BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank adalah lembaga yang memiliki fungsi intermediasi yaitu, menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi utama dari bank adalah intermediasi dan transformasi kewajiban menjadi aktiva produktif. Fungsi intermediasi dan transformasi kewajiban (deposit) menjadi aktiva produktif dijelaskan oleh hubungan empat neraca, yaitu neraca pemerintah, neraca rumah tangga, neraca perusahaan, dan neraca bank. Defisit neraca pemerintah pada umumnya dibiayai dengan penerbitan sekuritas dan cadangan kas atau monetary base. Sekuritas yang diterbitkan pemerintah menjadi aktiva pada neraca rumah tangga, perusahaan atau bank. Instrumen deposit yang diterbitkan oleh bank merupakan kewajiban yang ditransformasikan menjadi aktiva, yaitu cadangan dan kredit perbankan. Pinjaman atau kredit perbankan yang bersumber dari deposit rumah tangga, perusahaan dan pemerintah digunakan untuk membiayai investasi perusahaan (Bank Indonesia dan Universitas Katolik Santo Thomas SU, 2007). Dengan merosotnya penerimaan pemerintah dan sektor migas, mobilisasi dana masyarakat menjadi semakin penting guna menunjang kegiatan produksi dan
Universitas Sumatera Utara
investasi. Sehubungan dengan hal itu, melalui kebijakan deregulasi 1 Juni 1983 Bank Indonesia memberikan kebebasan kepada bank-bank pemerintah untuk menetapkan sendiri suku bunga depositonya dan menentukan sendiri kebijakan perkreditannya. Kebijakan tersebut ditempuh mengingat penetapan suku bunga deposito bank-bank pemerintah serta adanya pagu kredit mengurangi hasrat bank-bank dalam mengerahkan dan memobilisasi dana masyarakat (Pohan, 2008). Dalam rangka pembiayaan kegiatan perekonomian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemberian kredit perbankan mempunyai peranan yang penting. Kebijakan pemerintah yang ditempuh di bidang perkreditan diarahkan untuk membiayai sektor-sektor ekonomi yang mempunyai produktivitas tinggi sehingga alokasi dana secara makro dapat dicapai dengan lebih efisien. Pada umumnya sektor-sektor ekonomi dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor, yaitu: 1) Pertanian, 2) Pertambangan dan Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4) Listrik, Gas dan Air Bersih, 5) Konstruksi, 6) Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7) Pengangkutan dan Komunikasi, 8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan 9) Jasa-Jasa. Alokasi kredit perbankan didasarkan pada pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, sehingga prospek pertumbuhan sektor-sektor ekonomi merupakan pertimbangan penting dalam pengalokasian kredit. Permintaan kredit oleh pengusaha tidak akan meningkat apabila iklim investasi di daerah tidak mendukung. Dukungan terhadap iklim investasi dapat berasal dari pemerintah daerah. Saat ini banyak pengusaha yang mengeluh masalah
Universitas Sumatera Utara
perizinan usaha dan peraturan-peraturan daerah. Sulitnya mendapat perizinan dan banyaknya peraturan daerah (perda) menyebabkan sektor riil mengalami hambatan. Tabel 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Sumatera Utara (Juta Rupiah) No 1. 2.
Lapangan Usaha 2004 Pertanian 28,893,553 Pertambangan dan 1,382,698 penggalian 3. Industri pengolahan 29,946,895 4. Listrik, gas dan air 1,492,123 bersih 5. Konstruksi 6,735,748 6. Perdagangan, hotel 21,856,498 & restoran 7. Pengangkutan dan 9,478,009 komunikasi 8. Keuangan, 7,195,314 Persewaan & jasa perusahaan 9. Jasa-jasa 11,119,674 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2009
2005 33,486,113 1,717,538
2006 35,807,654 2,039,248
2007 41,010,152 2,404,921
35,555,030 1,722,077
41,192,511 1,879,862
45,531,177 1,897,557
8,128,894 26,094,915
9,400,428 30,340,309
10,548,465 34,846,208
11,783,137
14,339,079
16,363,685
8,350,736
9,725,731
11,587,849
12,779,873
15,651,977
17,629,725
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007, sektor industri merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar untuk pendapatan domestik regional bruto di Sumatera Utara sebesar 45.531.177 juta rupiah dan sektor pertanian di urutan kedua sebesar 41.010.152 juta rupiah dan sektor perdagangan, hotel dan restoran di urutan ketiga sebesar 34.846.208 rupiah. Di samping mempunyai peranan penting dalam sektor riil, di sisi lain pemberian kredit perbankan juga mempunyai dampak moneter. Pemberian kredit perbankan yang dibiayai oleh bank sentral, baik dalam bentuk kredit likuiditas maupun kredit langsung, akan menambah jumlah uang primer (reserve money) dan
Universitas Sumatera Utara
memberikan dampak inflatoir. Berkaitan dengan hal itu, pemberian kredit perbankan yang sepenuhnya dibiayai dana masyarakat yang dihimpun melalui perbankan dan dipergunakan untuk kegiatan ekonomi yang produktif akan mendorong perekonomian tanpa menimbulkan dampak inflatoir. Untuk mengatasi dampak inflatoir dan pemberian kredit perbankan, sedapat mungkin kredit perbankan dibiayai dari pengerahan dana masyarakat (Bank Indonesia, 2007). Tabel 1.2. Perkembangan BI Rate Tahun 2008 Tanggal
BI Rate
4 Desember 2008
9.25%
6 Nopember 2008
9.50%
7 Oktober 2008
9.50%
4 September 2008
9.25%
5 Agustus 2008
9.00%
3 Juli 2008
8.75%
5 Juni 2008
8.50%
6 Mei 2008
8.25%
3 April 2008
8.00%
6 Maret 2008
8.00%
6 Februari 2008
8.00%
8 Januari 2008
8.00%
Sumber: Bank Indonesia, 2009 Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat perubahan BI rate yang fluktuatif menyesuaikan dengan kondisi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia mengambil
Universitas Sumatera Utara
kebijakan menaikkan suku bunga (kontraktif) atau menurunkan suku bunga (ekspansif) dalam penyesuaian besaran BI rate sebagai instrumen kebijakan moneter. Tabel 1.3. Indikator Kinerja Bank Umum di Indonesia Tahun 2001-2008 2001 2002 Indikator Utama Total Asset (Triliun 1,099.7 1,112.2 Rp) 797.4 835.8 DPK (Triliun Rp) 358.6 410.3 Kredit (Triliun Rp) 45.0 49.1 LDR (%) 1.4 1.9 ROA (%) 12.1 8.1 NPL Gross (%) 2.1 3.6 NPL Net (%) 20.5 22.5 CAR (%) Sumber: Bank Indonesia, 2009
2003 1,196.2
2004 1,272.3
2005 1,469.8
2006 1,693.5
2007 1,986.5
2008 2,310.6
888.6 477.2 53.7 2.5 8.2 3.0 19.4
963.1 595.1 61.8 3.5 5.8 1.7 19.4
1,127.9 730.2 64.7 2.6 8.3 4.8 19.5
1,287.0 832.9 64.7 2.6 7.0 3.6 20.5
1,510.7 1,045.7 69.2 2.8 4.6 1.9 19.2
1,753.3 1,353.6 77.2 2.3 3.8 1.5 16.2
Peranan kredit yang diberikan oleh perbankan di dalam pertumbuhan ekonomi dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi dan kegiatan usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan kesempatan berusaha yang antara lain melalui alokasi pemberian kredit menurut prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan. Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa kinerja perbankan Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan semakin baik, dapat dilihat dari total asset, jumlah DPK, kredit yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Loan to deposit ratio perbankan nasional juga terus meningkat yang mengindikasikan semakin membaiknya fungsi intermediasi perbankan nasional. Non performing loan (NPL) perbankan Indonesia juga mengalami perbaikan. Pada tahun 2008 NPL gross perbankan Indonesia sebesar
Universitas Sumatera Utara
3,8 dan NPL nett sebesar 1,5%. Kualitas kredit tetap terpelihara baik, sebagaimana tercermin pada Non Performing Loan (NPL) tahun 2008, baik gross maupun nett, yang berhasil mencatat angka terendah semenjak krisis keuangan Asia tahun 1997/1998 di bawah benchmark yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Namun CAR pada tahun 2007 dan 2008 terus menurun, hal tersebut berarti modal bank tergerus akibat cepatnya pertumbuhan aktiva tidak mampu diimbangi dengan pertumbuhan modal. Tabel 1.4. Posisi, Pertumbuhan dan Pangsa Kredit Perbankan Indonesia Keterangan
Kredit Modal Kerja
Kredit Investasi
231.2 289.6 354.5 414.7 533.2 684.7
94.5 118.7 134.4 151.2 186.2 255.9
109.4 181.1 206.7 226.3 282.6 367.1
11.9 25.3 22.4 17.0 28.6 28.4
12.0 25.6 13.2 12.5 23.2 37.4
36.8 38.1 36.8 9.5 24.9 29.9
53.1 51.8 51.0 52.3 53.2
21.7 21.2 19.3 19.1 18.6
25.1 27.0 29.7 28.6 28.2
52.4
19.6
28.1
Posisi (triliun Rp) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pertumbuhan (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pangsa (%) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber: Bank Indonesia, 2009
Kredit Konsumsi
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat pertumbuhan total jumlah kredit terus meningkat. Pada tahun 2008 pertumbuhan meningkat paling besar selama enam tahun terakhir yaitu sebesar 30,5 persen. Kredit investasi mengalami pertumbuhan terbesar pada tahun 2008 yaitu sebesar 37,4 persen diikuti kredit konsumsi dengan 29.9 persen dan kredit modal kerja sebesar 28,4 persen. Namun dilihat dari nominal jumlah kredit yang diberikan, kredit modal kerja masih mendominasi di struktur kredit perbankan nasional diikuti oleh kredit konsumsi dan kredit investasi. Pada saat ini walaupun suku bunga kredit memiliki kecenderungan menurun, namun sebagian besar suku bunga aktual bank masih lebih tinggi dibandingkan dengan hasil estimasi. Apabila dihitung secara rata-rata selisihnya minimal sebesar 2-3% yang dapat pula digambarkan sebagai ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunganya. Krisis keuangan global yang sedang terjadi telah berpengaruh terhadap perekonomian seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Dari sisi industri perbankan, fenomena ini berpotensi menurunkan kemampuan dan keinginan bank untuk memberikan kredit, mempersulit perbankan dalam mempertahankan kualitas aset, menurunkan profitabilitas dan pada gilirannya dapat mengurangi kecukupan modal bank untuk menjamin sustainabilitas operasional bank. Sehubungan dengan itu pada awal tahun 2009 ini, Bank Indonesia menyiapkan serangkaian langkah-langkah kebijakan di bidang perbankan. Langkah kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkuat ketahanan Bank dalam mendukung kestabilan sistem keuangan, sekaligus
menjadi
stimulus
pertumbuhan
perekonomian
ditengah
kondisi
perekonomian dunia yang masih belum kondusif (Bank Indonesia, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Di tengah kondisi perekonomian global yang kian memburuk, serta seiring dengan melemahnya tekanan inflasi, Bank Indonesia tetap mengarahkan perhatian pada upaya menjaga pertumbuhan ekonomi dan menghindari terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang semakin dalam. Berbagai kebijakan moneter Bank Indonesia ditempuh dalam rangka mendukung bangkitnya sektor riil, khususnya UMKM, guna mendukung pertumbuhan ekonomi negeri. Selain melakukan pelonggaran kebijakan moneter, paket suplemen kebijakan Bank Indonesia lainnya yang dapat dilakukan adalah mempercepat penyaluran kredit perbankan dan menurunkan risiko kredit. Beberapa paket tambahan dilakukan oleh Bank Indonesia berupa early restructuring perbankan, meminta adanya penjaminan Pemerintah terhadap kredit untuk proyek-proyek strategis seperti air minum, listrik, perumahan, serta infrastruktur jalan dan jembatan, yang pembangunannya dibiayai oleh APBN, serta memfasilitasi pertemuan perbankan dengan sektor-sektor yang berpotensi mendorong peningkatan intermediasi perbankan. Upaya memfokuskan kegiatan usaha bank ke UMKM dan linkage program antara bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR), atau lembaga keuangan mikro, seperti koperasi dan baitul maal wa tamwil (BMT), terus dilakukan dengan gencar. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung kehidupan masyarakat dan mencegah terjadinya perlambatan lebih dalam pada perekonomian (Bank Indonesia, 2009). Kredit mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Secara garis besar, fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang,
Universitas Sumatera Utara
(2) kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang, (3) kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, (4) kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat, (5) kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi, (6) kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional, (7) kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional (Rivai dan Veithzal, 2006). Sehubungan
dengan
pentingnya
peranan
kredit
perbankan
dalam
perekonomian, perlu dilakukan suatu kajian ilmiah terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kredit sektoral pada bank umum di Sumatera Utara.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa
masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh produk domestik regional bruto sektoral terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh jumlah kantor bank terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh tingkat bunga deposit terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara? 4. Bagaimana pengaruh tingkat bunga kredit terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara? 5. Bagaimana pengaruh tingkat giro wajib minimum terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara?
Universitas Sumatera Utara
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka disusun tujuan dilakukannya
penelitian ini, sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto sektoral terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah kantor bank terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara. 3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat bunga deposit terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara. 4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat bunga kredit terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara. 5. Untuk menganalisis pengaruh tingkat giro wajib minimum terhadap jumlah kredit sektoral di Sumatera Utara.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan antara lain:
1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi manajemen perbankan di Sumatera utara dan pemerintah dalam rangka pemberian kredit kepada masyarakat. 2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, serta menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan kajian di bidang perkreditan.
Universitas Sumatera Utara