BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis merupakan dunia yang tidak bisa lepas dari bagian kegiatan manusia di seluruh atau sebagian penghuni bumi. Tak lepas pula dari dunia manajemen, akuntansi, psikologi, teknik dan masih banyak lagi aspek-aspek yang ikut andil didalamnya. Kalau kita bicara dunia bisnis maka kita langsung tertuju pada suatu perusahaan yang notabenya besar, elite, mewah, megah dan yang lainya. Akan tetapi suatu perusahaan itu dinilai baik bukan dari besarnya perusahaan, kemewahanya saja. Melainkan suatu perusahaan dinilai baik itu dilihat dari kinerjanya. bagaimana perusahaan itu mengatur dan menjalankan kegiatan perusahaan dengan efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya-sumber daya yang ada didalam perusahaan. Antara lain sumber daya manusia, sumber daya keuanganya dan sumber daya lainya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan melalui visi, misi dan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan dibagi menjadi dua, Tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dimana tujuan jangka pendek perusahaan adalah keuntungan (profit) dan tujuan jangka panjangnya antara lain adalah meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat pada laporan keuangan yang meningkat. Sehingga kondisi dan posisi keuangan akan mengalami perubahan. Dengan perubahan posisi keuangan, tentunya akan mempengaruhi harga saham
1
2
perusahaan. Harga saham perusahaan merupakan cerminan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut itu baik maka akan diminati oleh para penanam modal atau investor. Nilai perusahan dapat menggambarkan keadaan perusahaan. Dimana nilai perusahaaan dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal (Harmono 2011 : 101). Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengetahui keadaan finansial di suatu perusahaan melalui laporan keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut investor dapat memperoleh data apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus, apabila investor ingin menanamkan modalnya. Selain itu investor juga bisa menghitung dan menganalisa laporan keuangan itu menggunakan rasio-rasio keuangan. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV). Price to Book Value (PBV) digunakan untuk membandingkan nilai pasar suatu saham dengan book value saham tersebut. Dihitung dengan membagi harga pasar saham saat ini dengan net book value per saham. Price to Book Ratio yang rendah dapat berarti bahwa saham tersebut sudah undervalue, namun dapat juga berarti secara fundamental ada yang salah pada perusahaan tersebut. (Fakhruddin 2008:148). Berikut adalah Nilai Price to Book Value (PBV) di perusahaan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
3
Gambar 1.1
GRAFIK PBV PERUSAHAAN PERBANKAN 2011-2015 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
PBV
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : Data yang telah diolah. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai perusahaan pada perusahaan subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 mengalami fluktuatif, Penurunan nilai terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,40 dari 1,87 menjadi 1,47 dan pada tahun 2015 sebesar 0,27 dari 1,53 menjadi 1,24. Jika dilihat dari secara keseluruhan dari 2011-2015 mengalami penurunan yang sangat tajam sebesar 0,51 dari 1,75 menjadi 1,24. Berikut disajikan data rata-rata selama periode 2011-2015 : Tabel 1.1 Data rata-rata 2011-2015 PBV ROA ROE DER NPM
2011 2012 1,75 1,81 0,0264 0,0223 0,1486 0,1575 9,0260 8,5916 0,3227 0,2958
Sumber : Data yang telah diolah.
2013 2014 1,51 1,57 0,0218 0,0168 0,1288 0,1033 7,3903 7,2954 0,2262 0,2131
2015 1,18 0,0158 0,0926 7,1140 0,1886
4
Dengan adanya fenomena diatas peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dengan menggunakan rasio-rasio keuangan antara lain Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER). Return on asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan perbandingan antara laba operasi dengan total aset. (Samsul, 2015:173). Return On Equity (ROE) merupakan rasio antara laba bersih terhadap total ekuitas.(Samsul, 2015:174). Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh peminjam (kreditor) denagn pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir, 2010:112).
5
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak yang dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan (Kasmir 2010:135) Sebelumnya telah dilakukan penelitian dari bebarapa peneliti mengenai ROA, ROE, DER, NPM terhadap Nilai Perusahaan. Mulyawati, Lestari dan Nurleli (2015), Repi, Murni, Adare (2016) dan Putri (2013) menyatakan Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Triagustina, Sukarmanto, Helliana (2015) mengatakan ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan Hermawan, Maf’ulah (2014) menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Mulyawati, Lestari, Nurleli (2015), Triagustina, Sukarmanto, Helliana (2015), Apsari, Dwiatmanto, Azizah (2015) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh sigifikan terhadap nlai perusahaan.. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Repi, Murni, Adare (2016) dan Putri (2013) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Devianasari, Suryantini (2015) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Apsari, Dwiatmanto, Azizah (2015) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Apsari, Dwiatmanto, Azizah (2015) mengatakan: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berbeda dengan
6
hasil penelitian dari Mulyawati, Lestari, Nurleli (2015) menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat di tabel berikut ini : Tabel 1.2 Research Gap NO 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sri Mulyawati, Rini Lestari, Nurleli (2015) Lanti Triagustina, Edi Sukarmanto, Helliana (2015) Switli Repi, Sri Murni, Decky Adare (2016) Ni Luh Devianasari 1 Ni Putu Santi Suryantini (2015) Idha Ayu Apsari, Dwiatmanto, Devi Farah Azizah (2015) Sigit Hermawan, Afiyah Nurul Maufulah (2014) Putri (2013)
ROA Berpengaruh Signifikan Negatif Signifikan
ROE Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan
Berpengaruh Signifikan
Tidak Berpengaruh
DER
NPM Tidak Berpengaruh
Berpengaruh Signifikan
Berpengaruh Signifikan
Tidak Berpengaruh
Berpengaruh Signifikan
Tidak Berpengaruh Berpengaruh Signifikan
Tidak Berpengaruh
Sumber : data yang telah diolah Dari fenomena diatas peneliti ingin meneliti nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 Peneliti termotivasi oleh penelitian Mulyawati, Lestari, Nurleli (2015) dengan menambahkan variabel Debt To Equity Ratio (DER). Berdasarkan asumsi, pertimbangan dan alasan tersebut maka munculah dorongan penyusun untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).”
7
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyawati, Lestari dan Nurleli (2015) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.3 Perbedaan Penelitian Perbedaan
Penelitian Sebelumnya
Penelitian Sekarang
Var Independen
ROA, ROE dan NPM
ROA, ROE, DER dan NPM
Var Dependen
Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan
Objek Penelitian
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Subsektor
Subsektor Makanan dan
Perbankan
Minuman Periode
2010-2013
2011-2015
Sumber : Data yang telah diolah
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Return On Assets (ROA), berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2011-2015)?
2. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) perbankan subsektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2011-2015)? 3. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2011-2015)?
8
4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Price to Book Value) subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2011-2015)? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2011-2015)?
b. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2011-2015)?
c. Untuk mengetahui pengaruh Dept to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2011-2015)? d. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2011-2015) 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai sumber bacaan dan referensi pengenbangan ilmu ekonomi yang digunakan untuk melakukan penelitian sejenis yaitu penelitian mengenai nilai perusahaan.
9
2. Manfaat Praktis a. Bagi manajemen perusahaan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal. b. Bagi investor dapat menjadi bahan masukan atau informasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel antara lain : Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM). 3.1.1 Nilai Perusahaan Price to Book Value (PBV) digunakan untuk membandingkan nilai pasar suatu saham dengan book value saham tersebut. Dihitung dengan membagi harga pasar saham saat ini dengan net book value per saham. Price to Book Ratio yang rendah dapat berarti bahwa saham tersebut sudah undervalue, namun dapat juga berarti secara fundamental ada yang salah pada perusahaan tersebut. (Fakhruddin 2008:148). Nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. (Harmono, 2009:110). Menurut Husnan (2015: 76). Price to Book Value (PBV) dapat dihitung dengan cara :
= 28
29
= 3.1.2 Return On Assets (ROA) Return on assets (ROA) adalah perbandingan antara laba usaha/operasi (operating profit) terhadap total aset. Return diartikan sebagai laba usaha alih – alih laba bersih. Hal ini dikarenakan laba usaha diperoleh dari kegiatan normal perusahaan (Samsul, 2015:174). ℎ
=
3.1.3 Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah perbandingn laba usaha terhadap ekuitas. Satu hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan laba bersih sebagai ukuran. (Samsul, 2015 : 174). Return On Equity dapat dirumuskan sebagai berikut :
= 3.1.4 Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara total utang terhadap ekuitas suatu saat. Setiap bulan atau setiap tahun posisi rasio dapat berubah lebih baik atau lebii buruk (Samsul, 2015:174). Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk uta
30
ng lancar dengan seluruh ekuitas.rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010:112) Kasmir (2010:124) menjelaskan bahwa rumus yang digunakan untuk mencari debt to equity ratio (DER) adalah sebagai berikut:
=
(
(
)
)
3.1.5 Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan laba bersih dengan penjualan (Samsul, 2015 : 175)
=
Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel 3.1 definisi variabel Tabel 3.1 Variabel Penelitian No
1
Variabel
Nilai perusahaan (PBV)
Definisi Dependen Perbandingan antara Harga pasar saham dengan nilai buku saham biasa.
Penghitungan
Sumber Husnan dan Enny, 2015:76
ℎ
31
Independ Definisi Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur 1 ROA pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak... Return On Equity (ROE) adalah perbandingn laba usaha terhadap ekuitas. Satu hal 2 ROE yang harus diperhatikan adalah penggunaan laba bersih sebagai ukuran. Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas 3 DER dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Net Profit Margin (NPM) adalah 4 NPM perbandingan laba bersih dengan penjualan.. Sumber : Data yang telah diolah. No
Variabel
Perhitungan
Sumber Brigham dan Houston, 2015:148
ℎ
Samsul, 2015 : 174 ℎ
=
Kasmir, 2010:112
(
(
)
ℎ
)
Samsul, 2015 : 175
3.2 Penentuan Sampel dan Populasi 3.2.1 Populasi Populasi adalah sekumpulan karakteristik dari orang, binatang, tanaman, atau sesuatu benda yang akan diobservasi (Sukestiyarno, 2012:46). Dalam
32
penelitian ini, populasi yang digunakan adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih secara representatif (mewakili). Dengan mempelajari sifat data yang ada di sampel dijadikan generalisasi untuk menjelaskan karakteristik data dari populasi (Sukestiyarno, 2012:46). Metode dalam menentukan sample pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode ini menciptakan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan sebagai metode pengumpulan sample. Kriteria tersebut adalah: 1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 – 2015. 2. Perusahaan perbankan yang secara terus menerus menerbitkan laporan keuangan tahunan selamaa periode tahun 2011-2015. 3. Perusahaan yang tanggal IPOnya sebelum 2011 4. Perusahaan yang selama 2011-2015 tidak mengalami kerugian. Dari kriteria tersebut maka didapatkan sebanyak 24 perusahaan perbankan yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadikan sampel penelitan. 3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. yaitu berupa laporan keuangan yang telah diaudit perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan yaitu tahun 2011-2015.
33
Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id . Sumber data lain juga didapatkan dari website www.sahamok.com 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji. Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian. 3.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression Linear) dengan menggunakan software atau perangkat pengolah data IBM SPSS (Statistical Package for Social Sciences). 3.5.1 Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, uji multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 3.5.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan F
34
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan melihat signifikansi Uji Kolmogorof-Smirnov Test.
Uji statistik
Kolmogorof-Smirnov Test dilakukan
dengan membuat hipotesis : jika signifikansi diatas 0,50 maka, H0: Data residual terdistribusi normal. Jika nilai signifikansi dibawah 0,05, maka H A: Data residual tidak berdistribusi normal.(Ghozali, 2013:161). 3.5.1.2 Uji Multikoliniearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2013:106). 3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
35
maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi
yang baik adalah homoskedastisitas
atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013:139). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013:139). 3.5.1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam pengolahan data dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson. (Ghozali, 2013:110) 3.5.2 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
36
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Persamaan regresi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y=α+β1ROA+β2ROE+β3DER+β4NPM+ɛ.................................(I) Keterangan: Y
= Nilai Perusahaan
α
= Konstanta
β
= Koefisien regresi
ROA = Return on Assets ROE = Return on Equity DER
= Debt to Equity Ratio
NPM = Net Profit Margin ɛ
= Error term
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan Adjusted R Square (Adj R2), uji F, dan uji t. 3.5.2.1 Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013:98) Menurut Ghazali (2013:98) jika nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima menyatakan bahwa semua
37
variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 3.5.2.2 Uji Adj R2 Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabelvariabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masingmasing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi. (Ghozali, 2013:97) 3.5.2.3 Uji t Uji statistik t pada dsarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Menurut Ghozali (2013:99) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.