BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen yang berbelanja ditoko ritel modern, terutama untuk konsumen yang hidup diperkotaan lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh gaya orang kota yang menghendaki berbelanja ditempat yang nyaman, praktis dan memiliki pilihan barang yang lengkap. Gerai-gerai ritel modern mengalami perkembangan yang cukup pesat, kehadiran gerai - gerai ini membuat konsumen semakin banyak memiliki pilihan tempat untuk berbelanja. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun terakhir ternyata juga menjadi fenomenal di Asia, khususnya di antara negara berkembang. Indonesia bahkan menempati peringat tiga pasar ritel terbaik di Asia. Industri ritel Indonesia tahun 2012 ini diperkirakan tumbuh menjadi US$134 miliar (Rp1.206 triliun) dan melonjak menjadi US$223 miliar (Rp2.007 triliun) pada 2015. Indonesia harus bersyukur dengan underlying ekonominya yang sangat kuat berupa populasi penduduk yang mencapai 235,5 juta jiwa. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia juga terus naik dengan pertumbuhan infrastruktur industri ritel yang terus meningkat akan menunjang penjualan ritel bahan pangan.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Pertumbuhan properti komersial yang cukup pesat juga mendorong permintaan terhadap industri ritel. Hal tersebut selanjutnya memicu ekspansi berbagai jenis perusahaan ritel melalui penambahan gerai tokonya. Hasil survei penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa indeks penjualan riil selama 1H12 menunjukkan trend peningkatan dibandingkan tahun lalu dengan pertumbuhan indeks bulanan rata-rata di atas 10%. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) pada tahun 2012 ini juga memperkirakan nilai penjualan ritel mencapai Rp138 triliun, tumbuh sebesar 15% dari penjualan tahun 2011 yang sebesar Rp 120 triliun. Dalam tren penjualan ritel terdapat siklus dimana kontribusi penjualan pada semester I dibandingkan dengan semester II berada pada kisaran 40%:60% hingga 45%:55%. Permintaan produk kebutuhan sehari hari (Fast Moving Consumer Goods/FMCG), terutama makanan dan minuman masih menjadi driver utama permintaan industri ritel
Sumber : Aprindo 2012
Gambar 1.1 Pertumbuhan Omset Ritel Modern Nasional Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Hasil survei The Nielsen Company menunjukkan perkembangan pasar FMCG yang cukup kuat diIndonesia selama tiga tahun terakhir. Secara nominal, pasar FMCG tumbuh berturut-turut sebesar 4,7%, 8,1%, dan 11,6% pada tahun 2009-2011. Sementara secara volume, pasar FMCG tumbuh sebesar -1,4% (imbas krisis global), 6%, dan 6,5% untuk periode yang sama. Untuk tahun 2012, nilai pasar FMCG Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 13% secara nominal. Hingga 1Q12, pasar FMCG tumbuh sebesar 9,6% secara nominal, sedangkan secara volume tumbuh sebesar 4,9%. Besarnya jumlah penduduk dan meningkatnya jumlah golongan masyarakat “middle class” di tanah air menjadikan Indonesia sebagai pasar ritel yang cukup menjanjikan. Saat ini golongan masyarakat “middle class” diperkirakan menyumbang sebesar 44% terhadap pembelanjaan FMCG. (Industry Update, Volume 17, Agustus 2012).
Sumber : AC Nielsen, Shopper Trend 2012 (Industry Update, Volume 17, Agustus 2012)
Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Pasar FMCG Indonesia Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Potensi pengembangan ritel modern di Indonesia masih cukup besar. Kenaikan share perdagangan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pada ritel modern di Indonesia selama 10 tahun terakhir meningkat cukup pesat. Dalam hal ini, share ritel modern meningkat dari 25% pada tahun 2002 menjadi 41% pada 1H11. Kenaikan share perdagangan FMCG pada ritel modern didorong oleh kenaikan share pada format minimarket, yaitu dari sebesar 5% pada tahun 2002 menjadi 21% pada 1H11 meskipun secara share perdagangannya masih relative lebih kecil dibandingkan hypermarket dan supermarket. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 1.3 berikut.
Sumber : (Industry Update, Volume 17, Agustus 2012)
Gambar 1.3 Indonesian Share Of Trade
Sementara itu terlihat jelas perkembangan jumlah gerai ritel modern di Indonesia selama periode 2004-2010 pada Gambar 1.4, format minimarket mencatat pertumbuhan rata-rata per tahun tertinggi (20,2%), diikuti convenience store (19,6%) dan
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
hypermarket (14,6%). Sedangkan untuk format supermarket mulai cenderung ditinggalkan dengan pertumbuhan gerai rata-rata 2% per tahun.
Sumber : AC Nielsen, shopper trend 2012 Dalam (Industry Update, Volume 17, Agustus 2012)
Gambar 1.4 Jumlah Toko Ritel Modern Di Indonesia
Rencana ekspansi beberapa perusahaan ritel modern terlihat cukup pesat. Sekitar 78% jumlah gerai ritel modern saat ini berlokasi di Pulau Jawa, seiring dengan konsentrasi pasar ritel. Pulau Jawa masih menjadi penyumbang revenue terbesar sebagian besar perusahaan ritel modern (>60%). Namun demikian, beberapa peritel sudah melakukan peningkatan ekspansi ke beberapa kota besar di luar Pulau Jawa, khususnya daerah kaya sumber daya alam (pertambangan dan perkebunan). Pada tahun 2010, pertumbuhan jumlah gerai ritel modern di Sumatera mencapai 55%, lebih tinggi dibandingkan Jawa yang sebesar 35%.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Menyadari besarnya potensi pasar ritel Indonesia, semakin banyak pemain asing yang tertarik masuk dalam bisnis ini sehingga memperketat persaingan dengan peritel lokal. Beberapa peritel asing yang cukup agresif melakukan ekspansi antara lain Carrefour (Perancis), Giant (Malaysia), Lotte (Korea Selatan), 7-Eleven (AS), Circle K (AS), dan Sogo (Jepang). Biaya tenaga kerja, sewa gedung, dan energi, khususnya listrik mendominasi (~65%) struktur biaya operasi perusahaan ritel modern. Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah menjadi faktor yang harus diperhatikan oleh peritel dengan import content yang cukup besar mengingat kecenderungan rupiah yang melemah beberapa bulan terakhir, dan diperkirakan akan berlanjut sampai dengan akhir tahun. Tingginya tingkat persaingan menyebabkan peta industri ritel mengalami perubahan, terutama akibat intensitas keluar masuknya peritel asing serta akuisisi yang dilakukan peritel. Sebagai tambahan untuk kekuatan di segmen ritel, beberapa perusahaan ritel dengan segmen supermarket mulai melebarkan sayapnya dengan berubah menjadi segmen hypermarket. Dan menjadi lebih besar lagi dengan menjadikan hypermarketnya sebagai hypermarket internasional. Kalau sebelumnya para pengusaha ritel membuka segmen supermarket untuk pelanggan yang menginginkan atmosfer berbelanja yang nyaman dan pelayanan yang terbaik. Sedangkan segmen hypermarket dibuka untuk mengakomodasi entusiasme publik untuk berbelanja dengan pelayanan yang baik dengan harga yang hemat.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Berdasarkan hasil pencarian dari beberapa sumber yang diperoleh, berikut ini beberapa perusahaan peritel di Indonesia yang bersaing untuk klasifikasi hypermarket. Tabel 1.1 Perusahaan- Perusahaan Ritel Di Indonesia Untuk Klasifikasi Hypermarket Nama Perusahaan Ritel
Nama Gerai
Jumlah Gerai
PT. Matahari Putra Tbk PT. Carrefour Indonesia PT. Hero supermarket Tbk PT. Lotte Shopping Indonesia
Matahari Hypermart Carrefour Giant Hypermarket Lotte
Metro Group
Hypermarket Metro Cash & Carry
81 85 44 25 gerai sampai oktober 2011 Baru akan dibuka agustus 2012
Sumber : Berbagai Sumber Diolah
Berdasarkan Tabel 1.1, nama perusahaan Hero Group secara resmi menjadi salah satu ritel global dari Indonesia dan beroperasi seperti ritel kelas dunia lainnya. PT. Hero Supermarket Tbk melebarkan sayapnya dan berubah menjadi Giant untuk segmen Hypermarket. Giant Hypermarket dibuka untuk mengakomodasi entusiasme publik untuk berbelanja dengan pelayanan yang baik dengan harga yang hemat. Giant Hypermarket pertama dibuka di Indonesia pada 2002, berlokasi di Villa Melati Tangerang. Sebagai tambahan untuk kekuatan di segmen ritel, saham Hero Group menjadi lebih besar dengan adanya Giant sebagai hypermarket internasional. PT Hero Supermarket Tbk mempekerjakan lebih dari 13,700 orang dan melayani pelanggan di 558 gerai. Terhitung dari 30 Juni 2012 , perusahaan ini telah mengoperasikan 43 gerai Giant Hypermarket, 130 gerai Hero & Giant supermarket, 241 gerai kesehatan dan kecantikan Guardian dan 144 gerai Starmart.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Giant Hypermarket yang kegiatan bisnisnya mempunyai konsumen yang banyak diseluruh Indonesia, pada tahun 2008 membuka gerainya di Purwakarta bertempat di JL. Taman Pahlawan, No. 24 – 26 dan menjadi satu-satunya ritel dengan segmen hypermarket yang ada di Purwakarta. Pada awal dibuka dua tahun pertama Giant me m p u n y ai
Hypermarket Purwakarta b a n y a k m u l ai
se k itar
+
29 0 0. 0 0 0,
m e n g ala m i
2 0 1 0
m e n ja di
h asil
pra
la n gs u n g
teta pi
pe n uru n a n
m u lai
ta h u n
2. 7 0 0. 0 0 0.
Berd asar ka n
d e n ga n
piha k
suat u
oleh
b er dasar ka n
ya n g
P u r w a k arta
K a r a w a n g
dan
diluar
kota
P u r w a k arta
dihara p k a n
fa kt or e kster nal
B a n d u n g,
ad a
D e n g a n
da n
perila k u
di da pat
pe n y e ba b n y a m a u p u n
lain
pesat.
kara kteristi k
fa kt o r
apala gi Gia nt
se p e rt i
cu k u p
yan g
–
perl u
kota- k ota
k o ns u m e n
fa kt or
ya n g
terha d a p
a da
k a b u p ate n
m e n cer m ati
ters e b u t
m a n aje m e n,
pen g a m atan
p er ke m b a n g a n n y a
Gia nt,
G ia nt
m asala h
piha k
h y p er m a r k e t
w a w a n c ara
m a n aje m e n
ko ns u m e n
m e r u p a ka n
ya n g
a kan
p e nelitia n
p e n u r u n a n
d iteliti
+
pa da
k o ns u m e n
K a b u p ate n di keta h u i bai k
dari
dari inter n al.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
P e n u r u n a n p a da
k o ns u m e n
seb u a h
m a sala h serius
yan g
ole h
y a n g
ber be la nja
ritel
m e r u p a ka n
suatu
perl u
diper hati ka n
se c a r a
p i ha k
m a n a je m e n
peru sahaa n,
agar tetap mampu terus bertahan/ bersaing dan menghasilkan laba. Penurunan konsumen ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: adanya penurunan kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan ritel, penurunan minat beli dan keputusan pembelian konsumen itu sendiri pada sebuah perusahaan ritel. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mencoba untuk meneliti penerapan bauran ritel dari faktor merchandise dan layanan yang dijadikan skala pengukuran untuk Retail Service Quality (RSQ) dan pengaruhnya terhadap minat beli konsumen dalam meningkatkan keputusan pembelian, dengan melakukan survei pada konsumen Giant Hypermarket yang ada di Kabupaten Purwakarta . . P e nelitia n p e m i k ira n p asar
ini
dila k u k a n
atas
b a h w a
k o n su m e n
m e ru p a k a n
sasara n
d ita w a r ka n, p r o d u k
m a m p u d a n
B i la
dan
dan
terja di
pr o d u k
diteri m a
ter ga nt u n g pr o d u k
da pat
kei n gi n a n n y a,
m e m b e li a ka n
ma ka
sang at
k o ns u m e n.
dari
ata u
dari
di
m ata
m e m e n u h i m a k a
di hara p ka n pe m b e lia n
yan g ti d a k n y a
pe n eri m a a n k o ns u m e n keb ut u h a n
k o ns u m e n di
ke m u d i a n
ula n g,
dasar
a ka n hari
se b ali k n y a
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
b ila
pro d u k
tida k
m a m p u
k e b ut u h a n
k o ns u m e n
k o ns u m e n
ti d a k
p a da k e
a k hir n y a
pr o d u k lain S e cara
san gat
F a kt or
sti m u l us d ari
m i n at
pa da
kita
d a n
um u m n y a
fa kt or
dari
psik o l o gis
k e p erca yaa n , b elajar ya n g
dan
ya n g
diri
ke uan g a n, k o nse p
ya n g
ter diri bu d a y a.
it u se n d i r i k o ns u m e n
dala m ga ya
diri)
(m o t i v asi, perila k u
dari
marketing mix s e r t a
internal
dala m
dan
terd iri
serta
tercer m i n k a n
(k o n d isi
in t e r n a l.
pe m asara n
kel o m p o k
u nt u k
fa kt o r,
fa kt or
lain n y a
antara lain
as p e k hid u p,
jug a
dari
p erse psi,
serta
p r oses
dilal u i k o n s u m e n ).
