BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pembangunan gedung–gedung bertingkat meningkat dengan pesat. Gedung bertingkat tersebut digunakan sebagai pusat perkantoran, hunian, maupun pusat perdagangan. Meningkatnya pembangunan berbanding terbalik dengan lahan yang tersedia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dengan lahan terbatas, salah satu jalan adalah dengan membuat gedung bertingkat. Semakin tinggi bangunan yang dikerjakan maka akan semakin besar tuntutan dari penyedia jasa konstruksi untuk mematangkan perencanaanya. Tingkat kecelakaan kerja pada highrise building termasuk kedalam tingkat kecelakaan tinggi, untuk itu perlu adanya suatu sistem manajemen yang menyangkut “keselamatan dan kesehatan kerja” atau disingkat K3. Sistem manajemen K3 dapat menjadi alat untuk meminimalkan kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja yang termasuk didalamnya yaitu : 1. Faktor tempat kerja (Work place) 2. Faktor peralatan (Tools) 3. Faktor tenaga kerja (Human eror) Pelaksanaan proyek bangunan bertingkat segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. Salah satunya adalah perencanaan penggunaan alat konstruksi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
1
Pemilihan alat konstruksi adalah hal penting, meliputi fungsi dan pengoperasiannya serta produktivitas dan efisiensi kerja alat. Tower crane adalah salah satu alat yang sering digunakan pada proyek bangunan bertingkat. Alat ini digunakan sebagai alat pemindah material (material handling equiptment) dari suatu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun horisontal. Tower crane banyak digunakan karena ketinggian tower crane dapat disesuaikan dengan tinggi bangunan dan juga memiliki jarak jangkauan yang luas. Penempatan tower crane harus diperhatikan karena berhubungan langsung dengan fasilitas dan sarana yang ada di lokasi proyek. Jika terdapat kekeliruan dalam penempatan, maka akan terjadi penurunan produktivitas, efisiensi dan resiko kecelakaan
yang
berdampak pada waktu dan biaya. Penggunaan serta pengoperasian tower crane harus dengan desain dan analisa yang tepat, agar tidak mengganggu aktivitas pekerjaan lainnya. Lokasi penempatan tower crane perlu di desain agar dalam operasionalnya tidak mengganggu kegiatan lain dan tidak menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Desain serta analisa sistem manajemen K3 menggunakan safety plan yang berfungsi untuk mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja baik saat perencanaan, pengoperasian, maupun penurunan tower crane. Safety plan merupakan analisa yang dibuat berdasarkan jenis-jenis pekerjaan untuk mengantisipasi resiko kecelakaan. Safety plan dapat meminimalisasi resiko kecelakaan selama pengoperasian tower crane tersebut.
2
B. Permasalahan Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan highrise building merupakan salah satu faktor yang harus dihindari. Pada pengoperasian tower crane potensi terjadinya resiko kecelakaan kerja tinggi, untuk itu perlu adanya identifikasi dengan membuat safety plan. Rambu-rambu K3 yang merupakan suatu kewajiban yang menurut undangundang ketenagakerjaan harus dipasang pada proyek, terkadang tidak dilaksanakan dan menyebabkan resiko kecelakaan.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi potensi resiko kecelakaan pada pengoperasian tower crane. 2. Merencanakan penggunaan rambu-rambu K3.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain untuk : 1. Mengetahui resiko kecelakaan pada saat pengoperasian tower crane. 2. Mengantisipasi potensi terjadinya kecelakaan kerja pada saat pengoperasian tower crane. 3. Menganalisa resiko kecelakaan dengan safety plan. 4. Menentukan penggunaan dan penempatan rambu-rambu K3. 5. Sebagai pedoman dalam merencanakan SOP ( sandart operational procedure ) untuk pengoperasian tower crane.
3
E. Batasan Masalah Batasan masalah dalam menyusun penelitian ini yaitu : 1. Mengidentifikasi potensi terjadinya resiko pada penggunaan alat tower crane. 2. Menyusun safety plan yang berhubungan dengan pengoperasian tower crane. 3. Tower crane yang digunakan adalah merk Liebherr dengan kapasitas angkat maksimal 4 ton, radius 45 m, dan tinggi angkat maksimal 40 m.
F. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Metode Literatur Menggunakan media buku-buku referensi, internet, penelitian oleh pihak lain yang berkaitan. 2. Metode Observasi Menggunakan pengamatan secara langsung pada Proyek Pembangunan Hotel The 1O1 Yogyakarta untuk mendapatkan data-data. Data observasi digunakan sebagai bahan perbandingan dan dasar identifikasi. Metode penelitian
Metode observasi
Metode literatur
Buku
Internet
Metode identifkasi
Penelitian
Gambar 1.0 Metode Penelitian
4
G. Sistematika Penulisan Pada penulisan penelitian ini dibagi dalam 6 (enam) bab yang berisi tentang : 1. Bab I membahas tentang pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, deskripsi permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan. 2. Bab II membahas tentang tinjauan pustaka yang berisi pendahuluan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), peraturan-peraturan K3 proyek konstruksi, peralatan dan perlengkapan penunjang program K3, safety plan proyek konstruksi, tower crane, dan rambu-rambu K3. 3. Bab III membahas tentang metodologi penelitian yang berisi pendahuluan, kerangka berpikir, pemilihan metode penelitian, dan proses penelitian. 4. Bab IV membahas tentang pelaksanaan penelitian yang berisi pendahuluan, gambaran umum proyek, penggunaan tower crane, variabel kecelakaan, kegiatan penerapan K3 yang dilakukan pada proyek, dan rambu-rambu proyek. 5. Bab V membahas tentang pembahasan berisi perencanaan pengoperaian tower crane, pengendalian potensi resiko menggunakan safety plan, penggunaan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 6. Bab VI membahas tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
5