Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang Kawasan Senen yang berlokasi di Jakarta Pusat, sekarang menjadi salah satu kawasan pusat niaga dan perdagangan di Jakarta. Namun, kawasan Senen memiliki sejumlah masalah lama yang tidak terselesaikan. Tidak tertata, macet, kumuh, kotor, dan rawan kriminalitas adalah kesan pertama ketika berkunjung kesana. CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono dalam Kompas.com (2014) mengatakan "Pamor Senen sebagai kawasan niaga dan perdagangan yang rawan tindak kriminalitas belum terhapuskan hingga kini. Sayang sekali, padahal potensinya luar biasa besar. Kawasan ini bisa menstimulasi banyak orang dari seluruh Jakarta, Indonesia, bahkan Asia Tenggara melakukan transaksi di sini secara wholesale". Berdasarkan pernyataan Hartono, kawasan senen sangat berpotensi menjadi pusat niaga dan perdagangan pusat perekonomian Indonesia.Sebenarnya, pada akhir tahun 2004 lalu pemerintah mencanangkan wacana pengembangan kawasan Senen, namun belum terealisasi sampai sekarang. Berdasarkan situs berita Tempo.co (2005) yang mengutip pernyataan S. Ediningtyas (yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Badan Perencanan Kota/Bapeko) dan Muhayat (yang waktu itu menjabat sebagai Walikotamadya) mengatakan“Bapeko dan stakeholder Senen (PD. Pasar Jaya, BUMD, PT. KAI dan Departemen Perhubungan) sedang mematangkan dan memadukan konsep penataan Senen hasil sayembara, Life in Tomorrow Senen milik Maryanti Kusuma Asmara, dengan konsep perencanaan penataan Senen stakeholder”. Kemudian pada situs berita Kompas.com(2012) yang mengutip pernyataan Nirwono Yoga (pemerhati Tata Ruang Perkotaan dari Universitas Trisakti Jakarta) mengatakan (sesuai dengan Tata Ruang DKI Jakarta) “Kawasan segitiga Senen akan
dibangun
berbasis
transportasi
(Transit
Oriented
Development/TOD).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
Pembangunan di kawasan ini nantinya berlandaskan kepada sistem transportasi dan infrastruktur yang sudah ada dan tinggal dikembangkan”. Kawasan Senen yang termasuk dalam rencana pengembangan kota Jakarta memiliki visi dan misi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) seperti yang tertuang pada Peraturan Daerah (perda) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030, Bab 2 Pasal 2 berkaitan dengan ‘visi dan misi’ dijelaskan bahwa “Pembangunan Provinsi DKI Jakarta diarahkan untuk mewujudkan visi Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang nyaman, berkelanjutan dan dihuni oleh masyarakat yang sejahtera”. Kemudian dilanjutkan Pasal 3 dikatakan untuk mewujudkan visi sebagaimana dalam Pasal 2, misi pembangunan Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut: 1.
Membangun prasarana dan sarana kota yang manusiawi.
2.
Mengoptimasikan produktivitas kota.
3.
Mengembangkan budaya perkotaan.
4.
Mengarusutamakan pembangunan berbasis mitigasi bencana.
5.
Menciptakan kehidupan kota yang sejahtera dan dinamis.
6.
Menyerasikan kehidupan perkotaan dengan lingkungan hidup. Berkaitan dengan stasiun, PT. KAI (Kereta Api Indonesia) berniat akan
mempertahankan ‘gaya arsitektur lama’ dan historisnya. Manajer Museum Manajemen PT.KAI Sapto Hartono dalam Kompas.com (2015) mengatakan “PT.KAI tetap concern dengan nilai sejarah yang diwariskan sejak zaman Hindia Belanda”. Ia melanjutkan“Banyak aset milik PT. KAI yang merupakan peninggalan bersejarah, terutama pada stasiun-stasiun besar. Beberapa stasiun kereta api di Jabodetabek masih memiliki arsitektur ala bangunan tempo dulu, salah satunya adalah Stasiun Jakarta Kota”. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kereta api merupakan naunganPT. Kereta
Api
Indonesia
dalamtransportasi
(KAI)
tersebut.
yang
Untuk
merupakan memenuhi
penyelenggara
tuntutan
tunggal
pengguna
jasa
transportasi,Pemerintah dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan peningkatan kualitasdan kuantitasnya. Hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya beberapa kebijakanpeningkatan mutu pelayanan kerata api.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
Beberapa peraturan tersebut tertuang pada : 1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Dalam PM 43 2011 tersebut dijelaskan untuk mencapai sasaran pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian akan ditempuh kebijakan-kebijakan seperti meningkatkan kualitas pelayanan keamanan
dan
keselamatan
perkeretaapian,
serta
meningkatkan
keterjangkauan (eksessibilitas) masyarakat terhadap layanan kereta api melalui mekanisme kewajiban pelayanan public ( public services obligation).
2. Peraturan Menteri Perhubungan No. 9 TAHUN 2011 Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api merupakan acuan bagi Penyelenggarana Prasarana perkertaapian yang mengoperasikan stasiun dalam
memberikan
pelayanan
kepada
penguna
jasa
stasiun
dan
Penyelenggara sarana perkertaapian yang dalam melaksanakan kegiatan angkutan orang dengan kereta api yang dibagi dua standar pelayanan minimal di stasiun kereta api dan standar pelayanan minimal dalam perjalanan.
3. Selanjutnya Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api. Peraturan ini dimaksudkan sebagai pedoman teknis bagi penyelenggara prasarana perkeretaapian dalam membangun stasiun kereta api untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api, naik turun penumpang dan bongkar muat barang. Selain itu, Peraturan ini bertujuan agar stasiun kereta api yang dibangun dan digunakan berfungsi sesuai peruntukannya dan memiliki tingkat keandalan yang tinggi, mudah dirawat dan dioperasikan
1.2. Pernyataan Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, terdapat beberapa hal menarik yang terdapat di kawasan Senen yang dapat menjadi tantangan untuk pengembangan kawasan Stasiun Terpadu Senen, diantaranya:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
1.
Bagaimana kawasan Stasiun Terpadu Senen ini dapat menyelesaikan masalah lama yang ada di kawasan Senen?
2.
Bagaimana kawasan Stasiun Terpadu Senen ini dapat mempresentasikan semangat dari ‘visi dan misi’ Kota DKI Jakarta yang telah tertuang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta 2030?
1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan pengembangan kawasan Stasiun Terpadu Senen adalah: 1.
Dapat menyelesaikan masalah-masalahlama yang ada di kawasan Senen.
2.
Meningkatkan mutu lingkungan senen sebagai salah satu pusat bisnis kota jakarta
3.
Mempertahankan nilai-nilai sejarah dan arsitektur lama kawasan Stasiun Senen agar masyarakat sekitar dapat mengetahui sejarah kawasan tersebut.
4.
Membangun kota yang lebih baik dan menjadi pembangunan yang berkelanjutan di masa mendatang.
5.
Memperkenalkan bahwa arsitektur bukan hanya tentang masa lalu, masa kini, atau masa depan tetapi juga sebuah cerita panjang dari tiga masa (masa lalu, masa kini, dan masa depan) di kawasan tersebut. Adapun manfaat dari pengembangan kawasan Stasiun Terpadu Senen
adalah: 1.
Bagi masyarakat: Memudahkan pencapaian dan pergerakan di dalam maupun di luar kota; Meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat di kawasan Senen dan Jakarta;
2.
Bagi pemerintah: Mengurangi kemacetan lalu lintas di kawasan Senen dan Jakarta; Dapat menampung dan mengatur masyarakat dan kendaraan yang datang ke Jakarta; Menjadi salah satu sarana pertumbuhan perekonomian terbesar Indonesia;
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
1.4. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan digunakan untuk membatasi rancangan yang bertujuan agar perancang dapat fokus kepada tema dan konsep perancangan. Pembahasan difokuskan nilai sejarah dan ciri arsitektur lama berdasarkan dari aspek bentuk bangunan dan ornamen-ornamen bersejarah di kawasan Stasiun Senen maupun Jakarta. Perecanaan pola pergerakan penumpang dan barang yang lebih jelas dan lancar dari segi penataan ruang dalam dan ruang luar dengan memperhatikan pencapaian dan sirkulasi.
1.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang berkaitan dengan judul dan tema perancangan. Tujuannya agar perancang mendapatkan gambaran yang tepat dengan yang akan dirancangnya. Metode pengumpulan data dalam merancang kawasan Stasiun Terpadu Senen sebagai berikut: Studi literature/studi pustaka Studi banding Pengumpulan data dari buku dan internet. Observasi ke lokasi site yang digunakan.
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan oleh perancang adalah: Bab I
Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pernyataan masalah, tujuan dan manfaat, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
Bab II
Studi yang meliputi pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, studi pustaka, studi banding yang sesuai dengan judul dan tema perancangan.
Bab III
Data dan analisa yang meliputi data fisik dan non fisik, analisa non fisik, analisa fisik, dan konsep zoning makro dan mikro pada kawasan.
Bab IV
Konsep yang meliputi konsep dasar dan konsep perancangan.
Bab V
Hasil rancangan.
Daftar Pustaka Lampiran
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 14
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Senen Jakarta Pusat
1.7. Sistematika Penulisan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 15