K o n s u m e n u m u m n y a
bera ga m
ling k u n g a n
k e p ri ba dia n, aspe k
k o ns u m e n
seb a g ai
berasal
p ri ba di
bela nja
ke nal
S e da n g k a n
y a n g
ber pali n g
sti m u l u s
kel uarg a,
y a n g
a ka n
oleh
e kster nal
m aca m
u m u m n y a
yan g
y a n g seje n is.
intern al
b er ba gai
se n d iri n y a
m e m b e li n y a
k o ns u m e n
u m u m
fa kt o r
d e n ga n
a ka n
dipen g ar u h i
y a k n i
m e m e n u h i
ber usa ha
se b e l u m m e n e nt u k a n
m e m b e li m e n ga p a,
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
a pa,
di m a n a
p r o d u k.
da n
D ala m
terse b ut,
pa da
m e m i li ki terte nt u
dala m
p e m b elia n
ini
ra g a m yan g
p er da ga n ga n
pula
ya n g
di
G i a nt
pr o d u k
m aca m
da n
H y p e r m ar k et.
d e n ga n
me na w a r ka n da n
ya n g
y a n g
m e m b erik a n
k e m u d a h a n
me n d a patk a n pa da
ketep ata n
/
p ula
p r o d u k,
pela ya n a n
ada m e m b u at
H y p e r m a r k et
de n ga n
Be gitu
b ara n g serta
bida n g
m e m b eri k a n
S u p er m a r k e t
d i k e he n d a ki
m e r u p a k a n di
ke m u d a ha n.
k u alitas
dia m b i l
m e m u t us k a n
ber gera k ecera n
k e n y a m a n a n
terat ur,
a ka n
sebelu m
kele n g k a pa n
d i d u k u n g
da n
Perti m b a n ga n -
H y p er m a r k et
b era ne ka
d e n ga n
aka n
preferensi
ber belan ja.
p r o d u k
G i a nt
b er ba gai
perta n y aa n
te nt u n y a
ba n y a k
k o nsu m e n
b is nis
m e m b e li
perti m b a n g a n - p erti m b a n g a n
p erti m b a n g a n
h ar ga
m e n ja w a b
k o ns u m e n
d i ha da p k a n
o le h
ba gai m a n a
da n
per be daa n
lai n.
Gia nt
efisie nsi
kare na
bara n g
ya n g
wa kt u
terte ntu
pe nataa n
rua n g
pe m b a yara n
da n
da n ya n g
suasa na
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
y a n g
diatur sede m i k ia n
r u pa
sehi n g g a
para
k o ns u m e n m e rasa betah. Tingkat kualitas layanan yang superior juga merupakan kunci lain perusahaan ritel agar tetap mampu terus bertahan dan menghasilkan laba. Dalam jangka panjang tingkat kualitas layanan yang superior diharapkan akan mampu mendatangkan beberapa manfaat berupa kepuasan pelanggan, loyalitas konsumen, pangsa pasar yang menjadi lebih besar, peningkatan harga saham serta harga jual produk/jasa dan pada akhirnya akan mendorong peningkatan produktifitas perusahaan ritel itu sendiri.
Seluruh
manfaat tersebut pada gilirannya juga akan berkontribusi pada peningkatan daya saing berkesinambungan bagi perusahaan retail yang mengupayakan pemenuhan kualitas bersifat layanan bagi pelanggan. Pada dasarnya kualitas layanan ritel dapat dihitung, tetapi penilaian terhadap kualitas layanan tidak dapat dilakukan dengan mudah. Berbeda dengan barang (produk fisik) yang bersifat tangible (nyata), sedangkan jasa/layanan bersifat intangible (tidak nyata), sesuai dengan sifatnya yang tidak kasat mata, penilaian terhadap kualitas layanan menjadi sulit untuk dilakukan. Kualitas layanan hanya dapat dihitung menggunakan suatu metode tertentu yang telah dirancang khusus sesuai dengan sifat jasa/layanan. Untuk
pengembangannya
setiap
perdagangan
diantaranya dari faktor merchandise dan layanan
menerapkan
sebagai
bauran
ritel,
salah satu faktor yang
menjadi alasan penting bagi konsumen untuk berbelanja pada sebuah toko. Keyakinan pelanggan untuk melakukan pembelian suatu produk dan kepercayaan pelanggan yang didukung oleh atmosper toko yang baik serta tingkat pelayanan yang memuaskan akan Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13
sangat berpengaruh terhadap minat beli pelanggan dan diharapkan akan berdampak pada keputusan pembelian produk-produk yang ada ritel tersebut dan akan berpengaruh pada loyalitas pelanggan. M i n at suatu
beli
proses
y a n g
belajar
m e m b e nt u k
p e m b elia n y a n g
ko ns u m e n
in i
terus
m e n ja di y a n g
pa da
a ka n
m e n ci ptak a n
m o t i v asi
sang at
keti k a
m e m e n u h i
da n k uat
se ora n g
ke b utu h a n n y a apa
yan g
ada
be n a k n y a itu.
