BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki kebutuhan dan tuntutan yang mendasar yang harus dipenuhi, hal tersebut mencakup pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan maupun kebutuhan ekstra lainnya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, maka seorang karyawan/pegawai membutuhkan gaji yang layak dan cukup agar karyawan/pegawai tersebut kesejahteraannya tercapai. Seseorang bekerja mengharapkan suatu imbalan (gaji) dari pekerjaannya, yang nantinya untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila perusahaan/instansi tidak bisa mensejahterakan karyawan/pegawainya maka ia akan merasa stres kerja karena ada sesuatu hal yang membuat dirinya tertekan akibat merasa kurang puas akan manajemen dari perusahaan/instansi tersebut. Namun kondisi pekerjaan juga akan mempengaruhi karyawan/pegawai dalam pencapaian prestasi kerja, karena hal ini juga sangat mempengaruhi, misalnya beban kerja, waktu kerja, dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan dampak tekanan bagi karyawan/pegawai. Dengan demikian, keadaan ini akan menimbulkan bahaya apabila orang tersebut melakukan pekerjaannya dengan terpaksa. Situasi seperti ini
akan bertambah parah jika ditambah dengan kondisi yang tidak nyaman, suasana kerja yang tidak menyenangkan, fasilitas kantor yang tidak memadai, telatnya pembayaran gaji, pimpinan yang otoriter dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan tekanan tersendiri bagi orang tersebut. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan stres kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Stres merupakan hal yang melekat dalam kehidupan seseorang, stres kerja dapat menurunkan semangat kerja pegawai sehingga ia sulit untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya yang berakibat pada penurunan prestasi kerja pegawai. Di sisi lain stres kerja juga diperlukan dalam kehidupan seseorang, karena dengan adanya stres seseorang akan berusaha untuk dapat melakukan hal yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya sehingga dapat memacu prestasi kerja pegawai. Apabila stres kerja tersebut berlebihan, maka akan membawa dampak yang buruk bagi pegawai tersebut maupun bagi instansi tempat ia bekerja. Seorang pegawai dapat mengalami stres kerja dikarenakan kurang mampu mengadaptasikan keinginannya dalam bekerja maupun cita-cita dalam dirinya dengan fakta yang ada. Pada dasarnya seorang pegawai mempunyai kemampuan, ambisi dan usaha, apabila dalam ketiganya berjalan lancar dan seimbang maka kecil kemungkinan bagi seorang pegawai mengalami stres kerja. Pegawai yang memiliki ambisi yang kuat, usaha yang keras tapi kemampuannya terbatas akan mengalami kekecewaan. Hal seperti ini dapat menimbulkan stres kerja yang akhirnya
akan menurunkan prestasi kerja pegawai, karena keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh prestasi kerja pegawai. Dengan demikian stres kerja bukanlah masalah yang biasa dan mampu berdampak berbahaya untuk pegawai. Setiap pegawai harus waspada dalam menangani stres kerja. Pihak instansi dan berbagai pihak lainnya yang terkait harus membantu masalah stres kerja pegawainya, agar dalam pelaksanaan kerjanya dapat berjalan lancar, sehingga pegawai bisa bekerja secara efektif, khususnya di unit instansi Kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat yang mempunyai potensi stres kerja. Berdasarkan latar belakang inilah, penulis tertarik untuk menulis skripsi ini dengan judul “PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI INSTANSI KEPEGAWAIAN PADA KANTOR WALIKOTA JAKARTA BARAT”.
1.2
Rumusan Masalah Instansi yang berkeinginan memberdayakan sumber daya secara optimal harus dapat memahami secara pasti hal-hal yang menyebabkan stres dalam pekerjaan. Disamping itu, instansi harus dapat memahami akibat dari stres kerja terhadap kondisi kerja pegawai yang termasuk didalamnya bagaimana upaya untuk meningkatkan prestasi kerja seorang pegawai.
Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa masalah, yaitu sebagai berikut: a. Apakah stres kerja mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai di instansi kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat? b. Seberapa besar stres kerja mempengaruhi prestasi kerja pegawai di instansi kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat?
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada diatas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penulisan, yaitu: “Apakah stress kerja mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai di instansi kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat?”
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bahwa ada pengaruh antara stres kerja terhadap prestasi kerja pegawai di instansi Kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat. b. Untuk mengetahui seberapa besar stres kerja mempengaruhi prestasi kerja pegawai di instansi Kepegawaian pada Kantor Walikota Jakarta Barat.
1.5
Manfaat Penelitian a. Bagi penulis: 1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa/i yang memilih konsentrasi SDM. 2) Sebagai sarana untuk melatih diri dalam bidang penelitian dan pengamatan serta mengadakan studi perbandingan antara teori yang diperoleh pada saat kuliah dengan pada saat praktek yang ada di instansi maupun perusahaan. 3) Sebagai sarana pembelajaran untuk membuat suatu karya ilmiah/skripsi. b. Bagi instansi: 1) Sebagai masukan yang bermanfaat dan membantu Kantor Walikota Jakarta Barat khususnya di instansi kepegawaian untuk memahami kondisi pegawainya khususnya hal-hal yang dapat mempengaruhi stres kerja dan upaya meningkatkan prestasi kerja pegawai. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan langkah-langkah selanjutnya untuk efektifitas kegiatan SDM yang berhubungan dengan prestasi kerja pegawai. c. Bagi pembaca: 1) Untuk menambah wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja.
2) Untuk bahan pertimbangan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang serupa.