BAB I PENDAHULUAN. Landasan operasional pelaksanaan PBKL di SMA sebagai berikut :

Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) SMA

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2003, BAB XIV pasal 50 ayat (5) menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal. Selanjutnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa untuk SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL), dan pada penjelasan pasal 91 ayat (1) menyatakan bahwa dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal. Merujuk landasan di atas, PBKL yang merupakan usaha sadar dan terencana melalui penggalian dan pengembangan potensi daerah secara arif dalam suasana dan proses pendidikan yang terstandar, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kompetensi, dalam upaya ikut serta membangun masyarakat, bangsa dan negara, perlu dilaksanakan dan dikelola secara tepat dan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang terus menerus dalam lingkup pengembangan standar nasional pendidikan (SNP). Seiring dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah, dalam rangka pelaksanaan PBKL sekolah dituntut untuk mengembangkan dan memberdayakan semua sumber daya yang dimiliki secara optimal, baik sumber daya internal maupun eksternal sekolah melalui langkah-langkah manajemen yang tepat dan terstandar dengan mempertimbangkan permasalahan maupun keberhasilan yang telah dicapai. Permasalahan yang sering dijumpai dalam pelaksanaan program kegiatan disekolah, adalah kurangnya keterpaduan langkah dari segenap komponen terkait. Oleh karenanya dalam rangka keberhasilan pelaksanaan PBKL disekolah, Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu adanya Panduan Penyelenggaraan PBKL, sebagai acuan dan panduan operasional dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan PBKL di SMA yang terpadu dalam segenap komponen Standar Nasional Pendidikan yang harus dilaksanakan sekolah, agar pelaksanaan program dimaksud dapat dilaksanakan terstandar secara sistematis dan kontinyu pada tingkat satuan pendidikan.

B.

LANDASAN OPERASIONAL Landasan operasional pelaksanaan PBKL di SMA sebagai berikut : 1. 2.

3.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 50 ayat (5) yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat (1,2) bahwa kurikulum SMA dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal, yang dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan. Konsekwensi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pasal (94) butir b) bahwa paling lambat 7 (tujuh) tahun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah

2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen

1-34


4. 5.

6. 7. 8. 9.

C.

tersebut, satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri mencakup delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian Lampiran Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 bagian B. 5 butir a.6), dimana setiap guru bertanggung jawab menyusun silabus mata pelajaran yang diampunya. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Bab II No. 2.1.a, menyatakan bahwa pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Lampiran Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Stándar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Ketrampilan. Lampiran D.10 Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan; bahwa penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian mata pelajaran yang relevan. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Lamp. II tentang Perencanaan Proses Pembelajaran. Penjelasan pasal 91 ayat (1), PP 19 tahun 2005 yang menyatakan, dalam rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus pada penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang berbasis keunggulan lokal.

LANDASAN EMPIRIS 1.

2.

3.

Hasil implementasi program BBE life skill SMA tahun 2002-204 yang dikembangkan menjadi SMA Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan (BKLK) tahun 2006, hampir seluruh kegiatan bersifat vokasional, sehingga belum diperoleh hasil optimal yang berkesinambungan. Hal ini disebabkan unsur pendidik dan tenaga kependidikan belum sepenuhnya memahami program tersebut, disamping itu program pembelajarannya tidak menjadi bagian struktur kurikulum. Hasil supervisi terhadap 170 sekolah RSKM menunjukkan bahwa, 32.96% sekolah yang telah melaksanakan PBKL, 4.71% berhasil Amat Baik, 8.82 % baik, dan 19,41% cukup. Sedangkan sisanya 67 % masih kurang, dan ini berarti masih diperlukan upaya untuk mendorong sekolah rintisan tersebut agar dapat melaksanakan PBKL secara lebih baik. Hasil supervisi pada 93 sekolah Rintisan PBKL menunjukkan bahwa, a. 2.15% sekolah berkategori Kurang dan 5.38% berkategori Cukup, berarti masih ada sekolah RPBKL yang belum dapat melaksanakan indikator PBKL seperti yang diharapkan. b. Pelaksana rintisan PBKL juga dapat didorong untuk mencapai profil RSKM (86.02% kategori Standar III, 6.45% kategori Siap SKM). c. Semua sekolah rintisan PBKL telah dapat melaksanakan KTSP (83.87% kategori Baik, 7.53% Siap SKM dan 8.60% Cukup). d. 65.69% sudah melaksanakan PSB secara mandiri meskipun baru 2 SMA yang berkategori Baik dan belum ada yang berkategori Sangat Baik. e. Apabila terlaksana dengan baik, PBKL dapat menjadi karakteristik keunggulan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah yang melaksanakan PBKL dengan baik, dapat didorong untuk melaksanakan KTSP dan PSB, serta memiliki karakteristik keunggulan, namun masih diperlukan berbagai upaya agar PBKL dapat dilaksanakan secara baik dan benar, sehingga diperlukan pedoman penyelenggaraan PBKL.


2-34


4.

D.

Penyelenggaraan sekolah rintisan SKM, PBKL, dan PSB perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan SMA yang memadukan karakteristik ketiga program rintisan tersebut, dan untuk itu diperlukan spesifikasi pedoman untuk penyelenggaraan PBKL bagi semua sekolah rintisan.

TUJUAN Tujuan Panduan Penyelenggaraan PBKL ini adalah : 1. 2. 3.

E.

Memberikan pemahaman yang sama dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di sekolah. Memberikan panduan bagi sekolah dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan PBKL sesuai dengan arah pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP). Memberikan panduan bagi para pembina serta pemangku kepentingan sekolah lainnya dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dan dukungan untuk keberhasilan dalam pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA.

HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari panduan ini adalah : 1. 2. 3. 4.

F.

Adanya pemahaman yang sama bagi sekolah dalam melaksanakan dan mengembangkan PBKL. Adanya panduan bagi sekolah dalam penyelenggaraan PBKL sesuai arah dan tuntutan SNP. Adanya panduan bagi para pembina serta pemangku kepentingan sekolah lainnya dalam mengawal keberhasilan pelaksanaan PBKL di sekolah. Terlaksananya program PBKL di sekolah sesuai dengan konsep dan profil yang diharapkan.

SASARAN Sasaran penggunaan panduan penyelenggaraan PBKL ini adalah : 1. 2.

3.

Seluruh SMA dalam kategori standar maupun kategori mandiri yang berkepentingan melaksanakan program PBKL, dan semua sekolah rintisan dengan fokus Sekolah Model SKM–PBKL-PSB. Seluruh pelaksana program PBKL di sekolah yang meliputi : a. Kepala Sekolah b. Tim Pengembang Kurikulum Sekolah c. Tim PBKL d. Dewan Pendidik (Dewan Guru) e. Guru dan atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran f. Tata Usaha g. Pengawas Sekolah h. Komite Sekolah i. Narasumber Penyelenggara PBKL di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.


3-34


BAB II PENYELENGGARAAN PBKL DISEKOLAH A.

KARAKTERISTIK PBKL Berdasarkan konsepnya, PBKL dapat diartikan sebagai “usaha sadar dan terencana melalui penggalian dan pengembangan potensi daerah secara arif dalam suasana dan proses pendidikan yang terstandar, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kompetensi, dalam upaya ikut serta membangun masyarakat, bangsa dan negara”. Oleh karena itu PBKL adalah pelaksanaan pendidikan yang mengacu pada standar (8 SNP) dengan karakteristik keunggulan lokal yang dikembangkan dalam pembelajaran, yang dilaksanakan dalam kerangka KTSP.

B.

ALUR DAN LANGKAH KEGIATAN Pelaksanaan PBKL disekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, didukung oleh seluruh warga sekolah dan merupakan bagian utuh dari program sekolah. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sistematis dan strategis sesuai alur mekanisme dan langkahlangkah yang digambarkan bagan berikut :

Sosialisasi Program PBKL

Analisis SK/KD

Menentukan Strategi Pelaksanaan

Pembentukan Tim Pengembang PBKL

Inventarisasi dan Analisis Kondisi A. Potensi/kebutuhan lingkungan B. Bakat dan minat peserta didik C. Daya dukung internal eksternal

Pengintegrasian PBKL Dalam Dokumen KTSP

Pengembangan Silabus

Melaksanakan Penilaian

Pemetaan Kompetensi yang Dikembangkan

Tindak Lanjut Guru

Melaksanakan Pembelajaran PBKL

Identifikasi Potensi Keunggulan Lokal

Menentukan Tema/Jenis PBKL yang Dikembangkan

Mengembangkan RPP

Mengembangkan Bahan Ajar

Supervisi Dan Evaluasi Program

Gambar 1. Alur dan langkah kegiatan pelaksanaan PBKL di SMA


4-34


Penjelasan alur dan langkah kegiatan pelaksanaan PBKL di SMA sebagai berikut : 1.

