BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pengertian Bank menurut Kasmir (2011 : 3), “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.” Perkembangan bisnis perbankan mengalami perubahan pergeseran dari aktivitas operasi bank yang bersifat pasif menjadi aktivitas operasi yang aktif melayani nasabah. Hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya persaingan bisnis perbankan dalam memanjakan nasabahnya dengan berbagai akses kemudahan informasi, pemberian bonus tabungan serta menawarkan bunga kredit yang kompetitif. Fungsi bank tidak hanya menghimpun dana dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito, tetapi juga harus membantu misi pemerintah dalam pemberian kredit kepada sektor riil yang menjadi faktor penting dalam pemulihan perekonomian Indonesia secara umum. Bank berperan dalam membantu permasalahan yang dihadapi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui penyaluran kredit atau membantu permodalan untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah. Dengan peran serta bank terhadap
1
2
usaha mikro kecil dan menengah dalam pemberian kredit dapat meringankan masalah permodalan dan dapat meningkatkan usahanya dengan kualitas yang baik dan bermutu sehingga usaha mikro kecil dan menengah dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Sari 2009 : 2). Menurut Rama dan Jones (2009) kredit merupakan sumber utama dalam menjalankan aktivitas usahanya termasuk pada perusahaan pembiayaan. Hal tersebut sudah lumrah dikarenakan sumber utama pendapatan bank melalui pemberian kredit dalam bentuk pendapatan bunga dimana pendapatan tersebut diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atas kredit yang diberikan. Menurut (Astiko : 2009) kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati. Pemberian kredit adalah salah satu produk andalan perbankan yang banyak menarik minat masyarakat. Kredit selain sebagai aktiva produktif terbesar suatu bank juga merupakan pembawa risiko tertinggi yang mampu mempengaruhi tingkat kesehatan bank (Firdaus dan Ariyanti : 2009). Salah satu risiko dari penyaluran kredit tersebut adalah munculnya kredit bermasalah atau yang sering disebut dengan kredit macet artinya kredit yang disalurkan tidak dapat ditagih kembali sehingga mengancam likuiditas bank tersebut (Irwan : 2010). Suatu kelayakan kredit dapat dilihat dari 2 aspek yaitu: 1. Dilihat dari kelancaran pengembalian angsuran.
3
2. Melalui analisis kredit dan aspek usaha. Kualitas kredit dinilai berdasarkan kolektibilitasnya yang pada prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali oleh debitur. Berdasarkan surat keputusan direksi BI No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif, kualitas kredit dapat digolongkan menjadi : 1. Lancar 2. Dalam Perhatian Khusus 3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet Menurut Romney dan John (2004) pengendalian internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah dicapai : 1. Mengamankan aset 2. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar 3. Memberikan informasi yang akurat dan reliabel 4. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 5. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional 6. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan 7. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
4
Suatu pengendalian internal yang efektif adalah pengendalian yang didalamnya terdapat unsur-unsur atau komponen-komponen pengendalian internal, dan mampu menjamin bahwa dalam pelaksanaan kredit dapat dicegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang dapat merugikan bank dan terjadinya praktek pemberian kredit yang tidak sehat. Semakin baik pengendalian internal yang ada maka semakin dapat ditekan risiko kredit sehingga mengurangi aktiva yang diklasifikasikan tidak produktif dan dapat mendukung jumlah pemberian kredit yang sehat (Dinny : 2013). Menurut Dinny selaku Mikro Kredit Analis, banyak bank yang menyediakan pinjaman kredit, salah salah satunya adalah Bank Mandiri. Bank Mandiri memiliki komitmen untuk memberikan kemudahan penyaluran kredit sebagai tambahan modal usaha bagi pengusaha mikro. Bentuk pinjaman modal dinamakan dengan Mandiri Kredit Mikro. Modal usaha ini merupakan fasilitas kredit yang dapat diberikan kepada semua pemilik usaha mikro, usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan. Kunci sukses pemberian kredit Bank Mandiri adalah cepat, sederhana dan kedekatan hubungan. Diartikan cepat adalah dalam pencairan guna memenuhi tuntutan bisnis dengan putaran dana yang tinggi. Sederhana diartikan sebagai administrasi dan persyaratan mudah dipenuhi. Sedangkan kedekatan hubungan diartikan diprioritaskan dari daerah setempat dimana unit mikro beroperasi. Fenomena kemudahan pemberian kredit pada Bank Mandiri menimbulkan sebuah masalah, yaitu apakah Bank Mandiri telah melaksanakan prinsip kehati-hatian sesuai kebijakan perkreditan Bank Indonesia. Dan untuk
5
mengetahui apakah pelaksanaan proses pemberian kredit mikro kepada calon debitur pada Bank Mandiri telah sesuai dengan sistem pengendalian intern yang ada, maka perlu dilakukan evaluasi pada proses pemberian kredit mikro tersebut. Berdasarkan data dari Kredit Mikro Mandiri PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha yang berisi data jumlah penyaluran kredit (booking), klasifikasi kualitas kredit dan data kredit macet dalam penelitian ini disajikan pada (Tabel 1.1) sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kolektibilitas dan Kualitas Kredit Mikro Bank Mandiri Cabang Bandung Mohamad Toha Dalam Jutaan
TAHUN
BULAN Januari Februari Maret April
2012
Mei Juni Juli Agustus September
BOOKING
BADE KOL 1
1,200
9,330
1,150
8,900
985
8,850
978
9,210
870
9,855
1,200
10,460
1,350
9,650
766
10,219
880
9,980
BADE 2A
BADE 2B
BADE 2C
BADE 03
BADE 03+
TOTAL BADE
110
123
346
120
321
10,350
105
474
230
76
335
10,120
148
325
540
132
345
10,340
210
120
235
210
465
10,450
324
141
456
76
548
11,400
120
123
105
110
512
11,430
352
72
56
87
543
10,760
345
123
143
110
601
11,540
381
345
234
99
612
11,650
% KOL 1
% NPL
90.14%
3.10%
87.94%
3.31%
85.59%
3.34%
88.13%
4.45%
86.45%
4.81%
91.51%
4.48%
89.68%
5.05%
88.55%
5.20%
85.67%
5.25%
6
Oktober
2013
2014
1,200
10,032
133
123
145
65
625
11,123
90.19%
5.62%
November
970
10,180
123
76
134
86
634
11,233
90.63%
5.64%
Desember
870
9,780
208
324
435
56
654
11,457
85.36%
5.71%
Januari
1,945
9,121
123
321
456
102
322
10,445
87.32%
3.08%
Februari
1,650
9,230
123
384
345
65
324
10,470
88.16%
3.09%
Maret
1,540
9,250
320
295
320
113
342
10,640
86.94%
3.21%
April
990
9,830
345
132
240
87
356
10,990
89.44%
3.24%
Mei
1,045
9,647
110
68
239
112
388
10,564
91.32%
3.67%
Juni
895
9,100
210
75
576
223
356
10,540
86.34%
3.38%
Juli
870
11,650
584
540
420
42
664
13,900
83.81%
4.78%
Agustus
980
10,540
657
120
445
130
564
12,456
84.62%
4.53%
September
1,100
10,095
439
74
287
11
634
11,540
87.48%
5.49%
Oktober
1,230
9,320
323
103
197
13
502
10,458
89.12%
4.80%
November
1,450
11,835
438
112
330
212
573
13,500
87.67%
4.24%
Desember
1,540
9,215
620
420
320
14
647
11,235
82.02%
5.76%
Januari
508
10,170
400
151
76
13
337
10,810
91.24%
3.02%
Februari
955
9,863
622
126
192
15
347
10,818
88.34%
3.11%
Maret
1,006
9,578
530
115
412
35
426
10,670
86.32%
3.84%
April
655
9,366
617
97
487
200
453
10,767
83.48%
4.04%
Mei
1,367
9,406
246
83
249
121
705
10,105
87.01%
6.52%
Juni
1,943
9,606
275
139
177
112
608
10,309
87.99%
5.57%
Juli
707
9,262
325
159
297
112
658
10,155
85.66%
6.09%
Agustus
617
9,499
399
114
94
29
623
10,135
88.30%
5.79%
September
1,025
9,500
355
102
105
17
607
10,079
88.90%
Oktober
1,030
9,613
285
119
120
14
605
10,151
89.37%
5.68% 5.62%
7
November
1,033
9,572
484
121
198
13
545
10,388
87.55%
4.98%
Desember
2,035
10,459
514
162
121
67
612
11,323
87.63%
5.13%
Sumber : Mikro Kredit Bank Mandiri Cabang Bandung Mohamad Toha
Penggolongan kolektibilitas kredit merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesehatan kredit yang telah disalurkan. Dalam menentukan lancar atau tidaknya kredit yang disalurkan berdasarkan terpenuhi atau tidaknya pembayaran angsuran pinjaman berupa pokok pinjaman beserta bunga pinjaman. Pengklasifikasian kredit ini merupakan peringatan dini bagi pihak manajemen dalam rangka mengamankan kredit, menganalisa risiko yang akan diambil dan menyusun strategi serta rencana dalam upaya untuk memperkecil kegagalan kredit yang telah disalurkan. Berdasarkan penetapan dan penilaian kolektibilitas kredit, maka kualitas Kredit Mikro Mandiri digolongkan menjadi 6 golongan, yaitu: 1. Bade Kol 1 (Bakul Debit Kolancar 1) Apabila pinjaman lancar, dibayar tepat waktu. 2. Bade 2A Apabila pinjaman terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga dari 1 hari sampai dengan 30 hari. 3. Bade 2B Apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 31 hari sampai dengan 60 hari
8
4. Bade 2C Apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 61 hari sampai dengan 90 hari. 5. Bade 03 Apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 91 hari sampai dengan 120 hari. 6. Bade 03+ Apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui lebih dari 120 hari. Booking adalah besarnya kredit yang dikeluarkan oleh Kredit Mikro Mandiri untuk debitur, yang dinyatakan dalam jutaan. Pada dasarnya Kredit Mikro Mandiri tidak memiliki batasan atau limit jumlah kredit yang dikeluarkan untuk debitur, karena pada prinsipnya Kredit Mikro Mandiri mempunyai tujuan untuk memberikan kredit sebanyak-banyaknya bagi debitur yang membutuhkan bantuan untuk penambahan modal usaha. Bade (Bakul Debit) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan 6 golongan kualitas kredit. Bade Kol 1 (Kolancar) merupakan kategori untuk pinjaman yang pembayarannya lancar atau tidak ada tunggakan. Bade 2A, Bade 2B, Bade 2C, dan Bade 03 merupakan kategori untuk pinjaman yang dalam pembayaran angsurannya terdapat tunggakan 1 sampai 120 hari.
9
Bade 03+ adalah kategori untuk pinjaman yang tunggakannya melampaui 120 hari dan dinyatakan sebagai kredit macet atau disebut dengan NPL (Non Performing Loan). NPL atau Non Performing Loan adalah kategori kredit yang termasuk kredit macet. Kredit Mikro Mandiri memiliki standar maksimum untuk kredit macet adalah 3%. Dari data diatas, pada tahun 2012, 2013, dan 2014 kredit yang termasuk NPL (Non Performing Loan) atau yang dinyatakan kredit macet pada Kredit Mikro Mandiri Cabang Bandung Mohamad Toha selalu memiliki presentase kredit macet yang melebihi standar maksimum yang ditentukan manajemen, yaitu 3% . Menurut Dini selaku Mandiri Mikro Analis, hal ini banyak disebabkan karena debitur tidak mampu memenuhi perjanjian yang telah disepakati pada akad kredit, debitur tidak mampu membayar angsuran, debitur menggunakan kredit tidak sesuai dengan perjanjian awal yaitu untuk penambahan modal usaha, atau terjadinya bencana alam yang mengakibatkan debitur mengalami kerugian. Upaya Mikro Kredit Mandiri dalam meminimalisasi kredit macet adalah dengan dilakukannya penagihan angsuran setiap hari kepada debitur yang bertempat di pasar-pasar. Penelitian yang dilakukan Sari (2009) menguji hubungan antara pengendalian internal dengan kredit macet menunjukkan bahwa manfaat pengendalian intern pemberian kredit terhadap upaya menekan terjadinya kredit macet sangat tinggi. Penelitian Dinny (2013) sistem pengendalian intern pemberian kredit mikro memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minimalisasi kredit bermasalah.
10
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT MIKRO TERHADAP MINIMALISASI KREDIT MACET (STUDI KASUS PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. CABANG BANDUNG MOHAMAD TOHA).”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka identifikasi
masalah tersebut sebagai berikut : 1.
Bagaimana pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit mikro pada PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha 2.
Bagaimana upaya minimalisasi kredit macet pada PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha 3.
Seberapa besar pengaruh pengendalian internal pemberian kredit mikro
terhadap minimalisasi kredit macet pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha.
11
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pelaksanaan pengendalian internal
pemberian kredit mikro pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha . 2.
Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai upaya minimalisasi kredit
bermasalah pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha. 3.
Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengendalian internal
pemberian kredit mikro terhadap minimalisasi kredit macet pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha .
1.4
Manfaat Penelitian Perolehan data dan informasi dari penelitian ini yang disajikan dalam bentuk
laporan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1.4.1
Manfaat Teoritis
2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan, pengalaman, dan pengetahuan yang sangat berharga dalam ilmu ekonomi dan perbankan. 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian lain.
12
1.4.2
Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap minimalisasi kredit macet. 2. Bagi perusahaan, dapat memberi bahan masukan atau pemikiran dan informasi bagi manajemen dalam menilai kelebihan dan kekurangan dalam pemberian kredit mikro. 3.
Bagi Pembaca
Memberikan informasi sebagai ilmu pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan penelitian dengan melakukan observasi data di PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Bandung Mohamad Toha. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret 2015 sampai bulan Agustus 2015.