BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Perawatan masa nifas
mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam
mobilisasi, anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi, perawatan payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi, dan lain-lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Saifuddin et al, 2002). Selain perawatan nifas dengan memanfaatkan sistem pelayanan biomedical, ada juga ditemukan sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya dalam perawatan masa nifas. Para ahli antropologi melihat bahwa pembentukan janin, kelahiran, dan masa pasca kelahiran pada umumnya dianggap oleh berbagai masyarakat di berbagai penjuru dunia sebagai peristiwaperistiwa yang wajar dalam kehidupan manusia. Namun respon masyarakat terhadap
Universitas Sumatera Utara
berbagai peristiwa kehidupan ini bersifat budaya, yang tidak selalu sama pada berbagai kelompok masyarakat (Swasono, 1998). Pada masyarakat Bandanaera, Kabupaten Maluku Tengah, perawatan postpartum dilakukan dengan memberikan minuman yang salah satu bahannya dari jeruk nipis, pemberian makanan berupa rujak dalam beberapa jam setelah penyembuhan luka jalan lahir dengan menggunakan
persalinan selesai,
pasir panas, perawatan dengan
pengurutan, penguapan badan, konsumsi jamu-jamuan dan aneka perlakuan lainnya yang bertujuan untuk kesejahteraan ibu dan bayinya (Swasono, 1998). Pada masyarakat Bajo di Saloso, Kabupaten Kendari, untuk keselamatan ibu dan bayinya dilakukan upacara adat dengan berbagai syarat dan aturan yang harus dipenuhi selama proses maupun sebelum proses upacara tersebut terlaksana. Begitu juga pada masyarakat Aceh yang memiliki aturan berupa pantangan meninggalkan rumah selama 44 hari bagi wanita yang baru melahirkan. Anjuran untuk berbaring selama masa nifas, perawatan nifas dengan pengurutan , penghangatan badan, konsumsi minuman berupa jamujamuan dan pantangan makan - makanan tertentu (Swasono, 1998). Berbeda dengan etnis Tionghoa, yang merupakan salah satu etnis pendatang di Indonesia yang jumlahnya cukup besar dibandingkan masyarakat pendatang lainnya, yang memiliki aturan bagi perempuan selama masa nifas meliputi pantangan bagi wanita nifas untuk keluar rumah selama satu bulan, tidak boleh mandi dan keramas selama satu bulan dengan alasan kondisi ibu yang dianggap dingin setelah melahirkan sehingga bila terpapar sesuatu yang dingin lagi akan menyebabkan masuk angin. Pantangan makan makanan yang bersifat dingin, kekhususan dalam mengolah makanan, juga penyajian makanan yang juga dilakukan secara khusus (Mahriani, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fakta yang terjadi pada masyarakat di atas, dapatlah dikatakan bahwa memang benar ada beberapa nilai kepercayaaan masyarakat yang berhubungan dengan perawatan postpartum. Mengingat bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultural, maka fenomena tersebut sangat wajar terjadi. Dan pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting diketahui oleh pelayan kesehatan untuk memudahkan dalam melakukan pendekatan dan pelayanan kesehatan. Sebab, tidak semua perawatan yang dilakukan dengan berpedoman pada warisan leluhur tersebut bisa diterima sepenuhnya, bisa saja perawatan-perawatan yang dilakukan tersebut memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayinya. Hal ini tentu saja memerlukan perhatian khusus untuk mengatasinya (Swasono, 1998). Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang aspek budaya, khususnya budaya Jawa, mengingat bahwa masyarakat suku Jawa adalah masyarakat yang banyak tersebar di berbagai kepulauan di Indonesia, yang salah satunya adalah pulau Sumatera. Selain itu setelah penulis melakukan tinjauan literatur, belum pernah ada penelitian yang khusus mempelajari dan membahas perawatan postpartum menurut perspektif budaya Jawa. Oleh karena itu, penelitian tentang perawatan postpartum menurut perspektif budaya Jawa penting dilakukan.
B. Pertanyaan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Bagaimana perawatan postpartum pada masyarakat suku Jawa di Desa Sei Rejo, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara? C. Tujuan Penelitian Identifikasi cara perawatan postpartum yang dilakukan oleh Ibu suku Jawa di Desa Sei Rejo, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara. D. Manfaat Penelitian 1. Pelayanan Kesehatan/Kebidanan Hasil
penelitian
yang
diperoleh
diharapkan
dapat
menjadi
sumber
pengetahuan dan strategi bagi pelayan kesehatan dalam memberikan asuhan yang lebih komprehensif pada ibu postpartum dengan memperhatikan aspek budaya setempat yang dapat dikembangkan tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar budaya itu sendiri, serta tidak mengikutsertakan hal - hal yang dapat merugikan kelangsungan proses nifas yang dapat memberikan dampak kesehatan kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkannya. 2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai bekal mahasiswa nantinya dalam menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
nifas dengan
memperhatikan aspek budaya setempat dan dikembangkan tanpa meninggalkan nilai dasar budaya. Namun, tidak mengikutsertakan hal-hal yang membawa pengaruh negatif. 3. Penelitian Kebidanan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi awal untuk penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian aspek-aspek budaya dalam kesehatan, khususnya
Universitas Sumatera Utara
untuk populasi ibu postpartum yang bersuku Jawa di Desa Sei Rejo, Kecamatan
Sei
Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara