Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah, maka salah satu solusinya adalah pembangunan hunian vertikal atau lebih dikenal dengan pembangunan rumah susun. Khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah ( MBR ) yang masih belum memungkinkan mengakses rumah susun milik atau rumah susun sewa dengan harga pasar, terlebih bagi mereka yang karena keterbatasannya harus tinggal di kawasan kumuh baik legal maupun ilegal yaitu di bantaran kali, bataran rel kereta, kolong jembatan, waduk, kolong jalan tol dan hamparan ilegal lainnya, maka konsep rumah susun sederhana sewa ( RUSUNAWA ) masih menjadi pilihan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, disamping masih perlu terus dilakukan pencegahan terjadinya permukiman kumuh baru. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Tempat tinggal mempunyai peran strategis dalam pembentukan watak dan kepribadian bangsa serta sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab untuk menjamin pemenuhan hak akan tempat tinggal dalam
bentuk rumah yang layak dan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
|9
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
terjangkau. (Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.) Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pemerintah maupun pengembang merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Pembangunan perumahan ditujukan agar seluruh rakyat Indonesia menempati rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Rumah yang layak adalah bangunan rumah yang sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur adalah lingkungan yang memenuhi
persyaratan
penataan
ruang,
persyaratan
penggunaan
tanah,
penguasaan hak atas tanah, dan kelayakan prasarana dan sarana lingkungannya. (Dr. Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Jakarta, Kencana Prenada Group, 2010, hlm 75.) Meningkatnya kebutuhan akan perumahan dan permukiman sangat erat kaitannya dengan kependudukan, seperti jumlah penduduk, laju pertumbuhannya, dan perubahan rata-rata jumlah jiwa keluarga. Hal tersebut merupakan masalah yang dihadapi, terutama di kota-kota besar di Indonesia, sepeti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. hal tersebut telah dikaji oleh (A.P.Parlindungan, Komentar Atas Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman dan Undang-Undang Rumah Susun, Bandung, Mandar Maju, 2001, hlm 91) Di samping itu, rumah susun dibangun sebagai upaya pemerintah guna memenuhi masyarakat perkotaan akan papan yang layak dalam lingkungan yang sehat. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah pengadaan lahan yang sangat sulit di wilayah kota-kota besar di Negara berkembang, seperti Indonesia yang sangat padat penduduknya akibat urbanisasi, misalnya yang terjadi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Medan. Pemukiman warga Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, merupakan kawasan masyarakat yang kurang lanyak akan tempat tinggal di bantaran kali ciliwung, sehingga kawasan tersebut menjadikan kawasan yang tepat untuk membangun Rusunawa.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
1.2. Pernyataan Masalah Permasalahan dalam pembahasan Rusunawa adalah bagaimana merencanakan dan merancang wadah yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang layak bagi Masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang berlokasi di Jatinegara Barat, Jakarta Timur.
1.3. Tujuan Mendapatkan rancangan hunian vertikal yang layak bagi Masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang berlokasi di Jatinegara Barat, Jakarta Timur dengan mengacu pada RTRW dan regulasi terkait lainnya, disamping mempertimbangkan pemanfaatan lahan dan optimalisasi penggunaan ruang-ruang hunian dan publik serta pembangunan yang berkelanjutan khususnya di wilayah DKI Jakarta.
1.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika penulisan laporan ini terbagi - bagi kedalam 4 (empat) BAB, antara lain :
BAB I
:
PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai Latar Belakang perancangan, Maksud dan Tujuan, Target perancangan, Metode perancangan, serta Sistematika Penulisan.
BAB II
: TANGGAPAN TERHADAP KAK Dalam bab ini menanggapi Lerangka Acuan Kerja
BAB III
:
STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING Dalam bab ini menguraikan tentang tanggapan terhadap KAK, studi pustaka, studi banding yang telah dilakukan dan kesimpulan hasil studi.
BAB IV
:
DATA DAN ANALISA
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
Dalam bab ini menguraikan tentang data fisik dan non fisik perancangan selanjutnya di analisa masing masing dan analisa zoning. BAB V
:
KONSEP Dalam bab ini menguraikan tentang konsep dasar dan konsep pengembangan yang selanjutnya dilampirkan data gambar-gambar pengembangan desain.
DAFTAR PUSTAKA
1.5. METODE PERANCANGAN Dalam membuat desain Rusunawa ini diperlukan adanya data fisik dan non fisik. Data fisik diperoleh melalui data pengukuran dan lokasi project yang sudah ditetapkan. Data gambar didapat dari “Kerangka Acuan Kerja” yang diberikan untuk menjadi acuan dalam proses pengembangan desain selanjutnya. Dalam melakukan proses pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
Melakukan pengamatan atau observasi secara visual atau langsung di lingkungan objek lokasi yang akan dibangun di daerah Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Melakukan pengamatan terhadap gedung Rumah Susun yang sudah ada untuk studi banding, pengamatan yang dilakukan lebih difokuskan aspek perancangan apa yang digunakan dalam standar desain bangunan tersebut dan kemudian di olah kedalam analisa.
Dalam perancangan desain Rusunawa terdapat target perancangan desain yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain yang diminta, yaitu :
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
Perancangan Kota ; Desain mempertimbangkan RTRW kawasan agar selaras dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan karena ketinggian RUSUNAWA ini adalah 16 lantai.
Masterplan ; di lokasi akan direncanakan 2 menara bangunan RUSUNAWA dan Tahap pertama pembangunan adalah satu menara berlantai 16 dengan unit satuan rumah susun seluas 30 m2. Fungsi 2 lantai terbawah adalah untuk fasilitas umum dan fasilitas social termasuk Kantor Pengelola.
Arsitektur Hemat Energi ; Perancangan bangunan menerapkan kaidah arsitektur berkelanjutan berupa konsumsi energi dan air yang efisien dan fleksibel terhadap penggunaan sumber energi. Penerapan Zero Run Off/ Water Harvesting. Perencanaan Kaidah Arsitektur Hemat Energi juga mengacu pada PERMEN PU Nomor 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi dan PERGUB DKI Jakarta Nomor 032 tahun 2012 tentang Bangunan Hijau.
Tipe ; Arsitektur bangunan RUSUNAWA dapat mencerminkan bahwa bangunan tersebut adalah hunian vertikal di lokasi kawasan tepi sungai dan diharapkan memiliki ciri khas tertentu untuk bangunan sejenis di DKI Jakarta dengan tetap mempertimbangkan ciri khas lingkungan disekitarnya.
Lansekap ; Meminimalkan perkerasan dalam lokasi dan memberi peneduhan yang cukup pada permukaan perkerasan. Memiliki ruang terbuka sebagai ruang publik atau communal space pada bangunan dan lansekap yang selaras dan berkesinambungan. Perancangan jalur pedestrian yang nyaman terpisah dengan jalur kendaraan bermotor serta Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. Pada lokasi tidak disediakan parkir mobil hanya berupa jalur sirkulasi untuk keperluan jalur pemadam kebakaran, ambulans dan Drop Off.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rusunawa Jatinegara
Sosial ; Calon Penghuni adalah sebagian warga yang di Relokasi dari Bantaran Sungai Ciliwung sektor Pintu Air Manggarai – Jembatan Kampung Melayu. Desain Tata ruang dalam unit hunian maupun ruang-ruang publik harus merespon pola hidup masyarakat yang sebagian besar belum terbiasa tinggal dalam hunian vertikal dimana perlu dipertimbangkan waktu didalam proses adaptasi tersebut.
Biaya Bangunan ; Taksiran biaya pembangunan masih dalam koridor yang wajar bagi ukuran bangunan gedung negara berlantai 16 dengan elevator
sebagai
mempertimbangkan
penghubung Harga
utama
Satuan
antar
Bangunan
lantai
Gedung
serta Negara
Pemprov DKI Jakarta.Spesifikasi teknis menggunakan bahan-bahan yang umum dan memiliki kandungan lokal optimal. Keseimbangan antara
pertimbangan
ekonomis
dengan
kualitas
yang
wajar
(reasonable) dengan menerapkan standar dan modul yang fleksibel baik untuk material maupun peralatan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14