BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Pentingnya pembelajaran sejarah di sekolah memerlukan sumber belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan materi siswa. Hal ini sangat diperlukan untuk lebih mengaktifkan siswa dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. Salah satu sumber belajar yang direncanakan dalam pembelajaran termasuk pembelajaran sejarah bagi siswa adalah Lembar Kerja Siswa selanjutnya akan disebut dengan LKS. Definisi LKS menurut Rustaman (Dewi, 2007:13) mengemukakan bahwa : “LKS adalah salah satu alat bantu pengajaran yang dimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar dan mempermudah memberikan pemahaman konsep-konsep pembelajaran, LKS tersebut berisi sejumlah pertanyaan dan beberapa persiapan serta kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dengan LKS siswa dapat mengembangkan keterampilan proses yang diharapkan mampu membangun sendiri struktur pengetahuannya dari datadata yang diperolehnya melalui pengalaman dalam mengamati.” LKS merupakan alat bantu dalam pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses yang mampu memperkaya pengetahuan siswa, termasuk dalam pembelajaran sejarah. Sebagai alat bantu pembelajaran tentu LKS memiliki fungsi seperti yang diungkapkan oleh Prastowo (2011:205) bahwa fungsi LKS adalah : 1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik; 2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; 3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta 4. Mempermudah pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Fungsi LKS yang dijabarkan di atas, diantaranya mampu mengaktifkan siswa juga mempermudah siswa untuk memahami materi, menjadikan LKS salah Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
satu sumber belajar yang diandalkan oleh pengajar dalam pembelajaran sejarah. LKS yang diandalkan oleh pengajar ini, karena LKS sejarah dirasa dapat membantu pengajar dalam meminimalkan peran pengajar dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, juga memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang diberikan pengajar. LKS memiliki banyak tujuan, menurut Prastowo (2011:206), tujuan LKS diantaranya:
1. Menyajikan bahan yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; 2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan; 3. Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan 4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik. Pendapat Prastowo tersebut menyatakan bahwa LKS memberikan manfaat bagi pengajar dan siswa, seperti yang dijabarkan di atas. Manfaat dan tujuan inilah yang menjadikan LKS banyak digunakan pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran sejarah. Namun saat ini di sekolah masih terdapat beberapa permasalahan dalam penggunaan LKS. Permasalahan tersebut diantaranya: 1. Pengadaan LKS sejarah dalam pembelajaran masih dibeli dari penerbit. Guru belum membuat LKS sejarah sendiri yang disesuaikan dengan materi dan indikator pembelajaran sejarah. 2. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah LKS. Akan tetapi keberadaan LKS dalam pembelajaran sejarah dijadikan sebagai sumber utama belajar bagi siswa, sehingga guru mengandalkan LKS. 3. LKS juga menjadikan siswa tidak mandiri dalam pembelajaran, siswa hanya mengandalkan materi pembelajaran dari ringkasan saja tanpa menggali materi sejarah dari sumber lainnya. 4. Penggunaan LKS membentuk suasana pembelajaran menjadi tidak aktif, siswa menjadi pasif karena komunikasi antara siswa dan guru menjadi terhambat oleh keberadaannya.
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Permasalahan yang didapatkan peneliti di lapangan baik dari pengadaan dan penggunaan LKS dalam pembelajaran sejarah di atas sejalan dengan pendapat yang diungkapakan oleh Budiono (Permana, 2008:1) terhadap dampak keberadaan LKS, bahwa: “Keberadaan LKS memberikan dampak buruk, yaitu membuat kegiatan belajar menjadi pasif, mematikan kreativitas, tidak semua hasil kerja anak dinilai dengan semestinya, dan LKS membuat anak menjadi malas. Jika anak disuruh mengerjakan LKS, tidak banyak yang mengerjakannya. Mereka menunggu temannya menyelesaikannya untuk kemudian tinggal menyalin.” Pada perkembangannya, penggunaan LKS seperti penyataan dan penjelasan di atas membentuk suasana pembelajaran yang tidak efektif. LKS sejarah yang selama ini beredar mengembangkan materi yang faktual terkesan merupakan rangkuman dari buku paket siswa (Permana, 2008:2). Sehingga siswa belum diarahkan untuk mengembangkan materi pembelajaran dari berbagai sumber lainnya. Kochhar (2008:198) mengungkapkan pula bahwa penggunaan buku latihan atau yang kita kenal LKS juga dikritik dengan berbagai alasan. Buku tersebut menyebabkan pelajaran menjadi kaku, narasumbernya statis, merampas kebebasan siswa, dan menyebabkan guru tidak aktif. Pembelajaran kaku seperti yang diungkapkan di atas secara langsung akan menyebabkan siswa kurang diberi kebebasan dalam menggali materi sejarah lebih dalam, karena hanya terpaku pada LKS yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran seperti ini terjadi karena LKS yang dimiliki oleh siswa pada dasarnya merupakan ringkasan materi dan latihan soal. Buku latihan banyak digunakan untuk salah satunya menyediakan sumbersumber belajar mandiri, dan memberikan landasan yang tidak memihak bagi penilaian hasil kerja (Kochhar, 2008: 198). Penyataan tersebut sejalan dengan pendapat Permana (2008:2), bahwa : “LKS bahkan digunakan sebagai satu-satunya alat dan sumber utama dalam evaluasi pembelajaran. LKS kemudian memuat soal-soal faktual yang jawabannya sudah ada di dalam lembar materi. Siswa hanya tinggal Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
menyalin jawaban dan tentu saja tidak ada pedoman kegiatan yang melibatkan seluruh kemampuan siswa.” LKS yang memuat soal-soal faktual yang jawabannya sudah ada sehingga siswa tinggal menyalin jawaban untuk LKS tersebut. Jika terus dibiarkan, maka hai ini akan menyebabkan persebaran penguasaan materi pelajaran sejarah tidak merata, dan kurang melibatkan seluruh kemampuan siswa. Karena pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berhasil mengembangkan potensi siswa secara maksimum (Hamid, 1996:76). Pendapat tersebut menjabarkan penggunaan LKS dalam pembelajaran sejarah yang belum mampu mengaktifkan siswa sehingga hal ini berdampak pula pada hasil belajar siswa. Hasil belajar menurut Sudjana (2009: 22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar memiliki peranan penting yaitu digunakan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu hasil belajar juga digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan metode, sumber atau media pembelajaran di dalam kelas. Hasil belajar tersebut dipengaruhi beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sudjana (Firmansyah, 2011:26), diantaranya :
“dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu seperti faktor kemampuan yang dimilikinya dan faktor yang datang dari luar diri siswa. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan perhatian, sikap dan kebiasaan dalam belajar, ketekunan, sosial dan ekonomi, serta faktor fisik dan psikis.” Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sudjana berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Selain itu faktor motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sejalan dengan pendapat
Sukitno
(2009:14)
menjelaskan
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi, baik faktor yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) atau bisa saja gabungan dari kedua faktor tersebut. Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Faktor internal diantaranya faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor sekolah terbagi lagi yaitu faktor kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah, alat pelajaran, metode pembelajaran, hubungan antara guru dengan siswa dan hubungan antara siswa dengan siswa (Sukitno, 2009:14-24). Faktor internal dan eksternal tersebut akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa hanya dipengaruhi dari siswanya saja, namun pemilihan alat bantu yang kurang tepat pun dapat mempengaruhi hasil belajar seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2009:4) bahwa:
“Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapai hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan alat bantu pengajaran.” Pendapat di atas melihat bahwa rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa semata-mata bukan berasal dari kesalahan siswa saja, tetapi kurang tepatnya pemilihan alat bantu pengajaran akan berdampak terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan kata lain tinggi dan rendahnya hasil belajar pada intinya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam dan luar diri siswa, serta dari pembelajaran di dalam kelas. Melihat pendapat Sudjana tersebut, maka penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya keterhubungan penggunaan LKS sebagai sumber belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pembelajaran sejarah. Lokasi penelitian ini berada di Kota Cimahi. Kota ini dipilih karena dalam pembelajaran sejarah masih menggunakan LKS dan dijadikan sumber utama pembelajaran. LKS yang digunakan dibeli dari penerbit, bukan dibuat oleh guru untuk membantu siswa dalam pemahaman materi. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA Kota Cimahi, hasil belajar harian atau ulangan harian yang peneliti dapatkan dari beberapa SMA di Kota Cimahi, siswa yang Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
lulus KKM persentasenya sebesar 46,2% dan sebanyak 53,8% berada di bawah KKM. Jika kita analisis maka lebih dari 50 % siswa nilai pelajaran sejarah berada di bawah nilai Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Melihat jumlah persentase tersebut dapat dikatakan bahwa nilai siswa yang berada di bawah KKM tidak sedikit, hal ini menjadi tugas yang tidak mudah dilakukan bagi seorang guru untuk mengurangi jumlah persentase nilai siswa yang berada di bawah KKM tersebut. Sumber belajar yang di gunakan pun harus mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga nilai siswa berada di atas KKM. Terkait dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran dikelas, peneliti melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Farmahni (2009) bahwa penggunaan LKS model Treffinger dalam pembelajaran teknologi informasi & komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar yang cukup signifikan. Begitu pula penelitian Kusnandar (2011) didapatkan hasil bahwa hasil belajar menggunakan LKS akan lebih signifikan dan menonjol dibandingkan dengan metode pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran ilmu bangunan gedung. Penelitian-penelitian tersebut menyatakan LKS mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil belajar menggunakan LKS lebih signifikan dan menonjol. Namun penelitian Firmansyah (2011) menyatakan hal yang berbeda, dimana hasil belajar siswa yang menggunakan media video lebih baik dari pada pembelajaran menggunakan LKS dalam materi mengelas pada posisi di bawah tangan dengan menggunakan las listrik. Sedangkan pada pembelajaran sejarah belum ada penelitian yang melihat keterhubungan penggunaan LKS dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan dari pemikiran dan penjelasan yang ada, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Hubungan Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi.”
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
1.2.
Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi?” Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dibuat kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan tampilan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi? 2. Apakah ada hubungan ketersediaan sarana Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi? 3. Apakah ada hubungan komponen Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi? 4. Apakah ada hubungan bentuk soal Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari permasalahan di atas. Secara umum untuk memperoleh gambaran besarnya hubungan antara penggunaan LKS dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Memperoleh gambaran keterhubungan tampilan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. 2. Mengetahui besarnya keterhubungan antara ketersediaan sarana Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
3. Menganalisis keterhubungan antara komponen Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. 4. Mengkaji keterhubungan bentuk soal Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : a. Bagi guru penelitian ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam mengembangkan sumber belajar dalam pembelajaran sejarah sehingga menjadikan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan bagi siswa. b. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh dalam pembelajaran sejarah dengan memaksimalkan penggunaan sumber belajar yang ada. c. Bagi penulis diharapkan mampu memberi pengalaman baru dalam pembelajaran sejarah dalam menggunakan sumber belajar, sehingga dapat menambah referensi penulis ketika nanti menjadi guru.
1.5. Hipotesis Penelitian Menurut Margono (2009:67) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut (Kountur, 2007:90). Rumusan hipotesis dalam penelitian ini dibuat kedalam hipotesis penelitian (H₁) dan Hipotesis Nol (H₀) untuk pengujian kemudian. Uraian hipotesis umum dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
1.
(H₁)
: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Hasil Belajar Siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. 2.
(H₀)
: Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara
penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Hasil Belajar Siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah di tentukan, maka hipotesis tersebut diperluas kedalam sub-hipotesis sesuai dengan sub-variabel. Subhipotesis pada sub-subvariabel X penggunaan LKS, yaitu sebagai berikut: a.
(H₁) : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tampilan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. (H₀) : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara tampilan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
b.
(H₁) : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. (H₀) : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
c.
(H₁) : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara komponen Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. (H₀) : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara komponen Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
d.
(H₁) : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara bentuk soal Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi. (H₀) : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara bentuk soal Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa SMA pada mata pelajaran sejarah di Kota Cimahi.
1.6. Struktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut: BAB I, merupakan pendahuluan pada bab ini secara garis besar penulis menguraikan masalah yang dikaji. Adapun sub-bab yang ada di dalamnya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan struktur organisasi skripsi. BAB II, merupakan kajian pustaka dalam bab ini akan diuraikan mengenai pembelajaran sejarah, lembar kerja siswa sebagai sumber belajar, penggunaan lembar kerja siswa dalam pembelajaran sejarah, hasil belajar, dan hubungan LKS dengan hasil belajar dalam pembelajaran sejarah, serta penjabaran konsep-konsep yang berkaitan dengan tema penelitian. BAB III, merupakan metode penelitian bab ini akan menjelaskan mengenai prosedur penelitian yang menguraikan populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab ini berisi mengenai uraian pembahasan dan análisis hasil penelitian yang berdasarkan kepada keseluruhan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
BAB V, merupakan kesimpulan dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari penelitian yang telah dilakukan sebagai bahan tindak lanjut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Vanny Gustikasari, 2013 Hubungan Penggunaan LKS (Lembar Kerja Siswa) Dengan Hasil Belajar Siswa Sma Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu