BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia
secara
umum.
Komunikasi
merupakan hal yang
esensial
dalam kehidupan kita dan kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang kompleks, namun sekarang ini perkembangan teknologi telah merubah cara kita berkomunikasi secara drastis. Komunikasi di dalam kelompok berperan penting karena sebagai alat penghubung antar setiap orang, Rudolp F. Verderber1 mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama sebagai fungsi sosial yaitu untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain. kedua sebagai fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak pada suatu saat tertentu. Setiap orang di dunia pasti membutuhkan orang untuk mendukung segala aktivitas seseorang dan tidak satu pun orang yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.setiap individu pasti hidup dalam sebuah kelompok, dalam komunitas semua organisme merupakan bagian dari
1
Deddy Mulyana.2005. Ilmu Komunikasi suatu pengantar,Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 4
1
2
komunitas dan antar komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Dalam komunitas memiliki kekuatan, kebutuhan dan sejumlah kondisi yang sama 2 . Komunikasi dalam kelompok berperan penting karena sebagai alat penghubung antar setiap orang, Rudolp F. Verderber 3 mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama sebagai fungsi sosial yaitu untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain. kedua sebagai fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak pada suatu saat tertentu. Komunitas merupakan istilah yang sering digunakan pada percakapan sehari-hari dari berbagai kalangan. Seperti halnya kebanyakan istilah yang maknanya pun bisa beragam bergantung pada konteks kalimatnya. Komunitas berasal dari bahasa Inggris yaitu community yang artinya sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang mereka lakukan, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Menurut Soenarno, komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional. Adapun definisi dari komunitas menurut para ahli, yaitu :
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas. diunduh tanggal 23 April 2015 jam 21.00 WIB Deddy Mulyana. Op.Cit, hal. 4
3
3
George Hillery Menjelaskan bahwa komunitas adalah sekumpulan orang yang hidup dalam suatu wilayah dan memiliki ikatan untuk melakukan interaksi satu sama lain.4
Christensson dan Robinson Komunikasi adalah orang yang hidup disuatu daerah yang secara geografis itu terbatas, mereka melakukan komunikasi satu dengan yang lain dan memiliki ikatan batin antar sesama yang tinggal disitu dengan wilayah setempat.
Vanina Delobelle Menjabarkan komunikasi merupakan sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan minat. Komunitas dibentuk berdasarkan empat faktor : a) Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi antar anggota sesuai kesamaan minat. b) Basecamp atau wilayah tempat dimana mereka berkumpul. c) Berdasarkan kebiasaan dari anggota yang selalu hadir d) Adanya orang yang mengambil keputusan atau menentukan segala sesuatu. Disimpulkan komunitas menurut para ahli bahwa komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang punya tujuan sama dan ingin berbagi satu sama lain. komunitas dapat dibentuk begitu saja dengan mengumpulkan
4
http://www.duniapelajar.com/2014/07/30/pengertian-komunitas-menurut-para-ahli/ diunduh tanggal 23 April 2015 jam 21.30 WIB
4
lebih dari dua orang didalamnya dan aktif menjalankan kegiatan yang dicanangkan sebagai visi terbentuk komunitas. Kini di Indonesia khususnya di Surakarta banyak bermunculan komunitas dan beberapa ada
yang diminati
masyarakat
karena
menunjukkan kepedulian kepada masyarakat. Beberapa komunitas yang peduli kepada masyarakat yang ada di Surakarta antara lain : Pemuda Pancasila (PP), Earth Hour, Gerakan Anti Kanker Serviks Indonesia, Sepeda Onthel Lawas Solo, Griya Kupu Komunitas Lupus Indonesia, Solo berkebun dan banyak lagi komunitas yang mempunyai kepedulian akan masyarakat. Salah satu dari sekian banyak komunitas peduli masyarakat adalah 234 Solidarity Community (SC) Regional Wilayah (Regwil) Surakarta atau biasa disingkat 234 SC. Sebenarnya komunitas ini merupakan kelompok keluarga, 234 Solidarity Community sendiri adalah suatu komunitas khusus yang yang dahulu merupakan singkatan dari 234 Soerjosoemarno Clan yang hanya beranggotakan keluarga dan kerabatkerabat dekat Bapak Japto Soerjosoemarno. Seiring berjalannya komunitas ini, lalu diteruskan/dikembangkan oleh anak kandungnya yaitu Abi Shalom Soerjosoemarno dan Yadidiah Soerjosoemarno.234 Solidarity Community memiliki simbol sayap yang begitu lebar dan membuatnya begitu dikenal/dipandang oleh banyak orang sehingga menimbulkan ketertarikan bagi banyak orang untuk ikut bergabung dalam komunitas ini. Atas dasar alasan tersebut, para petinggi 234 Soerjosoemarno Clan
5
membuka untuk umum bagi siapapun untuk ikut bergabung menjadi anggota 234 Soerjosoemarno Clan yang kemudian berubah menjadi 234 Solidarity Community.234 Solidarity Community ini bertujuan untuk menyatukan semua pemuda-pemudi di dalam komunitas ini untuk menjadikannya merasa bagian dari keluarga dan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi.Ketua Umum berpesan, “Apabila salah satu teman kita dicubit, maka kita semua akan merasa dicubit dan kita harus membalas siapapun yang mencubit teman kita. Kita tidak boleh mengganggu dan menyusahkan orang lain. bila mereka menjual, kita tawar baik-baik, apabila mereka tawar lagi dan kelewatan, kita borong.” Pada intinya kegiatan dari 234 Solidarity Community ini adalah untuk melakukan hal-hal yang positif, menjaga silaturahmi & mempererat persatuan dan kesatuan anak-anak muda bangsa Indonesia. Free Fall.Free Fall sendiri sering diucapkan untuk pemersatu komunitas ini untuk penyemangat, kemudian anggota menjawabnya dengan MERDEKA5. Menjadi anggota komunitas 234 Solidarity Community tidak semudah seperti komunitas lain, tetapi kita diwajibkan untuk rutin datang berkumpul di basecamp yang berada di JL. Hasanudin nomor 68 Mangkubumen – Solo.Setiap dua minggu sekali selama tiga bulan, membayar 250rb untuk mendapatkan KTA (kartu tanda anggota), mendapat polo shirt dan stiker. Ini semua dilakukan resmi dari ketua pusat
5
Sumber : Hary Nursanto, Ketua Komunitas 234 Solidarity Community Surakarta, asal mula berdirinya 234 Solidarity Community. 24 Agustus 2015 di Sekertariat Regwil 234 Solidarity Community.
6
yang ada di Jakarta, memang 234SC berdiri secara resmi tidak seperti komunitas lain. Di dalam komunitas terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup komunitas itu sendiri. Biasanya dalam komunitas ada orang yang memimpin dan memiliki bawahan. Tracey T Manning dalam Journal of Leadership & Organization Studies
mengemukakan
sebuah
pendapat
yang
menarik
tentang
karakteristik kepemimpinan. Dalam tulisanya berjudul Leadership across cultures: Attachment style influences ia menulis: Aditya & House describe the characterristic as "interpersonal acumen" ability to understand others' motives and behavior. Leader were described by "encouraging, positive, motivational, confidence builder, dynamic, and coordinating. Echoing these results, Hopkins & Hopkins found that successfull diversity leaders are sensitive to all followers, pantient and supportive, able to mediate fairly, and involved with their employees6. Dari apa yang ditulis oleh Trace T Manning karakteristik kepemimpinan dinilai sebagai "kecerdasan interpesonal", kemampuan untuk memahami motif dan perilaku orang lain. Pemimpin yang menonjol digambarkan dengan kemampuan "mendorong, positif, memotivasi, kepercayaan diri pembina, dinamis, dan tinjauan kemasa depan", bersama dengan pembetukan tim berkomunikasi, dan koordinasi. Hopkins & Hopkins menemukan bahwa para pemimpin keragaman sukses sensitif terhadap semua pengikut, sabar dan mendukung, mampu menengahi
6
Manning, Tracey T. Leadership acros cultures : attachment style influences dalam journal of leadership & organization studies vol.9, edisi 3, 2003.
7
secara adil, dan terlibat dengan karyawan mereka 7 . Jika disimpulkan, karakteristik kepemimpinan yang baik menurut menurut Tracey T Manning lebih mengarah pada hubungan yang baik dengan bawahan atau orang lain. Komunitas 234 SC punya pola komunikasi untuk menjalin hubungan baik kepada antar anggota maupun masyarakat sekitar. 234 SC sendiri punya aturan bahwa siapa saja boleh masuk tetapi mereka yang ingin menjadi anggota harus solid, bebas narkoba, obat-obatan terlarang, menjaga nama baik komunitas, dan taat aturan lalu lintas. 234 SC sekarang sudah semakin dikenal masyarakat karena banyak kegiatan sosial yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Kegiatan mereka antara lain mengajak anak-anak yatim piatu untuk makan bersama, berkunjung ke panti jompo, membagi makanan saat bulan puasa, dan mengadakan acara yang berwujud sosial. komunitas ini bukan mafia jalanan tetapi melakukan hal yang positif, bukan melakukan hal negatif yang meresahkan masyarakat.8 Komunitas 234 SC sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti Jakarta (meliputi Jaksel, Jakbar, Jakut, Jaktim), Bandung, Semarang, Solo, Jogja, di Kalimantan, Sulawesi, bali, Sumatra, Malaysia dan Belanda. Setiap Regwil (regional wilayah) ada ketua masing-masing
8
http://www.wartabuana.com/read/38711-bukan-mafia-jalanan-234-sc-komunitas-yang-sering-
bikin-kegiatan-sosial,htmldiunduh tanggal 26 April 2015 jam 19.14 WIB.
8
yang memimpin untuk menjadikan SC ini menjadi dikenal masyarakat dan melakukan hal-hal bersifat sosial. Setiap Regional Wilayah melakukan pertemuan 2 minggu sekali sekali setiap hari jumat. Di dalam setiap pertemuan biasanya membahas membahas event sosial yang akan dilakukan setiap sebulan sekali agar agar lebih dikenal oleh msyarakat Surakarta. Tujuan komunitas 234 Solidarity Community solo agar dikenal dulu di wilayah Surakarta kemudian baru menyebar ke daerah lain. Komunitas ini dianggap oleh masyarakat sebagai club mobil dan club-club lainnya. Tetapi 234 Solidarity Community bukan seperti itu yang kegiatannya hanya nongkrong dipinggir jalan tetapi mereka adalah komunitas sosial yang melakukan hal positif untuk komunitas mereka sendiri dan untuk masyarakat. Sebagian besar masyarakat Surakarta menganggap komunitas ini adalah kelompok club mobil karena sebagian dari mereka memakai mobil, suka memodifikasi mobil, kemudian masyarakat menyimpulkan bahwa mereka adalah club mobil. Maka dari itu komunitas ini berusaha untuk tetap pada misi mereka melakukan kegiatan sosial agar mendapat kepercayaan dan tetap eksis dimasyarakat. Dari hal diatas komunitas 234 Solidarity Community dianggap kelompok negatif dan tidak terlalu dikenal masyarakat Surakarta, maka itu timbul masalah masyarakat menganggap komunitas 234 Solidarity Community adalah komunitas yang negatif dan meresahkan masyarakat Surakarta. Masyarakat sekarang ini masih menganggap bahwa komuitas di Solo
9
adalah komunitas yang ugal-ugalan di jalan dan hanya suka nongkrong dipinggir jalan tetapi tidak melihat sisi lain dari setiap komunitas. Walaupun mereka terlihat galak dan garang tetapi mereka mempunyai visi dan misi yang mulia dengan melakukan melakukan hal yang positif dan melakukan kegiatan sosial. mereka melakukan kegiatan itu agar selalu dekat dengan masyarakat dan masyarakat sendiri bisa mempercayai komunitas 234 Solidarity Community supaya komunitas ini tetap eksis di masyarakat. Jadi komunitas ini selalu diingat oleh masyarakat dengan halhal yang positif bukan negatif.kegiatan sosial. 234 Solidarity Community sendiri komunitas yang resmi dan terstruktur, semua aturan dan undangundang sudah dibuat dari Dewan Perwakilan Pusat (DPP) di Jakarta. Kegiatan yang harus rutin dilakukan setiap Regional Wilayah kemudian diserahkan ke DPP untuk bukti apakah setiap wilayah melakukan kegiatan rutin. Jika ada wilayah beberapa bulan tidak melakukan kegiatan rutin setiap bulan mereka akan diberi Surat Peringatan 1 dan sampai Surat Peringatan ke-3, dan belum juga menyerahkan bukti kegiatannya maka DPP akan membubarkan komunitas 234 Solidarity Community yang berada diwilayah tersebut. Mereka juga menggunakan broadcast messager (BBM) untuk memberitahukan segala urusan atau kegiatan kepada anggota, jika besok akan kumpul rutin maka hari ini setiap anggota mendapat broadcast messager dari divisi perekrutan.
10
Dan bilamana anggota berhalangan hadir bisa ijin langsung ke ketua regional wilayah, tetapi diharuskan kumpul karena setiap kumpul akan membahas kegiatan apa yang akan dilakukan untuk setiap bulannya. Mereka selalu membahas kegiatan yang sesudah dilakukan dan sebelum dilakukan, dan mereka membuat grup seperti di applikasi BBM dan media sosial Path maupun Instagram. Tidak sedikit juga yang membantu misal mereka membuat kegiatan, seperti Solo Radio, Romesi jeans, Honda Solo, kemudian teman-teman dari media Koran dan masih banyak lagi. Banyaknya yang dengan rela membantu komunitas 234 Solidarity Community karena komunitas 234 Solidarity Community adalah komunitas yang besar dan banyak dikenal orang, dari dulu juga komunitas ini tidak melakukan masalah yang mencoreng nama baik mereka maka banyak yang mau membantu. Pola komunikasi di komunitas 234 Solidarity Community terjalin baik dan jika ada yang terlibat masalah mereka menyeleseikan dengan cara baik-baik. Setiap para anggota maupun ketua saling bertemu tidak luput dari berjabat tangan. Walaupun seberapa banyak anggotanya mereka selalu berjabat tangan sampai semua sudah dilakukan. Dengan masyarakat sekitar juga sering melakukan komunikasi dengan baik dan tidak ada masalah. Setiap anggota selalu diberi peringatan jangan sampai membuat masalah diluar komunitas apalagi sampai mencoreng nama baik komunitas 234 Solidarity Community. Mereka akan memberi hukuman bagi anggota yang suka membuat masalah. Komunitas 234 Solidarity Community
11
menganggap mereka adalah saudara bukan teman atau orang lain, walaupun ada orang baru masuk ke komunitas ini mereka tidak menganggap dia orang baru tetapi kita semua sama dan tidak ada orang lama ataupun orang baru. Mereka mengajak untuk berbuat baik bukan membuat masalah dijalan atau melakukan hal yang negatif. Pola komunikasi yang digunakan dalam komunitas 234 SC yaitu dengan pendekatan personal dari masing-masing anggota 234 SC. Komunitas 234 SC memiliki kelebihan dibandingkan dengan komunitas lainnya yaitu mengedepankan semangat kekeluargaan sehingga membuka rasa solidaritas antar anggota. Bentuk komunikasi yang terjadi didalam komunitas 234 SC melalui tatap muka dan media. Uniknya didalam komunitas 234 SC saat saling bertemu atau saat kopdar dan rapat pasti berkata “FREEFALL” kemudian dijawab dengan berkata “MERDEKA”, itu seperti kode mereka dan dilakukan untuk menambah semangat para anggotanya. Dari latar belakang diatas tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang bagaimana pola komunikasi antar anggota komunitas 234SC
diSurakarta. Maka penulis tertarik
untuk mengambil judul “Pola Komunikasi Komunitas 234 Solidarity Community Di Surakarta”
12
2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi antar anggota komunitas 234 Solidarity Community ? 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi antar anggota komunitas 234 Solidarity Community. 4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antara lain hasil penelitian bagi komunitas bermanfaat untuk memberikan masukan kepada komunitas 234 SC Surakarta mengenai aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi di kelompok, dapat diketahuinya pola komunikasi antara komunitas 234 Solidarity Community, membuka pengetahuan bidang komunikasi dalam kelompok. 5. Kajian Teori
