1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan Allah SWT selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi penguasa (khalifah) di atas bumi. Selaku hamba dan khalifah, manusia telah diberi kelengkapan kemampuan jasmaniah dan rohaniah yang dapat dikembang-tumbuhkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang berdaya guna dalam ikhtiar kemanuasiaannya untuk melaksanakan tugas pokok kehidupannya di dunia. Untuk mengembangkan atau menumbuhkan kemampuan dasar jasmaniah dan rohaniah tersebut, pendidikan merupakan sarana (alat) yang menetukan sampai dimana titik optimal kemampuan tersebut dapat dicapai. 1 Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepada yang berharga dan sekaligus merupakan infrastruktur bagi pendidikan selanjutnya. Itulah sebabnya negara-negara maju sangat serius mengembangkan PAUD.2 Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Guru dan orang tua kerap mengajarkan anak sesuai dengan jalan pikiran orang dewasa. Akibatnya apa yang diajarkan oleh orang tua sulit diterima anak. Gejala itu antara lain 1 2
h. 2.
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), h. 156. Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2005),
2
tampak dari banyak hal yang disukai orang tua tidak disukai anak. Fenomena tersebut membuktikan bahwa sebenarnya jalan pikiran anak berbeda dengan jalan pikiran orang dewasa. Untuk itu, orang tua dan guru perlu memahami hakikat perkembangan anak agar dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan jalan pikiran anak. Pendidikan anak usia dini memberikan kemungkinan kepada peserta didiknya untuk mengembangkan dan memupuk kemampuan dasar yang diperlukan. Dalam hal ini melalui aktifitas-aktifitas di sekolahnya yaitu belajar menulis, membaca, menggambar dan menghitung sehingga anak mampu menyesuaikan ketika memasuki pendidikan selanjutnya. Dengan demikian pendidikan anak usia dini merupakan proses awal yang sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dimasa yang akan datang terutama kemampuan berfikir. Proses pembelajaran bagi anak-anak usia dini ini penting, sebagai jembatan ke tahap pembelajaran selanjutnya adalah hukum alam (Sunatullah) bila segala sesuatu berproses. Bermain bagi anak usia dini merupakan sebuah proses (tahapan) pembelajaran yang memberikan konstribusi besar bagi kehidupannya usia dewasa. Anak-anak yang mencapai keberhasilan dalam hidupnya
adalah
anak-anak
yang
memiliki
kesemapatan
yang
mengembangkan potensi diri dengan lingkungan dengan fasilitas yang mendukung.
3
Metode bermain sangat relevan untuk diaplikasikan kepada anak-anak usia
dini
dalam
karakteristik
pembelajarannya.
Mengingat
tahap
perkembangan dan kemantapan anak bertingkat, dalam proses pendidikannya pun harus memperhatikan hal-hal tersebut. Pendidikan anak diharapkan mengarah pada perkembangan sikap-sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.3 Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.4 Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain merupakan pekerjaan dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan, memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan itu.5 Dengan
berkembangnya
teknologi
khususnya
di
Indonesia.
Berkembang pula metode pembelajaran di Indonesia. Sekarang, dengan kemajuan teknologi ada cara lain untuk melakukan metode pembelajaran khususnya untuk anak-anak yaitu permaianan edukatif.6 Oleh karena begitu besar bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan bemain dalam pelaksanaan program kegiatan anak usia dini merupakan syarat mutlak 3
Moeslichiatoen, R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 3. 4 Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini..., h. 7. 5 Moeslichiatoen, R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak..., h. 24. 6 http://ainiyuwannisa.wordpress.com/20101103/permainan-edukatif
4
yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi anak usia dini belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar. Play Group Ibnu Kholdun merupakan tempat pendidikan anak usia dini yang menerapkan permainan edukatif sebagai metode pembelajaran, yang mana permainan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses belajar mengajar pada anak usia dini. Jenis permainan edukatif yang ada di sekolah pada anak usia dini adalah plastisin, balok-balok kayu, brio mec, alphabet puzzle, jigsaw, papan flannel, peralatan meronce dan lain-lain. Tetapi penulis hanya akan membahas permainan edukatif alphabet puzzle yang tepat digunakan dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini. Seorang guru sebenarnya dalam kegiatan pembelajaran di tuntut untuk mengenalkan huruf pada anak dengan kosakata yang jelas dan terang agar mudah dipahami, tidak ditekankannya pada kemampuan membaca dan menulis. Dengan begitu seorang anak bisa mengetahui dan membedakan satu persatu huruf. Sehingga melalui permainan edukatif akan lebih cepat membantu anak mempunyai kesempatan baik untuk berbicara menggunakan bahasa secara imajinatif. Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil judul “Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini (Studi Kasus di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan)”, dengan alasan metode permainan edukatif yang sangat relevan untuk di aplikasikan kepada anak-anak usia dini bertujuan menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat edukatif demi kepentingan peserta didik.
5
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan ? 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan ? Untuk memberikan pemahaman secara utuh terhadap substansi penelitian terlebih dahulu penulis berikan penjelasan dan batasan masingmasing istilah yang terdapat dalam judul. Adapun istilah-istilah yang dipandang perlu mendapat penegasan adalah: 1. Metode adalah merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan kegiatan terarah dalam rangka kemestian mata pelajaran yang diajarkan.7 2. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.8 3. Anak Usia Dini adalah anak yang usianya belum waktunya masuk sekolah dasar (taman kanak-kanak). Kategori anak usia dini adalah 3-6 tahun.9 7
Omar M. Al-Toumy Al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 553. 8 Moeslichiatoen, R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak …, h. 17.
6
4. Permainan Edukatif adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat berupa cara/alat pendidikan yang bersifat mendidik.10 5. Penerapan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.11 6. Alphabet Puzzle adalah alat permainan edukatif yang berbentuk teka-teki huruf. Jadi maksud judul “Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan huruf Pada Anak Usia Dini (Studi di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan) adalah suatu kajian ilmiah dengan mempelajari, menjelaskan, mengadakan penelitian secara seksama dan mengumpulkan data tentang metode pembelajaran yang tepat digunakan yaitu permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf bagi anak usia dini. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle bagi anak usia dini
9
Joon Freman dan Utami Munandar, Cerdas dan Cemerlang, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 271. 10 Andang Ismail, Education Games (Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif), (Yogyakarta : Pilar Media, 2006), h. 119. 11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 667.
7
2.
Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenal huruf pada anak usia dini di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan.
D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, sebagai tambahan wawasan bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca dan pemerhati pendidikan anak usia dini pada umumnya. 2. secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran bagi praktisi pendidikan anak maupun orang tua atau orang dewasa yang terikat dalam proses belajar pada anak usia dini. E. Tinjauan Pustaka 1.
Analisis Teoritis Mengasuh anak usia dini benar-benar merupakan tanggung jawab yang berat. Usia tersebut merupakan masa penting dan kritis perkembangan kemampuan kognitif, kemadirian, koordinasi motorik, kreatifitas, dan yang barang kali yang penting adalah sikap positif terhadap hidup. Operasionalisasi pendidikan bagi anak-anak usia dini akan lebih bermakna jika dilakukan melalui metode pendidikan yang dapat menyenangkan, edukatif, sesuai dengan bakat dan pembawaanya. Oleh karena itu, mereka butuh permainan sebagai media pendidikan dalam pembelajaran di sekolah.
8
Pendidikan anak usia dini adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya. Menurut Drs. Slamet Suyanto, M.Ed dalam bukunya “Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini” mengemukakan bahwa bermain merupakan kegiatan utama anak, karena pendidikan usia dini dilakukan menggunakan prinsip bermain. Artinya bahwa bermain merupakan perilaku dinamis dan konstruktif yang tidak hanya berlaku bagi masa anak-anak, tetapi juga sampai remaja. Bagi anak benda apa saja dapat dijadikan permainan. Disaat bermain anak berinteraksi dengan objek dan secara sadar atau tidak sadar ia mempelajari atribut objek tersebut. Oleh karena itu pentingnya objek nyata untuk belajar pada anak usia dini.12 Belajar sambil bermain merupakan pendidikan dalam pembelajaran anak usia dini untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosio emosional, konsep dini, disiplin, seni, moral dan nilai-nilai agama, disamping kebutuhan akan kesehatan dan gizinya. Selain itu juga para pemain edukatif tidak hanya sekedar membuat anak menikmati permainan tapi juga dituntut agar membuat anak untuk teilti dan tekun ketika mengajarkan permainan tersebut.
12
h. 30-31.
Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2005),
9
Permainan edukatif sangat diperlukan dan sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak terutama pada usai dini. Banyak hal yang bisa diperoleh anak dengan pembelajaran melalui permainan edukatif. Selain sebagai alat belajar, bermain bagi anak. Permainan edukatif juga merupakan kebutuhan hidup seperti membantu anak untuk bergerak, berlari, dan berfikir. Dalam skripsinya Suaminah Nim 23202244 yang berjudul “Metode Bermain dan Konstribusinya Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini” dijelaskan tentang bermain merupakan salah satu metode pembelajaran bagi anak usia anak dini, dalam situasi bermain anak memunculkan karakteristiknya yang suka bereksplorasi dan rasa ingin tahu yng besar. Penulis berusaha mengetengahkan bagaimana metode bermain dalam pembelajaran anak usia dini serta konstribusinya. Metode penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dan dalam usaha mengumpulkan data penulis menempuh cara studi kepustakaan dengan metode dokumentasi. Hasil dari riset penulis mengemukakan bahwa metode bermain dalam pembelajaran anak usia dini memiliki konstribusi yang signifikan dengan bermain, anak memperoleh kesempatan belajar yang menyenangkan sehingga dapat mengoptimalkan kecerdasan anak dalam aspek perkembangannya seperti aspek fisik, mental, intelektual, serta spiritual. Dalam skripsi Muhammad Afif yang berjudul “Pengaruh Education Games Terhadap Kreativitas Anak di PAUD Sudirman Panjang Wetan Pekalongan” dijelaskan bahwa pembelajaran education games ini
10
diwujudkan dalam bentuk bermain di luar atau di dalam ruangan. Kreativitas yang dilakukan anak bisa melakukan, mengenal, membuat halhal yang baru. Misal anak bisa menendang atau menangkap bola, mengenal angka1-10. Dari berbagai bentuk alat permainan edukatif yang sering dan tepat digunakan dan mengambangkan keratifitas anak usia dini. Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kualitatif
dan
metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ada Pengaruh Education Games Terhadap Kreativitas Anak di PAUD Sudirman yang dapat dilihat dalam tiga aspek motorik dengan permainan edukatif misal bermain ayunan, sehingga timbul kreativitas berupa anak bisa berayun dengan kestabilan yang lebih baik, aspek kognitif dengan permainan puzzle sehingga timbul kreativitas berupa anak tahu cara menyusun dengan benar dan mengasah otak, aspek afektif misal menghargai teman sehingga timbul kreativitas berupa anak paham tentang menghargai teman. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti berharap dapat mengetahui pengaruh “Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini” bahwa apa yang sebenarnya diajarkan oleh guru pada anak usia dini itu lebih tepatnya adalah mengenalkan huruf pada anak usia dini, bukan ditekankan anak itu harus mampu dalam membaca secara langsung. Dengan pengenalan pada satu persatu huruf, sehingga dengan metode bermain alphabet puzzle
11
selain anak mendapat kesempatan belajar yang menyenangkan juga lebih cepat membantu anak dalam melafalkan huruf-huruf abjad. 2.
Kerangka Berfikir Anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak membangun bangsa menjadi bangsa yang maju yang tidak tertinggal dengan bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepada anak-anak kita. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dilakukan dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Berbicara masalah metode bermain bagi anak usia dini tidak lepas dari metode pembelajaran. Sebab, metode bermain merupakan bagian dari metode pembelajaran di samping metode-metode yang lain, sedangkan salah
satu
tujuan
pembelajaran
adalah
tercapainya
bahan
ajar
(pembelajaran) yang dapat mencakup baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik, dengan seperangkat metode yang digunakan. Menurut Slamet Suyanto bahwa anak usia dini belajar dengan caranya sendiri. Untuk itu, orang tua dan guru perlu memahami hakikat perkembangan anak agar dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan jalan pikiran anak. Diantaranya dengan menyatukan bermain dengan belajar yaitu belajar dalam bentuk permainan. Agar anak dapat mematangkan perkembangannya pada usia prasekolah, baik dibidang kognitif, fisik dan sosial emosional. Dengan bermain anak bisa belajar
12
hidup dengan lingkungannya, mengembangkan jiwa sosialnya serta bermain peran dengan orang lain. F. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research) yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata-kata verbal bukan dalam bentuk angka. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan datadata deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan fokus penelitian ini mengkaji tentang penerapan permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini di Play Group Ibnu Kholdun Pekalongan. Dalam hal ini meninjau langsung ke Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang dari hasil analisisnya disajikan dalam bentuk deskriptif naratif.13 Proses mengumpulkan informasi atau data penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif sebenarnya senantiasa membina rangkaian cerita, yang dapat memberi gambaran tentang sebab dan akibat, tentang
13
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Prespektif Pendidikan, (Semarang : Rajawali Press, 1995), h. 34.
13
hubungan antara persoalan-persoalan atau kasus-kasus dalam fenomena yang mereka teliti.14 2.
Sumber Data Data adalah informasi, hal benda atau orang yang akan diteliti dan kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas, sedangkan sumber data adalah benda, hal atau orang tempat penelitian mengamati, membaca atau bertanya tentang data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu : a. Sumber data primer Adalah subyek dimana data dapat diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data adalah responden yaitu orang yang menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik tertulis maupun lisan.15 Adapun sumber data primer yaitu kepala sekolah, guru, dan orang tua Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan dan dokumentasi. b. Sumber data sekunder Adalah buku-buku yang berkaitan dengan judul yaitu buku-buku tentang metode pembelajaran permainan edukatif dan anak usai dini.
3.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang obyektif dan valid, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu :
14
Iskandar, Metologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 188. 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h. 144.
14
a. Metode Observasi Adalah suatu cara untuk mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis.16 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data anak didik, guru, sarana dan prasarana yang dimiliki Play Group Ibnu Kholdun. b. Wawancara Adalah
suatu
bentuk
komunikasi
percakapan bertujuan memperoleh informasi.
verbal, 17
jadi
semacam
Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, jumlah guru, jumlah murid Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan. c. Metode Dokumentasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.18 Metode ini digunakan untuk menganalisa data tentang metode pembaelajaran. 4.
Teknik Analisa Data Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk membantu peneliti mendeskripsikan ciri-ciri variable yang diteliti atau merangkum hasil pengamatan penelitian yang telah dilakukan tanpa
16
Wayan Nurkancan, dkk, Evaluasi Pendidikan, ( Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1986), h.
17
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 113. S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah) ..., h. 120.
4. 18
15
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dari data yang diperoleh dari populasi. Dalam metode ini, peneliti mencoba mendeskripsikan tentang penggunaan permainan edukatif dalam proses belajar mengajar. Data yang berasal dari naskah, wawancara, cacatan, lapangan, dokumen dan lain sebagainya tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realita. G. Sistematika Penulisan Guna memudahkan dalam mempelajari hasil penelitian ini akan disusun sistematik yang terbagi dalam beberapa bab, di mana antara bab pertama hingga bab terakhir merupakan uraian yang bersifat umum kemudian menuju pada permasalahan pokok. Adapun sistematika penulisan dirumuskan sebagai berikut : BAB I : berupa Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : menjelaskan tentang Metode Permainan Edukatif Alphabet Puzzle dan Metode Mengenalkan Huruf pada Anak Usia Dini, yang terbagi menjadi tiga sub bab. Pertama metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle yang memuat tentang pengertian metode, kedudukan metode dalam pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran anak usia dini, pengertian permainan edukatif alphabet puzzle, macam-macam permainan edukatif. Kedua mengenalkan huruf pada anak usia dini yang memuat tentang
16
pengertian anak usia dini, ruang lingkup, kurikulum pendidikan anak usia dini, mengenalkan huruf pada anak usia dini, dan beberapa pendapat tentang pengenalan huruf anak usia dini. ketiga penerapan metode pembelajaran permainan edukatif memuat tentang metode pembelajaran permainan edukatif pada pendidikan anak usia dini dan penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle pada anak usia dini BAB III : menjelaskan tentang Penerapan Metode Pembelajaran Alphabet Puzzle di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, yang terdiri dari tiga sub bab. Pertama tentang Penerapan Metode Pembelajaran Alphabet Puzzle di play group Ibnu Kholdun yang memuat sejarah berdirinya Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, visi dan misi, letak geografisnya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, sarana prasarana dan metode-metode pembelajaran play group Ibnu Kholdun, kedua tentang metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle play group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan dan ketiga tentang penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan. BAB IV : berisi tentang Analisis Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle dalam Mengenalkan Huruf pada Anak Usia Dini di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, terdiri dari dua sub bab. Pertama berisi tentang analisis metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan,
17
yang kedua berisi tentang analisis penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini di play group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan. BAB V : penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran, yang akan memberikan jawaban singkat atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian serta saran dan anjuran yang berkaitan dengan hasil penelitian.
18
BAB II METODE PERMAINAN EDUKATIF ALPHABET PUZZLE DAN METODE MENGENALKAN HURUF PADA ANAK USIA DINI
A. Metode Permainan Edukatif Alphabet Puzzle 1. Pengertian Metode Metode dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran.19 Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan, yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai proses, cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.
19
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 184.
19
Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual / secara berkelompok / klasikan, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.20 Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu.21 Metode pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain, bergerak, bernyanyi dan belajar.22 2. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran a. Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar 20
H. Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 52. 21 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004 ), h. 117. 22 Slamet Suyanto, Strategi Pendidikan Anak, (Yogyakarta: Hikayat, 2008), h. 41.
20
yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. b. Metode Sebagai Strategi Pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
21
Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Dengan demikian metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. c. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.23 3. Macam-Macam Metode Pembelajaran Anak Usia Dini a. Lingkari Kalender Pembelajaran dihubungkan dengan kalender dan waktu. Guru menandai tanggal-tanggal pada kalender yang terkait dengan berbagai kegiatan, seperti hari Kartini, hari Kemerdekaan dan lain-lain. Selanjutnya
guru
mendesain
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan tema-tema dasar sesuai dengan hari tersebut. b. Presentasi dan Cerita Metode ini baik digunakan untuk mengungkapkan kemampuan, perasaan, dan keinginan anak. Setiap hari guru dapat menyuruh anak 23
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 72-75.
22
dua atau tiga anak untuk bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak bercerita guru dapat melakukan asesmen pada anak tersebut. Guru dapat melanjutkan topik yang dibicarakan anak sebagai pembelajaran. c. Proyek Sederhana Metode ini melatih anak bekerja sama dalam kelompok kecil 3-4 orang. Setiap kelompok diberi proyek kecil, misalkan menemukan berbagai jenis daun dan mengecapnya dengan berbagai warna. Metode ini melatih anak bekerja sama dan mengembangkan kemampuan sosial.24 d. Kerja Kelompok Besar Metode ini menggunakan kelompok besar, yaitu satu kelas penuh untuk membuat sesuatu. Misalnya mendirikan tenda di dalam kelas, semua anak memegang peran guru bertugas memberi aba-aba. Anak biasanya puas setelah mengerjakan sesuatu bersama-sama. e. Kunjungan Anak sangat senang melihat langsung berbagai kenyataan yang ada di masyarakat melalui kunjungan. Seperti ke Museum Perjuangan, Museum Dirgantara dan lain-lain dengan itu memberi inspirasi anak untuk mengembangkan cita-citanya.
24
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini…, h. 144-145.
23
f. Permainan Permainan yang menarik dan tidak banyak aturan pada umumnya disukai anak-anak. Guru dapat menggunakan permainan untuk membelajarkan anak. Caranya guru mengajarkan permainan tersebut, setelah anak mampu memainkannya, maka guru memberi muatan edukatif terhadap permainan itu. Berbagai jenis permainan, termasuk bermain peran amat potensial untuk membelajarkan anak. Konsep itulah yang dikenal dengan bermain sambil belajar.25 Hal itu sangat efektif untuk mempengaruhi tumbuh sistem motorik pada akal anak usia dini, bermain memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan menggunakan inderanya, seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari pengindraan tersebut anak memperoleh fakta-fakta, informasi dan pengalaman yang akan menjadi dasar untuk berfikir abstrak. Jadi anak mudah menghafal benda serta mengetahui apa nama benda tersebut. 5. Pengertian Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Anak dan permainan merupakan dua pengertian yang hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berpikir mengenai anak selalu menimbulkan asosiasi mengenai bermain. Timbul pertanyaan apakah bermain betul-betul merupakan kesibukan khusus anak. Sebab dalam kenyataanya orang tua dan remaja pun bermain. Mungkin hanya merupakan 25
Slamet Suyanto, Strategi Pendidikan Anak…, h. 44-45.
24
suatu kebiasaan untuk memakai istilah hobi atau olah raga atau rekreasi bagi orang dewasa, sedangkan istilah “bermain” hanya dipakai untuk anak saja.26 Pengertian permainan adalah salah satu bentuk aktifitas social yang dominan pada awal masa anak-anak, sebab mereka menghabiskan lebih banyak waktunya diluar rumah bermain dengan teman-temannya. Ada beberapa kriteria yang digunakan oleh banyak pengamat dalam mendefinisikan permainan. Pertama, permainan merupakan sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan. Kedua, permainan tidak mempunyai tujuan ekstrinsik, motivasi anak subyektif dan tidak mempunyai tujuan praktis. Ketiga, permainan merupakan hal yang spontan dan suka rela, dipilih secara bebas oleh pemain. Keempat, permainan mencakup keterlibatan aktif dari pemain. Kebanyakan ahli berpendapat bahwa permainan adalah suka rela, aktivitas spontan yang tidak mempunyai tujuan nyata.27 Pengertian edukatif adalah upaya yang mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna, sistematis, dan berfikir, memiliki ketajaman dalam intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkapkan bahasa lisan dan tulis, serta memiliki beberapa ketrampilan.28 Jadi permainan edukatif adalah
26
M. Sugeng Sholehudin, Psikologi Perkembangan Dalam Perspektif Pengantar, (Pekalongan: STAIN Press, 2008), h. 119. 27 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 149-150. 28 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 2-3.
25
merupakan semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya. Sedangkan pengertian puzzle adalah suatu gambar tertentu yang kemudian dipotong-potong, ditebar kemudian dapat disatukan kembali.29 Alphabet puzzle adalah alat permainan edukatif yang berbentuk teka-teki huruf. Jadi pengertian permainan edukatif alphabet puzzle adalah jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat edukatif demi kepentingan peserta didik, dimana permainan ini dapat dibongkar pasang berupa gambar huruf-huruf abjad yang dirancang dan dibuat untuk meningkatkan kemampuan berfikir anak termasuk kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah. Permainan ini merupakan permainan yang tidak asing bagi si kecil dapat membantu mengajari si kecil belajar membaca.30 B. Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini Anak artinya keturunan kedua orang tua. Anak usia dini / prasekolah adalah anak yang usianya belum waktunya masuk sekolah dasar (taman kanak-kanak). Kategori anak usia dini / prasekolah disini adalah 3-6 tahun. Yang dimaksud anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka 29
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000),
30
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), h. 336.
h. 119.
26
mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.31 Menurut The National Association for The Education, istilah Preschool adalah anak antara usia toddler (1-3 tahun) dan usia masuk kelas satu, biasanya antara usia 3 sampai 5 tahun. 32 Adapun usia setelah itu (lebih dari 6 tahun) sering disebut sebagai usia sekolah dimana anak sudah berkembang fisiknya sehingga membentuk tubuh yang proporsional, mampu berjalan, meloncat, berlari, mampu memegang pensil dengan baik, mampu berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa verbal, mampu memahami emosi yang dirasakan oleh orang lain berdasarkan bahasa tubuh yang ditunjukkan. Oleh karena itu batasan pengertian anak usia dini adalah 0-6 tahun. Masa-masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan
rangsangan-rangsangan
yang
tepat
untuk
mencapai
kematangan yang sempurna. Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya. Apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan / proses belajar, maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya. Misalnya secara fisiologis anak sudah cukup mampu berkembang dan mampu dilatih berbicara, namun demikian
31 32
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Usia Dini…, h.19. Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam…, h. 110.
27
rangsangan yang diperoleh dari lingkungan sangat kurang akibatnya anak mengalami kesulitan untuk berbicara.33 2. Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini Ruang lingkup program kegiatan belajar play group adalah mengintegrasikan delapan aspek perkembangan atau kemampuan melalui: a. Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku yang antara lain meliputi keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, social dan emosional, dan disiplin. b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar yang antara lain meliputi kemampuan berbahasa, daya piker, ketrampilan dan seni, dan kesehatan jasmani. Pembentukan perilaku dan kemampuan
dasar
tersebut
dicapai
melalui
tema-tema
yang
dikembangkan sendiri oleh pendidik.34 3. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Kurikulum adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membina peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.35 Kurikulum pendidikan anak para sekolah adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Anak tidak terbatas belajar dari apa yang diberikan di sekolah 33
Wiwien Dinar P., Psikologi Anak Usia Dini, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. 56. Faiqoh. H., Program Kegiatan Belajar (Kurikulum) Kelompok Bermain,Depdiknas, Direktur PAUD, 2001. h. 2 35 Samsul Nizar, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 56. 34
28
saja. Seluruh pengembangan aspek seseorang dijangkau dalam kurikulum ini, baik aspek fisik, intelektual, sosial maupun emosional.36 Dasar pengembangan kurikulum bagi anak usia dini dikembangkan berdasarkan sejumlah pendekata yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini. Dalam hal ini pendekatan yang akan digunakan adalah berdasarkan teori perkembangan anak, pendekatan berpusat pada anak, pendekatan konstruktivisme dan pendekatan yang akan digunakan kurikulum dengan dasar bermain. Tema-tema yang digunakan dalam program kegiatan belajar diantaranya: aku, pancaindera, keluargaku, rumah, sekolah, makanan, kendaraan, pakaian, kebersihan, kesehatan dan keamanan, binatang, pekerjaan, rekreasi, air dan udara, api, negaraku, alat komunikasi, gejala alam, matahari, bulan dan bintang, kehidupan dikota, desa pesisir, dan pegunungan. 1) Pengembangan sentra Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak dibangun atas dasar setiap anak memiliki modalitas, gaya belajar dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin diketahuinya.37
36
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), hlm. 56. 37 Tim Pengembang PAUD, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Semarang: Depdiknas, Dirjen PLS, 2007), hlm. 26.
