BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni
dalam
berkomunikasi
antarmanusia
bahasa
merupakan
alat
penghubungnya. Menurut Keraf (2004:1) “bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”. Oleh karena itu, bahasa tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, isi pikiran, dan sebagainya, baik dalam bentuk ragam bahasa tulis maupun lisan. Dalam menyampaikan pikiran dan perasaan terdapat dua macam ragam bahasa yang dapat digunakan, yakni melalui bahasa lisan atau dengan bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arifin (1991:7) bahwa “ragam bahasa pada pokoknya dapat dibagi dalam dua bagian, yakni ragam lisan dan ragam tulis”. Membahas mengenai ragam bahasa tulis, tentu berkaitan dengan kegiatan menulis. Menulis merupakan suatu proses menuangkan ide dan perihal sebagai hasil renungan pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk bahasa tulis. Menulis bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan keterampilan menulis. Keterampilan menulis tidak hanya
1
2
berasal dari bakat, melainkan berasal dari latihan dan kebiasaan. Banyak yang berpendapat bahwa untuk mengutarakan sesuatu lebih mudah dengan menggunakan bahasa lisan dibandingkan dengan bahasa tulis. Hal ini dikarenakan bahasa tulis memerlukan kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar. Menulis merupakan salah satu aspek komponan berbahasa dan bersastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas, yakni kelas X dalam kompetensi dasar memuat mengenai menulis karangan karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan, misalnya pengalaman. Manusia tidak pernah lepas dari pengalaman. Pengalaman dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang dan itu merupakan suatu hal yang sangat mengesankan serta tidak terlupakan. Berbagai pengalaman telah dialami oleh semua orang, baik pengalaman menyedihkan, menyenangkan, ataupun memalukan. Menulis pengalaman dalam buku catatan harian akan membantu seseorang dalam mengingat kejadian-kejadian yang pernah dialami. Siswa SMA tentu memiliki banyak pengalaman menulis. Tak sedikit siswa yang menuliskan pengalamanpengalamannya di buku harian. Dalam karangan siswa tentu terdapat penggunaan afiks dan preposisi. Hal ini dikarenakan penggunaan afiks dan preposisi akan menghasilkan nosi yang beragam. Bidang linguistik, yakni morfologi salah satunya mempelajari tentang afiks dan preposisi. Ramlan menyatakan sebagai berikut.
3
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahanperubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik (Ramlan, 2001:21). “Proses morfologik ialah proses pembentukan kata-kata satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya” (Ramlan, 2001:51). Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologik, ialah proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, dan proses pemajemukan. Dalam memperkaya nosi ketiga proses tersebut sangat dibutuhkan. Tentu dalam menggunakan prosesproses tersebut dibutuhkan kejelian dari penulis untuk memilih morfem yang tepat. Proses pembubuhan afiks adalah proses pembubuhan afiks sehingga terbentuk kata jadian/kompleks. Dalam karangan siswa terdapat berbagai macam penggunaan afiks, misalnya membaca, berlibur, perumahan. Dari kata-kata tersebut memiliki nosi yang berbeda-beda. Membaca, berasal dari pokok kata “baca” dan mendapat imbuhan berupa prefiks me-, bernosi “suatu perbuatan yang aktif dan transitif”. Begitu juga kata berlibur yang bernosi “menyatakan suatu perbuatan”, perumahan yang bernosi “menyatakan tempat”. Selain proses afiks terdapat juga penggunaan preposisi. Preposisi atau kata depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata yang berbeda jabatannya atau bagian-bagian kalimat dalam suatu kalimat. Misalnya, penggunaan preposisi ke yang menyatakan arah tujuan.
4
Analisis nosi afiks dan preposisi tentu bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan terdapat kurikulum yang memuat pembelajaran ini. Sehingga, selain mengacu pada referensi buku, penelitian, skripsi, ataupun tulisan ilmiah lain yang membahas mengenai nosi afiks dan preposisi dapat digunakan untuk referensi penunjang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk menganalisis nosi afiks dan preposisi pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Dengan Masalah tersebut peneliti mengangkat judul penelitian “Analisis Nosi Afiks dan Preposisi pada Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta”.
B. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai nosi afiks dan preposisi pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, peneliti batasi agar pembahasan dapat dilakukan secara detail. Afiks yang akan dibahas adalah prefiks, sufiks, konfiks. Preposisi yang akan dibahas adalah preposisi asli/sejati, preposisi majemuk, dan preposisi bentuk lain.
5
C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dirumuskan menjadi dua bagian. 1. Bagaimana nosi afiks pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta? 2. Bagaimana nosi preposisi pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini memiliki dua tujuan. 1. Memaparkan nosi afiks pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. Memaparkan nosi preposisi pada karangan narasi pengalaman pribadi siswa kelas X-7 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis a. Memberikan pengetahuan tentang pemaparan nosi afiks dan preposisi dengan benar. b. Memberikan wacana tentang nosi afiks dan preposisi yang benar.
6
2. Manfaat praktis a. Sebagai tinjauan pustaka dan bahan bacaan penelitian-penelititan selanjutnya. b. Sebagai bahan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya bahan pembelajaran yang berhubungan dengan analisis nosi afiks dan preposisi.
F. Daftar Istilah 1. Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata serta perubahan-perubahannya. 2. Nosi disamakan dengan arti dan makna, yaitu maksud yang diemban morfem. 3. Afiks adalah satuan gramatikal yang keberadaannya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk lain untuk membentuk makna baru atau unsur pembentuk dalam proses afiksasi. 4. Preposisi adalah kata yang digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang berbeda jabatannya. 5. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang merangkaikan tindaktanduk dalam suatu pokok persoalan dalam suatu kesatuan waktu.