A. Peneliti Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang diambil oleh peneliti. Melihat hasil karya ilmiah para peneliti yang terdahulu, yang mana pada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat
13
yang dibutuhkan oleh peneliti sebagai pendukung penelitian. Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki pembahasan serta tinjauan yang sama. Mariana Fajarwati, 2011, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, dengan Judul skripsi “Pola Komuniksi Organisasi Pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals)” (Studi Deskriptif tentang Pola Komunikasi Organisasi pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals) di Kota Bandung). Penelitian diatas bermaksud untuk mengetahui Pola Komunikasi Organisasi pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals) di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui arus pesan komunikasi organisasi, hambatan komunikasi organisasi, dan pola komunikasi organisasi pada komunitas Oi di Kota Bandung. Dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan teknik purvosif sampling dan diperoleh informan berjumlah 4 (empat) orang. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, studi pustaka, observasi, dan internet searching. Adapun teknik analisis data yang dilakukan, melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi. 10 Hasil penelitian menunjukan bahwa arus pesan komunikasi organisasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hambatan yang dialami oleh Komunitas Oi di Kota Bandung berupa bahasa dan minimnya penggunaan teknologi. Selain itu pola komunikasi organisasi yang terjadi meski rumit tetapi berjalan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu seluruh anggota Oi di Bandung, mereka saling berkomunikasi melalui arus pesan komunikasi organisasi yang sudah ada. Hambatan komunikasi organisasi pun terjadi pada Oi di Bandung , karena dalam berkomunikasi hambatan
14
selalu ada. Dan pola komunikasi yang dilakukan telah terjalin sesuai dengan tujuan organisasi. Saran yang dapat peneliti berikan, sebaiknya Komunitas Oi di Bandung dibuat dalam satu kesatuan yaitu Oi Bandung, supaya anggota lebih terkontrol. Selain melihat tinjauan penelitian terdahulu dari Mariana Fajarwati adapun peneliti meninjau penelitian terdahulu juga dari: Yuni Rizani, 2012, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia. Dengan judul skripsi KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNITAS MOTOR “KNC” (KAWASAKI NINJA CLUB) WILAYAH BANDUNG (Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Komunitas Motor “KNC” (Kawasaki Ninja Club) Wilayah Bandung Dalam Membangun Solidaritas Anggotanya). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Pola Komunikasi Organisasi Komunitas Motor “KNC” (Kawasaki Ninja Club) Wilayah Bandung Dalam Membangun Solidaritas Anggotanya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui arus pesan komunikasi organisasi, peranan jaringan kerja komunikasi organisasi, 11 pola komunikasi organisasi, dan solidaritas pada organisasi komunitas motor “KNC”(Kawasaki Ninja Club) wilayah Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik yang peneliti gunakan adalah purvosif sampling, lalu diperoleh informan kunci berjumlah 4 (empat) orang dan informan tambahan berjumlah 2 (dua) orang. Pencarian data diperoleh dari observasi ke lapangan, wawancara, studi pustaka, dan pencarian di internet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus pesan terjalin saling bergantung dan saling mempengaruhi antara satu jabatan dengan jabatan yang lain, hal ini membentuk pola
15
komuniasi organisasi yang dapat terlihat dari peranan jaringan kerja komunikasi organisasi KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung. Dengan adanya perbedaan jabatan pada masing-masing pengurus dan anggota, tidak menjadikan salah satunya menjadi terpisah, semua saling berkaitan dan saling berhubungan satu sama lain, sehingga dalam diri masingmasing anggota dapat merasa satu, satu „sakit‟ semua „sakit‟. Sehingga terbentuklah suatu solidaritas anggota pada organisasi komunitas motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung. Kesimpulan Penelitian ini menjelaskan bahwa pada komunitas motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung, terjalin arus pesan komunikasi dari masingmasing individu yang ditentukan oleh jabatanjabatan yang ada dan terbentuk sebuah peranan jaringan kerja komunikasi organisasi yang pada akhirnya membentuk pola Rasi bintang yang mana antara individu yang satu dengan yang 12 lain saling berhubungan, dari hal in terbentuklah sebuah solidaritas pada anggotaanggotanya. Saran yang peneliti berikan adalah agar komunitas motor KNC (Kawasaki Ninja Club) Bandung tetap mempertahankan rasa kekeluargaan dan kesetiakawanan yang kuat, serta tetap memberikan contoh yang baik. Dan informasi selalu di update pada website KNC-Bandung. B.
Komunikasi Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa
hidup sendiri dan harus berdampingan dengan orang lain.komunikasi sangat penting bagi manusia karena sebagai alat penyambung hubungan
16
sosial.melalui komunikasi manusia dapat bertukar ide, gagasan, maupun pendapat untuk menggapai tujuan bersama.Komunikasi merupakan suatu topik yang sering diperbincangkan oleh semua orang, sehingga komunikasi memiliki banyak arti. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama. Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna, atau suatu pesan dianut secara sama.9 Terdapat juga beberapa ahli yang mengemukakan teori komunikasi, antara lain : a. Carl I. Hovland, berpendapat bahwa komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan-rangsangan (biasanya lambing verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).10 b. Judy C pearson& Paul Emelson, berpendapat bahwa proses memahami dan berbagi makna. Jadi bahwa proses komunikasi disini orang yang saling berkomunikasi dapat memahami dan bisa saling berbagi makna.
9
Deddy Mulyana.Op.Cit, hal 41 http://www.academia.edu/7723512/Definisi_Komunikasi_and_Organisasi_Menurut_Para_Ahli diunduh tanggal 24 April 2015 jam 15.45 WIB 10
17
c. M. Djenamar. SH, berpendapat bahwa komunikasi itu merupakan seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada orang lain. Seperti teori yang dikemukakan oleh Harold Lasswell bahwa cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan seperti Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?11 Dari definisi itu Lasswell dapat mengemukakan unsur-unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu pertama, sumber, sering disebut juga pengirim, penyandi, komunikator, pembicara atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seprangkat symbol verbal atau nonverbal mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksut sumber tadi. Symbol terpenting adalah kata-kata yang dapat merepresentasikan objek, gagasan dan perasaan, baik ucapan maupun tulisan. Ketiga, media, untuk membantu menyampaikan suatu pesan, dengan percakapan tatap muka, koresponden, percakapan melalui telepon maupun yang lainnya. Keempat, penerima sering juga disebut sasaran tujuan. Yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. Kelima, efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan
11
Deddy Mulyana. Op.Cit, hal 62
18
tersebut, misal penambahan ilmu, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku12. Dalam Komunikasi terdapat levels of communication13. Tingkatan ini berdasarkan dari elemen-elemen komunikasi yang terdapat dalam masing-masing level. Berikut ini levels of communication : a) Komunikasi antarpribadi Komunikasi antara orang-orang secara langsung atau tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. b) Komunikasi dalam kelompok Sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok. Setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adalah tingkat observasi (level of observation), misal definisi komunikasi sebagai proses penghubung satu sama lain bagian-bagian terpish dunia kehidupan adalah terlalu umum. Dimensi kedua adalah kesenjangan (intentionality). Sebagai
12
Riswandi.2009. Ilmu Komunikasi, Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal 13 . Ibid, Hal 9
13
19
definisi mencakup hanya pengirim dan penerimaan pesan yang disengaja, sedangkan sebagian definisi lainnya tidak menuntun syarat ini. Dimensi ketiga adalah penilaian normatif.14 Komunikasi sebagai interaksi dengan seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan member jawaban verbal atau menganggukan kepala, kemudian orang pertama bereaksi setelah menerima respon atau umpan bali dari orang kedua dan begitu seterusnya. Komunikasi sebagai transaksi maksutnya dalam konteks ini adalah suatu proses personal bersifat pribadi. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau eksistensi diri. Kita dapat memodifikasi frase filosofi Prancis Rene Descartes (1596-1650) Cogito Ergo Sum, saya berfikir, maka saya ada menjadi “saya bicara, maka saya ada”15. Jika kita berdiam diri, orang lain memperlakukan kita tidak eksis, bila kita berbicara, kita merasa ada. Faktor komunikasi memainkan peranan yang sangat penting di dalam sebuah komunitas masyarakat, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktifitasnya. Kegiatan dan aktifitasnya itu akan terselengara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia.
14
Deddy Mulyana.Op.Cit, hal 54 Deddy Mulyana.Op.Cit, hal 12
15
20
throughout history communication and information have been fundamental sources of power and counter-power, of domination and social change. This is because the fundamental battle being fought in society is the bettle over the minds of people. The way people think determines the fate of norms and values on which societies are constructed. While coercion and fear are critical sources for imposing the will of the dominants over the dominated, few institutional systems can last long if they are predominantly based on sheer repression16. (Sepanjang sejarah komunikasi dan informasi adalah sebuah sumber pokok kekuasaan dan kekuasaan balasan dari dominasi dan perubahan sosial. Ini karena pokok dari perjuangan sosial adalah melalui perjuangan dari pemikiran manusia. Cara orang berfikir menentukan norma dan nilai yang terbentuk dalam masyarakat. Sementara itu, kekerasaan dan kekuatan adalah sumber-sumber yang mengesankan pemaksaan dominasi kemauan diri yang mendominasi, sistem institutional dapat bertahan lama jika mereka mengutamakan berdasarkan penekanan tajam). Komunikasi
selain
merupakan
kegiatan
pengoperan
dan
penerimaan lambang atau keinginan mengubah pendapat orang lain, juga merupakan suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial. Hal ini misalnya ditunjukan pada sebagian anak muda yang membentuk komunitas dalam sisi kehidupanya. C.
Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi
dan
sebagainya
17
.
Michael
Burgoon
18
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang 16
Manuel Castells, 2007, Communication Power and Counter-power in the Network Society, Jurnal Interpersonal Communication, Vol.1, Hal. 238. 17 Anwar Arifin. 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico, hal 75 18 Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal 36
21
lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut19. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya. Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok. Charles Horton Cooley pada tahun 1909 20 mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggotaanggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut: 19
Deddy Mulyana. 2005. Op.Cit, hal 22 Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 149
20
22
Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal. D.
Pola Komunikasi Tiap individu dalam sistem saling bergantung dan saling menentukan. Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka21. Penggunaan pola komunikasi mempengaruhi efektivitas proses komunikasi. Teori tentang pola komunikasi secara jelas belum pernah menjadi kajian oleh para ilmuan, maka dari itu penulis menggunakkan Model Berlo. Dalam model komunikasi David K. Berlo, terdapat unsur-unsur
21
Deddy Mulyana.Op.Cit, hal 62
23
utama komunikasi yang dikenal dengan SCMR, yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message (pesan), dan Receiver (penerima). Di samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), Efek , dan Lingkungan22. Setiap unsur ini akan saling bergantung satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.
i.
Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi. Sumber terdiri dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau lembaga.
ii.
Pesan Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media.
iii.
Saluran Saluran komunikasi adalah media yang membawa pesan. Saluran komunikasi ini terdiri dari komunikasi lisan (bisa menggunakkan panca indra), tertulis, dan elektronik.
iv.
Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
v.
UmpanBalik Umpan balik merupakan respon atau reaksi yang diberikan oleh penerima.
22
Deddy Mulyana, Op.Cit, hal 162
24
vi.
Efek Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
vii.
Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.
E.
Komunitas Komunitas sendiri menurut para ahli yaitu menurut George Hillery Jr komunitas adalah sekumpulan orang yang hidup di satu wilayah dan memiliki ikatan untuk melakukan interaksi satu sama lain. sedangkan menurut Christensson dan Robinson, komunitas ialah orang-orang yang hidup di suatu darah yang secara geografis itu terbatas, mereka melakukan komunikasi satu dengan yang lain dan memiliki ikatan batin antar sesama yang tinggal disitu dan dengan wilayah tempat tinggalnya tersebut. Kemudian Vanina Delobelle menyatakan komunitas merupakan sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan minat, komunitas dibentuk berdasarkan 4 faktor yaitu: a) Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi antar anggota sesuai dengan kesamaan minat. b) Basecamp atau wilayah tempat dimana mereka biasa berkumpul. c) Berdasarkan kebiasaan dari antar anggota yang selalu hadir.
25
d) Adanya orang yang mengambil keputusan atau menentukan segala sesuatunya. Menurut beberapa ahli diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang punya tujuan sama dan ingin berbagi satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat berbagai macam komunitas, misalnya: komunitas para pecinta alam, komunitas guru sekolah, komunitas pecinta sepeda, komunitas penikmat kuliner dan lain-lain. Komunitas dapat dibentuk begitu saja dengan mengumpulkan lebih dari dua orang didalamnya dan aktif menjalakan kegiatan yang dicanangkan sebagai visi terbentuknya komunitas tersebut23. F.
Komunikasi Organisasi Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Stoner (1995) dalam jurnal Organizational Theory, System Thinking and System Management, berpendapat bahwa : “In the organizational theory, the phenomenon under study is organization. Organizations can be defined in different ways: as a social structure, a technology, a culture, a physical structure or as a part of an environment. Organizations can be studied on pivotal controversial issues such as supervision, contradiction, decisionmaking, power and policy, and change. Therefore, theory is formed depending on one's view to organization”24
23
http://www.duniapelajar.com/2014/07/30/pengertian-komunitas-menurut-para-ahli/ diunduh tanggal 3 Mei 2015 jam 03.40 WIB 24 Shahram Mirzaie Daryani, dkk. 2012. “Organizational Theory, System Thinking and System Management”. Industrial Management Institute, (Online), Vol. 1, No. 2; 71-79, (http://aimijournal.com/, diakses 4 april 2016)
26
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Salah satu contohnya adalah komunikasi yang terbentuk dalam suatu organisasi sosial yaitu Komunitas 234 Solidarity Community. 6.
Kerangka Berfikir a) Komunitas 234 SC Awalnya 234SC adalah suatu komunitas khusus yang merupakan singkatan dari 234 Siliwangi Club, dan merupakan singkatan
dari
beranggotakan
234 keluarga
Soerjosoemarno dan
Clan
yang
hanya
kerabat-kerabat
dekat
Bapak
Japto.Seiring berjalannya komunitas ini, lalu komunitas ini diteruskan/dikembangkan oleh anak kandung dari yaitu Abi Shalom dan Yedidiah. 234 SC memiliki sayap yang begitu lebar dan membuatnya begitu dikenal/dipandang oleh banyak orang sehingga menimbulkan ketertarikan bagi banyak orang untuk ikut bergabung dalam 234 SC ini.Atas dasar alasan tersebut, para petinggi 234SC membuka untuk umum bagi siapapun untuk ikut bergabung menjadi anggota 234SC yang kemudian singkatannya berubah menjadi 234 Solidarity Community.234SC ini bertujuan untuk menyatukan semua pemuda-pemudi di dalam 234SC ini
27
untuk menjadikannya merasa bagian dari keluarga dan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi. b) Pola Komunikasi Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
25
Jadi
kecenderungan
dimana
gejala
pola
umum
komunikasi
yang
adalah
menggambarkan
suatu cara
berkomunikasi yang terjadi dalam kelompok sosial tertentu. c) Komunikator Sumber komunikasi di dalam komunitas 234 SC seperti ketua yang menjadi komunikator, dia memberi pengarahan pada kegiatan, memberi penyeleseian dalam masalah komunitas 234SC, dan semua informasi dari ketua. Pola komunikasi dalam aspek pesan sendiri ini disampaikan pada ketua untuk anggota, misalnya saat pertemuan ketua memberi informasi secara lisan maupun tulisan kemudian dapat diterima oleh anggotanya dengan jelas.
