keluhan oleh atasan. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan rekan kerja
menunjukkan
bahwa
skor
rata-rata
pernyataan
satu
sebanyak 83,43% responden dengan kategori puas, pernyataan dua sebanyak 86,86% responden dengan kategori sangat puas, pernyataan tiga sebanyak 83,43% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 71,43% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 75,43% responden dengan kategori puas dengan kondisi kerja di Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Kepuasan karyawan tertinggi dari dimensi rekan kerja yaitu pada pernyataan adanya kerjasama yang baik antara anda dengan rekan kerja dengan persentase 86,86%. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama yang terbina antar karyawan sangat baik di mana karyawan saling membantu bila ada karyawan lain yang berhalangan dan tidak dapat melaksanakan tugasnya. Kepuasan karyawan terendah pada pernyataan atasan peduli dengan keadaaan bawahan dengan persentase 71,43%. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan koperasi harus lebih peduli dengan keadaan karyawan. Pernyataaan rekan kerja ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 80,11 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan koperasi puas dengan rekan kerja yang ada di Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam menjalankan pekerjaannya. Jika pernyataan rekan kerja ini lebih diperbaiki, maka kedepan karyawan koperasi akan sangat puas dalam menjalankan pekerjaan
83
yang diberikan Koperasi Perikanan Segaraning Harum. Hasil analisis kepuasan karyawan dari rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 5.15 Tabel 5.15 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Rekan Kerja Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Kepuasan Responden (%) No
Rekan Kerja SP
1
2
3
4 5
Rekan kerja bersikap baik serta menghargai pekerjaan Anda Kerjasama yang baik dengan rekan kerja Anda Komunikasi yang baik dengan rekan kerja Anda Atasan peduli pada keadaan bawahan Atasan menanggapi masukan Anda rata-rata
P
RR
Skor ratarata Kate (%) gori
TP
STP
Jumlah
25,71 68,57 2,86
2,86
0,00
100
83,43
P
40,00 57,14 0,00
2,86
0,00
100
86,86
SP
25,71 65,71
0,00
0,00
100
83,43
P
31,43 25,71 17,14 20,00
5,71
100
71,43
TP
11,43 60,00 22,86
5,71
0,00
100
75,43
P
26,86 55,43 10,29
6,29
1,14
100
80,11
P
8,57
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014
e.
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan Kepuasan karyawan dari dimensi kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan dijabarkan kedalam lima pertanyaan yaitu: kesesuaian pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, kesesuaian pekerjaan dengan bakat dan kemampuan, kesesuaian dengan hati nurani, pekerjaan yang memberikan kepuasan dan kenyamanan, dan kesesuaian jabatan dengan karakter pekerja. Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan menunjukkan bahwa skor rata-rata pernyataan satu sebanyak 80,00% responden dengan kategori puas, pernyataan
84
dua sebanyak 81,71% responden dengan kategori puas, pernyataan tiga sebanyak 83,43% responden dengan kategori puas, pernyataan empat sebanyak 80,57% responden dengan kategori puas, dan pernyataan lima sebanyak 78,29% responden dengan kategori puas terhadap kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Kepuasan karyawan tertinggi dari dimensi kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan yaitu pada pernyataan pekerjaan anda sesuai dengan hati nurani anda dengan persentase 83,43%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa pekerjaannya telah sesuai dengan nuraninya yaitu pekerjaan yang baik yang tidak merugikan kepentingan orang lain. Kepuasan karyawan terendah pada pernyataan jabatan anda sesuai dengan karakter yang anda miliki dengan persentase 78,29%. Hal ini menunjukkan beberapa karyawan merasa jabatannya tidak sesuai dengan karakter yang dimiliki. Pernyataaan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan ini berada pada interval skor > 68 s/d 84 dengan rata-rata skor 80,80 atau sama dengan puas. Ini berarti bahwa karyawan koperasi puas dengan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan Koperasi Perikanan Segaraning Harum yang diberikan oleh perusahaan. Jika ingin mencapai kinerja yang lebih baik maka koperasi atau perorangan harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan tugasnya, karena kerja individu hanya dapat ditingkatkan apabila pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki koperasi atau perorangan. Apabila pekerjaan sesuai dengan kemampuan maka akan dicapai kepuasan dalam berkerja. Oleh sebab itu kesesuaian kemampuan dalam pekerjaan sangat mendukung dalam mencapai
85
suatu hasil mengenai seberapa jauh pekerjaan secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Hasil analisis kepuasan karyawan kesesuaian kepibadian dengan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Kepuasan terhadap Aspek Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014
No 1
2
3
4
5
Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan Pekerjaan Anda sesuai dengan latar belakang pendidikan anda Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan Anda Pekerjaan Anda sesuai dengan hati nurani Anda Pekerjaan yang dilakukan mampu memberi kepuasan dalam berkerja Jabatan Anda sesuai dengan karakter yang Anda miliki rata-rata
Kepuasan Responden (%) SP
P
RR
TP
STP Jumlah
Skor ratarata Kate (%) gori
25,71 60,00 5,71 5,71 2,86
100
80,00
P
28,57 57,14
8,57 5,71 0,00
100
81,71
P
25,71 68,57
2,86 2,86 0,00
100
83,43
P
20,00 62,86 17,14 0,00 0,00
100
80,57
P
14,29 68,57 11,43 5,71 0,00
100
78,29
P
22,86 63,43
100
80,80
P
9,14 4,00 0,57
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014
f.
Unsur penting dalam meningkatkan kepuasan karyawan Unsur penting dalam meningkatkan kepuasan karyawan dibutuhkan untuk
mengetahui unsur yang paling penting yang nantinya akan menunjang kinerja koperasi. Unsur penting ini mencakup kerja secara mental, ganjaran, kondisi kerja, rekan kerja, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Responden
86
diminta untuk menyatakan pendapat tentang unsur yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan dalam bekerja. Masing-masing dimensi dijabarkan kedalam lima tingkatan jawaban yang salah satu akan dipilih oleh responden karyawan sesuai dengan persepsi yang sangat diperlukan oleh karyawan yaitu, 5 = Sangat Penting (SP), 4 = Penting (P), 3 = Cukup Penting (CP), 2 = Tidak Penting (TP), dan 1 = Sangat Tidak Penting (STP). Hasil pengukuran rata-rata dari lima pertanyaan pada pernyataan unsur penting dalam meningkatkan kepuasan karyawan menunjukkan bahwa skor ratarata pernyataan satu sebanyak 87,43% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan dua sebanyak 90,29% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan tiga sebanyak 89,14% responden dengan kategori sangat penting, pernyataan empat sebanyak 86,29% responden dengan kategori sangat penting, dan pernyataan lima sebanyak 86,29% responden dengan kategori sangat penting kepada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dalam memberikan jaminan dan kepuasan bagi karyawan. Pernyataan unsur penting dari lima unsur tingkat kepuasan pelanggan berada pada interval skor > 84 s/d 100 dengan rata-rata skor 87,89 atau sama dengan sangat penting. Ini berarti bahwa sebagian besar karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum merasa membutuhkan lima unsur di mana unsur ganjaran merupakan unsur yang paling dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan karyawan terhadap koperasi. Hasil analisis kepuasan karyawan dalam unsur penting yang mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan disajikan pada Tabel 5.17 berikut ini.
87
Tabel 5.17 Persentase Responden berdasarkan Unsur Penting dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Koperasi Perikanan Segaraning Harum bulan November 2014 Kebutuhan Responden (%) No
Unsur Penting SP
1
2
3
4
5
Skor ratarata
Kerja secara mental meliputi pekerjaan yang dilakukan dan kebebasan dalam bertindak Ganjaran (penghargaan, gaji atau upah) atau imbalan lain yang diterima Kondisi kerja meliputi fasilitas yang tersedia dan suasana kerja Rekan kerja meliputi hubungan antara karyawan dan pihak atasan Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan yang dilakukan meliputi keterkaitan bakat, kemampuan dan karakter dengan pekerjaan rata-rata
P
CP
TP
STP Jumlah (%)
Kate gori
45,71 45,71 8,57
0,00 0,00 100,00 87,43
SP
60,00 37,14 0,00
0,00 2,86 100,00 90,29
SP
51,43 42,86 5,71
0,00 0,00 100,00 89,14
SP
40,00 54,29 2,86
2,86 0,00 100,00 86,29
SP
34,29 62,86 2,86
0,00 0,00 100,00 86,29
SP
46,29 48,57 4,00
0,57 0,57 100,00 87,89
SP
Sumber: Hasil Analisis Data Responden, 2014 Berdasarkan hasil kuisioner maka didapatkan bahwa dari kelima dimensi yang mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan yaitu kerja secara mental sebesar 79,66%, ganjaran sebesar 74,51%, kondisi kerja sebesar 79,77%, rekan kerja sebesar 80,11%, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan sebesar 80,80%. Dimensi kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan merupakan dimensi yang memiliki tingkat kepuasan tertinggi. Dimensi ganjaran merupakan dimensi yang
88
memiliki tingkat kepuasan terendah. Hal ini disebabkan beberapa karyawan masih belum merasa puas dengan kompensasi yang diberikan oleh koperasi. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua karyawan koperasi yang berjumlah 35 orang menunjukkan bahwa karyawan merasa puas menjadi karyawan di koperasi tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada karyawan yang merasa sangat tidak puas dan tidak puas dengan koperasi. Karyawan yang merasa cukup puas dengan koperasi sebesar 4 orang dengan persentase 11,43%. Karyawan yang merasa puas dengan koperasi sebesar 19 orang dengan persentase sebesar 54,29%. Karyawan yang merasa sangat puas dengan koperasi sebesar 12 orang dengan persentase sebesar 34,29%. Hal ini menunjukkan salah satu indikator dari penerapan elemen balanced scorecard dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran karyawan telah terpenuhi di mana 88,58% karyawan merasa puas yang melebihi indikator kepuasan karyawan sebesar 75%.
5.7.2 Retensi karyawan Jumlah karyawan koperasi per bulan Oktober 2014 sebesar 35 orang. Jumlah karyawan koperasi tidak berubah pada bulan November 2014 yaitu 35 orang. Hal ini menunjukkan karyawan masih merasa nyaman bekerja di koperasi. Manajemen berupaya untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan karyawan dengan kebijakan menaikkan uang makan sebesar Rp. 10.000,00 sehingga karyawan koperasi mendapatkan uang makan sebesar Rp. 20.000,00. Hal ini tentunya memacu karyawan untuk bekerja lebih baik lagi dengan adanya peningkatan kompensasi. Pada awalnya memang beberapa karyawan mengeluh tentang uang
89
makan yang kecil tetapi karena kebijakan dari pihak manajemen koperasi karyawan merasa puas dengan kebijakan tersebut. Walaupun kenaikan ini baru terealisasi pada bulan Januari 2015 tetapi karyawan bersemangat dengan kebijakan tersebut. Penerapan elemen balanced scorecard tentunya memberi dampak positif bagi koperasi di mana pada awalnya koperasi hanya melihat dari perspektif finansial tetapi mulai berubah dengan memperhatikan perspektif lainnya yaitu pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, pelanggan dan proses bisnis internal koperasi. Hal ini memberikan pembelajaran baru bagi koperasi di mana koperasi berupaya untuk memuaskan karyawan. bila karyawan koperasi merasa puas tentunya kinerja karyawan akan meningkat sehingga mempercepat proses bisnis internal koperasi dan berdampak pada finansial koperasi. Penelitian ini tentunya memberi pemahaman baru bagi manajemen bagaimana manajemen berupaya untuk memuaskan karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan agar dapat bersaing dengan lembaga ekonomi. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam menerapkan balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja koperasi. Hal ini terjadi karena Koperasi Perikanan Segaraning Harum belum pernah mengetahui atau menerapkan balanced scorecard sebagai strategi bagi koperasi untuk meningkatkan kinerja dan bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum ditinjau dari perspektif keuangan menggunakan rasio solvabilitas dengan nilai total assets to debt ratio yaitu 83,14% dan rasio likuiditas dengan nilai current ratio yaitu 118,00% dinilai sangat tidak sehat sedangkan rasio rentabilitas dengan nilai return on Asset yaitu 7,69% dinilai cukup sehat.
2.
Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum ditinjau dari perspektif pelanggan dinilai baik dan tingkat retensi pelanggan dinilai baik.
3.
Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum ditinjau dari perspektif proses bisnis internal diukur dengan menggunakan manufacturing cycle efficiency (MCE) yaitu, proses transaksi simpanan dan permohonan kredit yang dinilai telah berjalan dengan efisien sesuai dengan standar awal yang telah ditetapkan.
4.
Penerapan elemen balanced scorecard di Koperasi Perikanan Segaraning Harum ditinjau dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan mengunakan tingkat kepuasan karyawan dihitung dengan kuesioner
90
91
menggunakan skala skor memberikan persepsi rata-rata positif atau puas, dan tingkat retensi karyawan dinilai baik
6.2 Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut. 1.
Berdasarkan penerapan elemen perspektif keuangan untuk memenuhi standar Koperasi Perikanan Segaraning Harum dari perhitungan rasio keuangan maka koperasi harus melakukan penambahan modal, pengurangan hutang, dan penambahan aktiva agar koperasi terus bertahan.
2.
Berdasarkan penerapan elemen perspektif pelanggan, Koperasi Perikanan Segaraning Harum harus lebih memahami kebutuhan pelanggan Koperasi sehingga pelanggan merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh koperasi.
3.
Berdasarkan penerapan elemen perspektif proses bisnis internal, Koperasi Perikanan Segaraning Harum harus tetap mempertahankan proses pelayanan transaksi simpanan dan permohonan kredit, karena dengan proses yang cepat dan tepat akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
4.
Berdasarkan penerapan elemen perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan, pihak pengurus selalu memperhatikan kepuasan karyawan sehingga kinerja karyawan akan meningkat.
92
5.
Penerapan balanced scorecard tidak hanya dilakukan selama sebulan tetapi selama setahun untuk mengimplementasikan visi dan misi koperasi dan tidak terbatas pada satu unit usaha saja.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptani, M. 2000. Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 1 hal 30. Depkop dan PPK. 1996. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Departemen Koperasi dan Pembinaan Perusahaan Kecil Direktorat Jendral Pembinaan Koperasi Perkotaan, Jakarta. Fontanela, A. 2009. Analisis Pengukuran Kinerja Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Barat dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Perspektif Proses Bisnis Internal dan Pertumbuhan dan Pembelajaran). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 4 No.1 Juni hal 79. Gaspersz, V. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan Six Sigma. Jakarta : Gramedia. Gunawan, K. 2009. Analisis Faktor Kinerja Organisasi Lembaga Perkreditan Desa di Bali (Suatu Pendekatan Perspektif Balanced Scorecard). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.11 No. 2 hal 174. Ikatan Akuntan Indonesia. 1998 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Akuntansi Perkoperasian. Jakarta: Divisi Publikasi Ikatan Akuntan Indonesia. Imelda, R. H. N. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 2 hal 108. Kaplan dan Norton (Peter Yosi Pasla: Penerjemah). 2000. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kerlinger. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral, Edisi 3 Cetakan 7. Jogjakarta : Gajah Mada University Press. Mulyadi. 2005. Balanced Scorecard, Alat Manajemen Kontemporer untuk Melipat Ganda Kinerja Perusahaan. Yogyakarta : Salemba Empat. Mutasowifin, A. 2002. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi. Jurnal Universitas Paramadina Vol.1 No. 3 hal 248 Prijambodo, W. Penerapan Balanced Scorecard (BSC) pada Koperasi. Available 20%. from:http://www.depkop.go.id/phocadownload/makalah/balanced%20scorecard% bsc%20web%201%20cad-rev2.pdf
93
94
Republik Indonesia. 1992. Pasal 3 UU No 25 Tahun 1992 tentang Tujuan Koperasi. Lembaran Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 1992. Pasal 4 UU No 25 Tahun 1992 tentang Fungsi dan Peran Koperasi. Lembaran Negara RI Tahun 1992. Sekretariat Negara. Jakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi ke-4. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Rupa, I. W. 2009. “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT) Subak Guama di Tabanan” (tesis). Denpasar : Universitas Udayana. Sari, M. E. 2013. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Koperasi dari Aspek Produktivitas Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 06/Per/M.Kukm/V/2006. Available fromadministrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/.. ./44. Setyaningsih, S. 2012. Evaluasi Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang. Journal of Public Policy and Management Review Vol 1, No 3 hal 58. Sugiyono. 2009. Statisika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sumarni, M., dan J. Soeprihanto. 1995. Pengantar Bisnis Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan Edisi Keempat. Jogyakarta : Liberty. Susanti, I. 2012. Perancangan Manajemen Kinerja Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan dengan Ancangan Management by Objectives (MBO) dan Perspektif Balanced Scorecard. Jurnal Manajemen dan Agribisnis Vol 9 No 1 hal 46. Susanti, J. 2010. Kinerja Koperasi Pasar Srinadi Kabupaten Klungkung Provinsi Bali (Pendekatan Balanced Scorecard)” (tesis) Denpasar : Universitas Udayana. Susilo, J. 2007. Kinerja Layanan Universitas Islam Indonesia Diukur dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal UNISIA Vol 30 No 64 hal 160. Singgih, M. 2001. Pengukuran dan Analisa Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard di PT. “X”. Jurnal Teknik Industri Vol 3, No 2 hal 50. Tunggal, Amin Wijaya. 2000. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard. Jakarta: Harvarindo. Tjiptono, F. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit Andi.
95
Yuwono, S. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Zulkarnaini, 2012. Pengaruh Penerapan Perbaikan Proses Bisnis Internal dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Bank dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Sensus pada Bank Umum di Wilayah Kota Banda Aceh). Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol 4 No 3 hal 249.
Lampiran 1 Neraca Unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi Perikanan Segaraning Harum per 31 November 2014 AKTIVA (RP) Aktiva Lancar: Kas Simpan Pinjam Bank BPD Bank BRI Bank Bukopin Piutang Pinjaman Nasabah Piutang Bunga Cadangan Ph. Piutang Persediaan ATK Percetakan dan Computer Supply JUMLAH Aktiva Tetap Inventaris kantor Sistem Aflikasi Simpan Pinjam Jagaditha Penyusutan Inventaris JUMLAH TOTAL AKTIVA PASIVA Utang Lancar Simpanan Tabungan Simpanan Deposito Utang Bunga JUMLAH Modal Kerja Modal Kerja Angs. Pokok Modal Kerja Angs. Wajib Modal Kerja Angs. Sukarela Saham PSPDN Donasi Wk. Bupati JUMLAH Sisa Hasil Usaha SHU yg ditahan s/d 2013 Realisasi SHU 2014 SHU s/d bulan yg lalu SHU Berjalan Bulan Ini SHU ke Induk JUMLAH TOTAL PASIVA
96
744.628.266,00 17.244.138,00 500.000,00 1.000.000,00 4.334.091.287,00 1.000.744,68 (21.278.011,26) 3.806.500,00 3.785.000,00 5.084.777.924,42 71.640.636,00 10.000.000,00 13.200.000,00 (11.730.232,00) 83.110.404,00 5.167.888.328,42
4.296.416.673,00 948.000.000,00 58.492,00 4.296.416.673,00 63.145.965,00 64.365.000,00 35.590.000,00 4.000.000,00 1.000.000,00 168.100.965,00 664.814.526,84 397.431.163,58 364.458.389,58 32.972.774,00 (358.875.000,00) 703.370.690,42 5.167.888.328,42
97
Lampiran 2 Hasil Analisis Perhitungan Masing-Masing Rasio
a. Rasio likuiditas (current ratio) current ratio =
Aktiva lancar Kewajiban lancar
current ratio (%) =
Aktiva lancar Kewajiban lancar
x 100%
CR Jan – Nov 2014 =
5.084.777.924,42 4.296.416.673,00
= 1,18
CR Jan – Nov 2014 (%) =
5.084.777.924,42 4.296.416.673,00
x 100% = 118,00%
b. Rasio solvabilitas (total assets to debt ratio) total debt to total assets =
Total utang Total aktiva
total debt to total assets (%) =
Total utang Total aktiva
x 100%
TDTA Jan – Nov 2014 =
4.296.416.673,00 5.167.888.328,42
= 0,83
TDTA Jan – Nov 2014 (%) =
4.296.416.673,00 5.167.888.328,42
x 100% = 83,14%
c. Rasio rentabilitas (return on asset) Return on asset =
Sisa Hasil Usaha (SHU) Total aktiva
98
Return on asset (%) =
Sisa Hasil Usaha (SHU) x 100% Total aktiva
ROA Jan- Nov 2014 =
397.431.163,58 5.167.888.328,42
= 0,07
ROA Jan- Nov 2014 (%) =
397.431.163,58 5.167.888.328,42
x 100% = 7,69 %
99
Lampiran 3 Kuisioner Kepuasan Pelanggan
KUISIONER PENILAIAN KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI PERIKANAN SEGARANING HARUM
Dalam rangka menyusun tugas akhir (tesis), sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S2, maka dengan ini saya: Nama
: Melita Isti Septiasari
NIM
: 1301161016
Program Studi : Magister Manajemen Agribisnis Universitas
: Udayana
Melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan anggota sebagai salah satu aspek yang diteliti dalam “Penerapan Elemen Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung”.
Untuk
itu
saya
mohon
kesediaan
dan
bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sebagai anggota Koperasi Perikanan Segaraning Harum untuk mengisi kuisioner ini sesuai petunjuk. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya
(Melita Isti Septiasari)
100
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER Lingkarilah pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. IDENTITAS RESPONDEN A. Nama : B. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan C. Usia : …….. tahun D. Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD/ SD/ SMP/ SMA/ Sarjana/ Pascasarjana E. Tanda tangan : ………….. Petunjuk I : Nyatakan pendapat anda secara bebas tentang situasi dan kondisi kerja yang anda hadapi selama bekerja pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dengan memberi tanda silang (X) pada setiap jawaban anda pada kolom kepuasan anggota yang mewakili pendapat anda yaitu Sangat Puas (SP), Puas (P), Ragu-ragu (RR), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Pertanyaan SP A 1 2 3 4 5 B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 5 D
Bukti Langsung Fasilitas koperasi yang memadai yaitu tersedianya toilet Kondisi koperasi bersih Karyawan koperasi berpenampilan rapi Penataan interior koperasi menarik Kegiatan operasional koperasi didukung oleh petugas yang memadai Keandalan Transaksi dilakukan dalam waktu yang singkat Informasi yang disampaikan karyawan koperasi mudah dipahami Pelayanan yang diberikan koperasi sudah sesuai yang diharapkan Koordinasi karyawan di lingkungan koperasi sangat baik Karyawan koperasi mampu menanggapi nasabah dengan cepat Daya Tanggap Karyawan koperasi ramah dalam melayani anda Anda merasa nyaman bertransaksi di koperasi Karyawan koperasi melayani anda dengan cepat Karyawan koperasi mampu meyakinkan dalam mengatasi keluhan anda Karyawan harus selalu bersedia membantu nasabah Jaminan
Kualitas Pelayanan P RR TP STP
5
4
3
2
1
5 5 5 5
4 4 4 4
3 3 3 3
2 2 2 2
1 1 1 1
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5 5 5
4 4 4
3 3 3
2 2 2
1 1 1
5
4
3
2
1
101
1 2 3 4 5 E 1 2 3 4 5
Karyawan koperasi bekerja dengan trampil Prosedur pengurusan administrasi jelas Karyawan koperasi menguasai bidang pekerjaannya masing-masing Anda dapat mempercayai karyawan Kejujuran sikap para karyawan dalam melayani memuaskan Empati Karyawan koperasi dapat melakukan komunikasi dengan baik saat melayani Anda Karyawan koperasi memberi perhatian kepada Anda Karyawan koperasi memahami kebutuhan transaksi Anda Sikap adil yang ditunjukkan para karyawan dalam melayani pelanggan Pembagian kerja di antara karyawan sesuai dengan jenis pelayanan
5 5 5
4 4 4
3 3 3
2 2 2
1 1 1
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Petunjuk II : Nyatakan seberapa penting masing-masing unsur di bawah ini dalam meningkatkan tingkat kepuasan anda dengan memberikan silang (X) yang mewakili pendapat anda melalui penilaian Sangat Penting (SP), Penting (P), Cukup Penting (CP), Tidak Penting (TP), dan Sangat Tidak Penting (STP). A Bukti Langsung meliputi situasi dan kondisi koperasi, fasilitas fisik, perlatan dan penampilan karyawan B Keandalan meliputi kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan C Daya tanggap meliputi daya tanggap dari karyawan koperasi dalam membvantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang baik D Jaminan meliputi keterampilan kesopanan dan keramahan karyawan untuk menciptakan keyakinan dan kepercayaan kepada pelanggan E Empati meliputi komunikasi yang baik dan perhatian yang tinggi dari karyawan koperasi kepada para pelanggan
SP 5
P 4
CP 3
TP 2
STP 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
102
Lampiran 3 Kuisioner Kepuasan Karyawan
KUISIONER PENILAIAN KEPUASAN KARYAWAN KOPERASI PERIKANAN SEGARANING HARUM
Dalam rangka menyusun tugas akhir (tesis), sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S2, maka dengan ini saya: Nama
: Melita Isti Septiasari
NIM
: 1301161016
Program Studi : Magister Manajemen Agribisnis Universitas
: Udayana
Melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan karyawan sebagai salah satu aspek yang diteliti dalam “Penerapan Elemen Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja di Koperasi Perikanan Segaraning Harum Kabupaten Badung”.
Untuk
itu
saya
mohon
kesediaan
dan
bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sebagai karyawan Koperasi Perikanan Segaraning Harum untuk mengisi kuisioner ini sesuai petunjuk. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya
(Melita Isti Septiasari)
103
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER Lingkarilah pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. IDENTITAS RESPONDEN A. Nama : B. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan C. Usia : …….. tahun D. Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD/ SD/ SMP/ SMA/ Sarjana/ Pascasarjana E. Tanda tangan : ………….. Petunjuk I : Nyatakan pendapat anda secara bebas tentang situasi dan kondisi kerja yang anda hadapi selama bekerja pada Koperasi Perikanan Segaraning Harum dengan memberi tanda silang (X) pada setiap jawaban anda pada kolom kepuasan karyawan yang mewakili pendapat anda yaitu Sangat Puas (SP), Puas (S), Raguragu (RR), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP). Pertanyaan A 1 2
3 4 5 B 1 2 3 4 5 C 1 2 3 4 5 D 1
Kerja Secara Mental Sebagai karyawan koperasi menyukai pekerjaannya Anda sebagai karyawan koperasi dapat mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan Atasan memberikan keleluasaan kepada Anda untuk bertindak Anda kerjakan dengan ikhlas setiap pekerjaannya Atasan menghargai hasil kerja Anda Ganjaran Imbalan yang diterima sesuai dengan tuntutan pekerjaan Imbalan yang diterima sesuai dengan jabatan pekerjaan Imbalan yang diterima sesuai dengan tingkat keterampilan Anda Adanya jaminan kerja termasuk tunjangan hari tua Adanya penghargaan atas prestasi Anda dalam bekerja Kondisi Kerja Tersedia fasilitas yang memadai bagi karyawan yaitu toilet Suasana tempat kerja Anda nyaman Suasana kerja Anda menyenangkan Di lingkungan kerja anda, ada keinginan untuk memecahkan masalah yang ada Lingkungan kerja Anda menarik Rekan Kerja Rekan kerja bersikap baik serta menghargai
Kepuasan Karyawan SP P RR TP STP 5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
5 5 5
4 4 4
3 3 3
2 2 2
1 1 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
104
2 3 4 5 E 1 2 3 4 5
pekerjaan dan hasil kerja Anda Kerjasama yang baik dengan rekan kerja Anda Komunikasi yang baik dengan rekan kerja Anda Atasan peduli pada keadaan bawahan Atasan menanggapi masukan Anda Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan Pekerjaan Anda sesuai dengan latar belakang pendidikan Anda Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan Anda Pekerjaan Anda sesuai dengan hati nurani Anda Pekerjaan yang dilakukan mampu memberi kepuasan dalam bekerja Jabatan Anda sesuai dengan karakter yang Anda miliki
5 5 1 5
4 4 2 4
3 3 3 3
2 2 4 2
1 1 5 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
5
4
3
2
1
Petunjuk II : Nyatakan seberapa penting masing-masing unsur di bawah ini dalam meningkatkan tingkat kepuasan anda dengan memberikan silang (X) yang mewakili pendapat anda melalui penilaian Sangat Penting (SP), Penting (P), Cukup Penting (CP), Tidak Penting (TP), dan Sangat Tidak Penting (STP). A Kerja Secara Mental meliputi pekerjaan yang dilakukan dan kebebasan dalam bertindak B Ganjaran (penghargaan, gaji/upah), atau imbalan lain yang diterima C Kondisi Kerja, meliputi fasilitas yang tersedia dan suasana kerja D Rekan Kerja, meliputi hubungan antara karyawan dan pihak atasan E Kesesuaian Kepribadian dengan Pekerjaan yang dilakukan meliputi keterkaitan bakat, kemampuan, dan karakter dengan pekerjaan
SP 5
P 4
CP 3
TP 2
STP 1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1