29
Pembelajaran dengan pendekatan Beyound Center and Circle Time (BCCT) adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra. Setip sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain sebsorik, simbolik dan pembangunan. Setiap sentra juga mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang dikembangkan dalam pendekatan BBCT antra lain: a) Sentra balok b) Sentra bahan alam c) Sentra main peran d) Sentra persiapan.38
4. Mengenalkan Huruf Kepada Anak Usia Dini Pengenalan huruf sejak usia 3 tahun sebenarnya bukan hal aneh. Hal yang penting adalah metode pengajarannya melalui proses sosialisasi, artinya anak mengenal huruf dari benda yang sering dilihat dan ditemui. Anak-anak berusia 3-4 tahun mulai memperluas kosakata mereka dan mulai bisa bersajak atau mencari kata-kata yang mempunyai bunyi akhir yang sama. Saat mereka mulai bersekolah, mereka akan diajarkan cara menyatukan
huruf-huruf
untuk
membentuk
suatu
kata
dan
menyuarakannya.39
38
Tim Pengembang PAUD, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Semarang: Depdiknas, Dirjen PLS, 2007), hlm. 26. 39 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini…, h.317.
30
Mempelajari huruf abjad bagi anak kecil jauh lebih sulit dibandingkan belajar menghitung sampai sepuluh. Hal ini dikarenakan masih sulit membayangkan bentuk-bentuk huruf yang banyak itu. Anak sering membuat kesalahan dalam mengingat dan menyebutkan salah satu bentuk huruf. Karena itu, dia perlu bimbingan dan membutuhkan banyak latihan yaitu dengan mengenalkannya satu persatu dari huruf abjad tersebut. Ketika anak belajar huruf, ajarkan untuk menyusun huruf-huruf tersebut sehingga membentuk kata baru. Misalnya, huruf a, p, e, l disatukan akan membentuk kata baru yaitu apel. Dengan cara ini anak mengenal benda sambil belajar huruf yang membentuk nama benda tersebut. Dengan melagukan huruf-huruf sesuai dengan urutannya, juga dapat membantu anak-anak untuk belajar mengingat dan menyebutkan dengan benar nama-nama huruf (yang berbeda dari bunyinya), karenanya dalam hal ini anak butuh banyak latihan.40 Jika anak sudah mulai trampil menyebutkan lambang bunyi (huruf) tiada salah, anak mulai bisa diajak belajar menulis dan menggambar secara bersamaan. Dengan bermain kartu huruf anak menyebutkan sebuah nama, maka anak akan mencari huruf yang ada pada namanya secara berurutan. Dengan cara ini anak akan cepat dalam mengenal huruf.41
40
Dwi Sinar Prasetyo, Biarkan Anakmu Bermain (Mengenal Manfaat & Pengaruh Positif Permainan bagi Perkembangan Psikologi Anak, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), h. 77. 41 Slamet Suyanto. Strategi Pendidikan Anak, (Yogyakarta: Hikayat, 2008), h. 149.
31
Pengucapan kata dengan bantuan guru terjadi jika guru ingin membantu anak melafalkan kata-kata. Hal ini terjadi karena sudah beberapa menit ditunggu oleh guru anak belum juga melafalkan kata-kata yang diharapkan. Anak yang memerlukan bantuan semacam ini biasanya karena adanya kekurangan dalam mengenal huruf. Penghilangan huruf atau kata sering juga dilakukan oleh anak karena adanya kekurangan dalam mengenal huruf. Penyelipan kata terjadi karena anak kurang mengenal huruf. Pengulangan juga dapat terjadi pada kata, suku kata, atau kalimat mungkin karena kurang mengenal huruf sehingga memperlambat membaca sambil mengingat-ingat nama huruf yang kurang dikenal. Pembalikan huruf terjadi karena anak bingung posisi kiri-kanan atau atas-bawah, misalnya huruf d dengan b, huruf p dengan q atau g, huruf m dengan n atau w. Keraguan dalam membaca juga sering disebabkan anak kurang mengenal huruf atau karena kekurangan pemahaman. Beragam kesalahan tersebut di atas tidak akan terjadi dan dapat teratasi jika penerapan dalam pengenalan huruf kepada anak sudah dimulai sejak diusia dini.42 5. Beberapa Pendapat Tentang Pengenalan Huruf Kepada Anak Usia Dini Belajar membaca dan menulis merupakan hal yang sangat sulit bagi anak karena anak harus belajar huruf dan bunyi huruf (morfem dan fonem). Huruf r biasanya merupakan huruf paling akhir yang dapat diucapkan anak karena membutuhkan maturasi atau kematangan organ-organ pembentuk 42
Dr. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), h.
32
suara. Sementara huruf ng, kh, serta sy biasanya menjadi huruf yang sulit untuk dimengerti anak. Anak berpikir bahwa yang lain satu huruf bisa berfungsi kenapa harus ada dua huruf baru bisa berfungsi. Mungkin akan lebih mudah bagi anak jika dua huruf b dan d juga sering terbalik. Dahulu guru mengajar anak mengenal huruf dengan cara menunjukkan
huruf
dan
mengucapkan
bunyinya.
Misalnya
guru
menunjukkan huruf a sambil berkata a; b, dibaca “be”. Jadi jika digabung ba membacanya “ba”. Sering anak bingung, kenapa ba tidak dibaca bea, toh huruf b sendiri dibaca be. Demikian seterusnya yang dilakukan guru hingga membentuk gandengan huruf yang lebih panjang, seperti babe dan bobo. Cara belajar bahasa seperti itu dikenal dengan istilah phonic, berasal dari kata fonem yang berarti bunyi huruf atau kata. Isabelle Liberman, mengajarkan bahasa dengan cara yang berbeda dengan cara diatas. Ia memberikan suatu kata kepada anak lalu disuruh mengidentifikasi suara apa saja yang terdapat pada kata tersebut.43 Misalnya ia memberi kata “bat” lalu bertanya, berapa bunyi yang kamu dengar dari kata tersebut? Anak disuruh mengetuk meja dengan kayu sesuai dengan jumlah bunyi yang ia dengar dari kata tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas satu SD mampu dengan benar mengidentifikasi jumlah bunyi dari kata yang diberikan, dan 50 persen anak TK dan taman bermain menunjukkan kemampuan tersebut.
43
h.169.
Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Hikayat,2005),
33
Ken Goodman melakukan penelitian dengan memberikan daftar kata kepada anak kemudian anak disuruh membaca daftar kata yang diambil dari suatu cerita.44 Anak disuruh menyatakan kata yang tidak ia ketahui maknanya. Anak diminta membaca ceritanya lalu diminta menjelaskan kata yang tidak ia ketahui. Oleh karena itu Goodman menyarankan belajar bahasa itu tidak per kata tetapi dalam konteksnya. Berdasarkan penelitian di atas kelak muncul pembelajaran bahasa yang dikenal dengan whole language, yaitu anak belajar mengenali huruf dan bunyinya dari konteks (dari bahasa yang ia gunakan). Misalnya guru bertanya, “Siapa namamu?” Anak menjawab, “Ani”. Guru bertanya lagi, “Bunyi apa yang kamu dengar dari namamu itu?” Lalu anak mulai mengidentifikasi bunyi (dan huruf) seperti A, N dan I. jadi anak belajar dari konsep menyeluruh menuju ke parsial. Di Kotagede, Yogyakarta, muncul metode Iqra untuk belajar bahasa Arab. Metode ini sebenarnya dapat juga dipakai untuk belajar bahasa Indonesia.45 Pada prinsipnya metode Iqra menggunakan huruf dalam konteks bacaan. Anak tidak harus hafal seluruh alfabet, tetapi sambil berjalan ia juga belajar membaca. Misalnya, setelah anak mengenal huruf hidup a, i, u, e, dan o anak mulai diperkenalkan dengan huruf b.
44 45
Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini…, h.170. Ibid, h. 170.
34
C. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif 1. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Pada Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.46Bermain merupakan metode dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini menggunakan metode yang menarik agar mudah diikuti oleh anak.47 Berkembangnya kemajuan teknologi ada cara untuk melakukan metode pembelajaran khususnya untuk anak-anak yaitu permainan edukatif. Permainan edukatif adalah merupakan semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pendidikan atau pengalaman belajar kepada anak. Dimana permainan edukatif juga merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat merupakan cara untuk mendidik anak diusia dini.
46
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini…, h.15. Hj. Nibras OR Salim dan Anggani Sudono M. A, Acuan Menu Pembelajaran Pada PAUD (Menu Pembelajaran Generik), Direktorat PAUD Depdiknas, 2007, h. 6. 47
35
Selain itu anak dapat menguatkan badannya menjadi lebih terampil dan menumbuhkan serta mengembangkan kepribadiannya. Sarana-sarana edukatif menjadi sangat penting bahkan merupakan faktor
kesuksesan
yang
paling
penting
dalam
mengajarkan
dan
memahamkan anak-anak. Manfaat sarana permainan edukatif dapat melatih kemampuan motorik halus misalnya menulis, mengayunkan tangan, dan motorik kasar misalnya melatih konsentrasi. Ada pendapat yang menyatakan bahwa PAUD hanya mengembangkan logika berpikir, dan berkreasi ada pula yang menyatakan bahwa PAUD juga mempersiapkan anak untuk siap belajar, yaitu siap belajar berhitung, membaca dan menulis.48 Pada prinsipnya PAUD / Play Group hanyalah untuk ajang sosialisasi bagi anak usia dini. Hal ini karena anak pada usia balita masih membutuhkan stimulasi untuk motorik halus dan motorik kasarnya. Oleh karena itu, memiliki sarana dan prasarana untuk menstimulasi anak balita. Metode pendidikan seperti ini menggunakan metode permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan.49 Dalam proses belajar, anak-anak mengenalnya melalui permainan karena tidak ada cara yang lebih baik dapat merangsang kecerdasan otaknya melalui kegiatan melihat, mendengar, meraba dan merasakan yang semuanya itu dapat dilakukan melalui kegiatan bermain. Selain itu juga para
48 49
Slamet Suyanto. Strategi Pendidikan Anak, h. 152. Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini…, h. 348.
36
pemain edukatif tidak hanya sekedar membuat anak menikmati permainan, tetapi juga dituntut agar membuat anak untuk teliti dan tekun ketika mengajarkan mainan tersebut. Para ahli psikologi menggunakan sebutan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, usia bertanya dan usia kreatif. Maka dari itu permainan edukatif sangat diperlukan dan sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak terutama pada usia dini. Banyak hal yang bisa diperoleh anak dengan pembelajaran melalui permainan edukatif. Selain sebagai alat belajar, bermain bagi anak. Permainan edukatif juga merupakan kebutuhan hidup seperti membantu anak untuk bergerak, berlari dan berfikir.50 2. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Pada Anak Usia Dini Seorang anak akan belajar dengan lebih semangat bila ia merasa senang. Oleh karena itu para pendidik hendaknya selalu mencari cara yang kreatif untuk mengajari anak dalam suasana yang membuat anak merasa senang. Salah satu diantaranya adalah permainan. Permainan itu tentunya bernilai edukatif sebagai ajang anak untuk belajar seraya bermain. Salah satu permainan edukatif adalah permainan puzzle, dalam hal ini berupa alphabet puzzle atau puzzle huruf. Permainan puzzle bisa dimainkan mulai dari usia 12 bulan. Banyak ahli pendidikan menyarankan untuk memberikan mainan puzzle kepada balita. Dengan bermain puzzle anak 50
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Usia Dini…, h. 125.
37
dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan membuat anak belajar berkonsentrasi, melatih koordinasi mata dan tangan. Banyak ahli percaya bahwa masa anak-anak merupakan masa yang penting bagi perkembangan otak anak. Melalui metode bermain dengan permainan puzzle huruf yaitu mengenalkan kepada anak usia dini tentang huruf-huruf abjad. Metode ini bila digunakan dalam bahasa Indonesia tidak terlalu sulit bila dibandingkan kalau digunakan dalam bahasa Inggris karena hampir semua huruf mewakili bunyi yang sama.51 Simbol-simbol huruf yang berbeda dari bunyinya akan dapat dipahami oleh anak ketika anak belajar. Kemampuan dalam mengenal huruf nantinya beralih belajar membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Tentunya sebelum belajar membaca diharapkan anak mampu menguasai dan mengenal huruf-huruf agar anak tidak hanya bisa membaca namun anak mengetahui makna isi dari bacaan tersebut.
51
Dr. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), h. 216.
38
BAB III
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN EDUKATIF ALPHABET PUZZLE DI PLAY GROUP IBNU KHOLDUN PURI KEDUNGWUNI PEKALONGAN
A. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle di Play Group Ibnu Kholdun 1. Sejarah Berdirinya Play Group / kelompok bermain Ibnu Kholdun berdiri sejak tanggal 17 Juli 2004 yang bertempat di Puri Raya B Perumahan Puri Kedungwuni Kelurahan
Kedungwuni
Timur
Kecamatan
Kedungwuni
Kabupaten
Pekalongan. Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak usia dini, hal ini dilakukan dengan pemberian pendidikan guna membantu tumbuh dan berkembangnya jasmani dan rokhani pada anak usia dini. Dengan demikian diharapkan agar anak didik dapat memiliki kesiapan mental dalam memasuki jenjang pendidikan dasar tahap selanjutnya. Mengingat pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, yang meliputi pendidikan kognitif, konatif, afektif serta spiritual, maka dengan dasar hal
ini
dapat
memotifasi
menyelenggarakan/mengelola
para
pengurus
pendidikan
anak
dan usia
pengelola dini
untuk
(PAUD)
di
Perumahan Puri Kedungwuni Pekalongan yang bernaung di bawah Pengurus
39
PAUD Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni, sebagai salah satu wujud kepedulian dalam melayani masyarakat terutama bidang pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini Ibnu Kholdun merupakan lembaga pendidikan kelompok bermain yang pertama kali berdiri di kecamatan kedungwuni Pekalongan.52 2. Visi dan Misi a. Visi Mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berakhlaqul karimah. b. Misi Membentuk siswa yang beriman, mandiri dan kreatif. 3. Letak Geografis Kelompok bermain / play group Ibnu Kholdun berdiri dengan luas tanah 747 m2 dan luas gedung 66 m2 dengan skala 1: 500. berada pada posisi di tengah-tengah sebuah perumahan di puri Kedungwuni yaitu puri raya B, dengan posisi di sebelah kiri ada masjid Assasul Muttaqin sebelah kanan dan belakang rumah warga dan depannya adalah lapangan. Merupakan posisi yang sangat strategis karena bisa dijangkau dari arah manapun. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu urutan, sistem interaksi suatu kerjasama antara satu orang dengan orang lain dalam mencapai tujuan
52
Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 8 April 2011
40
bersama. Adapun struktur organisasi di Play Group Ibnu Kholdun Tahun Ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut :53 Muniroh, A. Md Kepala
Sri Handasah Sekretaris
Siti Ulil Azmi Bendahara
5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Tanggung jawab guru tidak hanya terdapat pada seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup banyak. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk bisa menguasai kelas agar perhatian anak tidak lepas. Ada tiga tenaga pendidik yang mengajar di Play Group Ibnu Kholdun dengan masing-masing jabatannya. Adapun pengasuh yang berada di Play Group Ibnu Kholdun berjumlah 3 orang tersebut masing-masing mempunyai jabatan tersendiri. Untuk itu jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
53
Ulil Azmi, Sekertaris Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 8 April 2011.
41
Tabel I Daftar Guru Play Group Ibnu Kholdun
N o 1
Nama
TTL
Sri Handasah
2
Muniroh, A.Ma.Pd. Siti Ulil Azmi
Pekalongan, 18-05-1965 Pekalongan, 24-05-1984 Pekalongan, 24-10-1989
3
Pendidikan TMT Terakhir MAN 16-07-2004
Jabatan
D2 PGTK
16-07-2004
Kepsek
MAN
01-7-2009
Guru Kelas
Pendamping
Berdasarkan pengamatan penulis, meskipun dalam pembagian jabatan dan tugas mereka terpisah antara Pendamping, kepala sekolah dan guru kelas, namun dalam organisasinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap semua anak asuhnya.54 Dengan melihat latar belakang pendidikan para guru di Play Group Ibnu Kholdun hampir memenuhi syarat sebagai pendidik yang berkompeten di bidangnya dalam menangani dan mendidik anak melalui kegiatan bermain sambil bermain. a. Keadaan Siswa Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah, orang tualah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan dikemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima oleh guru dengan kesabaran dan penuh keikhlasan.55
54
Observasi Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, tanggal 25 Januari
55
Syaiful Bahri Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar, h. 113.
2011.
42
Tabel II Daftar Anak Didik Tahun Ajaran 2010/2011
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16.
Nama M. Bagus Aji Satrio M. Ajda Rosyid M. Fadhil Pratama M. Asad Baharudin M. Reivan Akbar Naila Rahmatika A. Fatir Al Fikri M. Bayib Humaero Nawwaf Muhammad Millati Azka Fahri Zidan Amalia Nur Syifa Kirana Syafa K Faila Dina
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
Setelah penulis mengadakan penelitian dengan metode observasi, siswa aktif yang terdaftar di dalam buku induk siswa berjumlah 16 anak yang terdiri dari perempuan 7 anak dan laki-laki 9 anak. Anak didik yang tergolong di play group Ibnu Khodun ini adalah anak yang usianya tiga tahun dan usia tiga setengah tahun, dimana dari latar belakang yang berbeda-beda. Dalam kegiatan bermain tidak semua anak yang telah terdaftar sebagai anak didik di play group Ibnu Kholdun hadir semua, beberapa anak terkadang absen tidak hadir mengikuti kegiatan bermain. Anak-anak usia dini/prasekolah di Play Goup Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan selain bermain
43
mereka
juga
mendapatkan
pelayanan
pendidikan
yang
layak
bagi
perkembangan jasmani dan rohani seperti bimbingan agama Islam.56 6. Sarana Prasarana Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan / pengajaran, seperti halaman kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi / halaman sekolah sebagai lapangan olah raga. Dalam rangka melaksanakan suatu proses pendidikan dan pengajaran, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kelancaran dan pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan mempunyai beberapa sarana dan prasarana antara lain sebagai berikut :57 b. Sarana Pendidikan 1) Sarana fisik yang dimiliki antara lain :
56
- Gedung Belajar
- Karpet
- Kamar mandi / WC murid
- Lemari
- Halaman
- Meja kursi
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 7 April 2011. 57 Observasi Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, tanggal 7 April 2011.
44
- Tempat Parkir
- Kotak obat
- Air bersih
- Listrik
2) Perlengkapan Pengajaran, antara lain : - Papan Tulis
- Gambar huruf Hijaiyah dan abjad
- Meja kursi guru
- Bendera merah putih
- Meja kursi belajar
- Hiasan dinding edukatif
- Alat permainan edukatif c. Sarana Administrasi - Buku Absensi - Buku Administrasi d. Sarana Biaya Kegiatan Pendidikan Dana untuk mengelola pendidikan diperoleh melalui uang pendaftaran, uang pendidikan per bulan dan donatur. 7. Metode-Metode Pembelajaran di Play Group Ibnu Kholdun Metode pendidikan yang digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia dini / prasekolah di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, secara umum metode yang dikembangkan dalam seluruh pengajarannya menggunakan metode pendidikan belajar sambil bermain.58
58
2011
Observasi Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, tanggal 21 April
45
a. Metode Keteladanan Keteladanan ini diharapkan melekat dalam pribadi masing-masing guru, baik keteladanan dalam berkata, bersikap dan berperilaku. Keledanan harus selalu tampak di mata anak didik di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode ini dilakukan dengan cara memberi contoh kepribadian yang diharapkan.59 Metode keteladanan ini digunakan oleh Play Goup Ibnu Kholdun dengan cara guru mengucapkan salam ketika masuk kelas, apabila menerima sesuatu mengucapkan terima kasih, ramah dan suka menolong, senang berbicara pelan dan sopan. Semua itu diterapkan kepada anak didik agar berkata, bersikap dan berperilaku baik. b. Metode Pembiasaan Metode
pembiasaan
yang
diterapkan
pada
anak
adalah
mengajarkan dan membiasakan anak akan prinsip-prinsip kebaikan, dengan harapan dapat dijadikan pelajaran bagi mereka. Misalnya saja dalam tema aku dan keluarga, anak diajarkan untuk membiasakan diri mencintai
keluarga, saudara dan teman-temannya.
Menanamkan
kedisiplinan kepada anak dalam berbagai aspek kehidupan (seperti mandi, menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya).60
59
Sri Handasah, Play Group Ibnu Kholdun Puri kedungwuni Pekalongan, wawancara, 21 April 2011. 60 Siti Ulil Azmi, Play Group Ibnu Kholdun Puri kedungwuni Pekalongan , wawancara, Pekalongan, 17 April 2011.
46
c. Metode Cerita Metode ini baik digunakan untuk mengungkapkan kemampuan, perasaan, dan keinginan anak. Setiap hari guru dapat menyuruh dua atau tiga orang anak untuk bercerita apa saja yang ingin diungkapkan.61 Dan guru juga bercerita agar anak mampu menyaring apa yang diceritakan oleh guru dan memancing anak agar aktif bertanya.62 d. Metode Bermain Metode Bermain dilaksanakan dengan tujuan mengembangakan kreatifitas anak, karena nilai bermain begitu besar, maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak di Kelompok Bermain merupakan syarat mutlak yang tidak bisa diabaikan, karena bagi anak belajar adalah bermain dan bermain adalah belajar. Kegiatan bermain anak yang diterapkan di Play Group Ibnu Kholdun antara lain : 1) Main Alphabet Puzzle Misalnya anak dikenalkan satu-persatu dari huruf abjad yang ada, kemudian di bongkar pasang, anak akan menyusun huruf-huruf tersebut secara acak dan memasangkan huruf tersebut dengan sendirinya. Bisa
61
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini…, h. 145. Siti Ulil Azmi, Play Group Ibnu Kholdun Puri kedungwuni Pekalongan , wawancara, Pekalongan, 21 April 2011. 62
47
juga potongan-potongan tersebut diacak, kemudian anak diberikan gambar serupa yang telah tersusun. 2) Dots Cart Abjad Dengan bermain kartu huruf anak diperkenalkan dengan 26 abjad atau huruf dengan satu persatu kartu yang bergambar huruf kapital. 3) Mewarnai kata Tulisan kata-kata tunggal dengan huruf besar, dengan setiap huruf mempunyai ruang yang dapat diwarnai anak 4) Menyusun kata Tulisan kata-kata yang dipotong menjadi dua kata, kemudian anak mencocokkan kata-kata tersebut menjadi kata yang benar. Misalnya kata ma-ma menjadi mama, ma-kan menjadi makan. 5) Menempel Misalnya menempel kertas yang bergambar huruf dengan lem sesuai dengan keinginan anak, agar anak bisa berkarya sesuai dengan kreasi dan imajinasinya. 6) Papan pesan Permainan ini dengan menaruh white board di tembok, dengan menepelkan alfabet magnet di white board tersebut.
48
e. Metode Karyawisata Bagi anak-anak usia dini, karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji sesuatu secara langsung. Karyawisata juga berarti bahwa anak-anak dibawa ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas. Untuk tema kebersihan dan kesehatan misalnya, materi tentang rumah sakit atau Puskesmas, maka anak-anak diajak berkaryawisata ke Puskesmas untuk mengetahui kegiatan disana. f. Metode Berbunyi Metode ini digunakan untuk menyemarakkan dan menggairahkan anak didik dalam proses pembelajaran meskipun sifatnya hanya selingan. Penerapannya setiap sebelum kegiatan dimulai atau setelah selesai jam istirahat ketika untuk memulai kegiatan dengan cara menepukkan jari-jari tangan mulai dari satu jari sampai kelima jari kedua tangannya oleh guru bersama anak-anak dengan tujuan untuk menghasilkan bunyi dari satu jari sampai kelima jari tangan dengan suara yang berbeda. g. Metode menulis dan menggambar Metode ini dilaksanakan agar anak dapat menulis dan menggambar serta mewarnai dengan baik. Metode menulis misalnya, anak diajarkan menulis huruf A besar dan a kecil, kemudian menulis nama masing-
49
masing dengan bantuan guru. Selain itu juga menggunakan metode menggambar misalnya anak membuat garis lurus lengkung atau melingkar, maka anak akan dapat menggambar bujur sangkar, lingkaran ataupun persegi panjang. h. Metode Hafalan Metode ini dilaksanakan agar anak dapat menghafal do’a-do’a sebelum makan dan sesudahnya, do’a kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu anak-anak juga menghafalkan surat-surat pendek seperti Al Fatihah, Al Ashr, An Nas dan Al Falaq. i. Metode latihan Metode ini dilaksanakan agar anak-anak memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan kesempatan dan ketrampilan. Dengan metode latihan, anak-anak diberikan cara belajar dengan menanamkan kebiasaankebiasaan tertentu. Anak memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, membaca, membuat dan menggunakan alat. Dalam tema Aku dan Keluarga anak dilatih untuk menulis namanya masing-masing dan memahami bentuk-bentuk huruf abjad baik yang besar maupun yang kecil.
50
B. Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan Untuk mengetahui metode pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle di Play Group Ibnu Kholdun dapat diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada keterangan berikut : Menurut Ibu Muniroh selaku kepala sekolah mengatakan: “Permainan edukatif adalah permainan yang terdapat unsur pembelajaran atau pendidikannya bermain sambil belajar seraya anak asik bermain.”63 Sedangkan Ibu Sri Handasah salah satu guru di play group Ibnu Kholdun berpendapat: “Permainan yang bersifat mendidik untuk anak usia dini, jadi anak itu tidak hanya asik bermain tetapi permainan itu mengandung nilai mendidik untuk dirinya.”64 Rina Aryani salah satu orang tua anak mengemukakan pendapatnya: “Permainan edukatif itu permainan yang mengandung unsur mendidik anak, bermain tetapi sebenarnya itu pendidikan juga baginya.”65 Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam bukunya karangan Ramayulis yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam permainan edukatif adalah permainan sebagai upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna, sistematis, dan berfikir. Jadi dari penjelasan diatas mengenai
63
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 64 Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 26 Juli 2011. 65 Rina Aryani, Orang tua anak didik di Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 25 Juli 2011.
51
pengertian permainan edukatif menurut beberapa pendapat dari hasil wawancara dan merujuk pada buku, adanya relevansi pengertian dan maksud. Menurut Ibu Muniroh kedudukan metode bermain alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran menyampaikan: “Dimana masa-masa anak adalah masa untuk bermain. Tentunya dengan metode bermain lebih menstimulasi anak mendapatkan pengalamannya dalam belajar, karena dengan bermain adanya transfer ilmu yang diperoleh anak dengan kegiatan yang tidak memaksa, dengan metode bermain alphabet puzzle tepat digunakan karena anak akan ikut aktif dalam kegiatan bermain, dengan perbedaan daya serap anak terhadap permainan ini masing-masing anak dapat mengekspresikannya sesuai kemampuannya.”66 Mengenai
macam-macam
permainan
edukatif
Ibu
Muniroh
menyebutkan macam-macam permainan edukatif antara lain permainan fungsi misalnya gerakan tangan dan kaki, permainan peranan, permainan kontruktif misalnya mobil-mobilan, permainan reseptif, dan permainan sukses. Manfaat dari permainan edukatif sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Muniroh: “Permainan edukatif memungkinkan anak belajar emosional maupun intelegensinya, anak dapat mempraktekan dan mengembangkan daya berfikir, kreatif, bersosialisasi, dan berkomunikasi.”67
66
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 67
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011.
52
Pendapat lain oleh Ibu Siti Ulil Azmi mengemukakan: “Manfaatnya adalah dapat menggali bakat dan potensi anak, membangun kreativitas, mengembangkan sikap kognitif, afektif dan motorik, kemampuan berbahasa dan bersosialisasi.”68 Pengertian permainan alphabet puzzle dikemukakan oleh Ibu Muniroh: “permainan / macam permainan yang mengenalkan anak tentang huruf-huruf dalam bentuk kepingan-kepingan / bongkar pasang.”69 Menurut Siti Ulil Azmi alphabet puzzle adalah: “Permainan yang berbentuk potongan-potongan huruf a-z. Ibu Sri Handasah pendapatnya mengenai permainan alphabet puzzle adalah permainan edukatif yang berbentuk teka-teki huruf yang dapat dibongkar pasang.”70 Apa manfaat dari permainan alphabet puzzle dikemukakan oleh beberapa pendapat seperti, menurut Ibu Muniroh: “Dengan anak diusia dini telah belajar permainan alphabet puzzle untuk dapat mengenal berbagai macam huruf-huruf abjad dalam bentuk kepingan yang menyenangkan buat anak dengan itu anak dapat mengembangkan dirinya mengenal, mengetahui dan memahaminya.”71 Permainan alphabet puzzle dapat memberikan motivasi dan respon terhadap anak untuk belajar huruf. Seperti pendapat yang telah disampaikan oleh ketiga guru, dengan permainan ini dapat memotivasi anak belajar tentunya mengenal huruf, sedikit demi sedikit anak akan mengenal huruf
68
Ulil Azmi, Sekertaris Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011. 69 Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 70 Ulil Azmi, Sekertaris Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011. 71 Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011.
53
dengan sendirinya dengan bentuk yang menarik dan tidak menyulitkan sehingga adanya respon oleh anak-anak untuk mempelajarinya.
C. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini di Play Gruop Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan Berdasarkan wawancara tentang penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada keterangan berikut : Menurut Ibu Muniroh selaku kepala sekolah menyatakan: “Penerapan metode bermain melalui permainan alphabet puzzle pada anak usia 3-4 tahun. Dilakukan dengan memberikan penjelasan terlebih dulu dari urutan a-z, dengan berulang-ulang, kemudian diacaknya dan meminta anak didik untuk menyusunnya kembali sesuai arahan.” 72 Sehubungan dengan pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ibu Siti Ulil Azmi selaku guru: “Dalam menerapkan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf berupa potongan puzzle diacak kemudian anak diberikan gambar serupa yang telah tersusun, anak-anak dengan sendirinya memasangkan huruf-huruf tersebut.”73 Pendapat lain oleh Ibu Sri Handasah: “Dalam penerapannya yaitu sebelumnya anak dikasih penjelasan untuk urutan puzzle huruf-huruf yang masih tersusun rapi setelah itu diacak
72
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 73
Ulil Azmi, Sekertaris Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011.
54
kemudian apakah anak bisa menyelesaikannya atau tidak. Masingmasing anak diberi kesempatan untuk bermain.”74 Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf. Ibu Muniroh dan Ibu Ulil Azmi sependapat dalam mengenalkan huruf kepada anak didiknya di usia 3-4 tahun melalui permainan alphabet puzzle seperti yang sudah dikemukakan di atas dengan cara bongkar pasang biasanya anak-anak dengan sendirinya memasangkan huruf-hurufnya itu artinya anak sedikit demi sedikit mengetahui seiring berjalannya waktu dan proses belajar. Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Sri Handasah mengenai penerapannya dalam usaha mengenalkan huruf kepada anak melalui permainan alphabet puzzle, setelah anak belajar bersama guru satu persatu anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan dengan memasangkan kembali kepingan yang sudah diacak sesuai urutan, semua anak selesai mencoba guru selalu berusaha mencoba mengulang kembali dengan tujuan agar anak tidak cepat lupa dan mampu mengingat. Permainan alphabet puzzle ini sangatlah penting diterapkan kepada anak dalam pendidikan anak usia dini sebagai upaya jalan yang mempermudah anak dalam mengenal huruf. Dari hasil wawancara, semua menyatakan hal ini penting disampaikan kepada anak didik di usia dini. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Muniroh selaku kepala sekolah dalam wawancaranya, menurut beliau:
74
Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan26 Juli 2011.
55
“Memang sangat penting, dalam kelompok bermain Ibnu Kholdun diusia 3-4 tahun belum ditekankannya anak harus bisa membaca tetapi masih dalam tarap pengenalan huruf, jadi anak dapat belajar hurufhuruf abjad.”75 Sedangkan Ibu Siti Ulil Azmi menyatakan: “Selain permainan puzzle huruf ini anak dapat belajar huruf tentunya juga dapat membantu anak dalam proses edukasi pada jenjang berikutnya yaitu ke taman kanak-kanak. Dalam usia dinilah anak dimana dipelajari untuk mengenal berbagai macam huruf abjad, selanjutnya agar anak mampu mengucap, menyebutkan dan membaca dengan lancer.”76 Pendapat lain oleh Ibu Sri Handasah mengemukakan: “Sangat penting permainan puzzle huruf ini dalam mengenal huruf karena anak dapat belajar huruf dengan mudah dan memang sejak usia dini anak sudah harus dipelajari tentang huruf-huruf abjad.”77 Pertanyaan lain tentang permainan alphabet puzzle yang memudahkan anak dalam belajar mengenal huruf dan nantinya anak dapat belajar membaca dengan baik dan lancar. Ibu Muniroh berpendapat: “Ya, sedikit demi sedikit anak akan mengenal huruf dengan cara dibimbing oleh guru dan dibantu orang tua di rumah, setahap demi setahap anak dapat mengenal huruf satu demi satu.”78 Sedangkan Ibu Sri Handasah beralasan: “Permainan ini memudahkan dalam mengenal huruf karena bentuk permainan ini dengan jelas satu persatu huruf-huruf dalam permainan ini terpapang.”79
75
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 76 Ulil Azmi, Sekertaris Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011. 77 Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan26 Juli 2011. 78 Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 79
Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 26 Juli 2011.
56
Ada permainan lain selain alphabet puzzle yang juga ikut berperan dalam mengenalkan huruf pada anak melalui metode bermain maupun metode lain. Menurut Ibu Muniroh metode yang berkaitan dengan pengenalan huruf yaitu: “Melalui permainan alphabet puzzle adalah metode bermain, namun selain alphabet puzzle ada juga yaitu permainan puzzle kata-kata dan kartu huruf. Metode lain yang juga berperan dalam mengenalkan huruf diantaranya metode menulis dan menggambar, misalnya guru telah membuat pola berupa garis titik-titik yang menyerupai bentuk-bentuk huruf abjad yang kemudian anak disuruh untuk menyempurnakan hingga berbentuk gambar utuh, ini anak dilatih untuk gerakan motorik tangan dan kecerdasan otak dalam mengenal huruf, supaya anak juga tahu sedikit demi sedikit bentuk tulisan dari huruf-huruf abjad tersebut, setelah itu guru bersama anak-anak berlatih mengenal huruf.”80 Ibu Ulil Azmi juga mengemukakan pendapatnya sama melalui metode bermain dan metode menulis dan menggambar. Selain alphabet puzzle juga permainan mencari kata-kata dan benda dan bermain kartu huruf. Menurutnya: “Tentu ada kaitannya antara satu metode dengan yang lainnya dalam mengenalkan huruf, karena pasti semuanya ada kata-katanya jadi meskipun bukan bermain huruf jika ada kata-kata atau mengandung huruf guru selalu berusaha untuk menyempatkan belajar huruf.”81 Manfaat dari anak usia dini belajar huruf melalui pengenalan. Ibu Muniroh mengemukakan pendapatnya: “Manfaat anak di usia sudah mengenal huruf adalah untuk persiapan ke tahap berikutnya sebagai tuntutan, dan anjuran ketika anak masuk ke taman kanak-kanan dan melanjutkan ke sekolah dasar sudah bisa
80
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 81 Ulil Azmi, Guru kelas Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011.
57
membaca. Setidaknya di pendidikan usia dini anak sedikit demi sedikit bisa mengeja, dan membaca waulupun belum pasti lancar.”82 Menurut Ibu Ulil Azmi manfaat dari anak mengenal atau belajar huruf sejak usia dini yaitu: “Akan membantu anak untuk lebih percaya diri dan mempersiapkan diri anak dalam mengikuti fase edukasi ke jenjang berikutnya di taman kanak-kanak dan berlanjut ke sekolah dasar.”83 Sedangkan Ibu Handasah berpendapat: “Manfaat anak usia dini untuk belajar mengenal huruf yaitu sangat bermanfaat ketika anak melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu di taman kanak-kanak dan sekolah dasar sehingga nantinya anak tinggal belajar membaca dan menulis dengan baik.”84 Adanya perkembangan ketika anak belajar mengenal huruf melalui permainan alphabet puzzle dan permainan-permainan lain yang ikut berperan dalam mengenal huruf pada anak usia dini di kelompok bermain Ibnu Kholdun. Semua guru yang berperan dalam membelajari anak didiknya berpendapat sama yaitu anak mempunyai perkembangan yang cukup baik, salah satunya pendapat dari Ibu Handasah yang membuktikan ada perkembangan baik dari anak sesuai tujuan yang diharapkan oleh guru dan anak didiknya. Meskipun setiap pertemuan tidak selalu untuk bermain puzzle huruf, namun ketika guru mencoba mengajak anak berkomunikasi ditujukan adanya tanggapan yang baik dari anak, meskipun masih juga ada yang harus tetap diingatkan, semua ini dengan harapan agar tujuan tercapai dan anak 82
Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 83 Ulil Azmi, Guru kelas Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011. 84 Sri Handasah, Pendamping Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 26 Juli 2011.
58
tidak merasa jenuh dan bosan. Salah satu orang tua anak dimintai pendapatnya mengenai perkembangan anaknya Rina Aryani menyampaikan: “Ketika di rumah mencoba mengetes anak untuk menebak huruf apa yang ditunjuk oleh si ibu, ada jawaban yang baik oleh anak yaitu sedikit-demi sedikit anak sudah tahu dan bisa membedakan antara huruf-huruf abjad, misalnya a dengan b dan seterusnya.”85 Para guru dalam proses pengenalan 26 huruf terhadap anak didik melalui kegiatan belajar sambil bermain di play group Ibnu Kholdun mendapat tanggapan dari peserta didik berbeda-beda karena masing-masing karakter anak berbeda, ada yang bisa mengerti dan masih harus diulang kembali. Ibu Muniroh mengemukakan: “Dalam kemampuan menguasai huruf-huruf masing-masing anak mempunyai daya kemampuan berbeda, ada yang hanya beberapa kali pertemuan bisa menangkap pelajaran ada pula siswa yang harus diulang kembali untuk dapat memahami dalam pengenalan huruf.”86 Pendapat Ibu Ulil Azmi bahwa: “Dalam kemampuan menguasai huruf-huruf abjad sejauh ini masih relative, tergantung pada usia dan keaktifan anak tersebut dalam kegiatan bermain, pengenalan huruf abjad untuk usia 3-4 tahun dapat dipahami dan tersimpan dalam memori anak dengan baik”. Tanggapan dari salah satu orang tua anak Rina Aryani mengemukakan, selama anak sudah belajar di play group Ibnu Kholdun setidaknya sedikit demi sedikit anak tahu satu persatu huruf meskipun belum mampu menguasai seluruhnya.”87
85
Rina Aryani, Orang tua anak didik di Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 25 Juli 2011. 86 Muniroh. Kepala Sekolah Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, wawancara, Pekalongan, 25 Juli 2011. 87 Ulil Azmi, Guru kelas Play Group Ibnu Kholdun Kedungwuni Pekalongan, wawancara tanggal 26 Juli 2011.
59
BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN EDUKATIF ALPHABET PUZZLE DALAM MENGENALKAN HURUF PADA ANAK USIA DINI DI PLAY GROUP IBNU KHOLDUN PURI KEDUNGWUNI PEKALONGAN
A. Analisis Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan
Waktu terbaik dalam mendidik anak yaitu sedini mungkin. Dalam kehidupan anak, tiga tahun pertama merupakan masa yang paling sensitif dalam menerima hal-hal yang belum tersimpan di memori anak, jadi anak akan
sering
bertanya
dan
menjadi
penentuan
perkembangan
otak
dikehidupannya dimasa mendatang. Tentunya sebagai orang tua akan melakukan hal yang terbaik bagi anak karena kewajiban orang tua adalah memberikan hak untuk anak. Hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan anak usia dini bukan seperti untuk anak usia sekolah. Akan tetapi hal yang diperlukan adalah pemberian stimulasi / rangsangan. Pemberian rangsangan yang paling efektif adalah olah raga otak secara ringan. Mulai dari stimulasi bahasa, hingga stimulasi gerakan dan sentuhan.88 Oleh karena itu bukan suatu yang berlebihan jika bayi lahir
88
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta, divapress : 2010), h. 50.
60
dan baru membuka mata pertama kali di dunia sebelum mendengar apa-apa dibacakan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri. Usia Play Group hanya diperuntukkan untuk bermain. Mengajarkan membaca, menulis atau berhitung di Play Group dapat melanggar hak-hak anak yang paling asasi yaitu hak untuk bermain. Akan tetapi, karena tuntutan zaman anak keluar TK harus sudah paham dengan huruf dan angka, maka menganjurkan bahwa diusia Play Group sudah ada pengenalan huruf dan angka melalui permainan. Jadi, anak tetap murni bermain, hanya medianya berupa huruf dan angka. Penggunaan metode harus melihat kondisi anak, karena daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam, ada yang cepat, sedang dan ada juga yang lambat. Memanfaatkan metode dapat menunjang kegiatan sehingga dapat dijadikan sebagai alat efektif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan merancang suasana pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, penerapan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik atau rangsangan dari luar yang dapat membangkitkan belajar anak untuk mencapai suatu tujuan. Diantaranya ruangan dan halaman perlu diatur sebaik mungkin agar aman, nyaman, dan kondusif untuk bermain dan belajar anak, guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi anak dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Di play group Ibnu Kholdun tersedia banyak beragam jenis permainan yang bersifat edukatif yang mana setiap anak dapat bermain tanpa
61
ada saling berebutan mulai dari jenis kayu, atom sampai jenis lilin. Tentunya dengan didukung keadaan ruangan yang menarik dan fungsional sehingga menyenangkan anak untuk bermain dan belajar. Ruangan yang baik yang harus dimiliki oleh setiap kelompok bermain terdapat ruang kantor, ruang administrasi, ruang kelas, taman bermain yang bisa digunakan bermain sepeda, ayunan, memanjat, papan luncur, dan bermain pasir, kamar mandi, dapur dan gudang. Metode bermain merupakan salah satu dari metode yang diterapkan dalam kegiatan pendidikan di Play Group Ibnu Kholdun, dengan berbagai macam permainan yang ada dan tersedia di kelompok bermain yang mempunyai nilai edukatif. Permainan edukatif merupakan permainan yang sangat menyenangkan bagi anak didik yang mempunyai nilai edukatif berupa kegiatan belajar sambil bermain. Karena masa anak-anak adalah masa bermain, melalui permainan tersebut anak bisa bermain sekaligus pendidikan baginya. Salah satunya berupa permainan alphabet puzzle atau huruf dalam puzzle dengan metode bermain. Guru dapat mengenalkan huruf-huruf kepada anak melalui kegiatan yang menyenangkan dan tidak bersifat memaksa sehingga tujuan belajarpun tercapai. Permainan alphabet puzzle merupakan alat permainan teka-teki huruf berbentuk kepingan yang dapat dibongkar pasang yang mempunyai unsur mendidik karena berupa huruf-huruf, melalui permainan ini anak dapat belajar huruf. Permainan ini selain menyenangkan, dapat mempermudah anak dalam mengenal 26 huruf abjad melalui kegiatan bermain sambil belajar,
62
meningkatkan kemampuan kognitif anak, membantu anak dapat membaca dan menulis dengan baik. Permainan alphabet puzzle ini dengan guru menyampaikan penjelasan tentang permainan ini terlebih dulu, kemudian satu persatu huruf diperkenalkan. Agar anak mudah mengingat, perlahan semua huruf anak akan mengenalnya, kadang dengan cepat huruf-huruf tersebut disampaikan, karena akan mentriger otak kanan untuk aktif menerima informasi yang muncul dihadapan mata, terkadang dengan nyanyian bersama-sama dengan anak-anak dengan cara ini anak tidak merasa bosan untuk belajar huruf. Barulah permainan ini di fungsikan dengan diacak atau bongkar pasang kemudian guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menyusunnya kembali sesuai susunan yang benar, untuk mengawali dari permainan ini guru memberikan gambar serupa yang telah tersusun agar anak tidak bingung. Setiap kelompok bermain telah menggunakan sarana puzzle sebagai sarana belajar dan bermain. Misalnya Alat permainan edukatif berupa permainan puzzle yaitu alphabet puzzle yang ada di Play Group Ibnu Kholdun berbagai macam dan bentuknya yaitu papan puzzle huruf dari plastik atau atom, kayu, kubus dan gambar-gambar huruf. Dan banyak permainan lainnya yang bersifat mendidik yang ada di Play Group Ibnu Kholdun. Metode pembelajaran yang digunakan di Play Group Ibnu Kholdun sudah disesuaikan dengan kemampuan anak dan materi yang disampaikan yaitu dengan metode keteladanan, pembiasaan, bermain, bernyanyi, hafalan, menulis dan menggambar. Metode keteladanan akan membentuk kepribadian
63
anak dalam berkata, bersikap dan berperilaku baik, metode pembiasaan melatih anak terbiasa membaca basmalah ketika akan mengerjakan sesuatu dan mengucap kan alhamdulillah ketika anak telah menyelesaikan suatu pekerjaan, disini akan menanamkan kedisiplinan pada diri anak. Perbedaan masing-masing karakter anak menjadi perhatian terpenting bagi seorang guru. Untuk itu dalam penggunaan metode seorang guru harus memperhatikan situasi dan kondisi dari masing-masing anak, tujuan dari kegiatan itu sendiri, penggunaan metode yang bervariasi agar tidak merasa jenuh dan bosan dengan satu metode, terkadang anak-anak bertingkah diluar dugaan dan karena tiap anak itu berbeda, maka keinginannyapun berbedabeda. Jadi guru di Play Group Ibnu Kholdun dituntut untuk pintar-pintar memilih dan menggunakan metode yang sesuai. Dengan berbagai macam metode yang ada para pendidik di Play Group Ibnu Kholdun dalam setiap kegiatannya tidak hanya terpaku dalam satu metode dan satu jenis permainan, adanya variatif dan kombinasi metode dan jenis permainan sehingga anak mendapatkan pengalaman yang berbeda dan anak tetap semangat dalam aktifitasnya. Seorang guru harus memahami karakteristik masing-masing anak. Guru dapat menangani anak yang sedang bermain. Maka pembelajaran secara optimal dapat tercapai dalam mengembangkan kreatifitas anak karena penggunaan metodenya disamaratakan. Dengan lulusan dari guru yang ada di kelompok bermain Ibnu Kholdun sesuai bidangnya dalam pendidikan anak usia dini, tidaklah begitu menjumpai kesulitan dalam menangani anak-anak
64
ketika belajar dengan latar belakang yang berbeda-beda serta adanya kerjasama yang baik antar guru, pengurus dan juga dukungan oleh orang tua anak didik proses pembelajaranpun berjalan dengan baik sesuai arah dan tujuan. B. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini di Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan Pada hakikatnya anak usia dini belum saatnya untuk diberi pelajaran sebagaimana
anak
usia
sekolah.
Akan
tetapi
tuntutan
masyarakat
menghendaki anak melanjutkan ke jenjang sekolah dasar sudah mampu membaca dan menulis. Jika kurikulum pembelajaran anak usia dini disamakan dengan anak usia sekolah, maka akan membebani anak. Akibat yang paling fatal adalah menurunnya IQ anak tersebut katika usia produktif. Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami masa perkembangan yang sangat pesat secara optimal, oleh karena itu sangat mungkin anak untuk belajar mengenali huruf. Hampir setiap hari atau setiap kali pertemuan secara tidak langsung pengenalan huruf itu dilakukan. Mulai dari pengenalan nama-nama anak sendiri, saat guru bercerita begitu juga saat anak belajar benda-benda dan bermain. Anak lebih mudah belajar berhitung 1-10 dari pada mempelajari huruf abjad. Hal ini dikarenakan masih sulit membayangkan bentuk-bentuk huruf yang banyak itu. Anak sering membuat kesalahan dalam mengingat dan
65
menyebutkan salah satu bentuk huruf. Karena itu anak perlu bimbingan dan membutuhkan banyak latihan. Di Play Group Ibnu Kholdun anak mendapat pengalaman belajar secara individual atau kelompok dimana dipastikan terjadinya interaksi dan kerjasama yang positif antara sesama anak maupun anak dan guru. Penerapan metode pembelajaran melalui permainan alphabet puzzle dengan menunjukkan gambar huruf dengan memberi pengarahan dan penjelasan terlebih dulu dengan tujuan agar adanya pemahaman dan kemampuan anak melalui perkembangan anak dalam bermain dan belajar agar anak nantinya mampu dalam menguasai dan memahami 26 huruf abjad. Dengan bermain puzzle huruf permainan itu diacak dan guru menyuruh anakanak untuk menyusunnya kembali sesuai kemampuan masing-masing anak. Dapat diketahui adanya tanggapan serta respon yang baik dari permainan ini ketika
anak
mampu
menyusun
kembali
sesuai
urutan
huruf
dan
menyelesaikan tugas yang diberikan guru sesuai arahan. Perlahan dengan tuntunan dan bantuan dari guru dan orang tua tentunya dengan proses belajar sambil bermain akan mencapai hasil yang maksimal. Karena banyaknya anak masing-masing mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda, ada yang menerima pelajaran secara aktif, ekspresif, tetapi ada juga yang pasif terkadang setelah pelajaran itu usai anak bisa lupa. Karena itu semuanya butuh proses dan waktu untuk mencapai keberhasilan dalam mengenal huruf dengan baik untuk mengingat dan
66
menyebutkan dengan benar nama-nama huruf yang berbeda dari bunyi dan bentuknya. Pengenalan huruf sejak usia dini sangat penting, menjadikan anak lebih percaya diri dan sebagai upaya persiapan anak kejenjang berikutnya. Dalam kelompok bermain Ibnu Kholdun diusia 3-4 tahun belum ditekankan anak harus bisa membaca tetapi masih dalam taraf pengenalan. Selama dua bulan anak belajar huruf bersama-sama dengan guru dengan tujuan agar anak terbiasa untuk melihat dan mengucapkan lambang bilangan yang berbedabeda, setelah itu baru ada kesiapan guru untuk mengenalkan huruf agar anak didik dapat mengenal huruf secara tidak langsung karena sebelumnya sudah terbiasa. Sehingga tidak ada paksaan dalam belajar membuat anak tidak sungkan untuk terus menjelajahi dan mencari tahu. Adanya persyaratan memasuki Sekolah Dasar anak harus bisa membaca dengan baik, usia dinilah anak sudah harus mengenal huruf kemudian dilanjutkan di Taman Kanak-Kanak sudah bisa belajar membaca dengan baik. Selain alphabet puzzle, permainan yang juga berperan dalam mengenalkan huruf yaitu permainan kartu huruf, puzzle kata-kata dan gambar. Dengan permainan alphabet puzzle ini yang memudahkan anak dalam belajar mengenal huruf, karena secara jelas huruf itu dipapar satu persatu. Agar cepat anak dalam mengenal, menyebutkan dam mampu membedakan 26 huruf dengan baik, setidaknya setiap hari atau setiap kali pertemuan guru selalu mencoba untuk belajar huruf dengan metode-metode yang ada.
67
Permainan alphabet puzzle dalam metode bermain merupakan cara dari seorang guru dalam mengenalkan huruf pada anak. Namun dalam metode lain juga masih terkait dalam belajar mengenal huruf, misalnya metode menulis dan menggambar, jadi selain anak mengembangkan kemampuan kognitifnya juga melalui kegiatan melatih motorik halus anak, dengan guru membuat pola berupa garis titik-titik yang menyerupai bentuk-bentuk huruf yang kemudian anak disuruh untuk menyempurnakan hingga berbentuk gambar utuh dengan kegiatan menebali, ini anak tidak dituntut untuk bisa menulis tetapi melatih anak untuk gerakan motorik halusnya yaitu gerakan tangan dan kecerdasan otak dalam mengkoordinasi matanya, dengan tujuan supaya anak juga tahu sedikit demi sedikit bentuk tulisan dari huruf-huruf tersebut, setelah itu guru bersama anak-anak berlatih mengenal huruf dengan bertanya kepada anak tentang kegiatan apa yang tadi sudah dilakukan, selain itu dengan metode pembiasaan sebelum memulai kegiatan, guru menanyakan nama anak kemudian bersama-sama melafal huruf yang terkandung dalam nama tersebut. Bahwa dalam mengenalkan huruf kepada anak didik tidak hanya melalui metode bermain saja namun metode-metode lain pun ikut berperan dan mendukung dalam proses memberikan stimulasi kepada anak dalam belajar huruf, artinya penggunaan metode yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran anak didik di play group Ibnu Kholdun dalam mengenalkan huruf-huruf abjad.