Melaksanakan Sosialisasi Program PBKL Kepala sekolah mensosialisasikan program PBKL kepada seluruh warga sekolah dan komite serta fihak terkait lainnya, untuk memberikan pemahaman terhadap PBKL yang meliputi : a. Konsep maupun alur keseluruhan proses dalam penyelenggaraan PBKL. b. Peran dan dukungan segenap warga sekolah dalam pelaksanaan dan langkah selanjutnya.

2.

Membentuk Tim Pengembang PBKL a.

b.

3.

Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang PKL melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah, melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan serta Komite, yang memiliki kompetensi dan relevansi dengan PBKL, dan diberikan pembekalan dan arahan dalam pelaksanaan tugasnya. Tim bertugas mempersiapkan dan melaksanakan langkah mekanisme dan proses dalam penyelenggaraan PBKL, meliputi Inventarisasi Kondisi, Analisis Kondisi, Identifikasi Potensi Keunggulan Lokal, Penentuan Tema/Jenis PBKL, Penyesuaian Dokumen KTSP, Pemetaan Kompetensi, Analisis Standar Isi, Pengembangan Silabus, dan mengkoordinasikan langkah-langkah selanjutnya kepada guru mapel terkait.

Melaksanakan Inventarisasi dan Analisis Kondisi Analisis kondisi internal dan eksternal yang dilakukan merupakan bagian dari analisis konteks dalam penyusunan KTSP, akan tetapi dalam panduan ini secara eksternal lebih difokuskan untuk melihat potensi keunggulan lokal yang dapat dikembangkan, dan melihat tingkat kesiapan sekolah dalam penyelenggaraan PBKL yang akan dilaksanakan. a.

Inventarisasi dan analisis kondisi internal Inventarisasi dan Analisis Kondisi internal satuan pendidikan, semestinya dilanjutkan pada analisis SNP, tetapi dalam panduan ini lebih terfokus pada arah untuk melihat tingkat kesiapan sekolah dalam melaksanakan PBKL. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 1)

2) 3)

Mengumpulkan dan mengidentifikasi data riil internal sekolah yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pembiayaan dan program sekolah yang terkait SNP dan penekanan/spesifikasi yang terkait keunggulan lokal/PBKL. Pengumpulan data melalui dokumentasi atau observasi pada tempattempat yang relevan, serta wawancara dengan narasumber yang kompeten dan dapat dipertanggung jawabkan. Data yang terkumpul melalui berbagai metode dimasukkan dalam kategori kondisi riil kemudian dilakukan analisis dengan mempersandingkan dengan kondisi ideal sesuai SNP atau kondisi ideal yang diinginkan dalam PBKL, sehingga diperoleh kesenjangan. Kesenjangan internal yang positip akan menjadi kekuatan dan kesenjangan internal yang negatif akan menjadi kelemahan. a) Kondisi ideal adalah kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan, yang mendukung dan menunjang kegiatan sekolah.


5-34


b)

4)

5)

Kondisi riil adalah kondisi nyata yang terjadi dalam lingkungan Satuan Pendidikan. c) Kesenjangan adalah situasi ketidak sesuaian antara kondisi ideal dengan kondisi riIl. Kesenjangan yang positip menghasilkan kekuatan, dan kondisi kesenjangan yang negatif merupakan kelemahan. d) Kesiapan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memanfaatkan kekuatan yang ada atau mengatasi kelemahan yang ada, berupa aktifitas tindak lanjut yang akan dilakukan untuk memenuhi harapan/atau keterlaksanaan PBKL. Dari kekuatan dan kelemahan yang ada sebagai bentuk analisis diperoleh hasil berupa kesiapan untuk menghilangkan kesenjangan dan memenuhi kondisi yang diharapkan atau untuk mendukung keterlaksanaan PBKL. Alternatif format dan contoh pengisian pada lembar berikut :


6-34


Contoh inventarisasi dan analisis kondisi internal satuan pendidikan NO.

KOMPONEN

1.

Peserta Didik

2.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

KONDISI IDEAL § 32 siswa perkelas § Angka melajutkan 100 %

KONDISI RIIL § 36 siswa per kelas § Angka melajutkan 40 % § Motivasi belajar rata-rata rendah § Rata-rata ekonomi menengah kebawah § Terbiasa bekerja membantu orang tua § Sebagian besar keluarga petani § Tinggal di daerah wisata § Gandrung produk luar negeri § dst....

§ Pendidikan Guru minimal S1 § Beban Mengajar rata-rata 24 jam § Guru memiliki wawasan berpikir yang luas

§ Pendidikan Guru S1 dan S2 § Beban mengajar rata-rata kurang dari 24 jam § Mengenal secara praktis pada kegiatan di bidang pertanian, perkebunan. § Mengenal dan memiliki apresiasi seni dan keindahan tanaman hias § Penguasaan TIK cukup baik § Tidak ada yang berpendidikan formal Pertanian.


KEKUATAN § Daya tahan terhadap kesulitan dan kerja keras cukup tinggi § Motivasi kerja tinggi § Faham terhadap seluk beluk tentang tanaman pertanian, perkebunan, pariwisata, dan seni budaya. § Mengenal potensi daerah setempat § Daya Dukung SDM tinggi § Potensi keberhasilan dalam pembelajaran tinggi § Potensial dalam inovasi dibidang pertanian/perkebunan/ tanaman hias dan TIK

KELEMAHAN § Belum sesuai SNP § Angka melajutkan pendidikan rendah § Kemampuan membeli buku rendah § Kecintaan produk dalam negeri rendah

KESIAPAN SEKOLAH § Pengurangan jumlah siswa secara bertahap § Memberi bekal keterampilan § Meningkatkan kreasi dan inovasi pendidikan/pelatihan yang berbasis potensi lokal (pertanian, prkebunan, pariwisata, dan seni budaya) § Melatih kreasi terhadap pengembangan potensi daerah § Penyediaan Buku Pustaka

§§ Kerja guru tidak efisien

§ Mengembangkan kreasi dan inovasi dalam pendidikan § Mengembangkan kegiatan untuk menambah tugas guru § Mengembangkan sektor tanaman/perkebunan yang berhubungan seni § Mengirim guru mengikuti pelatihan § Mengadakan kerjasama Dinas pertanian/perkebunan

§ Kekurangan guru yang spesifik pada bidang pertanian/ perkebunan/tanaman Hias

7-34


NO. 3.

KOMPONEN Sarana Prasarana

4. 5.

KONDISI IDEAL § Jumlah ruang kelas sama dengan rombel § Ada laboratrium TIK § Laboratorium Biologi § Laboratorium Kimia § Laboratorium Fisika § Jaringan internet § Alat Lab lengkap

KEKUATAN § Sarpra hampir memenuhi SNP § Potensial untuk pelaksanaan pembelajaran CTL dan Pakem § Potensial untuk kegiatan penelitian dan pengembangan bidang biologi/tumbuhan dan TIK § Memiliki Green Hause

KELEMAHAN § Buku referensi di perpustakaan kurang

KESIAPAN SEKOLAH § Memberdayakan Laboratoriun dan Green House untuk pengembangan tanaman hias § Memprogramkan pengadaan Buku yang terkait Pertanian dan tanaman hias

Pembiayaan

KONDISI RIIL Laboratorium TIK lengkap Areal sekolah cukup luas Ruang Laboratorium Lengkap Alat/Media untuk KBM Cukup Lingkungan sekolah hijau, rindang, bersih, dan nyaman § Memiliki Green Hause standar § Taman Hias dan tanaman perindang terawat baik. § Sumber air disekolah cukup § Koleksi buku perpustakaan sebagian buku mapel § Belum ada buku-buku pertanian dst

dst

dst

Dst

dst

dst

dst

dst

Dst


§ § § § §

8-34


b.

Inventarisasi dan analisis kondisi eksternal Analisis kondisi eksternal dilakukan dengan langkah awal menginventarisasi data eksternal meliputi komponen : sumber daya lingkungan (sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis, dsb), komite sekolah, dewan pendidikan, dinas/instansi lain, dunis usaha/dunia industri (DU/DI), serta komponen lainnya. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan analisis terhadap peluang dan tantangan pada komponen-komponen eksternal yang ada, untuk memperoleh dan mengetahui potensi keunggulan lokal yang bersifat kompetitif, komparatif yang mungkin dapat dikembangkan. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi data eksternal sekolah yang meliputi komponen : sumber daya lingkungan (sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis, dsb), komite sekolah, dewan pendidikan, dinas/instansi lain, DU/DI, serta komponen lainnya. 2) Pengumpulan data melalui dokumentasi atau observasi pada tempattempat yang relevan, serta wawancara dengan nara sumber yang kompeten dan dapat dipertanggung jawabkan. 3) Data yang terkumpul melalui berbagai metode dimasukkan dalam kategori kondisi riil kemudian dilakukan analisis dengan mempersandingkan dengan kondisi ideal diinginkan dalam PBKL, sehingga diperoleh kesenjangan. Kesenjangan eksternal yang positip akan menjadi peluang dan kesenjangan eksternal yang negatif akan menjadi tantangan. a) Kondisi ideal adalah kondisi yang diharapkan oleh satuan pendidikan yang mendukung dan menunjang program sekolah. b) Kondisi riil adalah kondisi nyata yang terjadi dalam lingkungan Satua Penidik, sehingga nampak peluang dan tantangan c) Kesenjangan adalah situasi ketidaksesuaian antara kondisi ideal dengan kondisi riIl d) Rencana tindak lanjut merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengurangi kesejangan yang terjadi, yang berupa aktifitas yang dimungkinkan untuk dilakukan sekolah. 4) Dari peluang dan tantangan yang ada sebagai bentuk dan hasil analisis diperoleh rencana tindak lanjut berupa kegiatan yang dapat dilakukan sebagai solusi atas kesenjangan yang ada dalam bentuk Potensi PBKL yang dapat dikembangkan. 5) Alternatif format dan contoh pengisian pada lembar berikut :


9-34


Contoh Isian dan Format Inventarisasi dan Analisis Kondisi Eksternal Satuan Pendidikan NO.

KOMPONEN

KONDISI RIIL

PELUANG

TANTANGAN

1.

Sumber Daya Alam

§ Wilayah berupa hamparan dataran rendah yang luas § Pemandangan alam indah dari hamparan persawahan yang luas § Udara tidak terlalu panas § Merupakan daerah pertanian yang subur § Sumber air melimpah

§ Pengembangan daerah wisata alam § Kegiatan sektor budidaya pertanian perkebunan, serta tanaman hias dan perikanan. § Pengembangan dan pemasaran produk lokal § Pemasaran produk keunggulan lokal dalam kegiatan wisata

§ Belum banyak kreasi lokal sebagai daya dukung pengembangan wisata § Mengupayakan adanya produk sebagai daya dukung potensi wisata § Potensi sumber air belum optimal digunakan dalam usaha dalam rumah tangga

2.

Lokasi Geografis

§ Wilayah mudah dijangkau § Dekat kota besar dan kota pelajar § Dekat gunung Merbabu dan Merapi § Cuaca harian selalu cerah § Udara tidak terlalu panas § Semua jenis tanaman bisa tumbuh dengan baik. § Berada tidak jauh dari lokasi perkantoran dan industri. § Dekat jalur utama SoloJakarta § Dekat kota budaya dan kota wisata Solo

§ Pengembangan bidang wisata § Pengembangan bidang pertanian/perkebunan /tanaman hias § Pengembangan Ketrampilan bidang TIK § Pengembangan usaha bidang jasa

§ Mengembangkan inovasi dalam menangkap peluang usaha. § Meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam industri rumah tangga § Kurangnya pemanfaatan TIK dalam bidang pemasaran


DUKUNGAN

POTENSI PBKL YANG DAPAT DIKEMBANGKAN § Kegiatan sektor budidaya pertanian, perkebunan, tanaman hias dan perikanan § Pengembangan dan pemasaran produk keunggulan lokal § Pengembangan industri rumah tangga pendukung sektor wisata

§ Pengembangan produk keunggulan lokal § Pengembangan bidang pemasaran § Pengembangan budidaya bidang pertanian, perkebunan, Tanaman Hias

10-34


NO.

KOMPONEN

3.

Budaya

4.

Komite sekolah

5.

dst

KONDISI RIIL

PELUANG

§ Peran masyarakat dalam kegiatan seni/budaya cukup tinggi § Banyak praktisi seniman Dalang, Lawak, Karawitan, Campursari, Musik. § Ada peninggalan sejarah dan budaya Keraton Surakarta. § Ada tradisi padusan dan kungkum di umbul Pengging. § Ada tradisi ziarah dimakam pujangga Yosodipuro § Sebagai pusat keramaian pada event-event budaya/ tradisi. § Komite sekolah belum maksimal dalam peran pendampingan untuk peningkatan akademik § Semangat Komite untuk memberikan dukungan cukup tinggi, meskipun kemampuan terbatas

§ Pengembangan kegiatan disektor wisata. § Pengembangan wisata sejarah dan wisata spiritual. § Pengembangan usaha promosi wisata. § Pemanfaatan momenmomen ritual budaya dan tradisi sebagai ajang pemasaran

§ Meningkatkan promosi potensi budaya dan historis dalam kepariwisataan § Mengembangkan produk keunggulan lokal § Memanfaatan sektor wisata untuk memasarkan produk keunggulan lokal.

§ Komite sekolah dapat memfasilitasi kerjasama dengan masyarakat/ DUDI dalam pelaksnaan PBKL § Anggota Komite Sekolah ada yang mampu menjadi nara sumber dalam bidang pertanian/perkebunan § Komite sekolahmasih dapat meningkatkan peran dukungan dalam penggalian dana dari masyarakat.

§ Memaksimalkan peran Komite Sekolah sebagai pendukung pendanaan § Meluruskan pemahaman terhadap wacana pendidikan gratis

dst

dst

dst


POTENSI PBKL YANG DAPAT DIKEMBANGKAN § Pengembangan kegiatan disektor pertanian, perkebunan dan wisata. § Pengembangan usaha pudidayaan tanaman hias. § Pengembangan usaha promosi wisata. § Pengembangan usaha pemasaran pada eventevent ritual dan tradisi

TANTANGAN

§ Komite Sekolah berperan sebagai: Pertimbangan, Pendukung, Pengontrol, Mediator § Fungsi Komite : Komitmen mutu, Kerja sama, Menampung aspirasi, Memberi masukan dan rekomendasi, Mendorong partisipasi, Menggalang dana, Evaluasi dst

§ Menjadikan sebagian anggota komite sekolah sebagai narasumber kegiatan yang relevan

§ Mengajukan peningkatan dukungan pendanaan dari komite sekolah

dst

11-34


4.

Identifikasi potensi dan penentuan jenis/tema keunggulan lokal Jenis keunggulan lokal yang dikembangkan sekolah ditentukan berdasarkan hasil analisis kondisi internal sekolah dan kondisi eksternal sekolah. Sekolah menentukan jenis/tema PBKL yang akan dikembangkan dengan melihat keterkaitan yang paling erat dan tepat inter dan antar kesiapan sekolah dengan potensi PBKL yang ada, melalui langkah-langkah sebagai berikut : a. Tuliskan kembali hasil analisis kondisi internal sekolah berupa data tingkat kesiapan sekolah/tidak lanjut kesiapan PBKL pada satu kolom b. Tuliskan kembali hasil analisis kondisi eksternal sekolah berupa data potensi PBKL yang dapat dikembangkan pada satu kolom yang lain c. Persandingkan data antara kesiapan sekolah dengan potensi PBKL yang dapat dikembangkan d. Pilihlah satu potensi PBKL yang paling kuat keterkaitannya dengan kesiapan sekolah e. Tentukan potensi PBKL yang terpilih menjadi tema PBKL yang akan dikembangkan disekolah. Contoh alur identifikasi dan penetapan tema PBKL yang dilaksanakan digambarkan pada alur bagan berikut : Tingkat Kesiapan Sekolah (Hasil Analisis Internal)

Potensi PBKL yang Dapat Dikembangkan (Hasil Analisis Eksternal)

Misal : - Penyesuaian jumlah siswa scara bertahap - Memberikan bekal kecakapan vokasional - Penyediaan Buku Pustaka - Meningkatkan kreasi dan inovasi pendidikan/ pelatihan berbasis potensi lokal (pertanian, prkebunan, pariwisata, seni, budaya) - Melatih kreasi siswa dalam pengembangan potensi daerah - Mengembangkan kreasi dan inovasi dalam pendidikan - Mengembangkan kegiatan untuk menambah tugas guru - Mengembangkan sektor perkebunan yang berhubungan dengan seni - Mengirim guru mengikuti pelatihan - Mengadakan kerjasama dg dinas pertanian/perkebunan - Memberdayakan laboratoriun dan Green House untuk pngembangan tanaman hias - Memprogramkan pengadaan Buku yang terkait Pertanian dan tanaman hias - Dst

Misal : - Kegiatan sektor budidaya pertanian, perkebunan, tanaman hias dan perikanan. - Pengembangan dan pemasaran produk keunggulan lokal - Pengembangan home industri pendukung sektor wisata - Pengembangan produk keunggulan lokal - Pengembangan bidang pemasaran - Pengembangan budidaya bidang pertanian, perkebunan, tanaman hias - Pengembangan kegiatan disektor pertanian, perkebunan dan wisata. - Pengembangan usaha pudidayaan tanaman hias. - Pengembangan usaha promosi wisata. - Pengembangan usaha pemasaran pada acara ritual dan tradisi - Menjadikan komite sekolah sebagai nara sumber kegiatan yang relevan - Dukungan pendanaan dari komite sekolah - Dst

Jenis/Tema PBKL Yang Dipilih Misal : BUDIDAYA TANAMAN HIAS

Gambar 2. Contoh alur identifikasi dan penetapan tema PBKL 2010,Dit. Pembinaan SMA-Ditjen. Mandikdasmen

12-34


5.

Pemetaan kompetensi PBKL Setelah diketahui jenis/tema PBKL yang akan dikembangkan, maka Tim PBKL harus menentukan kompetensi yang akan dikembangkan pada siswa melalui program PBKL tersebut. Selanjutnya kompetensi yang akan dikembangkan tersebut dipetakan dalam Standar Isi dalam lingkup mata pelajaran yang relevan. Pemetaan ini diperlukan untuk acuan dalam pengembangan silabus maupun RPP, serta acuan dalam menentukan strategi pelaksanaan PBKL dalam pembelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.

g. h.

i.

j.

Mensosialisasiikan Jenis/tema PBKL yang akan dikembangkan di sekolah kepada semua guru mapel; Melibatkan guru mata pelajaran untuk menentukan kompetensi PBKL dengan mempertimbangkan potensi siswa dan daya dukung internal/eksternal; Menuliskan semua kompetensi yang akan dikembangkan dalam tema PBKL; Menentukan kategori ranah kompetensi PBKL (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) sebagai bahan pertimbangan penentuan strategi pelaksanaan; Menyusun/mengembangkan KD serta indikator pencapaian kompenetensi karena SK maupun KD belum ada pada Standar Isi (khusus apabila pelaksanaan PBKL melalui mapel mulok). Melihat dan mencermati seluruh SK dan KD serta indikator pencapaian pada masing-masing mapel kemudian melihat secara cermat, keterkaitannya dengan kompetensi yang dikembangkan dalam PBKL, dengan melibatkan semua guru mapel termasuk mapel keterampilan. Memberikan tanda (chek list, ya/tidak) untuk keterkaitan kompetensi PBKL dengan SK dan atau KD serta indikator pencapaian yang ada pada masing-masing mapel. (Lihat contoh format) Memetakan kompetensi PBKL dalam diskripsi SK/KD dan indikator pencapaian setiap mapel melalui 3 (tiga) alternatif: 1) Menggunakan SK/KD yang ada untuk dikembangkan menjadi indikator kompetensi PBKL; 2) Menyisipkan substansi PBKL pada KD yang sudah ada; 3) Menambah KD baru diantara KD yang sudah ada. Menentukan sikap untuk memilih SK/KD, 1) Jika ada keterkaitan kompetensi PBKL dengan SK/KD suatu mapel, maka SK/KD mapel tersebut dapat digunakan bersama; 2) Jika kompetensi PBKL dengan SK/KD tidak ada keterkaitan, tetapi materi pokok mapel tersebut berhubungan, maka kompetensi PBKL berdiri sendiri sebagai SK/KD atau indikator pencapaian PBKL; 3) Jika SK/KD mapel dan kompetensi PBKL sama sekali tidak ada kaitannya, maka mapel itu tidak memiliki relevansi dengan PBKL. Menyusun SK/KD dan indikator pencapaian secara mandiri untuk mapel keterampilan, apabila SK/KD yang ada pada Standar Isi tidak memiliki relevansi/ keterkaitan

Semua kegiatan tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan melalui format contoh berikut : Contoh penetapan kompetensi yang dikembangkan dalam PBKL


13-34


Jenis/Tema PBKL Budidaya Tanaman Hias

Kompetensi yang Ingin Dicapai § Mengenal jenis dan variasi tanaman hias dengan ciri-cirinya sebagai bagian ilmu biologi § Memahami syarat tumbuh tanaman hias berdasarkan jenisnya § Memahami pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman hias sesuai jenisnya § Memahami perawatan dan pemupukan tanaman hias § Memahami hama dan penyakit pada tanaman hias § Memahami nilai ekonomi yang dapat dikembangkan dari budi daya tanaman hias § Dapat menyusun analisa usaha pada budidaya tanaman hias dalam skala kecil § Dapat menjelaskan strategi pemasaran produk budidaya tanaman hias § Dst


Keterangan

14-34


Contoh Pemetaan Kompetensi PBKL Dalam Standar Isi

TEMA PBKL Budidaya tanaman hias

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN DALAM PBKL Mengenal jenis dan variasi tanaman hias dengan ciri-cirinya sebagai bagian ilmu biologi

Memahami syarat tumbuh tanaman hias berdasarkan jenisnya


RELEVANSI YA v

TIDAK

ELEMEN K0MPETENSI Pengetahuan

MATA PELAJARAN .................... STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami manfaat keaneka ragaman hayati

KOMPETENSI DASAR 3.1 Mendeskripsikan konsep keaneka ragaman gen, jenis ekosistem melalui kegiatan pengamatan

INDIKATOR PENCAPAIAN § Menyebutkan 3 jenis keanekagaman hayati § Menjelaskan keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan. § Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan § Mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan variasi tanaman hias § Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan. § Menemukan jenis tanaman hias khas daerah/wilayah dan mendeskripsikan keanekaragaman gennya § Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup dari hasil pengamatan lingkungan. § Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan

15-34


TEMA PBKL

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN DALAM PBKL

RELEVANSI YA

TIDAK

ELEMEN K0MPETENSI

MATA PELAJARAN .................... STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PENCAPAIAN § Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem. § Mengenali kekhasan berbagai tingkat keanekaragaman tanaman hias di lingkungan sekitar. § Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan keanekaragaman ekosistem. § Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan keanekaragaman tanaman hias § Menjelaskan peran keanekaragaman terhadap kestabilan lingkungan, dan kekhususannya pada tanaman hias.

Menjelaskan strategi pemasaran tanaman hias


v

Knowledge

3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indoneia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam 3.3 Mendeskripsikan ciriciri Divisio dalam dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. dst.

Memahami syarat tumbuh tanaman hias berdasarkan jenisnya

16-34


6.

Pengintegrasian PBKL dalam dokumen KTSP Setelah tema PBKL ditetapkan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran, maka PBKL harus terakomodir dalam KTSP sesuai Standar Isi, sehingga langkah selanjutnya adalah memasukkan PBKL dalam dokumen KTSP karena PBKL merupakan bagian dari program sekolah. a.

Kerangka dasar 1)

Perumusan kembali visi sekolah PBKL merupakan kegiatan strategik, sebagai satu kesatuan dari program sekolah. Oleh karenanya karakter kompetensi yang ingin dicapai dalam program PBKL, perlu diintegrasikan ke dalam Visi satuan pendidikan. Dengan demikian PBKL tidak hanya dilaksanakan karena adanya stimulan block grant dari pemerintah, tetapi PBKL menjadi warna dorongan, dan kekuatan, bagi warga sekolah dalam membangun dan mengembangkan kecakapan, untuk mempersiapkan masa depan sekolah. Langkah dan caranya sesuai prosedur dan mekanisme perumusan Visi Sekolah dengan memasukkan karakter Nilai-nilai Keunggulan Lokal yang dikembangkan disekolah. Format dan contoh : Visi Semula Terwujudnya Pendidikan yang Unggul dalam Prestasi, Teladan dalam Perilaku

2).

Tema PBKL yang akan Dilaksanakan Budi Daya Tanaman Hias

Rumusan Visi Terbaru Terwujudnya Pendidikan yang Unggul dalam Prestasi, Teladan dalam Perilaku, dan Cinta Keindahan

Menentukan misi satuan pendidikan Misi merupakan arah untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, yang menjadi dasar program pokok sekolah, selanjutnya perlu dikaji dan dirumuskan kembali dengan penekanan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan yang berkarakter kompetensi keunggulan lokal yang dikembangkan. a) b) c)

Tuliskan Misi sekolah yang lama pada kolom yang tersedia Tuliskan Tema Program PBKL yang dikembangkan Cermati dan diskusikan sesuai makanisme dan prosedur yang ada, kemudian rumuskan dan tuliskan Misi yang baru.


17-34


Format dan contoh : Misi Semula

Tema PBKL yang akan Dilaksanakan

Menumbuhkan belajar yang efektif dan efisien Mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, sopan, simpatik

3)

Rumusan Misi Terbaru Menumbuhkan belajar yang efektif dan efisien

Budiaya tanaman hias

Mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, sopan, simpatik, indah

Meningkatkan semangat berprestasi dan kompetitif.

Meningkatkan semangat berprestasi yang produktif dan kompetiitif.

Memberdayakan potensi yang dimiliki sekolah dan masyarakat

Memberdayakan dan mengembangkan potensi yang dimiliki sekolah dan masyarakat

Menumbuhkan Kepercayaan dan disiplin diri bagi warga sekolah

Menumbuhkan kepercayaan karakter dan disiplin diri bagi warga sekolah

Merumuskan kembali tujuan satuan pendidikan Tujuan sekolah yang sudah ada ditinjau kembali dan selanjutnya direvisi sesuai prosedur dan mekanisme yang ada dengan memperhatikan SKL satuan pendidikan dan mengakomodir kompetensi keunggulan lokal yang dikembangkan di sekolah. Format dan contoh : Tujuan Sekolah Yang sudah ada Membekali siswa dengan dasar nilai-nilai dan pengetahuan untuk dikembangkan dalam pendidikan tinggi.

b.

PBKL yang dikembangkan Budidaya tanaman hias

Tujuan Sekolah setelah di Revisi Membekali siswa dengan dasar-dasar norma, pengetahuan dan kecakapan untuk dikembangkan dalam Pendidikan Tinggi dan masyarakat.

Struktur kurikulum Struktur kurikulum tidak mengalami perubahan karena PBKL bukan mapel baru yang berdiri sendiri, melainkan masuk pada masing-masing kelompok mapel, Ketrampilan, atau Muatan Lokal. Namun alokasi waktu yang dimungkinkan untuk disesuaikan dengan langkah : 1)

Mencermati SK/KD/Indikator pencapaian mapel yang sudah terintegrasi kompetensi PBKL


18-34


2)

c.

Apabila pertimbangan tambahan volume SK/KD/Indikator Pencapaian dan cakupan materi ternyata diperlukan penambahan alokasi waktu, maka dapat menggunakan sebagian waktu dari 4 jam yang boleh ditambahkan dari 38 jam beban belajar sesuai standar nasional.

Beban belajar dan kalender pendidikan Beban Belajar maupun Kalender Pendidikan tidak begitu terpengaruh dengan adanya PBKL, melainkan hanya penajaman alokasi waktu per mapel yang mengacu pada struktur kurikulum. Hal ini dikarenakan PBKL bukan Mata Pelajaran yang berdiri sendiri.

7.

Analisis SK/KD Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan oleh kelompok guru/MGMP mapel yang terkait/relevan PBKL, yaitu melengkapi dokumen SK/KD mapel terkait, dengan langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut : a. b. c. d. e. g. h. i.

Mengintegrasikan PBKL dalam tujuan mapel yang sesuai Memasukkan materi PBKL dalam ruang lingkup mapel terkait Menjabarkan standar kompetensi kedalam KD pada setiap jenjang Menentukan tahapan berfikir KD untuk dikembangkan dalam menentukan kata kerja operasional (KKO), indikator pencapaian kompetensi serta materi pokok Mengembangkan SK/KD PBKL menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi menjadi materi pokok Mengkategorikan materi pokok dalam ruang lingkup mapel Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan berdasarkan indikator pencapaian

Langkah tersebut dapat dinyatakan dalam contoh dan format berikutnya :


19-34


Contoh format dan isian : ANALISIS/ PEMETAAN SK/KD Mata Pelajaran : Biologi Kelas : XI Standar Kompetensi 3. Memaha mi manfa at keane ka ragam an hayati

Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis ekosistem melalui kegiatan pengamatan

dsb ....

Tahapan Berpikir KD

Indikator Pencapaian

C5

§ Menyebutkan 3 jenis keanekagaman § Menjelaskan keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan.

Tahapan Berpikir Indikator C1

Materi Pokok Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem.

Ruang Lingkup (SK–KD) 1 2 3 v

C2

§ Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan

C3

§ Mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan variasi tanaman hias § Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan.

C4

§ Menemukan jenis tanaman hias khas daaerah/wilayah dan mendes kripsikan keanekaragaman gennya. § dst .......

C5

C4

Alokasi Waktu … menit … menit

Keanekaragaman gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup

… menit v

Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman pada spesies yang berbeda

v

Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya perbedaan komponen abiotik suatu lingkungan

v

… menit … menit

… menit

Keterangan: Ruang lingkup mata perlajaran Biologi 1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem 2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.


20-34


8.

Pengembangan Sibalus Silabus semua mata pelajaran kecuali Mulok, sudah dibuat Pendidik (MGMP) sebelumnya. Selanjutnya silabus tersebut perlu direvisi pada bagian SK atau KD, atau Indikator Kompetensi atau Materi Pokok yang terintegrasi kompetensi/ indikator/materi keunggulan lokal dalam PBKL. Untuk SK dan KD Mapel Keterampilan yang belum tersedia dalam Standar Isi serta Mata Pelajaran Mulok harus dibuat secara mandiri, sehingga silabus mapel tersebut juga harus dibuat secara mandiri, mengacu SK/KD yang disusun, sesuai langkah/prosedur berikut : a. b. c.

d.

e.

f.

Mengkaji SK/KD yang ada/yang telah dikembangkan/disusun dengan spesifikasi PBKL Merumuskan indikator pencapaian kompetensi (IPK) khususnya yang menyangkut PBKL Mengidentifikasi materi pelajaran Menentukan cakupan (aspek kognitif; fakta, konsep, prinsip, prosedur; aspek psikomotor, aspek afektif), dan urutan materi pembelajaran (pendekatan prosedural, pendekatan hierarkis) mengacu pada IPK PBKL. Menentukan kegiatan pembelajaran Mengacu kepada IPK dengan memperhatikan: 1) kesesuaian tingkat kompetensi pada IPK, 2) urutan kegiatan pembelajaran sesuai urutan IPK, 3). Penentuan kegiatan TM, PT dan KMTT sesuai dengan SK/KD terkait PBKL. Menentukan penilaian Menentukan jenis penilaian (tes/non tes), teknik penilaian (tertulis, lisan dan praktek), dan bentuk penilaian (uraian dan objektif; PG dan isian) dengan mengacu indicator pencapaian kompetensi PBKL. Menentukan alokasi waktu berdasarkan jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan pertimbangan jumlah KD, perluasan dan kedalaman materi, tingkat kesulitan/kepentingan KD, jangkauan IPK dan materi pokok PBKL.


21-34


CONTOH FORMAT DAN ISIAN SILABUS Nama sekolah Mata Pelajaran

: SMA Negeri Handayani : Biologi

Standar Kompetensi: : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Dasar § Konsep keanekaragam- § Melakukan pengamatan 3.1 Mendeskripsian gen, jenis, keanekaragaman makhluk kan konsep ekosistem hidup termasuk tanaman hias keaneka§ Keanekaragaman gen di lingkungan sekitarnya dan ragaman gen, § Gen mengekspresikan mengelompokkan sesuai jenis berbagai variasi dari jenisnya masing-masing. ekosistem satu jenis makhluk § Mengelompokkan tumbuhan melalui hidup, yang sama jenisnya dan kegiatan § Keanekaragaman jenis menemukan keanekaragaman pengamat-an adalah keanekaragam pada satu jenis tumbuhan, an pada spesies yang seperti ukuran daun, warna berbeda. bunga, tinggi pohon dll. dari § Keanekaragaman tumbuhan yang diamati, ekosistem termasuk pengkhusuan pada § Keanekaragaman tanaman hias ekosistem terjadi § Mengidentifikasi jenis karena adanya organisme khas daerah/ perbedaan komponen wilayah termasuk tanaman abiotik suatu hias seperti salak pondoh lingkungan yaitu letak (DIY), Butun dan Ketapang pada garis lintang dan (wilayah pesisir pantai) bujurnya, ketinggian Anggrek hutan, lingkungan tempat, iklim, sekitar tempat tinggal dan kelembaban, suhu, mendeskripsikan kondisi tanah dsb. keanekaragaman gennya. § Keanekaragaman ekosistem mengakibatkan keanekaragaman hayati § dsb........


Kelas/Program Semester

Indikator § Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup dari hasil pengamatan lingkungan § Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan § Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan. § Mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan variasi tanaman hias § Menemukan jenis organisme khas daaerah/wilayah dan mendeskripsi kan keanekaragaman gennya. § Menemukan jenis tanaman hias khas daaerah/wilayah dan mendeskripsikan keanekaragaman gennya. § Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem. § dst .........

Penilaian Jenis tagihan: Tugas kelompok, ulangan. Bentuk Tes: Tes pilihan ganda, dan tes uraian. Non tes, Laporan hasil pengamatan lingkungan, Pengelompok an dan identifikasi organisme khas daerah/ wilayah),

: XI/1 :2 Alokasi Waktu 2x45’

Sumber/ Bahan/Alat Sumber: Buku acuan yang relevan, lingkungan sekitar. Alat: Kaca pembesar, OHP/Komputer, LCD. Bahan: LKS, bahan presentasi. gambar/foto/ film berbagai ekosistem.

Pengamatan sikap.

22-34


9.

Penentuan strategi pelaksanaan PBKL Sebelum Proses pembelajaran PBKL dilakukan oleh guru mapel, terlebih dahulu harus ditetapkan strategi yang akan digunakan pada Pelaksanaan PBKL dalam pembelajaran. Ada tiga strategi alternatif dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan PBKL disekolah : a. Pelaksanaan PBKL terintegrasi pada mata pelajaran yang relevan b. Pelaksanaan PBKL sebagai mata pelajaran keterampilan c. Pelaksanaan PBKL sebagai mata pelajaran muatan lokal Perbedaan pada ketiga strategi tersebut terletak pada jenis skill dan elemen kompetensi yang dikembangkan, serta bagaimana SK/KD mapel yang bersangkutan diperoleh dan disusun terkait SK/KD yang terdapat pada standar isi. Sedangkan langkah dan proses pembelajarannya tetap mengacu pada standar proses dalam SNP, dengan karakteristik materi yang sama, yaitu karakteristik keunggulan lokal. Penentuan salah satu alternatif yang akan digunakandilakukan oleh Tim PBKL berdasarkan kajian terhadap daya dukung dan komponen-komponen yang ada, meliputi : a. Daya Dukung lingkungan melalui hasil analisis kondisi eksternal b. Kesiapan/daya dukung internal sekolah melalui hasil analisis kondisi internal c. Hasil analisis SK/KD yang berupa tahapan berfikir dari SK/KD dan Indikator d. Hasil analisis terhadap kebutuhan daerah e. Elemen kompetensi PBKL yang dikembangkan, f. Bakat dan minat peserta didik g. Kondisi spesifik internal maupun eksternal yang mendukung pelaksanaan Disamping semua daya dukung tersebut, juga menjadi pertimbangan adalah kepentingan strategik bagi sekolah, berdasarkan masukan internal maupun eksternal. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengisi dan menyimpulkan isian kolom sebagaimana format dan contoh berikut : Contoh : PBKL Yang Dikembangkan Budi Daya Tanaman Hias

Daya Dukung 1. Daya Dukung Eksternal : Komitmen Komite Sekolah Tinggi 2. Daya Dukung Internal : - Potensi Guru Tinggi - Laboratorium Lengkap - Memiliki Green Haouse - Areal Luas - Minat Siswa Tinggi 3. Beban Kurikulum Tinggi 4. Elemen Kompetensi bersifat pengetahuan 5. Kondisi Spesifik Sekolah : - Tenaga Kependidikan Terbatas - Alat praktik ketrampilan terbatas 6. Pertimbangan Strategik : - Lebih bernuansa akademik


Strategi Pelaksanaan PBKL Pengintegrasian Pada Mapel Melalui Mapel Keterampilan Melalui Mapel Mulok

23-34


BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PBKL PADA PROSES PEMBELAJARAN Setelah strategi pelaksanaan PBKL ditetapkan melalui kajian oleh Tim PBKL, maka langkah berikutnya adalah proses kegiatan yang harus dilakukan oleh guru mata pelajaran terkait yang meliputi kegiatan : menggunakan silabus untuk penyusunan RPP, pengembangan bahan ajar, dan pelaksanaan pembelajaran PBKL, serta melaksanakan penilaian sebagaimana digambarkan bagan berikut :

Strategi Pelaksanaan

Menggunakan Silabus

Menyusun RPP

Melaksanakan Penilaian PBKL

Melaksanakan Pembelajaran PBKL

Mengembangkan Bahan Ajar

Gambar 3. Alur pelaksanaan PBKL pada proses pembelajaran A.

INTEGRASI KEUNGGULAN LOKAL PADA MATA PELAJARAN YANG RELEVAN Pelaksanaan PBKL melalui Integrasi Pada Mata Pelajaran tidak memerlukan waktu tersendiri dan tidak mengubah struktur kurikulum, sehingga PBKL ini bukan mata pelajaran tersendiri, melainkan bagian dari mata pelajaran yang sudah ada dengan menggunakan SK/KD yang ada, atau menyisipkan/menambahkan SK/KD Keunggulan Lokal yang dikembangkan. Strategi ini lebih mengarah pada pengembangan elemen Knowledge, sehingga sesuai dengan tugas dan fungsi pendidikan SMA adalah membekali pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Langkah operasional selanjutnya adalah kegiatan yang harus dilaksanakan guru mapel terkait, secara perorangan sebagai kelanjutan proses kegiatan sebelumnya yang telah dilaksanakan guru secara kelompok/MGMP. Langkah operasional oleh guru pada Integrasi Keunggulan Lokal Pada Mapel yang Relevan dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1. 2.

Mengembangkan/menggunakan silabus Silabus yang digunakan sebagai acuan pembelajaran adalah sebagaimana silabus yang telah disusun pada langkah terdahulu. Pengembangan/menyempurnaan RPP RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. RPP yang sudah dibuat oleh guru, selanjutnya perlu direvisi pada bagian yang terkait SK dan KD, atau indikator pencapaian kompetensi yang terkait dengan keunggulan lokal/PBKL yang dilaksanakan. Pengembangan maupun revisi RPP dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menuliskan identitas mata pelajaran yang relevan dengan PBKL b. Menuliskan standar kompetensi (SK) termasuk kompetensi PBKL c. Menuliskan kompetensi dasar (KD) termasuk KD yang terkait keunggulan lokal d. Menuliskan indikator pencapaian kompetensi e. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai indikator pencapaian f. Menentukan materi ajar termasuk materi Keunggulan Lokal


24-34


g. h. i. j.

Menentukan alokasi waktu dan metode pembelajaran Menuliskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran Menuliskan sumber belajar termasuk dengan PBKL Menuliskan penilaian hasil belajar, meliputi prosedur dan instrumen penilaian

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMAN Handatani Mata Pelajaran : Biologi

Kelas, semester : XI, 2 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati B. Kompetensi Dasar

: 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan

C. Indikator: 1. Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup dari hasil pengamatan lingkungan. 2. Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan 3. Merumuskan konsep keseragaman dan keberagaman dari makhluk hidup dari hasil pengamatan. 4. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis dan variasi tanaman hias 5. Menemukan jenis organisme khas wilayah dan mendeskripsi kan keanekaragaman gennya. 6. Menemukan jenis tanaman hias khas wilayah dan mendeskripsikan keragaman gennya. 7. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem. D. Tujuan Pembelajaran : . Siswa dapat menjelaskan keaneka ragaman gen dan jenis ekosistem tanaman hias dari hasil pengamatan lingkungan. E. Materi Ajar (materi pokok) : Konsep keanekaragaman gen, jenis , dan ekosistem, dst. F. Metode Pembelajaran

: Observasi, Diskusi/tanya jawab, Penugasan.

G. Kegiatan pembelajaran

: TM/PT/KMTT

H. Langkah-langkah Pertemuan : 1. Kegiatan awal : Apersepsi dan motivasi 2. Kegiatan inti : Penjelasan/paparan, observasi, diskusi informasi 3. Kegiatan penutup : Kesimpulan, evaluasi I. Sumber Belajar

: Kebun/halaman sekolah, internet, buku-buku yang sesuai

J. Penilaian

: 1. Tes tertulis; 2. Tugas/Laporan

Contoh butir soal : 1. Dari pengamatan yang telah anda lakukan, sebutkan masing-masing 4 macam tanaman hias yang termasuk dalam rumpun Gramynae dan termasuk rumpun Palmae. 2. ........dst..... Boyolali, ......... Guru Mata Pelajaran.


25-34


3.

Pembuatan Bahan Ajar Bahan ajar dapat berupa bahan ajar cetak dan atau bahan ajar berbasis TIK. Bahan ajar cetak maupun non cetak diharapkan setidaknya mengandung beberapa komponen komponen sebagai berikut: judul, petunjuk belajar, KD mapel yang terkait PBKL, informasi pendukung, latihan, tugas/langkah kerja dan penilaian. Sedangkan alur penyusunannya sebagai berikut:

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Prinsip dan Dasar Kurikulum + Keunggulan Lokal

Bahan Ajar

Kegiatan Pembelajaran

Materi Pembelajaran

LKS, Modul, dll

Gambar 4. Alur penyusunan bahan ajar Ketentuan dalam langkah penyusunan bahan ajar dapat dilihat pada Juknis pengembangan Bahan ajar. 4.

Pelaksanaan pembelajaran Secara prinsip, pelaksanaan pembelajaran oleh guru harus mengacu RPP yang telah disusun, termasuk materi PBKL yang dikembangkan. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan Inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan proses awal/persiapan, ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti sebagai proses pembelajaran untuk mencapai KD//PBKL yang dikembangkan, dengan alat dan metode yang telah direncanakan, dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Keguatan penutup sebagai kegiatan untuk mengakhiri pembelajaran, dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dilaksanakan sesuai langkah pembelajaran pada standar proses/juknis yang ada.


26-34


5.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran harus diukur melalui penilaian kompetensi PBKL mengacu pada RPP, dikembangkan dari indikator kompetensi menjadi indikator penilaian, dengan spesifikasi PBKL yang dilaksanakan. Prosedur dan langka-langkah penilaian mengacu pada ketentuan standar penilaian dan Juknis Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Dasar/Indikator ....

B.

Indikator Penilaian ....

Bentuk Penilaian ....

Instrumen Penilaian ....

PELAKSANAAN PBKL SEBAGAI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN Strategi ini lebih menekankan aspek elemen skill dalam bentuk keterampilan vokasional, yang dapat dimanfaatkan untuk membekali siswa yang tidak melanjutkan pendidikan, atau membantu permasalahan dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi. Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PBKL melalui mata pelajaran keterampilan adalah : 1. 2. 3. 4.

Mengacu pada tujuan dan lingkup mata pelajaran keterampilan yang terdapat pada Standar Isi, meliputi aspek keterampilan kerajinan, pemanfaatan teknologi rekayasa, teknologi budidaya, teknologi pengolahan, dan kewirausahaan. Mengembangkan SK/KD yang sudah ada pada standar isi tersebut, apabila SK/KD yang sudah ada tidak sesuai dengan kompetensi PBKL yang dikembangkan, maka harus disusun dan dikembangkan SK/KD baru secara mandiri. Struktur pengetahuan terdiri atas jenis, bentuk, cara kerja dan fungsi kerajinan atau teknologi, dengan mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh siswa pada mata pelajaran lain. Mapel keterampilan yang diberikan sama dan berkelanjutan dari kelas X sampai kelas XII.

Prosedur langkah operasional yang harus dilakukan sebagai berikut: 1.

Penyusunan silabus Penyusunan silabus atau melakukan revisi dari silabus yang sudah ada dilakukan sesuai ketentuan penyusunan silabus.


27-34


Contoh silabus mapel Keterampilan Nama sekolah Mata Pelajaran

: SMA Negeri Handayani : Biologi

Kelas/Program Semester

: XI/1 :2

Standar Kompetensi : Membuat Talam singkong yang beraroma pandan Kompetensi Dasar 1. Mengguna kan alat dan bahan untuk pembuatan panganan

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

1. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Talam singkong aroma pandan

1. Mengidentifikasi bahan yang diperlukan dalam pembuatan Talam singkong aroma pandan

2. Alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan Talam singkong aroma pandan

2. Mengidentifikasi alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan Talam singkong aroma pandan

Mengidentifikasi alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan Talam singkong aroma pandan

3. Langkah-langkah pengolahan Talam singkong aroma pandan

3. Mengurutkan langkah-langkah pengolahan talam singkong aroma pandan

Mengerjakan langkah-langkah pengolahan talam singkong aroma pandan


Mengidentifikasi komposisi bahan yang diperlu kan dalam pembuatan Talam singkong aroma pandan

Penilaian Jenis tagihan: Tes lisan/ tulis

Alks Wkt

2X 45’

Sumber Bahan/alat Internet, majalah Boga,

Majalah Budaya

Jenis tagihan: Tes unjuk kerja

2X45’

Internet, majalah

28-34


2.

Penyusunan RPP Penyusunan RPP mapel Keterampilan mengacu pada silabus, menggunakan aturan sesuai standar proses maupun juknis terkait. Langkah dan prosedurnya sama dengan penyusunan RPP pada strategi pengintegrasian keunggulan lokal melalui mapel yang relevan. Contoh : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas, semester Alokasi Waktu

: SMAN …… : Keterampilan : XI, 2 : 2 X 45 menit

A. Standar Kompetensi : Memproduksi Talam Singkong Aroma Pandan B. Kompetensi Dasar : Menggunakan alat dan bahan untuk pembuatan panganan C. Indikator : 1. Mengidentifikasi komposisi bahan yang diperlukan dalam pembuatan Talam singkong aroma pandan 2. Mengidentifikasi alat-alat yang dipergunakan untuk pembuatan Talam singkong aroma pandan 3. Mengerjakan langkah-langkah pengolahan talam singkong aroma pandan D. Tujuan pembelajaran : Siswa dapat membuat kue talam singkong yang beraroma pandan E. Materi Pembelajaran : Alat, Bahan dan Langkah pembuatan Talam Singkong F. Metode pembelajaran : Eksperimen G. Kegiatan pembelajaran : TM/PT/KMTT H. Langkah- langkah Pertemuan : 1. Kegiatan awal : Apersepsi, Motivasi 2. Kegiatan inti : Praktek pembuatan Talam Singkong Aroma Pandan 3. Kegiatan penutup : Produk, laporan kelompok I. Sumber Belajar : Internet, buku-buku yang sesuai J. Penilaian 1. Jenis : Unjuk kerja, tertulis 2. Bentuk : Produk, laporan Butir-butir soal : 1. Dengan bahan dan peralatan yang ada, buatlah Talam Singkong yang memiliki aroma pandan secara kelompok. 2. Buatlah laporan pembuatan Talam Singkong aroma pandan secara lengkap.

3.

Pembuatan bahan ajar Bahan ajar dapat berupa bahan ajar cetak dan atau bahan ajar berbasis TIK. Untuk bahan ajar cetak maupun non cetak diharapkan setidaknya mengandung beberapa komponen komponen sebagai berikut : Judul, Petunjuk belajar, KD Mapel yang terkait PBKL, Informasi pendukung, Latihan, Tugas/langkah kerja dan Penilaian. Langkahnya sama dengan pembuatan bahan ajar pada integrasi keunggulan lokal melalui mata pelajaran, disertai alat/bahan yang menunjang keterlaksanaan ketrampilan dimaksud. ( Lihat juknis pengembangan bahan ajar)

4.

Pelaksanaan Pembelajaran Secara prinsip, pelaksanaan pembelajaran oleh guru harus mengacu RPP yang telah disusun, termasuk materi PBKL yang dikembangkan. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.


29-34


Langkah-langkahnya sama dengan langkah pelaksanaan pembelajaran pada standar proses dengan penekanan pada praktik keterampilan keunggulan lokal yang dilaksanakan sesuai standar proses. 5.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran harus diukur melalui penilaian kompetensi PBKL mengacu pada RPP, dikembangkan dari indikator kompetensi menjadi indikator penilaian, dengan spesifikasi keterampilan pada keunggulan lokal yang dilaksanakan. Prosedur dan langka-langkah penilaian mengacu pada ketentuan standar penilaian dan juknis pelaksanaan penilaian. Kompetensi Dasar/Indikator ....

C.

Indikator Penilaian ....

Bentuk Penilaian ....

Instrumen Penilaian ....

PELAKSANAAN PBKL SEBAGAI MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL Pelaksanaan PBKL melalui mapel mulok merupakan mata pelajaran yang tidak berkelanjutan, sehingga dapat dilaksanakan pada tingkat kelas atau semester tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan SK/KD yang akan dikembangkan perlu disusun secara mandiri, karena SK/KD nya belum terdapat pada Standar Isi. Langkah operasional selanjutnya yang dilakukan guru mata pelajaran Muatan Lokal adalah : 1.

Menyusun SK/KD mapel mulok secara mandiri Penyusunan SK/KD dilakukan dengan melihat Kelayakan Standar Kompetensi Lulusan Mulok meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah mengikuti seluruh pembelajaran muatan lokal di SMA. Kelayakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal apabila mengacu pada SKL mulok dan sistematika pengembangannya mengikuti SK dan KD mata pelajaran lain. Contoh : Mulok Agrowisata SK 1. Menerapkan pengertian perencanaan umum dan lingkup pariwisata 2. Memahami pengertian dan ruang lingkup agrowisata


KD 1.1 Menjelaskan perencanaan umum dan ruang lingkup pariwisata kawah papandayan 1.2 Menerapkan tahap-tahap perencanaan pariwisata kawah papandayan 2.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk struktur ruang lingkup agrowisata 2.2 Menganalisis faktor hubungan antara pertanian dan pariwisata 2.3 Menganalisis faktor-faktor peluang pertanian dalam pariwisata

30-34


2.

Menganalisis SK/KD Ruang Lingkup Mulok : Kepariwisataan Standar Kompetensi 1. Menerapkan pengertian perencanaan umum dan lingkup pariwisata (C4)

Kompetensi Dasar 1.1 Menjelaskan perencanaan umum dan ruang lingkup pariwisata kawah papandaya ng (C2) 1.2 Menerapkan tahaptahap perencana an pariwisata kawah papandayan

Dst..

3.

1. 2. 3.

4.

5.

Indikator Mendefinisikan Perencanaan Mendefinisikan Pengertian Pariwisata Menjelaskan Ruang Lingkup Pariwisata Kawah Papandayan Membuat Model Perencanaan Pariwisata Kawah Papandayan Mendiskripsikan peluang-peluang keberhasilan Pengelolaan Pariwisata Kawah Papandayan.

Thap Berpikir C1 C1 C2

Materi Pokok Perenca naan dan Ruang Lingkup Kepariwi sataan

Alkasi Waktu 2 x 45’

C3

C4

Mengembangkan silabus Silabus dikembangkan sesuai ketentuan dalam standar proses dan juknis pengembangan silabus. Contoh silabus mapel Muatan Lokal : Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1.1. Menjelaskan perencanaan umum dan ruang lingkup pariwisata kawah papandayan

: : : :

SMAN Garut Muatan Lokal/Kepariwisataan XI/2 Menerapkan pengertian perencanaan dan lingkup pariwisata.

Keg. Pembelaj. TM PT KMTT v


Indikator

Penilaian

1. Mendefini sikan Penger tian perencana an dan Pariwi sata 2. Menjelas kan Ruang Lingkup Pariwisata Kawah Papanda yan

Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis

Alokasi Waktu 90’

Sumber/ Bahan Sumber: ... Bahan: Bahan Presentasi, Video Rekam

31-34


Kompetensi Dasar

Keg. Pembelaj. TM PT KMTT

Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ Bahan

3. Mendeskrip sikan peluang-peluang keberhasilan pengelolaan pariwisata kawah Papandayan 4. Membuat mo del perenca naan pariwi sata kawah Papandayan Dst

4.

Penyusunan RPP Langkah dan prosedur penyusunan RPP mata pelajaran mulok sama dengan langkah dan prosedur pelaksanaan melalui pengintegrasian mapel yang relevan, serta menggunakan aturan penyusunan RPP pada standar proses. Contoh bagian pokok RPP ( masih harus dikembangkan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMAN Garut Mata Pelajaran : Mulok/Kepariwisataan Kelas/semester : XI/2 Alokasi Waktu : 2X45 menit A. Standar Kompetensi : Menerapkan pengertian perencanaan dan lingkup pariwisata. B. Kompetensi Dasar : Menyusun Perencanaan Pengembangan Pariwisata Kawah Papandayan C. Tujuan pembelajaran : Siswa memahami potensi wisata Kawah Papandayan dan dapat mengembangkan potensi wisata kawah papandayan. D. Indikator : 1. Mendefinisikan Pengertian Perencanaan dan Pariwisata 2. Menjelaskan ruang Lingkup Pariwisata Kawah Papandayan 3. Mendeskripsikn Peluang Pengelolaan Wisata Kawah Papandayan 4. Membuat Model Perencanaan Pariwisata Kawah Papandayan E. Materi Pembelajaran : Perencanaan dan Ruang Lingkup Kepariwisataan F. Metode pembelajaran : Dokumentasi, Diskusi Informasi G. Kegiatan pembelajaran : TM/PT/KMTT H. Langkah- langkah Pertemuan : 1. Pendahuluan : Apersepsi dan motivasi 2. Paparan dan penayangan video rekam kondisi/aktifitas Kawah Papandayan 3. Diskusi Potensi Kawah Papandayan yang dapat dikembangkan dalam wisata 4. Penutup : Kesimpulan, Evaluasi, Penugasan I. Sumber Belajar : internet, buku-buku yang sesuai J. Penilaian : Jenis : unjuk kerja, tertulis Bentuk : produk, laporan Butir-butir soal 1. Diskripsikan hal-hal yang dapat ditawarkan sebagai paket wisata kawah Papandayan. 2. Buatlah model paket wisata Kawah Papandayan, mengacu potensi wisata yang ada. 3. Bagaimana upaya anda intuk menjaga kelestarian kawah Papandayan. Dst ....


32-34


5.

Pembuatan Bahan Ajar Langkah ini sama dengan langkah pembuatan bahan ajar pada integrasi keunggulan lokal melalui mata pelajaran relevan.

6.

Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan sama dengan langkah pembelajaran pada pada standar proses dengan penekanan dan spesifikasi sesuai muatan dan keunggulan lokal yang dilaksanakan.

7.

Pelaksanaan Penilaian Pengembangan penilaian mengacu pada pola pengembangan penilaian yang sesuai standar proses maupun standar penilaian, dengan penekanan dan spesifikasi materi keunggulan lokal yang dilaksanakan.

D.

PENGAWASAN DAN SUPERVISI Untuk menunjang kelancaran dan kebersihan pelaksanaan PBKL disekolah, maka tidak lepas dari fungsi kepengawasan yang ada. Oleh karenanya kepala sekolah, pengawas sekolah maupun jajaran Dinas Pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar untuk keberhasilan kegiatan tersebut, dengan menjalankan tugas dan fungsinya dalam melaksanakan monitoring dan supervisi pelaksanaan PBKL di sekolah


33-34


BAB IV PENUTUP 1.

Program PBKL di SMA adalah harapan dan amanat undang-undang, sehingga diharapkan dapat dikembangkan oleh seluruh sekolah, baik yang mendapatkan pembinaan langsung dari direktorat maupun secara mandiri oleh sekolah. Selanjutnya diiharapkan agar sekolah Model maupun sekolah-sekolah rintisan dapat memerankan diri sebagai pelopor dan pengembang PBKL didaerah masing-masing.

2.

PBKL bukan program yang terimplementasi sesaat saja selama adanya bantuan dana stimulan Block Grant dari pemerintah, tetapi diharapkan dapat mengkristal dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan pengelolaan dengan pola-pola manajemen strategik dalam perencanaan, pelaksanakn, evaluasi serta pengembangan program tersebut oleh segenap komponen sesuai tugas, fungsi dan peran masing-masing.

3.

Melalui panduan penyelenggaraan PBKL ini, langkah kongkrit dalam penyelenggaraan PBKL diharapkan dapat difahami dan dijadikan pedoman bagi sekolah-sekolah model maupun sekolah-sekolah yang belum dan akan menyelenggarakan PBKL.

4.

Kepala Sekolah, Pengawas, dan segenap komponen dalam jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun Provinsi diharapkan secara optimal dapat melaksanakan fungsi dan perannya dengan menindak lanjuti dalam pembinaan sekolah-sekolah rintisan yang telah dikembangkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMA, Departemen Pendidikan Nasional, maupun SMA lainnya yang akan dan telah melaksanakan PBKL.


34-34

BAB I PENDAHULUAN. Landasan operasional pelaksanaan PBKL di SMA sebagai berikut :

Recommend Documents