BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Setiap Negara mempunyai perekonomian yang berbeda-beda. Indonesia sebagai negara berdaulat mempunyai falsafah dan ideologi yang berbeda dari sistem kapitalis dan komunis. Falsafah yang dianut adalah falsafah bangsa dan makna
ideologi pancasila.
Berdasarkan
falsafah bangsa,
maka sistem
perekonomian yang disusun berdasarkan atas azas kekeluargaan. Dalam Undang-Undang
Dasar
1945
dan
GBHN
dinyatakan
bahwa
sistem
perekonomian yang berdasarkan falsafah pancasila mengenal tiga pelaku ekonomi adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, dan Koperasi. Ketiga
pelaku
ekonomi
tersebut
diharapkan
dapat
sejajar,
sehingga
kemakmuran dan pemerataan dapat tercapai. Namun kenyataan menunjukkan bahwa antara ketiga pelaku tersebut mempunyai perkembangan yang berbeda. Koperasi masih jauh ketinggalan dibanding dengan dua sektor yang lainnya. Padahal koperasi sebagai salah satu ekonomi yang diharapkan oleh UUD 1945 menjadi sokoguru perekonomian nasional, perlu ditingkatkan pembinaannya dalam pembangunan nasional. Peranan pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap perekonomian di Indonesia. Bertolak pada pasal 33 ayat 1 UUD 1945, maka peran koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan
1
mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokrasi, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Kemampuan dan pengetahuan dalam mengelolah koperasi diperlukan dalam menciptakan kondisi koperasi yang dinamis, dalam arti hubungan yang erat dan seimbangan antara koperasi sebagai unit pelayanan dengan peningkatan partisipasi anggota sebagai tujuan organisasi dapat benar-benar tercapai. Tinggi dan rendahnya peran serta anggota dalam memenuhi kewajibannya dan dalam memanfaatkan layanan koperasi tentunya meupakan faktor penentu tinggi atau rendahnya kinerja koperasi, baik ditinjau dari segi keuangan yang diukur dari berbagai rasio keuangan yang dianalisis atas dasar laporan keuangan, misalnya rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas
pengguna
aktiva yang dipercayakan kepadanya. Maupun segi non keuangan dapat diukur dari penemuan atas pemeriksaan terhadap aspek organisasi, tata laksana usaha dan aspek ekonomi selain keuangan. Pada awalnya Koperasi karyawan ”Indra” ini merupakan koperasi yang berguna untuk menunjang kegiatan operasional, namun tahun demi tahun memiliki perkembangan yang cukup. Jenis usaha tidak hanya simpan pinjam bagi anggotanya, tapi juga usaha-usaha jasa lainnya misalnya dari usaha pertokoan yang dimilikinya terus berkembang yang mana dulu hanya bahanbahan pokok tapi sekarang juga menjual sepatu, baju, tas dan juga bekerjasama dengan perusahaan. Sehingga untuk mengetahui perkembangan tersebut maka
2
laporan keuangan yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan koperasi tersebut. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen untuk mempertanggung jawabkan kepada pemilik (para anggota) atas tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan sebagai sumber informasi akan lebih bermanfaat apabila laporan keuangan untuk beberapa periode diperbandingkan kemudian dianalisa untuk mengetahui perkembangan usaha koperasi, juga dapat diketahui semakin efisien tidaknya manajemen (pengurus) dalam mengelola koperasi.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.
Bagaimana kinerja keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan selama tahun 2004 – 2007?
2.
Bagaimana indikator kinerja keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra selama tahun 2004-2007 dengan mengacu kepada standar keuangan dinas koperasi?
C.
Batasan Masalah Untuk memperjelas masalah dan menghindari adanya pembahasan yang keluar dari ruang lingkup permasalahan yang sebenarnya, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:
3
1.
Kinerja keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra akan diamati dari beberapa aspek diantaranya likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
2.
Ratio-ratio keuangan yang dimaksudkan akan diamati berdasarkan laporan keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra berupa neraca dan perhitungan hasil usaha periode 2004-2007.
D.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan selama 2004-2007 (dilihat pada aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas) b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan berdasarkan standar keuangan dinas koperasi selama 2004-2007. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai
bahan
pertimbangan
bagi
pengelola
koperasi
dalam
pengelolaan, pengembangan dan pengambilan kebijakan dimasa yang akan datang. b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang perkoperasian
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu oleh Nurul Aisyah Kartini (1999) yang meneliti tentang ”Efisiensi Alokasi Dana Koperasi Dalam Upaya Peningkatan Usaha KUD ’SURYA SAKTI’ di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo”. Dari hasil perhitungan dengan alat analisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan bahwa perhitungan dengan rasio likuiditas mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu Current Rasio tahun 1998 sebesar 622% dan Quick Rasio sebesar 733% perhitungan dengan rasio likuiditas mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Yaitu Asset Debt Ratio tahun 1998 sebesar 130% dan Debt to Equity Ratio tahun 1998 sebesar 328% meskipun masih ada ketergantungan dengan modal luar. Sedangkan untuk mengetahui tingkat alokasi dana terhadap hasil usaha koperasi dapat dilihat dari perkembangan volume penjualan yang ditunjukkan melalui rasio perputaran aktiva, bahwa alokasi dana yang diinvestasikan pada asset berdasarkan data historis mengalami kenaikkan, dimana jika menginvestasikan pada asset sebesar 100 juta akan menghasilkan 154 juta penjualan menunjukkan adanya keberhasilan perusahaan dalam efisiensi menginvestasikan dananya pada asset perusahaan.
5
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah : 1. Penelitian Terdahulu adalah : a) Obyek yang digunakan adalah Koperasi Unit Desa ”Surya Sakti” di Probolinggo. b) Penelitian terdahulu menggunakan data keuangan tahun 1998-2000 c) Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi alokasi dana suatu koperasi. 2. Penelitian Sekarang adalah : a.
Penelitian sekarang obyek yang digunakan di Koperasi Karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan.
b.
Penelitian sekarang menggunakan data laporan keuangan tahun 2004-2007 yaitu neraca dan Perhitungan Hasil Usaha
c.
Penelitian ini menilai tingkat keberhasilan suatu koperasi apabila dilihat dari kinerja keuangannya.
B. Kondisi Perkembangan Koperasi Di Indonesia Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi
6
dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintah bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/ perlindungan yang diperlukan. Selama ini koperasi dikembangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar bagi penduduk Indonesia. Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. (Http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_5.htm) Beberapa
pemikiran yang
telah diajukan kiranya membutuhkan
setidaknya dua prasyarat. Pertama, pendekatan pengembangan yang harus dilakukan adalah pendekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif dan menghindari pengembangan yang diberdasarkan pada ‘kepatuhan’ atas arahan dari lembaga lain. Masyarakat perlu ditumbuhkan kesadarannya untuk mampu mengambil keputusan sendiri demi kepentingan mereka sendiri. Dalam hal ini proses pendidikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi
7
menjadi faktor kunci yang sangat menentukan. Kedua, diperlukan kerangka pengembangan yang memberikan apresiasi terhadap keragaman lokal, yang disertai oleh berbagai dukungan tidak langsung tetapi jelas memiliki semangat kepemihakan pada koperasi dan ekonomi rakyat. Dengan demikian strategi pengembangan yang perlu dikembangkan adalah strategi yang partisipatif. Hal ini akan membutuhkan perubahan pendekatan yang mendasar dibandingkan dengan
strategi
yang
selama
ini
diterapkan
(htpp://www.ekonomi
rakyat.org/edisi_4/artikel_4.htm ).
C. Landasan Teori 1.
Pengertian Dalam buku manajemen (2003:120) Kinerja adalah gambaran atau kondisi. Kinerja keuangan koperasi adalah gambaran kondisi keuangan suatu koperasi dalam operasionalnya dalam periode tertentu baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana. Tujuannya untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan koperasi
dan
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan
dalam
mendayagunakan semua asset yang dimiliki. Definisi koperasi yang mempunyai arti “bekerjasama” sangat banyak dan bervariasi. Adapun beberapa definisi koperasi dalam buku koperasi teori dan praktik oleh Arifin Sitio Dan Halomoan Tamba adalah: a.
Arifinal Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum,
8
yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha
untuk
mempertinggi
kesejahteraan
jasmaniah
para
anggotanya. b.
Moh. Hatta. “Bapak Koperasi Indonesia” mendefinisikan koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu visi dan misi yang dikandung koperasi. Dia mengatakan koperasi adalah usaha bersama
untuk
memperbaiki
nasib
penghidupan
ekonomi
berdasrkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong
oleh
keinginan
memberi
jasa
kepada
kawan
berdasarkan’seorang buat semua dan semua buat seorang’.” c.
Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/ 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus
sebagai
gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan. Dari beberapa definisi koperasi diatas, hampir semua mengatakan bahwa koperasi merupakan organisasi rakyat yang berwatak sosial, dan bukan merupakan perkumpulan modal, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Jadi jelas betapa penting peranan koperasi dalam Perekonomian Indonesia, tidak hanya memiliki arti penting bagi para anggotanya, tetapi juga mempunyai peranan yang
9
sangat penting bagi para karyawan sekitarnya, serta bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan. Sebagai wadah bagi para anggota yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, berarti secara tidak langsung koperasi turut memainkan peranan dalam menerangi kesenjangan ekonomi. Bahkan sebagai sokoguru perekonomian nasional, koperasi juga diharapkan dapat memainkan peran sebagai suatu gerakan untuk menyusun perekonomian Indonesia, yaitu sebagi usaha bersama berdasrkan atas azas kekeluargaan.
2.
Landasan dan Azas Koperasi Landasan koperasi dimaksudkan sebagai suatu dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dan kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa negara. Landasan Koperasi sendiri adalah sebagai berikut: 1. Landasan Ideal koperasi Indonesia adalah Pancasila 2. Landasan Struktural dan Gerak koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar beserta penjelasannya. 3. Landasan Mental koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Sedangkan azas koperasi menurut Arifinal Chaniago (1987:21) adalah azas gotong-royong dan azas kekeluargaan dalam koperasi
10
hendaknya merupakan pikiran dinamis yang dapat menggambarkan suatu kerjasama dalam pelaksanaan kewajiban dan hak bantu membantu berdasarkan keadilan dan cinta kasih.
3.
Tujuan Koperasi Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota khususnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Sitio Dan Tamba (2001), tujuan koperasi sendiri dibedakan dua macam, yaitu tujuan umum yang mana sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 yang sudah disebutkan diatas sedangkan tujuan sementara koperasi adalah tujuan yang biasanya berkaitan dengan macam koperasi seperti koperasi produksi, konsumsi, dan koperasi kredit.
4.
Prinsip Koperasi Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Sifat keterbukaan mengandung makna bahwa didalam keanggotaan koperasi tidak
11
dilakukan pembatasan atau dislriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat keanggotaan koperasi. 2.
Pengelolaan dilakukan secara demokrasi Prinsip
pengelolaan
secara
demokratis
didasarkan pada
kesamaan hak suara bagi setiap anngota dalam pengelolaan koperasi. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota dan anggota adalah pemegang dan pelaksana kekuasaan tertinggi dalam kopeasi 3.
Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Koperasi bukanlah badan usaha yang berwatak kapitalis sehingga SHU yang dibagi kepada anggota tidak berdasarkan modal yang
dimiliki
anggota
dalam
koperasinya,
tetapi berdasarkan
kontribusi jasa usaha yang diberikan anggota kepada koperasinya. Dengan kata lain, semakin banyak seorang anggota koperasi, maka semakin besar SHU yang diterima. 4.
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota ataupun sebaliknya juga terbatas, tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah pemberian jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik koperasi.
12
5.
Kemandirian Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi
6.
Pendidikan Perkoperasian Pendidikan perkoperasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan (menjadi sangat penting) dalam mewujudkan kehidupan berkoperasi, agar sesuai dengan jati dirinya. Melalui pendidikan, anggota dipersiapkan dan dibntuk untuk menjadi anggota yang memahami serta menghayati nilai-nilai dan prinsipi-prinsip serta praktik-praktik koperasi
7.
Kerjasama Antar Koperasi Kerjasama
antar
koperasi
dimaksudkan
untuk
saling
memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masingmasing, sehingga hasil akhir dapat dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang pendayagunaan sumber daya sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal. 5.
Fungsi Dan Peran Koperasi Koperasi yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong-royongan tidak berarti bahwa koperasi meninggalkan sifat dan syarat-syarat ekonominya sehingga kehilangan efisiensinya. Fungsi dan peran koperasi berdasarkan pasal 4 UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian sebagai berikut:
13
a.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian
nasional
dengan
koperasi
sebagai
sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.(Sitio Arifin,2001)
6.
Keberhasilan Koperasi Ditinjau dari orientasi bisnis, koperasi lebih mendasarkan pada orientasi memberikan layanan secara optimal bagi koperasi ekonomi para anggotanya daripada mencari keuntungan. Ini berarti bahwa pembangunan koperasi justru diarahkan untuk mengayomi dan melindungi kepentingan ekonomi para anggotanya. Menurut Chaniago (1987:33) untuk mencapai keberhasilan dalam mengelolanya, maka koperasi harus berpedoman pada: 1. Sehat Organisasinya, yaitu adanya kerjasama yang teratur disertai dengan pembagian tugas yang jelas. Hal ini mencakup:
14
a. Adanya kesadaran sekurang-kurangnya pengertian pada anggota, bahwa mereka merasa memiliki dan bersedia ikut serta pada kegiatan-kegiatan koperasi. b. Adanya kesadaran koperasi untuk hidup atas dasar anggaran dasarnya. c. Ketiga alat perlengkapan koperasi ialah rapat anggota, pengurus dan badan pemeriksa yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. d. Bagian-bagian dalam organisasi bekerja normal dalam hubungan organik. e. Adanya komunikasi yang lancar antara para pengurus, antara pengurus dengan para anggota dan antara sesama anggota, yang tercermin pada administrasi dan manajemen. 2. Sehat Usahanya, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang dalam menjalankan usahanya harus didasarkan prinsip ekonomi sehingga tercapai tingkat efisiensi sesuai dengan rencana. Suatu koperasi dikatakan sehat usaha apabila koperasi itu berhasil mencapai tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hal ini mencakup: a. Kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan azas dan sendi dasarnya. b.Usahanya bejalan secara kontinyu, dan tiap akhir tahun buku terjadi SHU, setelah dipenuhi ketentuan-ketentuan yang seharusnya berlaku bagi tiap perusahaan.
15
c. Ikut sertanya anggota dalam koperasi diimbangi dengan jasa oleh koperasi kepadanya dan minimal anggota tidak merasa kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh koperasinya. d.Dapat mencapai tingkat efisiensi sesuai dengan rencana untuk memperpendek arus barang antara produsen dan konsumen anggota. 3. Sehat Mental yaitu tingkat kesehatan yang dilihat dari para pengurus manajemennya. Hal ini mencakup beberapa hal tersebut: a. Adanya kesadaran pada pengurus dan anggota akan tanggungjawab modal koperasi. b.Tidak semata-mata berpikir secara kebendaan (materialistis) tetapi menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial diatas nilai-nilai kebendaan. c. Kejujuran dan keadilan tercermin dalam kegiatan pengurus dan anggota koperasi. d.Segala kegiatan koperasi dan kemanfaatan yang diperolehnya ditujukan untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan anggotaanggotanya, material dan spiritual. e. Adanya program-program pendidikan (umum dan khusus) yang dilaksanakan secara kontinyu. f. Adanya tindakan-tindakan pendidikan konkrit dalam pengabdian kepentingan umum, seperti ikut serta dalam pembangunan daerah
16
kerja,
kegiatan-kegiatan
sosial,
pendidikan masyarakat
dan
sebagainya. g.Adanya kesadaran perlunya koperasi hidup atas prinsip swadaya, sesuai dengan doktrin swakerta bina raharja, kesadaran tersebut harus tampak pada kegiatan-kegiatan koperasi. h.Tidak mencari keuntungan yang tidak didasarkan pada prinsipprinsip koperasi Secara keseluruhan memang syarat yang diharapkan dari suatu koperasi untuk dapat diklasifikasikan sebagai koperasi yang sehat. Akan tetapi koperasi yang jika yakin bahwa hal itu dapat dicapai meskipun secara setahap demi setahap, sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada pada tempat dan waktu yang berlaku. Sedangkan menurut standar keuangan dinas koperasi, tingkat keberhasilan dari kriteria kesehatan bisnis koperasi dapat dilihat dengan menilai dari segi otonom dan kemandirian koperasi yang terdiri dari likuiditas, solvabilitas ( solvabilitas dan modal sendiri) dan rentabilitas ( rentabilitas modal sendiri, return on asset, asset turn over dan profitabilitas). Masing-masing aspek tersebut memiliki kriteria penilaian yang berbeda. Syarat minimal suatu koperasi dikatakan berhasil mengelola manajemannya dari aspek rasio keuangan tersebut adalah: 1. Likuiditas, syarat minimal adalah 175 % - 200 %. Artinya setiap rupiah hutang lancar yang dimiliki oleh koperasi harus mendapatkan jaminan sebesar 1,75 – 2,00 rupiah aktiva lancar yang dimiliki.
17
2. Solvabilitas a. Solvabilitas Solvabilitas minimal dikatakan bagus adalah 110 %, artinya setiap rupiah dari total hutang yang dimiliki harus dapat dijamin dengan 1,1 rupiah total aktiva yang dimiliki oleh koperasi. b. Modal Sendiri Modal sendiri terhadap hutang minimal dikatakan bagus adalah 15 %, artinya setiap rupiah kewajiban yang ditanggung koperasi harus bisa dijamin dengan 0,15 rupiah modal sendiri yang dimiliki. Dengan kata lain masih terdapat sisa 0,85 rupiah dari keseluruhan modal sendiri. 3. Rentabilitas a) Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) Dikatakan baik minimal adalah 21 %, artinya koperasi harus mampu menghasilkan laba bersih/ SHU sebesar 0,21 rupiah modal sendiri yang digunakan. b) Return On Asset (ROA) Dikatakan baik minimal adalah 10 %, artinya koperasi harus mampu menghasilkan laba bersih/ SHU sebesar 0,1 rupiah dari setiap rupiah asset yang dimiliki.
18
c) Asset Turn Over (ATO) Dikatakan baik minimal adalah 3.5 kali, artinya koperasi mampu menghasilkan penjualan/ volume usaha sebesar 3.5 kali dari total asset yang dimiliki. d) Profitabilitas Dikatakan baik minimal adalah 15 %, artinya setiap rupiah pendapatan bruto yang diperoleh koperasi 1,5 rupiah harus merupakan laba bersih atau SHU.
7.
Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan
koperasi,
juga
merupakan
bagian
dari
laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Mamduh Hanafi (1996;49) laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperi informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya.
19
Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi. b.Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode. c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. Transaksi yang berkaitan dengan anggota dipisahkan dengan yang bukan anggota. d.Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. 3. Bagian Laporan Keuangan (Apsari;1987) a. Neraca, adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan (koperasi) pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun kalender. Komponen-komponen neraca dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Aktiva, terdiri dari: a. Aktiva Lancar, biasanya meliputi: kas dan bank, surat berharga, piutang dagang dan persediaan b. Aktiva Tetap adalah aktiva yang merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang berwujud dan digunakan dalam
20
operasi yang bersifat permanen. Aktiva tetap meliputi tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya. 2. Hutang meliputi semua kewajiban keuangangan koperasi kepada pihak lain yang pada tanggal neraca belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal koperasi yang berasal dari kreditor, yang mana digolongkan menjadi: a. Hutang lancar, tau kewajiban jangka pendek meliputi semua hutang koperasi yang diperkirakan akan diselesaikan pembayaran dan pelunasan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Komponen dari hutang lancar adalah hutang dagang, hutang wesel, dll. b. Hutang jangka panjang atau kewajiban jangka panjang, meliputi semua hutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu tahun terhitungsejak tanggal neraca. 3. Modal biasanya meliputi modal koperasi yang berasal dari simapana-simpanan anggota dan penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya
yaitu
simpanan pokok,
simpanan wajib,
cadangan koperasi, SHU yang belum dibagi, dan modal donasi. b. Laporan Laba Rugi Laporan Rugi Laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh suatu koperasi selama periode tertentu.(Sri Apsari, 1987)
21
c. Laporan Perubahan Modal Disamping laporan Laba/Rugi dan neraca yang dibuat oleh perusahaan pada akhir tahun biasanya juga dibuat laporan yang menunjukkan perubahan-perubahan modal perusahaan. Laporan perubahan modal bagi perusahaan perseorangan akan meliputi perubahan seluruh modalnya, baik yang disetorkan maupun yang berasal dari perusahaan atau akumulasi laba. Oleh karena itu laporan tersebut dikenal dengan laporan perubahan modal. 4. Perbedaan Laporan Keuangan Koperasi Dengan Badan Usaha Lain Dalam koperasi terdapat perbedaan atau ciri-ciri tersendiri dibandingkan dengan badan usaha lain, tetapi pada dasarnya laporan keuangan koperasi tidak berbeda dengan laporan keuangan badan usaha lain. Yang membedakan hanyalah pada neracanya khususnya disumber dananya yaitu posisi pasiva selain itu dalam laporan keuangan koperasi tidak ada istilah rugi laba, yang ada yaitu istilah Sisa Hasil Usaha.(Sitio Arifin,2001,84) a. Modal Sendiri berasal dari: 1. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. 2. Simpanan wajib, adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota
22
kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan wajib ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 3. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan SHU dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 4. Dana donasi, adalah sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga, tanpa ada sesuatu ikatan atau kewajiban untuk menembalikannya. 5. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan b. Modal dari luar koperasi berasal dari: 1. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota atau calon anggota koperasi yang bersangkutan 2. Koperasi lainnya, pinjaman dari koperasi lainnya dan anggota yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasrkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
23
4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku 5. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum.
8.
Analisa Laporan Keuangan 1. Pengertian Dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan Kinerja keuangan koperasi merupakan bagian dari kinerja keuangan koperasi secara keseluruhan yang merupakan gambaran prestasi yang dicapai dalam operasionalnya. Baik yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan teknologi maupun sumber daya manusia. Berkaitan
dengan
analisa
kinerja
keuangan
koperasi,
mengandung beberapa tujuan: a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan koperasi terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. b. Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mendayagunakan semua asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
24
2. Teknik Analisa Laporan Keuangan Teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu periode tertentu atau untuk diperbandingkan dengan alatalat pembanding lainnya. Tujuan
dari
setiap
teknik
analisa
adalah
intuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Teknik analisa yang digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Sri Apsari (1987;85) adalah sebagai berikut: a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Yaitu teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan ; 1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. 2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah. 3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4) Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio 5) Prosentase dan total Digunakan untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi serta sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan perubahan-perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
25
b. Analisa Trend Adalah tendensi posisi dan perkembangan dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase dari tahun yang dijadikan dasar. c.
Analisa Laporan dengan Prosentase per Komponen Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing elemen aktiva terhadap total aktivanya, elemen-elemen pasiva (hutang dan modal) terhadap total pasiva, elemen-elemen perongkosan dan penghasilan terhadap penjualannya, perbandingan mana dinyatakan dalam prosentase.
d. Analisa Rasio Adalah teknik analisa yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dari suatu pos atau beberapa pos dalam laporan keuangan sehingga dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. e. Analisa Sumber dan Penggunaan Dana Adalah teknik untuk mengetahui perubahan dana serta untuk mengetahui darimana sumber-sumber yang menambah dana dan penggunaan-pengunaan dana.
26
Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa perbandingan laporan keuangan dengan membandingkan dua periode atau lebih dan teknik analisa rasio keuangan.
27
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian Pada dasarnya penelitian ini didasarkan atas pengamatan penulis di Koperasi Karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra yang beralamatkan di Jalan Imam Bonjol No. 18 Pasuruan.
B.
Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran, uraian mendetail berdasarkan data yang ada. Penelitian ini menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan pelaksanaannya. Metode deskriptif tidak terlepas dari pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa data dan interprestasi data tersebut.
C.
Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter yaitu jenis data penelitian yang antara lain berupa jurnal, surat-surat, faktur,dll.(Bambang dan Nur;1999,146). Dalam penelitian ini menggunakan neraca dan perhitngan hasil usaha koperasi karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra pada tahun 2004 sampai tahun 2007.
28
D.
Sumber Data Sedangkan sumber data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder berupa neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra tahun 2004-2007. (Bambang dan Nur,1999,147)
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan
dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber baik secara pribadi, maupun kelembagaan. Data ini berasal dari laporan keuangan baik neraca maupun perhitungan hasil usaha Koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra pada tahun 2004 samapi tahun 2007. (Anwar Sanusi,2003)
F.
Metode Analisa Data Adapun analisa data yang digunakan analisa rasio, yaitu analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari berbagai perusahaan dalam suatu laporan keuangan untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dari hasil operasi suatu koperasi. Berdasarkan penilaian klasifikasi koperasi dari Dinas Koperasi Pengusaha Kecil Dan Menengah Propinsi Jawa Timur dengan No. 129/ KEP/ M. KUKM/ XI/ 2006. Sub penilaiannya dilihat pada otonomi dan
29
kemandirian tahun 2004 sampai 2007, maka langkah dalam menganalisa adalah sebagai berikut: 1. Menghitung rasio keuangan a. Rasio Likuiditas Likuiditas =
AktivaLancar X 100% PasivaLancar
Adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi. Dengan kriteria sebagai berikut: a. 175% - 200%, nilai 100 b. 150% - 174% atau 225% - 249%, nilai 75 c. 125% -149% atau nilai 250% - 274%, nilai 50 d. <125% atau >275%, nilai 0 b. Rasio Solvabilitas 1. Solvabilitas Solvabilitas Adalah
=
rasio
TotalAsset X 100% TotalKewaj iban keuangan yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Dengan kriteria : a. 110%, nilai100 b. 101%-109% atau 111% - 119%, nilai 75
30
c. 90% - 100% atau 120% -130%, nilai 50 d. <90% atau >130%, nilai 0 Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan koperasi membayar kewajiban
dengan jaminan total asset yang
dimiliki. 2. Modal Sendiri Modal Sendiri
=
ModalSendiri X 100% TotalKewaj iban
Dengan kriteria: a. >15%, nilai 100 b.
12,6% - 15%, nilai 75
c.
10% - 12,5%, nilai 50
d.
<10%, nilai 0
Rasio ini digunakan untuk mengukur proporsi penggunaan modal sendiri dibanding dengan total kewajiban. c. Rasio Rentabilitas 1.
Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) Rentabilitas Modal Sendiri
=
SHU X 100% ModalSendiri
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU melalui penggunaan modal sendiri Dengan kriteria: a. b.
21%, nilai 100 10% - 20%, nilai 75
31
2.
c.
1% - 9%, nilai 50
d.
<1%, nilai 0
Return On Asset (ROA) Return On Asset
SHU X 100% Asset
=
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU dengan penggunaan total asset. Dengan kriteria:
3.
a.
10%, nilai 100
b.
6% - 9%, nilai 75
c.
0% - 5%, nilai 50
d.
<0%, nilai 0
Asset Turn Over (ATO) Asset Turn Over
=
VolumeUsaha X 1kali Asset
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi dalam menghasilkan volume usaha dengan menggunakan total asset. Dengan kriteria: a.
>3,5 kali, nilai 100
b.
2,6 kali – 3,4 kali, nilai 75
c.
1 kali – 2,5 kali, nilai 50
d.
<1 kali, nilai 0
32
4.
Profitabilitas Profitabilitas =
SHU X 100% Pendapa tan Bruto
Rasio ini digunkan untuk mengukur besarnya Sisa Hasil Usaha dibanding dengan pendapatan bruto Dengan kriteria: a. >15, nilai 100 b. 10% - 14%, nilai 75 c. 1% - 9%, nilai 50 d. <1%, nilai 0 2. Menghitung realisasi atau nilai kotor rasio (menunjuk skor pada standar dinas koperasi) 3. Menghitung Skor Skor = Nilai Kotor X Bobot Untuk nilai rasio memiliki nilai bobot yang sama yaitu 3 4. Menghitung jumlah total skor dan jumlah total bobot 5. Menghitung nilai bersih Nilai Bersih =
JumlahSkor jumlahBobot
6. Membandingkan nilai bersih dengan standar dari dinas koperasi. Dengan kriteria penilaian klasifikasi koperasi sebagai berikut: a. Nilai 85 – 100 poin A, apabila nilai bersih antara 85 sampai 100 maka mendapatkan poin A yang berarti koperasi menurut penilaian
33
klasifikasi koperasi koperasi tersebut dikatakan sangat baik atau koperasi dikatakan sangat berhasil b. Nilai 70 – 84 poin B, apabila nilai bersih antara 70 sampai 84 maka mendapatkan poin B
yang berarti menurut penilaian klasifikasi
koperasi dari dinas koperasi maka koperasi tersebut dapat dikatakan baik dalam mengelolah koperasi. c. Nilai 55 – 69 poin C, apabila nilai bersih antara 55 sampai 69 maka mendapatkan poin C yang berarti menurut penilaian klasifikasi koperasi maka koperasi tersebut dinilai Cukup baik atau cukup berhasil dalam mengelolah koperasi. d. Nilai <55 poin D, apabila koperasi mempunyai nilai bersih kurang dari 55 maka koperasi dikatakan kurang baik atau koperasi dinilai kurang berhasil dalam mengelolah koperasi.
34
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Koperasi Karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra di Pasuruan Pada tanggal 30 Mei 1989 di Pasuruan telah berdiri Koperasi karyawan Indra dengan status badan koperasi primer. Ruang lingkup anggota koperasi yang ada di koperasi karyawan Indra adalah mayoritas karyawan PT. BBI. Akte pendirian Koperasi Karyawan Indra adalah Badan Hukum No. 6524A/ BH/III/89 Tanggal 27 September 1989. Dalam kegiatan sehari-hari koperasi karyawan “Indra” dipimpin oleh bapak Suhartono, Ba pada periode 2002 sampai periode 2004, kemudian diganti oleh bapak Zainal Mustofa pada periode 2005-2007. Masa jabatan pengurus atau pimpinan koperasi karyawan “Indra” tiga tahun sekali. Dan kemudian pada periode 2008 sampai periode 2010 dipimpin oleh bapak Suroso. Tujuan daripada koperasi didirikan adalah untuk mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan karyawan PT. Boma Bisma Indra umumnya., serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. 1.
Bidang Usaha Bidang Usaha pada koperasi Karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra meliputi sebagai berikut:
35
a. Unit Usaha Simpan Pinjam Unit usaha simpan pinjam telah berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada anggota dengan cara merealisasi sesuai dengan permintaan. Untuk realisasi kredit yang tersalur maksimal 50 juta per bulan. Dan untuk pengembangan selanjutnya kami berusaha memberikan layanan kredit sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga semua anggota mempunyai hak yang
sama
didalam
memanfaatkan
kredit
koperasi.
Dan
mewajibkan semua anggota untuk menambah simpanan wajib dan jika keuangan memungkinkan juga menyimpan uangnya melalui simpanan sukarela b. Unit Usaha Pertokoan Usaha pertokoan ini adalah merupakan usaha koperasi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan poko para anggotanya dan karyawan perusahaan dengan harga yang relative lebih murah dari harga
diluar
koperasi.
Dalam usaha
pertokoan ini selain
menyediakan bahan pokok juga menyediakan seperti pakaian, sepatu, alat kosmetik, tas, dan lain-lainnya. Dalam koperasi yang perlu
diperhatikan
adalah
meningkatkan
pelayanan
para
anggotanya. c. Unit Usaha Lain Unit usaha lain ini menjalin kerjasama dengan perusahaan yang mana dalam usaha ini tidak rutin, yang antara lain adalah
36
pengadaan ATK, sewa mesin las, pengadaan pakaian kerja dan sepatu kerja, dan lain-lainnya. d. Unit Usaha Foto Copy Kebutuhan perusahaan akan foto copy diupayakan dapat dipenuhi oleh unit Foto copy koperasi, dan dalam perkembangan diharapkan foto copy yang dimilki koperasi agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tetapi pada tahun 2000 pendapatan foto copy menjadi menurun hal ini dikarenakan perusahaan memiliki mesin foto copy sendiri. Namun dengan harga kertas yang terjadi fluktuasi, namun koperasi tetap mengupayakan harga jual dibawah harga diluar koperasi. 2.
Struktur Organisasi Koperasi Karyawan “Indra” a.
Pengurus Pengurus adalah perwakilan anggota yang dipilih melalui rapat anggota, yang bertugas mengelolah organisasi dan dan usaha. Idealnya, pengurus koperasi sebagai perwakilan anggota diharapkan mempunyai kemampuan manajerial, teknis, dan berjiwa
wirakoperasi,
sehingga
pengelolaan
koperasi
mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi. (Sitio Arifin;2001) Susunan pengurus Koperasi Karyawan “Indra” periode 2008-2010 adalah sebagai berikut:
37
1. Ketua
: Suroso
2. Sekretaris
: Nuhudawi
3. Bendahara
: Zaenal Mustofa
Pasal 29 ayat (2) UU Koperasi No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa “pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota”. Tugas Pengurus adalah: 1) Mengelola koperasi dan usahanya 2) Mengajukan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan belanja koperasi 3) Menyelenggarakan Rapat Anggota 4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban tugas 5) Memelihara buku daftar anggota dan pengurus 6) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib b.
Pengawas Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. (Sitio dan Tamba,2001) Pengawas di Koperasi karyawan “Indra” adalah Edi Sugianto. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat (1)
38
pengawas
bertugas
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan ayat (2) menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. c.
Manager Menurut Sri Apsari (1987;13) Manajer mempunyai tugas sebagai berikut: 1.
Mengkoordinir penyusunan rencana usaha dan anggaran dari masing-masing bagian yang ada dibawahnya dalam rangka menyusun rencana kerja dan mengajukan rencana kerja tersebut kepada pengurus
2.
Bersama dengan pengurus membahas dan menyiapkan rencana kerja dan anggaran untuk diajukan pada RAT
3.
Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan usaha koperasi
4.
Bertanggungjawab kepada pengurus atas semua kegiatan dan hasil usaha bagian-bagian yang ada dibawahnya
d.
Pengelola Sesuai dengan rencana kerja Koperasi Karyawan guna kelancaran pengelolaan jalannya organisasi dan usaha koperasi benar-benar meningkatkan sumber daya anggotanya.
39
Susunan pengelola di Koperasi Karyawan “Indra” sebagai berikut: 1. Bidang Administrasi
: Ika Wahyuni
2. Kasir
: Muhammad Fakhrudin
3. Pertokoan/ usaha lain
: Agus Lumanudin
Dimana masing-masing jabatan mempunyai tugas sesuai dengan bidangnya sebagai berikut: 1.
Bidang administrasi keuangan mempunyai tugas: Sri Apsari (1987;15) a. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan kas. b. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah administrasi keuangan atau pembukuan.
2.
Kasir mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan bukti yang lengkap sehubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan b. Menerima,
menyimpan
uang
serta
melaksanakan
administrasi kas c. Melakukan pembayaran atas perintah persetujuan manajer dengan bendahara atau ketua sesuai dengan ketentuan yang ada
40
d. Bertanggungjawab atas ketepatan jumlah penerimaan atau pengeluaran uang kas e. Memberi
laporan
saldo
kas
kepada
manajer/
administrasi atau pengurus menurut ketentuan/ tertib waktu yang telah ditetapkan 3.
Bagian Pertokoan mempunyai tugas: Sri Apsari (1987;16) a. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian barang. Meliputi: 1. Membantu
manajer
dalam
menyusun
rencana
pembelian barang 2. Melaksanakan pembelian barang 3. Melaksanakan administrasi pembelian barang b. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan barang di gudang. Meliputi : 1. Melaksanakan penyimpanan barang digudang 2. Memelihara dan mengamankan barang digudang 3. Melaksanakan administrasi barang yang ada di gudang c. Membantu dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan penjualan di toko. Meliputi : 1. Mengatur dan menyusun barang yang akan dijual 2. Melaksanakan pelayanan penjualan barang
41
3. Melaksanakan administrasi penjualan barang 4. Melaksanakan promosi e.
Rapat Anggota Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota mempunyai fungsi : 1.
Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi
2.
Menetapkan kebijakan umum koperasi
3.
Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan badan pengawas (serta penasehat bila diperlukan)
4.
Menetapkan dan mengesahkan Rencana Kerja maupun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja koperasi
5.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan pengurus dalam bidang organisasi maupun bidang usaha
6.
Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dan badan pengawas
7.
Menyelenggarakan Rapat Anggota minimal sekali dalam setahun
f.
Keanggotaan Jumlah anggota pada tahun 2004 dan 2005 tetap sebanyak 505 orang, dan pada tahun 2006 menurun menjadi 499, dan kemudian turun lagi sebanyak 484 orang pada tahun 2007. Hal ini terjadi karena angota sudah memasuki masa pensiun, ada
42
juga anggota yang meninggal dunia dan mengundurkan diri atas permintaanya sendiri. Koperasi
memajukan
kesejahteraan
anggota
pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi pelayanan anggota merupakan priorotas utama dibandingkan
dengan
masyarakat.
Dengan
demikian
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Analisis data pada laporan keuangan merupakan pengaplikasian dari berbagai alat atau teknik pada laporan keuangan dan data keuangannya dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan berguna untuk melakukan evaluasi kondisi
keuangan
perusahaan
atau
koperasi dan dapat
memberikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau koperasi itu sendiri. Pada dasarnya analisa rasio merupakan suatu perhitungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu laporan keuangan yang dinyatakan dalam bentuk matematis. Untuk kepentingan analisa rasio ini dilakukan secara time series sebagaimana
43
yang dilakukan rasio-rasio financial perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya.(Syamsuddin Lukman,2000;39) Sehingga dalam hal ini diharapkan selain kondisi posisi keuangan koperasi pada tahun yang bersangkutan dapat diketahui maka tingkat perkembangan dalam beberapa periode khususnya pada periode 2004 sampai dengan periode 2007 akan dapat diketahui pula manfaat analisa ini cenderung diarahkan bagi kepentingan pihak yang saat ini terkait erat dengan keberadaan koperasi. Namun demikian dapat pula dijadikan sebagai sumber informal bagi pihak yang berkepentingan lainnya. 1.
Analisa Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra Untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi keuangan koperasi
karyawan
“Indra”
serta
untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan manajemen dalam mengelola koperasi dalam hal ini digunakan analisa rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. Berdasarkan atas hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra, maka berikut ini akan dikemukakan analisa rasio keuangan dari tahun 2004 sampai 2007. Secara ringkas hasil perhitungan rasio tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
44
Tabel 1 Perkembangan Rasio Keuangan Kopkar “Indra” PT. Boma Bisma Indra Tahun 2004-2007 Keterangan Likuiditas Solvabilitas: 1. Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rentabilitas: 1. RMS 2. ROA 3. ATO 4. Profitabilitas
Tahun 2004 1468,49
Tahun 2005 1635,33
Tahun 2006 1299,7
Tahun 2007 707,55
380,56 235,74
917,5 563,23
835,67 576,08
425,53 240,73
19,01 11,78 1,09 37,25
45,15 27,71 2,45 61,33
27,7 19,1 1,61 57,18
35,23 19,93 1,26 62,04
Sumber data: Laporan keuangan koperasi karyawan ”Indra” Tahun 2004-2007 diolah
Keterangan: •
RMS = Rentabilitas Modal Sendiri
•
ROA = Return On Asset
•
ATO = Asset Turn Over
Likuiditas Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai likuiditas keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2004 nilai likuiditas sebesar 1468,49% pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1635,33%, hal ini disebabkan karena nilai aktiva lancar dan nilai pasiva lancar samasama meningkat sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan sampai pada tahun 2007 sebesar 1299,70% dan 707,55%, ini disebabkan karena nilai aktiva lancar dengan nilai pasiva lancar meningkat tidak seimbang. Nilai likuiditas sebesar itu disebabkan karena nilai pada aktiva
45
lancar lebih besar dibandingkan dengan nilai pasiva lancar. Perkembangan aktiva lancar dengan pasiva lancar dapat dilihat dibawah ini: Tabel 2 Perkembangan Nilai Aktiva Lancar Dan Nilai Pasiva Lancar Tahun
Aktiva Lancar
2004 2005 2006 2007
138.278.990,50 165.904.939 184.886.074 288.219.581
Perkembangan 27.625.949 18.981.135 103.333.507
Pasiva Lancar 9.416.378,90 10.145.032,20 14.225.251 40.734.975
Perkembangan 728.653,30 4.080.218,80 26.509.724,00
Sumber :Laporan Keuangan Kopkar ”Indra” Tahun 2004-2007 Solvabilitas Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas pada koperasi karyawan “Indra”, pada tahun 2004 sebesar 380,58 % mengalami peningkatan sebesar 917,50 % pada tahun 2005 ini disebabkan karena nilai total asset meningkat sedangkan pada total kewajiban mengalami penurunan. Dan pada tahun 2006 nilai solvabilitas sebesar 835,67 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 425,53% ini dikarenakan total asset dan total kewajiban sama-sama meningkat. Nilai solvabilitas sebesar karena nilai total asset lebih besar dibandingkan dengan total kewajiban pada tiap tahunnya. Dan apabila dilihat dari modal sendiri nilainya pada tahun 2004 sampai pada tahun 2007 mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2004 sebesar 235,74% mengalami peningkatan pada tahun 2005 sampai 2006 sebesar 563,23% dan 576,08% hal ini disebabkan karena nilai pada modal sendiri naik sedangkan pada total kewajiban mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2007 turun sebesar 240,73% ini dikarenakan modal
46
sendiri dengan total kewajiban sama-sama meningkat. Sedangkan nilai modal sendiri cenderung besar dikarenakan nilai pada modal sendiri leboih besar dibanding dengan nilai pada total kewajiban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3 Perkembangan Nilai Total Asset Dan Nilai Total Kewajiban Total Total Asset Perkembangan Kewajiban Perkembangan 141.866.492,5 0 2004 37.278.022,90 2005 169.492.441 27.625.949 18.473.301,20 -18.804.721,70 2006 188.473.576 18.981.135 22.553.520 4.080.218,80 2007 291.807.083 103.333.507 68.574.619 46.021.099,00 Sumber data: Laporan Keuangan Kopkar “Indra” Tahun 2004-2007
Tahun
Tabel 4 Perkembangan Modal sendiri Dan Total Kewajiban Total Tahun
Modal Sendiri
Perkembangan
Kewajiban
Perkembangan
-
37.278.022,90
-
2004
87.879.381,60
2005
104.046.991,80
16.167.610,20
18.473.301,20
-18.804.721,70
2006
129.925.721
25.878.729,20
22.553.520
4.080.218,80
2007
165.078.362
35.152.641,00
68.574.619
46.021.099,00
Sumber data: Laporan keuangan kopkar “Indra” Tahun 2004-2007
Rentabilitas Rasio yang termasuk dengan Rentabilitas adalah Rentabilitas Modal Sendiri (RMS), Return On Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO), dan Profitabilitas. Dimana pada tahun 2004 nilai RMS (Rentabilitas Modal Sendiri) sebesar 19,01 % dan pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 45,15 % hal ini disebabkan karena nilai SHU dan
47
modal sendiri sama-sama meningkat. Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 27,70% hal ini disebabkan nilai SHU mengalami penurunan dan modal sendiri meningkat. Sedangkan pada tahun 2007 meningkat sebesar 35,23%, hal ini disebabkan karena nilai SHU dan Modal sendiri sama-sama meningkat. Nilai pada SHU lebih besar daripada modal sendiri. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5 Perkembangan nilai SHU dan nilai Modal Sendiri Tahun SHU Perkembangan Modal Sendiri 2004 16.709.088 87.879.381,60 2005 46.972.148 30.263.060 104.046.991,80 2006 35.994.335 -10.977.813 129.925.721 2007 58.154.102 22.159.767 165.078.362 Sumber : Laporan Keuangan Kopkar ”Indra” tahun 2004-2007
Perkembangan 16.167.610,20 25.878.729,20 35.152.641,00
Dan pada nilai ROA (Return On Asset) mengalami fluktuasi naik turun pada tahun 2004 sebesar 11,78 % mengalami peningkatan pada tahun 2005 sebesar 27,71 % dikarenakan antara nilai SHU dan Asset pada koperasi sama-sama mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 19,10% dikarenakan SHU menurun dan asset koperasi meningkat. Pada tahun 2007 meningkat sebesar 19,93% disebabkan karena antara SHU dan Asset sama-sama meningkat. dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
48
Tabel 6 Perkembangan Nilai SHU Dan Nilai Asset Tahun SHU Perkembangan ASSET 2004 16.709.088 141.866.492,50 2005 46.972.148 30.263.060 169.492.441 2006 35.994.335 -10.977.813 188.473.576 2007 58.154.102 22.159.767 291.807.083 Sumber: Laporan Keuangan Kopkar ”Indra” Tahun 2004-2007
Perkembangan 27.625.949 18.981.135 103.333.507
Dan apabila dilihat dari nilai ATO (Asset Turn Over) mengalami fluktuasi naik turun, pada tahun 2004 sebesar 1.09 kali meningkat pada tahun 2005 sebesar 2.45 kali ini disebabkan karena volume usaha dan asset koperasi sama-sama meningkat, tetapi pada tahun 2006 menurun sebesar 1.61 kali disebabkan karena asset meningkat sedangkan volume usaha menurun. Dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar1.26 kali ini dikarenakan nilai pada volume usaha dan asset meningkat tetapi tidak seimbang. Nilai volume usaha lebih besar dibandingkan dengan asset. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7 Perkembangan Nilai Volume Usaha Dan Nilai Aset Volume Tahun Usaha Perkembangan ASSET 2004 155.001.687 141.866.492,50 2005 414.984.700 259.983.013 169.492.441 2006 303.979.830 -111.004.870 188.473.576 2007 366.274.720 62.294.890 291.807.083 Sumber: laporan keuangan Kopkar ” Indra” Tahun 2004-2007
Perkembangan 27.625.949 18.981.135 103.333.507
Sedangkan apabila dilihat pada nilai profitabilitasnya pada tahun 2004 sebesar 37,25 % meningkat pada tahun 2005 sebesar 61,33 % disebabkan pendapatan bruto dan SHU sama-sama meningkat, sedangkan pada tahun 2006 menurun sebesar 57,18 % dikarenakan antara SHU dan
49
pendapatan bruto sama-sama menurun dan pada tahun 2007 naik sebesar 62,04% dsebabkan karena nilai SHU dan profitabilitas sama-sama meningkat. dan nilai Pendapatan bruto lebih besar daripada SHU. Perkembangan SHU dengan nilai pendapatan bruto dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8 Perkembangan Nilai SHU Dan Pendapatan Bruto Pendapatan Tahun SHU Perkembangan Bruto 2004 16.709.088 44.852.873 2005 46.972.148 30.263.060 76.584.800 2006 35.994.335 -10.977.813 62.945.280 2007 58.154.102 22.159.767 93.733.822 Sumber : Laporan Keuangan Kopkar ”Indra” tahun 2004-2007
2.
Perkembangan 31.731.927 -13.639.520 30.788.542
Indikator Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra selama tahun 2004 sampai 2007 sesuai dengan standart keuangan koperasi, maka langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a)
Menghitung Rasio Keuangan Rasio yang digunakan disini meliputi tiga aspek yaitu: 1. Likuiditas 2. Sovabilitas terdiri dari: a. Solvabilitas b. Modal Sendiri 3. Rentabilitas terdiri dari: a. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) b. Return On Asset (ROA)
50
c. Asset Turn Over (ATO) d. Profitabilitas b)
Menghitung Realisasi atau nilai kotor rasio (menunjuk pada standar penilaian klasifikasi koperasi). Nilai kotor disesuaikan dengan kriteria dari dinas koperasi untuk masing-masing aspek memiliki kriteria yang berbeda-beda. Dari
penyesuaian
nilai
kotor
terhadap
kriteria
didapatkan realisasi nilai sebagai berikut: Tabel 9 Realisasi atau Nilai Kotor Rasio Keuangan Koperasi Karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra Tahun 20042007 Keterangan
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Likuiditas 0 0 Solvabilitas: 1. Solvabilitas 0 0 2. Modal Sendiri 100 100 Rentabilitas: 1. RMS 75 100 2. ROA 100 100 3. ATO 50 50 4. Profitabilitas 100 100 Sumber data: Laporan Keuangan Kopkar ”Indra”
c)
0
Tahun 2007 0
0
0
100
100
100 100 50 100
100 100 50 100
Menghitung Skor Skor
= Nilai Kotor X Bobot
Untuk semua rasio memiliki nilai bobot yang sama yaitu 3
51
1. Tahun 2004 Likuiditas
=0
X3
=0
X3
=0
Solvabilitas: •
Solvabilitas
=0
•
Modal Sendiri
= 100 X 3
= 300
Rentabilitas: •
RMS
= 75
X3
= 225
•
ROA
= 100 X 3
= 300
•
ATO
= 50
X3
= 150
•
Profitabilitas
= 100 X 3
= 300
Skor
=1275
2. Tahun 2005 Likuiditas
=0
X3
=0
X3
=0
Solvabilitas: •
Solvabilitas
=0
•
Modal Sendiri
= 100 X 3
= 300
Rentabilitas: •
RMS
= 100 X 3
= 300
•
ROA
= 100 X 3
= 300
•
ATO
= 50
= 150
•
Profitabilitas
= 100 X 3
Skor
X3
= 300 = 1350
52
3. Tahun 2006 Likuiditas
=0X3
=0
Solvabilitas: •
Solvabilitas
=0X3
=0
•
Modal Sendiri
= 100 X 3
= 300
Rentabilitas: •
RMS
= 100 X 3
= 300
•
ROA
= 100 X 3
= 300
•
ATO
= 50 X 3
= 150
•
Profitabilitas
= 100 X 3
= 300
Skor
= 1350
4. Tahun 2007 Likuiditas
=0X3
=0
Solvabilitas: •
Solvabilitas
=0X3
=0
•
Modal Sendiri
= 100 X 3
= 300
Rentabilitas: •
RMS
= 100 X 3
= 300
•
ROA
= 100 X 3
= 300
•
ATO
= 50 X 3
= 150
•
Profitabilitas
= 100 X 3
= 300
Skor
= 1350
53
d)
Menghitung Jumlah Total Skor dan Jumlah Total Bobot Total Skor Tahun 2004 =1275 Total Skor Tahun 2005 =1350 Total Skor Tahun 2006 =1350 Total Skor Tahun 2007 =1350 Total Bobot untuk semua penilaiannya adalah 21
e)
Menghitung Nilai Bersih Nilai Bersih
=
JumlahSkor JumlahBobot
Bobot untuk tiap aspek adalah sama yaitu 3. Untuk mendapatkan total skor, maka realisasi yang disesuaikan dengan standar keuangan koperasi dari dinas koperasi dikalikan 3 dan nilai bersih didapatkan dari total skor dibagi dengan total bobot (21). f)
Membandingkan Nilai Bersih dengan standar keuangan koperasi
karyawan
“Indra”
kriteria
penilaian
klasifikasi
koperasi dari dinas koperasi adalah : a.
Nilai 85 – 100 poin A
b.
Nilai 70 – 84 poin B
c.
Nilai 55 – 69 poin C
d.
Nilai <55 poin D
Dari hasil perhitungan rasio keuangan koperasi, maka berdasarkan standart penilaian koperasi karyawan ”Indra” PT. Boma Bisma Indra, tersebut masuk dalam kriteria sebagai berikut: 54
a. Tahun 2004 Tabel 10 Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” Tahun 2004 Keterangan Likuiditas Solvabilitas : 1. Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rentabilitas : 1. RMS 2. ROA 3. ATO 4. Profitabilitas Total Skor Total Bobot Nilai Bersih
Hasil Rasio 1468,49
Realisasi 0
Skor
380,56 235,74
0 100
0 300
19,01 11,78 1,09 37,25
75 100 50 100
225 300 150 300 1275 21 60,71
0
Sumber Data: laporan keuangan Kopkar “Indra” tahun 2004 diolah
Pada tahun 2004 memiliki nilai bersih 60,71 dan masuk dalam criteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar antara 55-69, maka koperasi karyawan “Indra” dinilai cukup berhasil meskipun kurang memuaskan dengan nilai C. hal ini terjadi karena aspek likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan denga standart keuangan koperasi mendapat poin 0, sedangkan untuk aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan poin 100 saja yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara solvabilitasnya sendiri poinnya 0. aspek rentabilitas mendapat poin 325, yaitu RMS mendapat poin 75, sementara untuk ROA dan Profitabilitas masingmasing mendapat poin 100, sedangkan ATO mendapat poin 55
50. Total skor 1275, jadi pada tahun 2004 terdapat dua poin dengan nilai 0, satu poin dengan nilai 75, satu poin mendapat nilai 50 dan tiga poin saja mendapatkan nilai 100. b. Tahun 2005 Tabel 11 Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” Tahun 2005 Keterangan Likuiditas Solvabilitas : 1. Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rentabilitas : 1. RMS 2. ROA 3. ATO 4. Profitabilitas Total Skor Total Bobot Nilai Bersih
Hasil Rasio 1635,33
Realisasi 0
Skor
917,50 563,23
0 100
0 300
45,15 27,71 2,45 61,33
100 100 50 100
300 300 150 300 1350 21 64,29
0
Sumber data: Laporan keuangan Kopkar “Indra” tahun 2005 diolah
Pada tahun 2005 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69, maka koperasi karyawan “Indra” dinilai cukup berhasil meskipun kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat
56
nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100, ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100. Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2005 terdapat dua poin dengan nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100.
c. Tahun 2006 Tabel 12 Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” Keterangan Likuiditas Solvabilitas : 1. Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rentabilitas : 1. RMS 2. ROA 3. ATO 4. Profitabilitas Total Skor Total Bobot Nilai Bersih
Tahun 2006 Hasil Rasio 1299,7
Realisasi 0
Skor
835,67 576,08
0 100
0 300
27,7 19,1 1,61 57,18
100 100 50 100
300 300 150 300 1350 21 64,29
0
Sumber data:laporan keuangan Kopkar “Indra” tahun 2006 diolah
Pada tahun 2006 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69, maka koperasi karyawan “Indra” dinilai cukup berhasil meskipun kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara 57
solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100, ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100. Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2006 terdapat dua poin dengan nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100. d. Tahun 2007 Pada tahun 2007 memiliki nilai bersih yaitu 64,29 dan masuk dalam kriteria ketiga yaitu dengan nilai berkisar 55-69, maka koperasi karyawan “Indra” dinilai cukup berhasil meskipun kurang memuaskan dengan nilai C. Hal ini terjadi karena aspek likuiditas dari nilai kotor yang diperoleh dan disesuaikan dengan standart keuangan koperasi mendapat nilai 0, sedangkan untuk aspek solvabilitas secara keseluruhan mendapatkan nilai 100 saja yaitu 100 untuk modal sendiri terhadap hutang, sementara solvabilitasnya sendiri nilainya 0. Aspek Rentabilitas mendapat nilai 350 yaitu RMS dan ROA masing-masing mendapat nilai 100, ATO mendapat nilai 50, sedangkan Profitabilitas nilainya 100. Total Skor 1350. Jadi untuk tahun 2007 terdapat dua poin dengan nilai 0, satu poin dengan nilai 50, dan empat poin dengan nilai 100.
58
Tabel 13 Hasil Penilaian Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan “Indra” Tahun 2007 Keterangan Likuiditas Solvabilitas : 1. Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rentabilitas : 1. RMS 2. ROA 3. ATO 4. Profitabilitas Total Skor Total Bobot Nilai Bersih
Hasil Rasio 707,55
Realisasi 0
Skor
425,53 240,73
0 100
0 300
35,23 19,93 1,26 62,04
100 100 50 100
300 300 150 300 1350 21 64,29
0
Sumber data:laporan keuangan Kopkar “Indra” tahun 2007 diolah
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan dari analisa data dan pembahasan terhadap laporan keuangan koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra yaitu dari neraca dan perhitungan hasil usaha pada tahun 2004 sampai 2007, maka penulis menyimpulkan keadaan koperasi sesuai dengan hasil analisa, sebagai berikut: 1.
Keadaan keuangan koperasi karyawan “Indra” bila ditinjau dari aspek Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas adalah sebagai berikut: a.
Kemampuan Likuiditas keuangan koperasi karyawan “Indra” selama empat tahun terakhir yaitu pada tahun 2004 sampai tahun 2007 mempunyai nilai yang tinggi sehingga melebihi nilai standar rasio, ini menyebabkan manajemen dalam pengelolaan dananya kurang efektif dikarenakan terlalu berani mengambil resiko (spekulatif) yang nantinya berdampak pada pengurangan terhadap modal yang dimiliki koperasi dan resiko tidak terbayarnya kewajiban jangka panjangnya.
b.
Kemampuan keseluruhan dana yang dialokasikan koperasi untuk menjamin keseluruhan hutang menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam menggunakan dana yang dimiliki,
60
terlihat dari semakin meningkatnya rasio
hutang, tetapi
kemampuan koperasi dalam membayar hutang jangka panjang dapat terpenuhi karena total asset yang dimiliki besarnya melebihi dari total kewajibannya. c.
Dari hasil aspek rentabilitas yaitu kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dengan modal yang dioperasikannya, menunjukkan perkembangan yang kurang khususnya terlihat pada nilai ATO yang tiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini berarti kemampuan dalam perputaran modal koperasi
2.
Selama empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2004 sampai 2007, berdasarkan standar penilaian dinas koperasi koperasi karyawan “Indra” PT. Boma Bisma Indra masuk dalam kriteria yang ketiga yaitu koperasi memiliki nilai yang berkisar antara 55-69 dengan nilai C. Untuk masing-masing tahun adalah 60,71 pada tahun 2004 dan pada tahun 2005 sampai tahun 2007 mempunyai nilai yang sama yaitu 64,29. artinya koperasi masih belum cukup berhasil karena untuk aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas yang dilihat pada nilai ATOnya masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Yang mana dapat disimpulkan koperasi dinilai cukup berhasil disebabkan karena nilai likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Nilai Likuiditasnya 0, nilai solvabilitasnya sendiri juga sama yaitu 0, dan nilai rentabilitas yang dilihat dari nilai ATO adalah 50.
61
B.
Saran-saran Baik beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh pengurus dalam pengelolaan usahanya agar lebih baik lagi dimasa yang akan datang, yaitu: 1.
Untuk dapat memperbaiki tingkat keberhasilannya sesuai dengan standar penilaian dinas koperasi, maka koperasi dapat memperbaiki likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasnya yang dilihat pada nilai ATO perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dalam penggunaan aktiva dalam membiayai kegiatan koperasi dan dapat menghasilkan volume usahanya
2.
Kemampuan managerial dari pengelola koperasi perlu diperhatikan dan ditingkatkan dalam pengelolaan dana koperasi agar dana lebih produktif lagi dalam penggunaannya.
3.
Meningkatkan peran serta anggota dalam bertransaksi dengan koperasi agar koperasi dapat lebih berprestasi dan lebih baik lagi.
4.
Hendaknya dilakukan analisa terhadap laporan keuangan baik itu analisa likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitasnya untuk mengetahui semakin efektif tidaknya atau berhasil tidaknya manajemen koperasi yang ada untuk prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
62