BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (511 tahun), remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak yang satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berdeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku sosial (Hidayat, 2008). Anak usia 1-3 tahun merupakan golongan umur yang sangat rentan terhadap penyakit gizi. Dalam keadaan biasa anak memerlukan bahan makanan untuk memperoleh kalori, dimana kalori tersebut digunakan untuk metabolism, kenaikan metabolisme di atas metabolism basal pada pencernaan dan asimilasi makanan (specific dynamic action atau SDA), membentuk jaringan tubuh untuk pertumbuhan, beraktivitas, dan sebagian dari bahan tersebut tidak terserap dan hilang bersama dengan feses (Sodikin, 2011). Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat 1 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
kurang nutrisi dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang di antara zat gizi lain, mengingat banyak sekali berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak nafsu makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan yang mengandung gizi seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi, dan seimbang. Disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin, dan mineral (Hidayat, 2008). Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah seperti tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang sering dijumpai pada anakanak khususnya bagi mereka yang sakit. Masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau makan, dan tidak mampu makan padahal makanan yang tidak disukai tersebut justru lebih banyak mengandung zat gizi yang seimbang. Oleh karena itu terkadang harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi, dan seimbang tidak terlaksana sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat (Hidayat, 2005). Sodikin (2012) menjelaskan bahwa masalah yang sering ditemukan pada anak sakit adalah akibat kehilangan nafsu makan. Gangguan gizi pada anak pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan atau ketidakadekuatan pemenuhan kebutuhan zat gizi. Oleh karena itu agar anak tumbuh dan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
berkembang secara optimal, keseimbangan asupan zat gizi yang diperlukan harus terjaga. Hal ini bisa dicapai dengan pemberian makanan yang mengandung kalori, protein, lemak, mineral, dan vitamin yang dapat diterima oleh anak secara psikologis. Masalah pemenuhan kebutuhan zat gizi pada bayi dan anak sering kali dimanifestasikan dengan gejala pencernaan, seperti diare, anoreksia, dan nausea. Banyak penyakit gastrointestinal yang ditemukan pada anak, diantaranya adalah diare akut (gastroenteristis akut) yang diderita terutama pada usia balita dan mempengaruhi pertumbuhan anak. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diare akut adalah kehilangan cairan, perubahan keseimbangan asam-basa, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi. Gangguan gizi akibat diare terjadi karena adanya pemasukan makanan yang yang berkurang, hal ini disebabkan karena anoreksia dan kebiasaan mengurangi atau meniadakan pemberian makanan; absorpsi makanan berkurang karena kerusakan mukosa usus, vili menjadi pendek atau atrofi, serta enzim laktosa dan disakarida lainnya berkurang ; gangguan metabolisme dan gangguan fungsi endokrin, akibat adanya infeksi sistematik ; kehilangan cairan elektrolit, hilanganya nitrogen melalui tinja, serta keluarnya plasma protein dan darah karena kerusakan jarinagan usus ( Achmad,1998 dalam Sodikin 2011). Diare merupakan penyebab kematian ke-5 di dunia dengan jumlah 5-10 juta anak pertahun, dan penyebab terpenting diare pada anak usia dini ialah infeksi virus selain bakteri, parasit, toksin, dan obat-obatan. Penyakit diare
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
berlangsung self-limited berupa diare berair, biasanya < 7 hari, disertai dengan gejala nausea, muntah, anoreksia, maleis, demam, hingga dehidrasi berat bahkan dapat berakibat fatal (Widagdo, 2011). Data WHO memaparkan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan sekitar
31.200 anak balita
meninggal setiap tahun karena diare (Depkes, 2012). Data enam bulan terakhir di Ruang Cempaka RSUD Dr.R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Mei 2013 terdapat 202 kasus dengan gastroenteristis akut, dan menurut wawancara dengan bidang administrasi kasus diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak. Diare
didefinisikan
sebagai
meningkatnya
frekuensi
feses
atau
konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (Sodikin, 2011). Diare akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Muttaqin dan Kumala, 2011). Diare akut lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal-oral malalui makanan dan minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut antara anak laki-laki dan perempuan hamper sama. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan bila masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi, bahkan kematian yang disebabkan oleh dehidrasi (Sodikin, 2011).
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Berdasarkan permasalahan di atas bahwa kesehatan anak memerlukan perhatian
khusus
dari
berbagai
pihak
khususnya
pada
masalah
ketidaksiembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang tidak jarang ditemukan pada kasus gastroenteristis akut. Oleh karena itu penulis mencoba menelaah dan membahas lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi dengan judul “Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. M dengan gastroenteristis akut (GEA) di Ruang Cempaka RSUD dr.R. Goeteng Taroenadhibrata Purbalingga”.
B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Menggambarkan hasil kelolaan pada “Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. M dengan Gastroenteristis akut di Ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadhibrata Purbalingga”. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan: a. Memperoleh gambaran tentang pengkajian pada An. M dengan Gastroenteristis Akut. b. Merumuskan masalah keperawatan sesuai dengan data yang diperoleh pada An. M dengan Gastroenteristis Akut.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
c. Menentukan rencana tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan pada An dengan Gastroenteristis Akut. d. Melakukan asuhan keperawatan pada An. M terkait dengan masalah keperawatan utama dengan Gastroenteristis Akut. e. Memdeskripsikan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan Gastroenteristis Akut. f. Membahas kesenjangan antara teori dan kasus.
C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis, dan hasil penulisan ini dapat menjadi pengalaman untuk melakukan penulisan yang lain dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapat serta meningkatkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan anak. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan Dapat memberikan masukan dan informasi tentang pengelolaan asuhan keperawatan dengan Gastroenteristis Akut yang terjadi pada balita, anak-anak, serta perilaku mencegah penyakit Gastroenteristis Akut. 3. Bagi Ilmu Pendidikan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi ilmiah, dan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penulisan selanjutnya terkait Gastroenteristis Akut pada balita maupun anak-anak. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Cempaka RSUD dr.R. Goeteng Taroenadhibrata Purbalingga pada tanggal 13-14 Juni 2013.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013