68
Kemampuan dalam menguasai huruf-huruf sejauh ini bersifat relative, apa yang diajarkan dapat diserap dengan baik oleh anak seiring berjalannya waktu. Karena banyaknya anak dari latar belakang yang berbeda tentu mempunyai kemampuan yang berbeda pula. Tergantung pada keaktifan dan waktu yang dibutuhkan anak dalam belajar karena semua itu butuh proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Namun target guru di kelompok bermain Ibnu Kholdun ketika anak lulus telah membuktikan anak mampu mengenal, memahami dan mengerti 26 macam huruf dengan baik. Bagaimanapun dunia anak adalah dunia bermain, untuk itu sebagai pendidik kita harus mempunyai kemampuan, keuletan dan kesabaran dalam mendidik
anak
serta
mampu
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan agar anak tidak merasa jenuh dan bosan, berilah semangat pada anak agar ia mau belajar huruf dengan benar. Bila anak mempunyai semangat, maka dia mulai belajar perlahan-lahan sesuai kemampuan dan kecepatannya. Apapun hasilnya jangan diremehkan. Tetapi berkat petunjuk dan bimbingan yang sabar, anak sedikit demi sedikit akan mulai belajar mengerti bagaimana caranya jangan dipaksakan biarkan anak bereksplorasi karena bila anak merasa dihargai dia cenderung akan terus melanjutkan. Sebaliknya dia akan berhenti kalau merasa tidak mampu untuk terus melakukannya.
69
BAB V PENUTUP a
Kesimpulan Dari kesimpulan dalam bab-bab sebelumnya yang telah dilakukan oleh penulis tentang metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf Play Group Ibnu Kholdun Puri Kedungwuni Pekalongan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle merupakan salah satu wujud dari metode pembelajaran yang digunakan di Play Group Ibnu Kholdun yang dapat memberikan stimulasi pada perkembangan anak sebagai upaya guru dalam mengenalkan huruf pada anak didik, metode ini dipandang oleh kepala sekolah, guru kelas sebagai metode yang cukup tepat dalam mengenalkan huruf pada anak usia dini. Adapun untuk selain materi pengenalan huruf metode yang digunakan seperti metode menulis dan menggambar, dan metode latihan. 2. Penerapan metode pembelajaran permainan edukatif alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf pada usia dini di Play Group Ibnu Kholdun bersifat relatif artinya dalam mengenalkan huruf pada anak juga bervariasi dengan metode yang lain seperti: metode menulis dan menggambar misalnya anak-anak disuruh menyambung titik yang nantinya menjadi sebuah huruf, metode latihan misalnya anak dilatih untuk menulis namanya masing-masing dan memahami bentuk-bentuk huruf abjad.
70
b Saran-saran 1. Bagi orang tua Bahwa setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa anak adalah amanat Allah yang dipercayakan kepada orang tua, dengan demikian wajib mengasuh dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar perlu mempersiapkan anak itu sejak usia dini agar menjadi manusia unggul. 2. Bagi Pendidik Guru sebagai pendidik anak setelah orang tua harus bisa menjadi tauladan yang baik bagi anak dengan mengamalkan segala ilmunya serta memahami perkembangan setiap anak didiknya sehingga potensi yang dimiliki oleh anak didik dapat berkembang secara optimal. 3. Bagi Lembaga Pendidikan Play Group Ibnu Kholdun sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar hendaknya selalu meningkatkan kualitas dan kuantitasnya melalui kegiatan-kegiatan yang ada sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan keberadaannya tetap menjadi unggulan dalam masyarakat.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Arifin, M. 1996. Filsafat Pendidkan Islam. Jakarta : Sinar Grafika. Arikunto, Suharni. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidkan. Jakarta: Bumi Aksara. Dinar P., Wiwien. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Faiqoh. 2001. Program Kegiatan Belajar (Kurikulum) Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas, Direktur PAUD. Freman, Joon dan Utami Munandar. 1996. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta: PT. Gramedia. Hajar, Ibnu. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Prespektif Pendidikan, Semarang: Rajawali Press. Hasan, Maimunah . 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: Diva Press. Iskandar. 2008. Metologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Ismail, Andang. 2006. Education Games (Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif). Yogyakarta: Pilar Media. Mansur. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. Al-Toumy Al-Syaibany, Omar. 1979. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nasution, S. 2006. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nizar, Samsul. 2002. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Nurkancan,Wayan dkk,. 1986. Evaluasi Pendidikan, Surabaya: PT. Usaha Nasional.
72
Patmonodewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Poerwadarminta, W. J. S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. R., Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Salim, OR Hj. Nibras dan Anggani Sudono. 2007. Acuan Menu Pembelajaran Pada PAUD (Menu Pembelajaran Generik). Direktorat PAUD Depdiknas. Sholehudin, M. Sugeng. 2009. Psikologi Perkembangan Dalam Perspektif Pengantar. Pekalongan: STAIN Press. Sinar Prasetyo, Dwi. 2008. Biarkan Anakmu Bermain (Mengenal Manfaat & Pengaruh Positif Permainan bagi Perkembangan Psikologi Anak. Jogjakarta: DIVA Press. Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan Anak. Yogyakarta: Hikayat. Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim Pengembang PAUD. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Semarang: Depdiknas, Dirjen PLS.
73
Panduan Wawancara Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle Dalam Mengenalkan Huruf Pada Anak Usia Dini A. Mengetahui bagaimana Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle 1. Apa pengertian permainan edukatif? 2. Apa saja macam-macam permainan edukatif? 3. Apa manfaat permainan edukatif? 4. Apa pengertian permainan alphabet puzzle? 5. Apa manfaat permainan alphabet puzzle? 6. Apa permainan alphabet puzzle memotivasi anak belajar? 7. Bagaimana respon anak terhadap permainan alphabet puzzle? B. Penerapan Metode Pembelajaran Permainan Edukatif Alphabet Puzzle dalam Mengenalkan Huruf Anak Usia Dini 1. Bagaimana penerapan permainan edukatif alphabet puzzle? 2. Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf? 3. Apakah permainan alphabet puzzle ini penting dalam mengenalkan huruf? 4. Apakah permainan alphabet puzzle dapat memudahkan anak dalam mengenal huruf? 5. Selain alphabet puzzle permainan edukatif yang berkaitan dengan pengenalan huruf apa saja? 6. Pentingkah anak usia dini belajar mengenal huruf? 7. Metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengenalan huruf apa? 8. Apa manfaat anak usia dini mengenal huruf sejak dini? 9. Bagaimana perkembangan anak usia dini dalam permainan alphabet puzzle setiap pertemuannya? 10. Apa ada keterkaitannya metode pembelajaran permainan alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran lainnya? 11. Sejauh mana anak sudah mampu menguasai huruf-huruf?
74
Transkip Wawancara
Hari / Tanggal : Senin, 25 Juli 2011 Informan : Muniroh, A.Ma Jabatan : Kepala Sekolah Tempat : Ruang guru P : Apa pengertian permainan edukatif? I: Permainan yang ada atau terdapat unsur pembelajarannya atau pendidikannya bermain sambil belajar seraya bermain. P : Apa saja macam-macam permainan edukatif? I : Permainan fungsi : gerakan tangan dan kaki, permainan kontruktif : main mobil-mobilan, permainan reseptif , permainan peranan, dan permainan sukses. P : Apa manfaat permainan edukatif? I : Memungkinkan anak belajar baik emosional maupun intelegensinya, anak dapat
mempraktekan
dan
meningkatkan
pemikirannya
serta
mengembangkan kreativitas, bersosialisasi dan kemahiran berkomunikasi. P : Apa pengertian permainan alphabet puzzle? I : Permainan / macam mainan yang mengenalkan anak tentang huruf-huruf dalam bentuk kepingan-kepingan / bongkar pasang. P : Apa manfaat permainan alphabet puzzle? I : Mafaatnya yaitu mengenalkan huruf-huruf kepada anak dalam bentuk kepingan-kepingan yang menyenangkan anak. P : Apa permainan alphabet puzzle memotivasi anak belajar? I : Ya, sangat memotivasi anak dalam belajar, sedikit demi sedikit anak akan mengenal huruf dengan sendirinya. P : Bagaimana respon anak terhadap permainan alphabet puzzle? I : Pada umumnya iya. P : Bagaimana penerapan permainan edukatif alphabet puzzle? I : Dengan berbagai macam mainan puzzle alpabet anak akan menyusun hurufhuruf tersebut secara acak.
75
P : Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf? I : Dengan cara bermain bongkar pasang biasanya anak-anak dengan sendirinya memasangkan huruf-hurufnya. P : Apakah permainan alphabet puzzle ini penting dalam mengenalkan huruf? I : Penting, karena dengan permainan alphabet puzzle anak dapat mengenal huruf. P : Apakah permainan alphabet puzzle dapat memudahkan anak dalam mengenal huruf? I : Ya, sedikit demi sedikit anak akan mengenal huruf dengan cara dibimbing oleh guru dan dibantu orang tua. P : Selain alphabet puzzle permainan edukatif yang berkaitan dengan pengenalan huruf apa saja? I : Misalnya permainan puzzle kata-kata, bermain kartu huruf P : Pentingkah anak usia dini belajar mengenal huruf? I : Dalam kelompok bermain kami, diusia 3-4 tahun belum kami tekankan anak harus bisa membaca tetapi masih dalam tarap pengenalan huruf. P : Metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengenalan huruf apa? I : Metode bermain, namun semua metode berhubungan dengan pengenalan huruf. P : Apa manfaat anak usia dini mengenal huruf sejak dini? I : Manfaatnya anak mengenal huruf setidaknya bisa mengeja, membaca walaupun belum lancar. P : Bagaimana perkembangan anak usia dini dalam permainan alphabet puzzle setiap pertemuannya? I : Permainan alpabet puzzle bagi anak usia dini dalam kelompok bermain ibnu kholdun berkembang cukup baik. P : Apa ada keterkaitannya metode pembelajaran permainan alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran lainnya? I : Ada, misalnya metode manulis dan menggambar ini anak dituntun untuk menebali huruf dengan garis titik-titik.
76
P : Sejauh mana anak sudah mampu menguasai huruf-huruf? I : Masing-masing anak mempunyai daya kemampuan berbeda, ada yang dalam beberapa kali pertemuan bisa menangkap pelajaran tetapi ada juga yang harus diulang kembali untuk dapat memahami.
77
Transkip Wawancara
Hari / Tanggal : Selasa, 26 Juli 2011 Informan : Siti Ulil Azmi Jabatan : Guru A Tempat : Ruang guru P : Apa pengertian permainan edukatif? I : Yaitu permainan yang di dalamnya ada unsur nilai-nilai pendidikan seraya anak asik bermain. P : Apa saja macam-macam permainan edukatif? I : Puzzle huruf, kartu huruf, puzzle gambar, jigsaw puzzle, papan flannel, sempoa, plastisin, lego,papan pasak, meronce dan lain-lain. P : Apa manfaat permainan edukatif? I : Menggali bakat dan potensi anak, membangun kreativitas anak, mengembangkan kemampuan motorik, kognitif, afektif, kemampuan berbahasa, dan bersosialisasi. P : Apa pengertian permainan alphabet puzzle? I : Yaitu permainan yang berbentuk potongan-potongan huruf A-Z. P : Apa manfaat permainan alphabet puzzle? I : Mafaatnya yaitu mengenalkan huruf-huruf kepada anak dalam bentuk kepingan-kepingan yang menyenangkan anak. P : Apa permainan alphabet puzzle memotivasi anak belajar? I : Pada umumnya iya. P : Bagaimana respon anak terhadap permainan alphabet puzzle? I : Cukup menarik P : Bagaimana penerapan permainan edukatif alphabet puzzle? I : Potongan-potongan tersebut diacak kemudian anak diberikan gambar serupa yang telah tersusun. P :
Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf?
I : Dengan cara bongkar pasang, biasanya anak-anak dengan sendirinya
78
memasangkan huruf-huruf tersebut P : Apakah permainan alphabet puzzle ini penting dalam mengenalkan huruf? I : Ya penting, karena permainan alpabet puzzle ini dapat membantu proses edukasi pada jenjang berikutnya. P : Apakah permainan alphabet puzzle dapat memudahkan anak dalam mengenal huruf? I : Ya, setahap demi setahap anak mengenal huruf satu demi satu. P : Selain alphabet puzzle permainan edukatif yang berkaitan dengan pengenalan huruf apa saja? I : Misalnya permainan mencari kata-kata dan benda, bermain kartu huruf P : Pentingkah anak usia dini belajar mengenal huruf? I : Ya , dalam usia dinilah anak dimana dipelajari untuk mengenali berbagai macam huruf. Seterusnya agar anak dapat berbicara dan mampu membaca dengan lancar. P : Metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengenalan huruf apa? I : Metode bermain, metode menulis dan menggambar. P : Apa manfaat anak usia dini mengenal huruf sejak dini? I : Anak lebih percaya diri dan siap mengikuti fase edukasi ke jenjang berikutnya. P : Bagaimana perkembangan anak usia dini dalam permainan alphabet puzzle setiap pertemuannya? I : Permainan alpabet puzzle bagi anak usia dini dalam kelompok bermain ibnu kholdun berkembang cukup baik. P : Apa ada keterkaitannya metode pembelajaran permainan alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran lainnya? I : Tentu P : Sejauh mana anak sudah mampu menguasai huruf-huruf? I : Dalam kemampuan menguasai huruf-huruf sejauh ini masih relative, tergantung pada usia dan keaktifan anak tersebut.
79
Transkip Wawancara
Hari / Tanggal : Selasa, 26 Juli 2011 Informan : Sri Handasah Jabatan : Guru B Tempat : Ruang guru P : Apa pengertian permainan edukatif? I : Permainan yang bersifat mendidik untuk anak usia dini, jadi anak itu tidak hanya asik bermain tetapi mengandung nilai untuk dirinya. P : Apa saja macam-macam permainan edukatif? I : Permainan peran, permainan rekontruksi, permainan reseptif dll P : Apa manfaat permainan edukatif? I : Meningkatkan daya fikir anak, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi P : Apa pengertian permainan alphabet puzzle? I : Permainan edukatif yang berbentuk teka-teki huruf yang dapat dibongkar pasang. P : Apa manfaat permainan alphabet puzzle? I : Dapat mengenalkan huruf-huruf secara gamblang P : Apa permainan alphabet puzzle memotivasi anak belajar? I : Iya memotivasi. Dengan bentuk yang menarik dan tidak menyulitkan anak untuk belajar sehingga ada minat membelajarinya P : Bagaimana respon anak terhadap permainan alphabet puzzle? I : Responnya sangat baik, anak dapat menyelesaikan permainan dengan baik. P : Bagaimana penerapan permainan edukatif alphabet puzzle? I : Sebelumya anak dikasih penjelasan untuk urutan huruf yang masih tersusun rapi, setelah itu diacak dan apakah anak bisa menyelesaikannya apa tidak. P : Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf? I : Setelah anak belajar bersama guru, satu persatu anak diberi kesempatan untuk menyelesaikan dengan memasang kembali kepingan yang sudah diacak sesuai urutan, selesai semua bermain guru mencoba mengulang kembali agar
80
anak benar tahu. P : Apakah permainan alphabet puzzle ini penting dalam mengenalkan huruf? I : Sangat penting ya menurut saya, permainan puzzle ini sangat memudahkan anak dalam mengenali huruf P : Apakah permainan alphabet puzzle dapat memudahkan anak dalam mengenal huruf? I : Tentu sangat memudahkan mengenali huruf karena dengan jelas satu persatu huruf yang terpasang. P : Selain alphabet puzzle permainan edukatif yang berkaitan dengan pengenalan huruf apa saja? I : Permainan kartu huruf, gambar huruf, meronce bentuk huruf, menebali huruf. P : Pentingkah anak usia dini belajar mengenal huruf? I : Penting, memang dari usia inilah anak sudah dikenali macam-macam huruf dari a-z, P : Metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengenalan huruf apa? I : Metode bermain, metode karyawisata, metode menulis dan menggambar (menebali huruf). P : Apa manfaat anak usia dini mengenal huruf sejak dini? I : Sangat bermanfaat ketika anak melanjutkan kejenjang berikutnya yaitu TK dan SD sehingga nantinya tinggal belajar membaca dan menulis dengan baik. P : Bagaimana perkembangan anak usia dini dalam permainan alphabet puzzle setiap pertemuannya? I : Setiap pertemuan tidak selalu untuk bermain puzzle huruf, namun ketika guru mencoba mengajak anak berkomunikasi ada tanggapan yang baik dari anak, meskipun masih juga ada yang harus tetap diingatkan. P : Apa ada keterkaitannya metode pembelajaran permainan alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran lainnya? I : Ada, misalnya metode pembiasaan, mulai dari yang sederhana dulu yaitu mengenali nama anak, kemudian bersama-sama menyebutkan satu persatu huruf yang terkandung didalam nama anak itu.
81
P : Sejauh mana anak sudah mampu menguasai huruf-huruf? I : Sangat relevan ya mengenai kemampuan anak, ada yang langsung bisa tanggap ada juga yang masih butuh proses.
82
Transkip Wawancara
Hari / Tanggal : Senin, 25 Juli 2011 Informan : Rina Aryani Jabatan : Orang tua murid Tempat : Ruang kelas
P : Apa pengertian permainan edukatif? I : Permainan yang mengandung unsur mendidik anak, anak itu bermain tetapi sebenarnya itu pendidikan baginya. P : Apa saja macam-macam permainan edukatif? I : Saya tidak tahu P : Apa manfaat permainan edukatif? I : Mengembangkan kemampuan berfikir pada anak P : Apa pengertian permainan alphabet puzzle? I : Permainan yang berbentuk kepingan yang dibongkar pasang bergambar hurufhuruf abjad. P : Apa manfaat permainan alphabet puzzle? I : Mafaatnya yaitu mengenalkan huruf-huruf kepada anak dalam bentuk kepingan-kepingan yang menyenangkan anak. P : Apa permainan alphabet puzzle memotivasi anak belajar? I : Menurut saya memotivasi, karena membuat anak ingin lebih tahu untuk mempelajarinya, dan anak tahu berbagai huruf. P : Bagaimana respon anak terhadap permainan alphabet puzzle? I : Baik P : Bagaimana penerapan permainan edukatif alphabet puzzle? I : Puzzlenya diacak lalu anak memasangkan kembali sesuai kemampuan anak. P : Bagaimana penerapan permainan alphabet puzzle dalam mengenalkan huruf? I : Setahu saya anak anak diberi pengetahuan macam-macam huruf. P : Apakah permainan alphabet puzzle ini penting dalam mengenalkan huruf? R : Sangat penting karena nama permainan ini juga mengenai huruf-huruf jadi anak dapat mengenal huru dengan bermain ini.
83
P : Apakah permainan alphabet puzzle dapat memudahkan anak dalam mengenal huruf? I : Ya, dengan bermain alpabet puzzle anak dengan mudah mengenal huruf satu persatunya. P : Selain alphabet puzzle permainan edukatif yang berkaitan dengan pengenalan huruf apa saja? I : Papan pasak huruf , gambar-gambar huruf P : Pentingkah anak usia dini belajar mengenal huruf? I : Menurut saya penting, karena dari usia dini bagus sudah bisa mengerti hurufhuruf abjad. P : Metode pembelajaran yang berhubungan langsung dengan pengenalan huruf apa? I : Saya tidak tahu P : Apa manfaat anak usia dini mengenal huruf sejak dini? I : Manfaatnya anak mengenal huruf setidaknya bisa mengeja, membaca walaupun belum lancar. P : Bagaimana perkembangan anak usia dini dalam permainan alphabet puzzle setiap pertemuannya? I : Ya sedikit-sedikit anak tahu membedakan antara huruf abjad misalnya a dengan b. P : Apa ada keterkaitannya metode pembelajaran permainan alphabet puzzle dalam kegiatan pembelajaran lainnya? I : Saya tidak tahu P : Sejauh mana anak sudah mampu menguasai huruf-huruf? I : Sejauh anak sudah masuk dalam kelompok bermain, setidaknya anak sedikit demi sedikit tahu satu persatu huruf meskipun belum mampu menguasai seluruhnya, jika ditanya sudah mampu mengenali huruf.
84
Catatan Lapangan Hasil Observasi
Observasi
: Tanggal 21 januari 2011
Kegiatan
: Kunjungan pertama peneliti
Tempat
: Ruang kelas Play Group
Pada observasi yang pertama tepat pukul 07.45 anak-anak TK dan Play Group sudah bersiap kumpul didepan halaman kelas untuk berbaris yang disiapkan oleh salah satu gurunya. Setelah itu anak-anak masuk ke kelas sesuai dengan kelasnya masingmasing yaitu TK A, TK B dan Play Group. Kegiatannya dimulai dengan mengucapkan salam, kemudian menanyakan kabar, apa saja yang dilakukan anak sebelum berangkat ke sekolah. Tema pertemuannya mewarnai dan menebali angka, merekapun memulai kegiatannya dengan didampingi oleh ibu gurunya. Ada yang aktif belajar ada juga yang harus dituntun gurunya. Hingga sampai pukul 09.15 permainan sudah selesai semua hasil belajar anak dinilai gurunya. Sebelum beristirahat anak dibiasakan untuk mencuci tangan terlebih dulu baru berdoa bersama yaitu doa sebelum makan. Pukul 09.30 saatnya istirahat sampai pukul 09.45 anak-anak mulai masuk kembali ke kelasnya. Dimulai dengan menanyakan kepada anak apa yang dibeli waktu istirahat, sehat apa tidak lalu apakah anak setelah selesai makan sudah mencuci tangannya apa belum. Kemudian berdoa bersama doa sesudah makan. Barulah guru kembali menanyakan kepada anak-anak apa yang tadi dipelajarinya, supaya anak-anak mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Setelah itu guru membagikan buku kecil atau buku administrasi anak. Semuanya sudah terbagi guru bersama siswa melakukan sedikit gerakan dengan sebuah nyanyian untuk sedikit penyegaran terhadap anak agar semangat. Barulah waktunya pulang berdoa bersama-sama. Guru menyampaikan sedikit kata-kata atau pesan kepada anak setelah pulang dari sekolah. mengucapkan salam penutup dan berjabat tangan.pukul 10.00 anak-anak selesai belajar.
85
Catatan Lapangan Hasil Observasi
Observasi
: Tanggal 08 April 2011
Kegiatan
: Kunjungan pertama peneliti
Tempat
: Ruang kelas Play Group
Pada pukul 07.45 seperti biasanya bel berbunyi tanda anak-anak harus berbaris di halaman depan kelas. Berbaris dan dipersiapkan oleh gurunya. Melakukan gerakan-gerakan anggota badan dan mengucapkan sedikit yel-yel, berdoa dan masuk ke kelasnya masing-masing. Pukul 08.00 anak siap menerima pelajaran begitu juga anak-anak paud. Dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengabsen siapa yang tidak berangkat dan apa yang dikerjakan sebelum berangkat ke sekolah, sebelum mulai kegiatan belajar, guru bersama siswa melakukan menghitung dengan anggota jari-jari tangan dengan cara menepuknya mulai dari satu-satu jari hingga kelima jari dengan tujuan anak bisa menghitung dan membedakan dari hasil bunyi yang dihasilkan oleh satu jari dengan kelima jari itu berbeda. Dimulai pelajaran dengan mengenalkan gambar apa yang sedang dipegang oleh gurunya. Anak-anak pun bisa menebaknya. Itulah salah satu dari tema yang akan dipelajari pada pertemuan ini, yaitu menempel, menggambar dan mengelompokkan. Pertama dimulai dengan menempel dari potongan-potongan gambar burung garuda hingga menjadi gambar utuh. Lalu dilanjutkan dengan mengelompokkan buah apel, terong, dan bunga yang tercampur menjadi satu dalam wadah untuk diambil beberapa dikelompokkan masing-masing sesuai jenisnya. Setelah selesai yang terakhir adalah menggambar. Barulah penilaian , sebelum istirahat mencuci tangan berdoa sebelum makan. Saatnya istirahat pukul 09.30 sampai 09.45. saatnya masuk ke kelas. Dimulai dengan berdoa sesudah makan, lalu guru mengulas kembali apa yang tadi sudah dipelajari. Pukul 10.00 saatnya anak-anak pulang sekolah sebelumnya membagikan kartu, berdoa pulang sekolah dan berjabat tangan kepada guru sebelum keluar kelas.
86
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) IBNU KHOLDUN PERUMAHAN PURI KEDUNGWUNI KAB. PEKALONGAN Alamat : PAUD Ibnu Kholdun Perumahan Puri Kedungwun Pekalongan SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor : 1/PAUD/IK/A/IV/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini, kepala PAUD Ibnu Kholdun Perumahan Puri Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dengan ini menerangkan bahwa : Nama : INDAH WAHYUNINGSIH Nim
: 232.107.321
Jurusan : Tarbiyah PAI Telah mengadakan penelitian lapangan di PAUD Ibnu Khaldun Perumahan Puri Kedungwuni Kabupaten Pekalongan untuk mendapatkan data dalam rangka penyusunan
skripsi
yang
berjudul
“METODE
PEMBELAJARAN
PERMAINAN EDUKATIF ALPHABET PUZZLE DALAM MENGENALKAN HURUF PADA ANAK USIA DINI (STUDI DI PLAY GROUP IBNU KHOLDUN PURI KEDUNGWUNI PEKALONGAN ).” Dari tanggal 21 Januari 2011 sampai tanggal 26 Juli 2011. Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pekalongan, 26 Juli 2011 Kepala PAUD Ibnu Kholdun
Muniroh, A.Ma.Pd
87
DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS DIRI
Nama
: INDAH WAHYUNINGSIH
NIM
: 232.107.321
Tempat/Tanggal Lahir: Pekalongan, 08 November 1987 Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jetak Lengkong No. 255 RT. 05 RW. 04 Wonopringgo Pekalongan
RIWAYAT HIDUP
1. RA Muslimat 03 Wonopringgo Pekalongan
Lulus Tahun 1994
2. MI 01 YMI Wonopringgo Pekalongan
Lulus Tahun 2000
3. SMP Islam Wonopringgo Pekalongan
Lulus Tahun 2003
4. MAN 01 Pekalongan
Lulus Tahun 2006
5. S1 Pendidikan Agama Islam Tarbiyah
Lulus Tahun 2011
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya, untuk digunakan seperlunya. Pekalongan, 15 Oktober 2011 Yang membuat
Indah Wahyuningsih Nim: 232 107 321