M e n u r ut
M o w e n
( 2 0 0 7: 1 1 ) d i g u n a k a n p r oses
M i n at
be na k n y a
ya n g
akhir n ya
h ar us
pem i k i ra n
suatu
dala m
kei n gi nan
dari
perse psi.
m e n g a kt ualisasi k a n
d i dala m
efe k u nt u k
pe m r osesa n
S h elia
m i n at
ke y a ki na n
k o ns u m e n
atri b ut,
m a n faat
beli uruta n
( beliefs),
si ka p
( behavior ) y a n g
m eru p a k a n
inf o r m asi.
K e y a ki n a n
pe n geta h u a n
d i m ili ki
m e n g e val uasi
E va
m e n g g a m b a r ka n
perila k u
m e n u n j u k k a n
dala m hirar ki
m u n c ul n y a
( attitudes ) d a n taha p
proses
suatu
tere ka m
suatu
k o ns u m e n
dan
diper o le h
k o g n itif
den g a n da n
in f o r m a s i),
ya n g
m e n g ait ka n
ob ye k
(d e n g a n
se m e n ta ra
it u
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14
si ka p
m e n g a c u
resp o n
efe k tif n ya.
ac ua n
ke pad a Si kap
ya n g
( L o u n d o n
1 9 9 3 ).
Perila k u
S h eila
(2 0 0 7: 1 1 )
di kerjak a n
m e m b u a n g
berla k u
ata u
se b a g a i
m e m p e n g ar u h i
lin g k u n g a n n y a
y a n g
perasaan
d a n
da n
m e n u r ut
D ela
M o w e n
adala h
se gala
k o ns u m e n
u nt u k
m e n g g u n a k a n
dari B itta, dala m sesuat u
m e m b e li,
pr o d u k
da n
jasa. Melihat fenomena masalah yang terjadi pada ritel Giant Hypermarket Purwakarta tersebut, maka
perl u
p erila k u terle bi h y a n g
dicer m ati
ko ns u m e n bisn is
ini
p o k o k
bisnis
ber h u b u n g a n ba gi
da n
sebaik - b ai k n y a,
m er u p a k a n
lan g su n g
k e b ut u h a n
kara kteristi k
ecera n d e n g a n
k o n s u m e n a k h i r.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang Retail Service Quality (RSQ), minat beli dan keputusan pembelian dengan melakukan survey langsung pada konsumen Giant Hypermarket Purwakarta. Untuk itu pada penelitian ini penulis mengambil judul : “Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli
Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian . “(Survei pada Konsumen
Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta).
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya, sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran Retail Service Quality (RSQ) pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta? 2. Bagaimana gambaran minat beli konsumen pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta? 3. Bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta? 4. Seberapa besar pengaruh Retail Service Quality (RSQ) terhadap minat beli konsumen? 5. Seberapa besar pengaruh minat beli terhadap keputusan pembelian pembelian? 6. Seberapa besar pengaruh Retail Service Quality (RSQ) terhadap minat beli dan dampaknya terhadap keputusan pembelian konsumen 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana gambaran Retail Service Quality (RSQ) pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta 2. Mengetahui bagaimana gambaran minat beli konsumen pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta? 3. Mengetahui bagaimana gambaran keputusan pembelian konsumen pada Giant Hypermarket di Kabupaten Purwakarta Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh Retail Service Quality (RSQ) terhadap minat beli konsumen 5. Mengetahui seberapa besar pengaruh minat beli konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen 6. Mengetahui seberapa besar pengaruh Retail Service Quality (RSQ) dan minat beli konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen ?
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademik Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu manajemen pemasaran yang membahas tentang Retail Service Quality (RSQ), minat beli dan keputusan pembelian. Dan juga dengan laporan penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemikiran bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan bidang ilmu pemasaran khususnya untuk bidang kajian manajemen ritel. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bahan kajian bagi pihak-pihak yang terkait pada saat mengambil keputusan strategi untuk peningkatan dan perkembangan bisnis ritelnya. 2. Sebagai bahan atau alat kebijakan bagi para pengusaha ritel dalam memahami perilaku konsumen dan pelanggan. Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17
3. Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pelaku bisnis ritel dalam menyusun strategi bersaing dengan perusahaan ritel yang lain.
Imas Widowati, 2014 Analisis Retail Service Quality (RSQ) Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu