BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara
langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan regional pada satu pihak adalah suatu perluasan
dari
perencanaan lokal, dan pada pihak lain perencanaan regional adalah berkenaan dengan arus penduduk dan kesempatan kerja inter-regional. Masalah kemerosotan atau ketertinggalan ekonomi di daerah-daerah tertentu telah menimbulkan cara pendekatan perencanaan yang lebih bersifat ekonomi yang berkenaan dengan pengalokasian sumber daya inter-regional, yaitu perencanaan antara daerah-daerah (Glasson, 1977). Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, menuntut adanya upaya peningkatan pembangunan di segala bidang. Bergulirnya otonomi daerah yang diikuti dengan persaingan global yang semakin ketat, maka eksistensi individu, masyarakat maupun organisasi akan ditentukan oleh kepemilikan keunggulan daya saing yang berkelanjutan (sustained competitive advantage). Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar masih bertumpu pada lapangan kerja sektor pertanian, maka pembangunan di bidang pertanian tidak dapat dipisahkan dari sistem pembangunan bangsa secara menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
Sedikitnya terdapat 21 (dua puluh satu) juta rumah tangga Indonesia yang masih menggantungkan kehidupannya pada usaha tani (Sumodiningrat, 2000). Sektor pertanian Indonesia pada saat ini menurut Soekartawi (1996), masih memiliki karakteristik berikut: a. Pertanian tropis dimana sepanjang tahun tanaman pertanian mendapatkan sinar matahari menentukan tipe tanaman yang khas untuk daerah tropis; b. Pertanian yang hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau; c. Pengusahaannya dalam luas yang relatif sempit (kurang dari 1 hektar); d. Luas lahan kering lebih besar daripada luas lahan sawah; e. Banyaknya tenaga kerja manusia dibandingkan mesin; f. Kontribusi terhadap ekonomi negara cukup besar. Sektor pertanian dianggap memiliki peranan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Sektor pertanian berperan besar bagi sektor industri karena menjadi pemasok bahan baku. Untuk mendukung peranan sektor pertanian dalam pembangunan dan pengembangan wilayah dituntut pemberdayaan sumberdaya pertanian.
Sumberdaya
pertanian
terdiri
dari
empat
pilar,
yaitu:
petani,
petugas/pejabat struktural, pejabat fungsional dan stakeholders (Munandar, 2001). Di Kabupaten Tapanuli Utara, sektor pertanian pada tahun 2009 menyumbang 54,74 persen dalam pembentukan Product Domestic Regional Bruto (PDRB). Sektor pertanian dikelompokkan menjadi beberapa sub sektor, yakni sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sub sektor kehutanan. Cakupan sub
Universitas Sumatera Utara
sektor tanaman pangan ini meliputi padi/palawija dan hortikultura. Secara keseluruhan dari 272.587 jiwa penduduk atau 61.256 KK di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat 54.316 KK atau 88,67 persen yang bekerja di sektor pertanian. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tapanuli Utara dimasa mendatang cukup menjanjikan dengan potensi lahan kering yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangannya seluas 50.582 Ha, dimana terdapat 15.290,01 Ha lahan kering yang mempunyai kemiringan lereng 0 – 15 % yang cukup potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Perkembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di daerah ini digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Perkembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 – 2009 2008 No
2009
Jenis Komoditi
Panen
Produksi
Produktivitas
Panen
Produksi
Produktivitas
2
(Ha) 3
(Ton) 4
(Kw/Ha) 5
(Ha) 6
(Ton) 7
(Kw/Ha) 8
1. I.
Tanaman Pangan
1.
Padi Sawah
24.470,00
141.291,00
57,74
24.046
138.131,53
57,44
2.
Padi Gogo
3.541,00
8.978,00
25,35
2.525
6.397,76
25,34
3.
Jagung
3.943,00
13.299,00
33,73
4.589
15.601,00
34,00
4.
Kacang Tanah
2.053,00
3.643,00
17,74
2.198
3.891,28
17,70
5.
Ubi Kayu
1.599,00
12.303,00
76,94
1.498
11.516,00
76,88
6.
Ubi Jalar
1.691,00
11.221,00
66,36
1.326
8.977,58
67,70
II.
Tanaman Hortikultura Sayuran
1.
Cabe
48,53
2.
Bawang Merah
3.
878
4.263,40
48,56
880
4.270,45
51
334,25
65,54
52
340,60
65,50
Kentang
350
4.222,30
120,64
345
4.164,46
120,71
4.
Kubis
320
7.858,00
245,56
321
6.873,78
214,14
5.
Petsai Sawi
403
4.731,52
117,41
379
4.449,92
117,41
6.
Tomat
194
1.303,31
67,18
184
1.235,58
67,15
III
Hortikultura Buah-buahan 62,84
1.
Alpukat
111,02
697,27
62,81
113,86
715,45
2.
Mangga
121,74
879,48
72,24
121, 92
886, 12
72,68
3.
Jeruk
320,36
4.568,06
142,59
323, 99
4.624,11
142,72
4.
Salak
33,68
137,57
40,85
34,22
139,05
40,63
5.
Durian
700,88
6.619,72
94,45
702,90
6.640,93
94,48
6.
Pisang
368,94
2.815,86
76,32
377,59
2.881,88
76,32
7.
Nenas
1.760,73
30.661,01
174,14
1.854,12
32.260,60
174,00
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Tapanuli Utara Ditinjau dari faktor iklim serta luas lahan yang tersedia pengembangan Usaha Perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai potensi yang cukup baik. Usaha Perkebunan di daerah ini pada umumnya adalah usaha perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan. Namun dimasa mendatang
diharapkan
usaha
perkebunan
rakyat
semakin
berkembang.
Perkembangan perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Perkembangan Perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 - 2009 Tahun 2008 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Jenis komoditi Karet Kemenyan Kopi Kelapa Kakao Cengkeh Kulit Manis Kemiri Kelapa Sawit Tebu Aren Tembakau Pinang Vanili Nilam Andaliman
Luas Areal (Ha) 8.294,40 16.413,50 14.909,00 352,10 2.762,50 148,25 471,13 461,25 32,25 409,22 393,70 13,00 190,25 7,00 61,00 48,25
Produksi (Ton) 4.659,93 3.625,86 9.794,48 267,26 848,33 11,08 1.371,94 185,43 3,87 139,42 134,98 64,50 52,98 0,38 12,00 9,57
Tahun 2009 Produktivitas (Kw/Ha) 895,80 2.253,49 1.102,33 1.133,18 575,14 150,75 5.823,67 765,45 1.548,00 2.212,00 620,60 4.961,54 432,49 253,33 217,19 466,83
Luas Areal (Ha) 8.332,25 16.413,50 15.133,00 352,10 2.761,50 148,25 474,83 461,25 43,25 185,00 393,70 27,20 190,25 7,00 60,00 48,25
Produksi (Ton) 4.661,84 3.624,45 9.799,93 267,15 847,86 11,10 1.372,13 184,97 16,22 409,22 134,91 42,32 56,60 0,38 13,00 9,62
Produktivitas (Kw/Ha) 593,77 260,63 989,76 1.132,73 574,82 150,99 5.824,48 763,55 1.545,00 2.212,00 620,27 496,18 462,05 250,01 216,67 469,16
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Utara Dalam mendukung pengembangan usaha peternakan di daerah ini terdapat potensi lahan padang penggembalaan yang tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 10.290 Ha. Dari luas tersebut, kecamatan yang mempunyai luas dominan adalah Kecamatan Sipahutar, Siborongborong, dan Garoga. Jenis ternak yang dikembangkan di Tapanuli Utara adalah kerbau, babi, ayam buras, dan itik. Perkembangan peternakan di daerah ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3.
Perkembangan Peternakan Tahun 2008 – 2009
No.
Jenis Ternak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
di
Kabupaten
Tapanuli
Utara
Jumlah (ekor) 2008 2.193 16.168 610 2.151 771 34.034 421.134 27.695
Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Itik
2009 2.150 16.304 590 2.133 741 35.566 421.292 28.249
Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara Sesuai kondisi alamnya, wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan wilayah yang kaya sumber daya air, akan tetapi pada saat ini pemanfaatannya untuk kegiatan usaha perikanan belum optimal karena selain terbatasnya keahlian petani ikan juga disebabkan keterbatasan modal usaha yang dimiliki petani maupun pemerintah. Potensi perikanan di daerah ini adalah potensi perikanan air tawar meliputi: kolam, perairan umum dan perikanan di Danau Toba. Perkembangan potensi perikanan di Kabupaten Tapanuli Utara dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.4.
Perkembangan Perikanan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 - 2009 Tahun 2008
No.
Uraian
1.
Kolam Air Tenang
2.
Jaring Apung
3.
Palawija/Mina Padi
Luas Areal (Ha)
Petani Ikan (RTP)
Tahun 2009 Produksi (Ton)
Luas Areal (Ha)
Petani Ikan (RTP)
Produksi (Ton)
220
1.155
213,40
218
1.152
220,30
32
20
30,40
64
42
62.50
883
2.248
289,00
863
2.258
291,30
Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara
Besarnya sumbangan sektor pertanian ini seyogayanya berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Tapanuli Utara. Selain itu sektor pertanian menjadi pendorong bagi pengembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Untuk melihat komoditi apa saja yang menjadi andalan sektor pertanian serta dimana saja sentra-sentra produksi komoditi unggulan tersebut di Kabupaten Tapanuli Utara, maka penelitian ini perlu dilakukan. Hambatan pada sektor pertanian yang sering terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara antara lain bahwa pertanian dilakukan hanya secara tradisional, secara partial dan tidak terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya. Disamping itu permasalahan lainnya dalam pengembangan pertanian masih dilakukan secara umum di semua wilayah dan belum adanya spesifikasi komoditas berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah, belum memikirkan sistem koleksi distribusi yang memudahkan kelancaran pemasaran dan fasilitas sarana produksi, konversi lahan yang tidak terbendung, status tanah/lahan merupakan tanah adat/ulayat dan tanah milik yang mengakibatkan banyaknya lahan kosong di setiap kecamatan dan yang paling penting adalah pengembangan pertanian selama ini belum mempertimbangkan kompetisi antar wilayah yang menghasilkan komoditas yang sama sehingga petani merupakan pihak yang dirugikan terutama disaat panen. Pengembangan pertanian dengan pewilayahan komoditas unggulan yang dilakukan saat ini diharapkan akan tercipta suatu keseimbangan dan keserasian lingkungan dan dapat mengatur pola penggunaan lahan sesuai dengan komoditas pertanian secara optimal dan akhirnya dapat tertata wilayah komoditas pertanian
Universitas Sumatera Utara
secara baik khususnya komoditas unggulan daerah Kabupaten Tapanuli Utara baik lingkup tanaman pangan, hortikultura, buah-buahan, perkebunan, perikanan dan peternakan maupun kehutanan. Sektor unggulan akan dapat menarik perkembangan sektor lainnya. Apabila perkembangan antara sektor unggulan dan non unggulan terjadi secara bersama-sama, maka akan terjadi intensitas kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Seiring dengan peningkatan pendapatan daerah ini pada akhirnya dapat mendorong terjadinya pengembangan wilayah. Sehingga diharapkan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara dapat menjadi blue print bagi perencanaan pengembangan sektor pertanian bagi daerahdaerah lain. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperlukan kajian lebih lanjut dengan melakukan penelitian perencanaan sektor pertanian dalam rangka pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti:
1.
Komoditi apa yang menjadi komoditi unggulan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara ?
2.
Dimanakah sentra-sentra produksi untuk masing-masing komoditi-komoditi unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara ?
Universitas Sumatera Utara
3.
Bagaimana perencanaan strategis sektor pertanian berdasarkan komoditi unggulan dan sentra produksi dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara?
1.3. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut: 1.
Untuk menganalisis komoditi-komoditi unggulan apa saja yang menjadi prioritas utama pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara
2.
Untuk menganalisis sentra-sentra produksi untuk masing-masing komoditikomoditi unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara.
3.
Untuk menganalisis perencanaan strategis sektor pertanian berdasarkan komoditi unggulan dan sentra produksi dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat dan berguna sebagai berikut: 1.
Menjadi sumbangan pemikiran bagi pembangunan sektor pertanian dan kontribusi terhadap ilmu perencanaan dan pengembangan wilayah.
2.
Memberikan alternatif strategi sektor pertanian sebagai sektor basis di daerah Kabupaten Tapanuli Utara sehingga dapat menjadi acuan dalam strategi pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara secara keseluruhan dengan memperhatikan keterkaitannya dengan sektor-sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
3.
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat, pihak swasta dan pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan pertanian untuk dapat lebih meningkat semakin maju dan berkembang di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara