BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Usaha yang berkembang dengan pesat saat ini adalah usaha perdagangan baik perdagangan besar maupun perdagangan eceran. Sektor perdagangan khususnya perdagangan eceran merupakan salah satu dari lima sektor dominan bagi penerimaan negara karena merupakan sektor yang potensial dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi penerimaan pajak khususnya penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Salah satu sistem perdagangan yang memiliki daya tarik bagi pengusaha dan saat ini berkembang pesat adalah sistem konsinyasi. Transaksi dengan sistem konsinyasi merupakan transaksi penitipan barang dari consignor kepada consignee dimana pembayaran dilakukan setelah barang tersebut terjual dan consignee mendapat komisi atas penjualan tersebut. Barang konsinyasi merupakan kepemilikan dari consignor, tetapi consignee mempunyai kewajiban memelihara barang berdasarkan kesepakatan konsinyasi. Dalam transaksi konsinyasi ada dua pihak yaitu consignor dan consignee, consignor adalah pihak yang menitipkan barang sedangkan consignee adalah pihak yang dititipi barang. Bagi consignee, sistem konsinyasi selain dapat menekan resiko atas persediaan barang dagangan, juga dapat memperkecil modal untuk para pengusaha sehingga modalnya dapat diinvestasikan ke sektor yang lain. Menekan resiko
yang
dimaksud
adalah
persediaan
yang
tidak
terjual
dapat
dikembalikan/retur tanpa ada biaya yang dikeluarkan. Perlakuan ini berbeda
1
dengan sistem pembelian biasa dimana barang yang tidak terjual tidak boleh diretur, kecuali ada perjanjian sebelumnya. Dan yang dimaksud dengan memperkecil modal disini adalah ketika barang konsinyasi diterima tidak ada kewajiban untuk membayar karena pembayaran dilakukan ketika barang tersebut terjual. Hal ini menjadi daya tarik dan diminati oleh kebanyakan pengusaha, salah satunya pengusaha yang bergerak dalam bidang ritel pakaian jadi. Namun, selain memiliki daya tarik, transaksi dengan sistem konsinyasi memiliki perlakuan pajak yang berbeda dengan transaksi biasa. Perlakuan pajak yang dimaksud disini adalah perlakuan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi konsinyasi. Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. Saat terhutang Pajak Pertambahan Nilai adalah saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada setiap jalur perusahaan. Sistem pemungutan pajak di Indonesia bersifat self assessment dan metode yang digunakan dalam penghitungan PPN adalah metode pengkreditan. Artinya, besarnya PPN yang harus dibayar atau yang lebih bayar dihitung sendiri dengan menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak Masukan (PM) terhadap Pajak Keluaran (PK).
2
Perlakuan PPN atas transaksi konsinyasi bagi consignee diterapkan pada saat penjualan dan penerimaan barang konsinyasi. Consignee memungut PPN dan melaporkan Pajak Keluaran ketika terjadi penjualan atas barang konsinyasi kepada konsumen. Pada saat diterima barang konsinyasi sudah terutang PPN dan dapat diperhitungkan sebagai pajak masukan apabila telah diterbitkan faktur pajak oleh consignor. Penyerahan barang dari consignor kepada consignee diperlakukan sama dengan transaksi penjualan secara kredit, yaitu terutang PPN pada saat penyerahan barang dan harus diterbitkan faktur pajak. Meskipun saat terutangnya PPN adalah saat penyerahan, faktur pajak paling lambat dibuat pada akhir bulan berikutnya setelah penyerahan berdasarkan pertimbangan ekonomi yaitu tidak membebani cash flow PKP Penjual/consignor. Saat penerbitan faktur pajak ini tidak akan menjadi beban bagi consignor untuk barang konsinyasi yang laku terjual dalam satu bulan namun akan menjadi beban apabila barang yang dititipkan laku terjual lebih dari satu bulan setelah penyerahan. Consignor akan memikul beban PPN yang belum dibayar consignee sehingga akan memberatkan keuangan consignor. Oleh karena itu, consignor harus memperhitungkan dengan cermat yaitu menyesuaikan jumlah barang yang dititipkan dengan kemampuan consignee dalam memasarkan produk setiap bulannya. Dalam akuntansi, pengakuan pendapatan terjadi pada saat realisasi penjualan kepada konsumen dan penghasilan sudah didapat. Penjualan dianggap realisasi
apabila
terjadi
penyerahan
barang
dengan
berpindahnya
hak
(kepemilikan) atas barang. Pada saat diterima barang konsinyasi oleh pihak consignee tidak diakui sebagai persediaan dan tidak dilakukan penjurnalan. Ketika
3
terjadi penjualan consignee mengakui adanya hutang kepada consignor, dan keuntungan atas penjualan itu diakui sebagai komisi atas penjualan. Pada kenyataannya perusahaan yang dalam kasus ini CV. Gerbang Semesta, selaku consignee, tidak konsisten dalam memberikan perlakuan PPN atas transaksi konsinyasi karena sebagian besar consignor tidak menerbitkan faktur pajak dengan tepat waktu. Sebagian besar consignor menerbitkan faktur pajak pada saat terjadi penjualan barang konsinyasi tanpa memperhatikan saat penyerahan barang kepada consignee. Perusahaan akan memperhitungkan pajak masukan apabila faktur pajak telah diterima dari consignor dan melaporkan pajak keluaran pada saat terjadi penjualan. Perusahaan seharusnya sudah dapat memperhitungkan pajak masukan paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah barang diterima, karena sesuai ketentuan perpajakan saat itu consignor sudah harus menerbitkan faktur pajak. Namun, saat penerbitan faktur pajak sepenuhnya menjadi kebijakan consignor dan perusahaan tidak pernah meminta faktur pajak yang belum diterbitkan oleh consignor. Pergeseran waktu penerbitan faktur pajak ini akan berpengaruh pada penghitungan pajak masukan bagi consignee dan pajak keluaran bagi consignor. Berdasarkan latar belakang diatas timbul permasalahan yaitu: 1) Apakah perlakuan Pajak Pertambahan Nilai pada CV. Gerbang Semesta atas transaksi konsinyasi telah sesuai dengan peraturan perpajakan? 2) Apakah pengaruhnya pada penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai?
4
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Dari uraian pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kesesuaian perlakuan Pajak Pertambahan Nilai transaksi konsinyasi yang dilakukan oleh CV. Gerbang Semesta dengan peraturan perpajakan. 2) Untuk mengetahui pengaruh perlakuan tersebut pada penghitungan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.
1.2.2 Kegunaan Penelitian Beberapa kegunaan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah : 1) Manfaat teoritis Untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang perlakuan Pajak Pertambahan Nilai kepada pengusaha-pengusaha yang menggunakan sistem konsinyasi supaya lebih cermat dalam menyikapi peraturan perpajakan. Selain itu dapat menjadi masukan bagi fiskus dan para pembuat kebijakan untuk melakukan perbaikan peraturan perpajakan yang berlaku pada sektor perdagangan khususnya atas transaksi konsinyasi. 2) Manfaat praktis Untuk memberikan informasi kepada CV. Gerbang Semesta mengenai penghitungan, penyetoran dan pelaporan PPN pada SPT Masa PPN dengan benar dan tepat waktu dan melakukan langkah perbaikan apabila terjadi penyimpangan.
5
1.3 Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini akan dikemukakan secara singkat mengenai keseluruhan skripsi ini. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I
:
Pendahuluan Secara garis besar bab ini memuat uraian tentang latar belakang masalah, pokok masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II
:
Kajian Pustaka dan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang landasan teori dalam penelitian yang meliputi Definisi Pajak, Pajak Pertambahan Nilai, Transaksi Konsinyasi, Perlakuan PPN atas Transaksi Konsinyasi
Bab III
:
Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV
:
Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menyajikan gambaran umum CV Gerbang Semesta, deskripsi data dan deskripsi hasil penelitian.
Bab V
:
Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab yang menyajikan simpulan dari hasil pembahasan dan saran-saran yang dipandang perlu sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh.
6