25
Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta : PT. Reneka Cipta. Hal 1
28
d) Media disini media yang digunakan dalam komunitas 234 SC dengan tatap muka sebagaimana kita tahu tatap muka digunakkan saat pertemuan rutin dua minggu sekali. Kemudian jika mendekati ada pertemuan atau kegiatan yang akan dilakukan media yang digunakkan
dengan
media
sosial
seperti
broadcast
BBM
(Blackberry Messangger), dengan SMS, melalui Path, sampai Facebook. Komunitas 234 SC selain menggunakan media sosial untuk informasi kepada anggota intern, mereka juga memberi tahu bahwa 234 SC solo juga rutin melakukan kegiatan dan dapat mempererat persaudaraan. e) Pesan Kemudiaan pesan dari komunikator diterima oleh penerima, seperti ada pengarahan dari ketua dan tugas yang harus dilakukan oleh anggota dicerna oleh penerima. f) Komunikan Komunikan disini bertugas untuk menerima pesan dan melanjutkan pesan dari komunikator, melalui media saling tatap muka, sms, dan media sosial lainnya. g) Efek Efek yang diterima oleh penerima melakukan apa tugas yang diberikan oleh ketua atau arahan-arahan yang diberikan oleh ketua.
29
Jika penerima mengerti maksut dari ketua mereka melakukan tugas dengan benar dan pesan yang disampaikan komunikator sudah berjalan.
KOMUNITAS 234 SOLIDARITY COMMUNITY
POLA KOMUNIKASI
KOMUNIKATOR
MEDIA
PESAN
KOMUNIKAN
EFEK Gambar 1 : KERANGKA BERFIKIR
30
7.
Definisi Konsep Definisi konsep adalah definisi yang dipakai penulis untuk
menggambarkan fenomena sosial atau fenomena ilmiah secara acak. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Pola Komunikasi Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan
bahwa pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 26 Jadi dimana pola komunikasi
adalah
suatu
kecenderungan
gejala
umum
yang
menggambarkan cara berkomunikasi yang terjadi dalam kelompok sosial tertentu. 1. Pola dalam aspek komunikator Sumber komunikasi di dalam komunitas 234 SC seperti ketua yang menjadi komunikator, dia memberi pengarahan pada kegiatan, memberi penyeleseian dalam masalah komunitas 234SC, dan semua informasi dari ketua. Pola komunikasi dalam aspek pesan sendiri ini disampaikan pada ketua untuk anggota, misalnya saat pertemuan ketua memberi informasi secara lisan maupun tulisan kemudian dapat diterima oleh anggotanya dengan jelas.
26
Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta : PT. Reneka Cipta. Hal 1
31
2. Pola dalam aspek media disini media yang digunakan dalam komunitas 234 SC dengan tatap muka sebagaimana kita tahu tatap muka digunakkan saat pertemuan rutin dua minggu sekali. Kemudian jika mendekati ada pertemuan atau kegiatan yang akan dilakukan media yang digunakkan dengan media sosial seperti broadcast BBM (Blackberry Messangger), dengan SMS, melalui
Path,
sampai
Facebook.
Komunitas
234
SC
selain
menggunakan media sosial untuk informasi kepada anggota intern, mereka juga memberi tahu bahwa 234 SC solo juga rutin melakukan kegiatan dan dapat mempererat persaudaraan. 3. Pola dalam aspek pesan Kemudiaan pesan dari komunikator diterima oleh penerima, seperti ada pengarahan dari ketua dan tugas yang harus dilakukan oleh anggota dicerna oleh penerima. 4. Pola dalam aspek komunikan Komunikan disini bertugas untuk menerima pesan dan melanjutkan pesan dari komunikator, melalui media saling tatap muka, sms, dan media sosial lainnya. 5. Pola dalam aspek proses Di dalam proses ini komunikator menyampaikan pesan melalui media tatap muka, sms, ataupun media sosial. Pesan diterima oleh komunikan, kemudian
komunikan
komunikator.
melakukan
tugas
yang
diberikan
oleh
32
6. Pola dalam aspek efek Efek yang diterima oleh penerima melakukan apa tugas yang diberikan oleh ketua atau arahan-arahan yang diberikan oleh ketua. Jika penerima mengerti maksut dari ketua mereka melakukan tugas dengan benar dan pesan yang disampaikan komunikator sudah berjalan. b.
Komunitas Komunitas adalah bagian dari kelompok sosial masyarakat yang
saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values c
234 Solidarity Community 234 SC adalah suatu komunitas yang mempunyai satu misi dan visi
yang sama untuk membangun kesuksesan bersama. Mereka melakukan kegiatan di bidang sosial dan untuk mesyarakat sekitar. 8.
Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Jenis
penelitian ini menggambarkan secara realitas dengan menggunakan pemahaman realitas tersebut. Dalam konteksnya pemahaman membatasi realitas yang diteliti. Selanjutnya data yang muncul berupa narasi bersifat deskriptif yang akan dianalisis dan diinterpretasikan untuk membuat kesimpulan.
33
Metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Pembicaraan yang sebenarnya, isyarat, dan tindakan sosial lainnya adalah bahan mental untuk analisis kualitatif. Meskipun penelitian kualitatif ada banyak bentuknya sering menggunakkan perhitungan, penelitian tidak menggunakkan nilai jumlah seperti uang digunakkan dalam menggunakkan nilai jumlah seperti yang digunakkan dalam pengumpulan dan analisis data dalam eksperimen dan survey27. Krik dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah sebuah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya 28 . Oleh karena itu, strategi penelitian ini terarah pada penelitian kualitatif yang bersifat diskriptif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Mardalis, penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendiskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabelvariabel yang diteliti. Moh. Nazir berpendapat, bahwa Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
27
Deddy Mulyana. 2004.Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 150 28 Lexy J Moleong.2002.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya. Hal 62
34
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki29. a) Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sekretariatan 234 Solidarity Community Jl. Hasanudin no. 68 Mangkubumen – Solo. b) Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pada purposive sampling tidak ada generalisasi karena pengambilan sampel tidak berdasar atas pertimbangan populasi, namun diarahkan kepada data-data yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil dari pihak-pihak yang merupakan
penggagas/penanggungjawab komunitas 234 SC
Surakarta. Dalam objek penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah beberapa anggota 234 Solidarity Community dengan melakukan indeph interview dan observasi terkait pola komunikasi yang dilakukan antar anggota komunitas 234 SC. Dengan informan yang akan dijadikan narasumber dalam penelitian terbagi sebagai berikut : 1. Ketua 234 SC Ketua 234 SC sudah menduduki dua periode kepengurusan dan merupakan anggota lama dari tahun 2009 sudah bergabung dengan 234
29
Moh Nazir.2009. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Hal 55
35
SC, beliau bernama Bapak Hary Nursanto, sebagai pedoman yang sangat membantu untuk mengontrol seluruh anggota 234 SC di Surakarta. 2. Anggota 234 SC a. Angga Andi Wibowo, salah satu anggota yang ikut berperan serta mendirikan komunitas 234 SC di Surakarta dan sekarang sudah diangkat menjadi Wakil Ketua 234 SC tahun 2015. b. Dwiky Sujatmiko, sebagai divisi sosial dan budaya c. Aria Pambudi, sebagai humas dari 234 SC Surakarta. c) Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari keterangan para narasumber melalui wawancara. 2) Data Sekunder, adalah data yang mendukung data primer dan merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu dari buku, karya ilmiah, arsip, serta jurnal atau dokumen resmi yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. d) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:
36
1) Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan alat yang dinamakan interview guide30. Data yang dikumpulkan dalam wawancara ini biasanya bersifat kompleks, sensitive, dan controversial sehingga dapat menyebabkan kurang dapat respon dari subjek. Teknik wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka sevara langsung dan melalui saluran telephone. Wawancara yang dilakukan peneliti akan melibatkan beberapa pihak komunitas 234 SC yang dirasa memiliki peran penting dala member informasi pada masalah yang diteliti. 2) Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan menelaah dan mengkaji bahan bacaan yang relevan dengan topik yang diteliti. Antara lain dengan mendapatkan data dari literatur, buku, dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti. e) Analisis Data Dalam penelitian ini, menggunakkan proses analisis data model interaktif Miles and Huberman, yaitu analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan secara bersamaan, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam analisa interaktif, peneliti bergerak
30
Moh.Nazir. 2014.Metode Penelitian, Bogor : Ghalia Indonesia. Hal 170
37
diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga komponen: 1)
Reduksi Data Merupakan proses analisa yang mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, membuang hal yang tidak perlu dan mengatur data sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan. Proses reduksi berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesei disusun, seperti proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatancatatan tertulis dilapangan31 Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. 2)
Sajian Data Sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan 32 . Dengan melihat penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan 31
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman.2007.Analisis Data Kualitatif, Jakarta : Universitas Indonesia, hal 16. 32 Matthew B. Miles & A. Michael Huberman.Op.Cit.hal 17
38
apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. Kata lain merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan lebih mudah dipahami dan memungkinkan peneliti berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, skema, dan tabel sebagai pendukung narasinya. Semua itu dirancang untuk menyusun informasi yang didapat dengan rapi dan teratur agar mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak. 3)
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Dari sajian data yang telah tersusun peneliti dapat menarik
kesimpulan akhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan dan penelusuran data kembali dengan cepat. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan bisa dipercaya. Penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat padat.
39
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan / pengujian kesimpulan
Reduksi Data
Gambar 2 : Analisis dan Model Interaktif dari Miles dan Huberman33
f)
Validitas Data Validitas data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas data digunakkan teknik triangulasi data atau triangulasi sumber. Hal ini menunjuk pada sumber-sumber yang bervariasi guna memperoleh data dengan persoalan yang sama. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan mengecek balik derajad kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Ini dapat dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
33
Pawito.2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta : PT. LkiS Pelangi Aksara, Hal 105
40
dan pandangan, membandingkan hasil wawancara dan observasi dengan isi dalam suatu sub bab dokumen yang berkaitan. Validitas data dalam penelitian ini menggunakkan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pada pola piker fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Menurut Patton (1984) teknik trianggulasi dibedakan menjadi : a. Trianggulasi Data (Sumber) Teknik yang mengarah pada beragam sumber data yang tersedia. Data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. b. Trianggulasi Metode Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakkan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Ditekankan pada metode pengumpulan data yang berbeda untuk menguji kemantapan informasinya pada sumber data yang sama. Dalam penelitian ini, data hasil wawancara dibandingkan dengan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Dalam analisis data hasil observasi dipilah dan disesuaikan dengan rumusan masalah pada penelitian.