BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda. Menurut Mc Clelland (1987), seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika seseorang tersebut mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Masih menurut Mc Clelland (1987), karakteristik seseorang yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi diantaranya suka mengambil resiko yang moderat, memerlukan umpan balik yang segera, memperhitungkan keberhasilan, menyatu dengan tugas, inovasi dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi dalam mengerjakan tugas. Dan untuk dapat mempunyai kebutuhan berprestasi yang tinggi, alangkah baiknya apabila didukung dengan suatu kegiatan yang positif seperti salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Suryosubroto (1997) kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan diluar struktur progam dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kebutuhan siswa dalam berprestasi. Di setiap sekolah tentu mempunyai kegiatan yang mendukung pembelajaran di sekolah meskipun jenis kegiatannya berbeda-beda. Salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan diri. Kegiatan ektrakurikuler atau pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari Sekolah 1
Dasar sampai Perguruan Tinggi. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. Seperti di SMP Negeri 2 Salatiga, terdapat kegiatan ektrakurikuler di bidang akademik dan non akademik. Kegiatan ektrakurikuler di bidang akademik diantaranya Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Jawa, dan IPA/KIR. Sedangkan di bidang non akademik diantaranya bola voli, bola basket, PMR, pramuka, seni musik atau panduan swara, seni tari, futsal, atletik, desain grafis, KIR, pertamanan, yudo, band, rebana, BTA, pendalaman Alkitab, dan paskibra. Menurut
pengamatan
peneliti
pada
saat
melaksanakan
Program
Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Salatiga, banyak siswa terutama kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik. Hal itu karena siswa kelas VIII mempunyai waktu yang fleksibel dibandingkan dengan siswa kelas IX yang sedang fokus mempersiapkan diri menjelang Ujian Nasional, dan kegiatan ekstrakurikuler tidak banyak diikuti oleh siswa kelas VII. Dari hasil wawancara dengan
guru pembimbing
mengatakan bahwa banyak siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik tetapi tidak semua siswa aktif di dalam 2
kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dan berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga, didapatkan hasil distribusi tingkat keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik sebagai berikut : Tabel 1.1 Distribusi Keaktifan Ekstrakurikuler Di Bidang Non Akademik Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga No.
Kategori
Interval
Frekuensi
%
1
Rendah
13-22
6
17,14
2
Sedang
23-32
15
42,85
3
Tinggi
33-42
7
20
4
Sangat Tinggi
43-52
6
17,14
35
100
Jumlah
Dilihat dari tabel distribusi keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik terdapat siswa yang mempunyai tingkat keaktifan sangat tinggi sebanyak 6 siswa, kemudian siswa yang mempunyai tingkat keaktifan tinggi sebanyak 7 siswa, selanjutnya siswa yang mempunyai tingkat keaktifan sedang sebanyak 15 siswa, dan siswa yang mempunyai tingkat keaktifan rendah sebanyak 6 siswa. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa dari 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga berdominan mempunyai tingkat keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik sedang.
3
Begitu juga dengan kebutuhan berprestasi siswa di dalam kelas. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2.1 Distribusi Kebutuhan Berprestasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga No.
Kategori
Interval
Frekuensi
%
1
Rendah
40-69
12
34,28
2
Sedang
70-99
5
14,28
3
Tinggi
100-129
10
28,57
4
Sangat Tinggi
130-160
8
22,85
35
100
Jumlah
Dilihat dari tabel distribusi kebutuhan berprestasi terdapat siswa yang mempunyai tingkat kebutuhan berprestasi sangat tinggi sebanyak 8 siswa, kemudian siswa yang mempunyai tingkat kebutuhan berprestasi tinggi sebanyak 10 siswa, selanjutnya siswa yang mempunyai tingkat kebutuhan berprestasi sedang sebanyak 5 siswa, dan siswa yang mempunyai tingkat kebutuhan berprestasi rendah sebanyak 12 siswa. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa dari 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga mempunyai tingkat kebutuhan berprestasi yang rendah.
4
Dan berdasarkan hasil pra penelitian antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi kepada 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1.3 Uji Korelasi Correlations
VAR00001 VAR00001
Pearson Correlation
VAR00002 1
Sig. (2-tailed)
N VAR00002
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
.314
**
.000 35
35
**
1
.314
.000 35
35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel diketahui bahwa “p” sebesar 0,000 (<0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga. Besarnya “r” antara keaktifan kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi adalah 0,314 atau berkorelasi rendah dengan arah hubungan positif artinya keaktifan ekstrakurikuler di bidang non akademik berkorelasi rendah dengan kebutuhan berprestasi. Semakin tinggi keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler di bidang non akademik maka semakin tinggi pula kebutuhan berprestasinya, demikian juga sebaliknya. 5
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru Pembimbing mengatakan bahwa siswa yang berkebutuhan prestasi tinggi ialah siswa yang tergolong pandai di dalam kelas, siswa yang rajin mengerjakan tugastugas sekolah, siswa yang aktif bertanya dan menanggapi di saat pelajaran berlangsung. Sedangkan siswa yang berkebutuhan prestasi rendah ialah siswa yang tergolong kurang pandai di dalam kelas, selalu terburu-buru dalam mengerjakan soal tanpa memperhatikan hasil, dan siswa yang cuek terhadap pelajaran. Menurut Amal A. A, (2005), kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik, tetapi tetap menunjang pencapaian kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Nasehudin (2007) tentang Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Kebutuhan Berprestasi Siswa SMP Negeri 2 Doplang, didapatkan hasil uji analisis data dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung sebesar 0,59. Harga “r” hitung lebih besar dari harga “r” tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, maupun dalam taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,325. Sehingga pengujian hipotesis diterima. Berdasarkan uji
6
analisis dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bersifat positif antara kegiatan ekstrakurikuler dengan kebutuhan berprestasi pada siswa SMP Negeri 2 Doplang.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2005) tentang Hubungan Keaktifan Ektrakurikuler dengan Kebutuhan Berprestasi pada siswa SMA 2 Bulakan didapatkan hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,310; p=0,147 (p>0,01). Artinya tidak ada hubungan antara keaktifan ekstrakurikuler dengan kebutuhan berprestasi.
Mengacu pada hasil hasil penelitian Nasehudin dan Prabowo dapat dikatakan bahwa hasil kedua penelitian tersebut bertolak belakang, sehingga peneliti ingin meneliti lebih lanjut apakah penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Salatiga tersamai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasehudin (2007) ataukah Prabowo (2005).
Berdasarkan uraian diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan dalam mengikuti kegiatan ektrakurikuler di bidang non
7
akademik dengan kebutuhan berprestasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga?
1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara keaktifan dalam kegiatan ektrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian Masalah tersebut penting untuk diteliti karena hasilnya mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaatnya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berkaitan dengan permasalahan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara keaktifan dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi. Jika hasil penelitian ini ada hubungan positf maka mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nasehudin (2007), dan apabila hasil penelitian ini tidak ada hubungan maka mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2005). 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peneliti
8
Penelitian ini memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam mencari tahu ada tidaknya hubungan yang signifikan antara keaktifan siswa kelas VIII dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik dengan kebutuhan berprestasi . b. Manfaat bagi guru Pembimbing Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
guru
Pembimbing yaitu sebagai bahan masukan untuk lebih membantu siswa dalam meningkatkan kebutuhan berprestasi di dalam kelas meskipun siswa aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di bidang non akademik. c. Manfaat bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai
bahan
acuan
untuk
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan variabel-variabel yang berbeda.
1.5. Sistematika Penulisan Bab I dengan judul Pendahuluan yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian , Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II dengan judul Landasan Teori yang berisi : Pengertian Kebutuhan Berprestasi, Jenis Kebutuhan Berprestasi,
Pengertian Ekstrakurikuler,
Hubungan antara Keaktifan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Di bidang Non Akademik dengan Kebutuhan Berprestasi, Penelitian Relevan.
9
Bab III dengan judul Metode Penelitian yang berisi : Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Validitas dan Reabilitas, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV dengan judul Analisa dan Pembahasan yang berisi : Gambaran Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Deskripsi dan Hasil Penelitian, dan Pembahasa. Bab V dengan judul Penutup yang berisi : Kesimpulan dan Saran.
10