1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kamajuan zaman dan peningkatan jumlah penduduk menjadikan tantangan sektor kehutanan semakin meningkat. Berbagai masalah mengancam kelestarian sumber daya hutan, mulai dari lemahnya penegakan hukum, pembukaan hutan, perambahan, kebakaran, sampai pada masalah kurangnya upaya reboisasi (Departemen Kehutanan, 2002). Disisi lain, pemanfaatan, pemanenan dan pengelolaan sumberdaya hutan perlu dilakukan untuk menambah devisa, menciptakan lapangan kerja dan kegiatan investasi. Adanya industri penggergajian berperan dalam menjembatani antara kewajiban mengolah hasil hutan kayu, menciptakan lapangan kerja dan iklim berusaha, menyediakan bahan baku untuk industri kayu, dan menghasilkan devisa untuk pembangunan (Wahyudi, 2013). Industri penggergajian terus mengalami pertumbuhan seiring meningkatnya permintaan akan produk kayu dan menurut Wahyudi (2013), perkembangan dan pertumbuhan industri penggergajian di Indonesia semakin signifikan setelah diterbitkannya UU No 5 tahun 1967, tentang ketentuan pokok kehutanan. Kementerian Kehutanan (2010) berdasarkan data Ditjen Bina Usaha Kehutanan, produksi kayu gergajian nasional sebesar 587.402 m3 (2007), 530.688 m3 (2008), 711 m3 (2009), 597.704 m3 (sampai September 2010). Salah satu
2
penyebab turunnya produksi kayu gergajian dikarenakan tidak seimbangnya suplai bahan baku dari hutan dengan permintaan industri kayu. Menurut data Walhi, sebanyak 1.881 unit industri pengolahan kayu yang memiliki izin operasional dari pemerintah membutuhkan bahan baku kayu bulat sebesar 63,48 juta m3, sedangkan jatah tebang yang ditetapkan pemerintah hanya 6,892 juta m3/thn (Departeman Kehutanan 2007 dalam Permata, 2008). Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Kayu (KBM IK) Brumbung merupakan salah satu dari sekian banyak industri penggergajian di Indonesia. Rakhmawati dan Susetyo (2014) mengemukakan bahwa tujuan dari pendirian industri saat itu diantaranya adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mendapatkan nilai tambah (added Value). Dalam proses produksinya, KBM IK Brumbung dibatasi oleh berbagai faktor produksi seperti bahan baku. Dian Rakhmawati,S.Hut. selaku Menejer Pengolahan Kayu KBM IK Brumbung menegaskan bahwa ”industri memang sangat tergantung dari pasokan kayu. Seperti pasokan tahun ini (2013) pasokan kayu sudah habis sampai akhir Oktober” (Widhi, 2013). Tahun 2014 proses produksi sortimen kayu gergajian baru dimulai pertengahan bulan Februari karena pasokan bahan baku baru tersedia pada bulan tersebut. Dengan keterbatasan yang ada, KBM IK Brumbung harus mampu mencapai target produksi dan permintaan konsumen, serta mampu mencapai target keuntungan yang ditetapkan. Kondisi tersebut menuntut KBM IK Brumbung untuk mampu mengatur faktor-faktor produksi yang sifatnya terbatas tersebut supaya termanfaatkan secara efisien. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan
3
kegiatan secara efisien dan selektif. Salah satu perencanaan yang harus dilakukan adalah perencanaan dibidang produksi. Yasin (1974) menegaskan bahwa tugas utama dan pertama bagi suatu perusahaan adalah planning production (perencanaan produksi). Salah satu bentuk perencanaan dibidang produksi adalah penentuan jumlah output. Dipodiningrat (2014) mengemukakan bahwa perencanaan produksi tahunan terdiri dari volume produksi serta sortimen (ukuran dan kualita). KBM IK Brumbung memproduksi berbagai macam sortimen kayu gergajian sebagai produk akhir, yaitu Jeblosan, Lamella, Garden Furnitur, Decking, Flooring, Kusen, Pintu, Parket Block, Parket Stock, Finger Joint, Reng, dan List. Oleh karena itu, dalam penentuan jumlah output harus memperhatikan kombinasi produk yang tepat (optimal) untuk masing-maing sortimen kayunya. Kombinasi produksi yang optimal merupakan alternatif jumlah masing-masing jenis produk yang dihasilkan perusahaan yang mampu memberikan pendapatan maksimal. Menurut Andayani (2005), masalah untuk memilih alternativ kombinasi komoditi terbaik dalam dimensi ruang dan waktu tersebut dinyatakan sebagai problema optimalitas. Model analisis yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan problema optimalitas tersebut adalah Program linier. Program linier adalah salah satu analisis riset operasi dengan model matematika. Tujuannya untuk memilih alternatif terbaik dari sekian alternatif layak yang tersedia dalam rangka menyusun strategi dan langkah kebijakan lebih
4
lanjut tentang alokasi sumberdaya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan/sasaran yang diinginkan secara optimal (Nasendi dan Anwar, 1985). Kombinasi sortimen kayu gergajian yang optimal dapat maksimalkan pendapatan yang diperoleh industri. Mengingat salah satu tujuan dari pendirian KBM IK Brumbung adalah untuk mendapatkan nilai tambah (added Value), maka penelitian ini diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan tersebut. Sehingga kedepannya KBM IK Brumbung bisa berkembang lebih besar lagi. 1.2. Rumusan Masalah Proses produksi sortimen kayu gergajian KBM IK Brumbung pada tahun 2014 dimulai pertengahan bulan Februari karena pasokan bahan baku baru tersedia pada bulan tersebut. Dengan kondisi yang ada, KBM IK Brumbung harus mampu mencapai target produksi dan permintaan konsumen, serta mampu mencapai target keuntungan maupun pendapatan yang ditetapkan. Salah satu strategi industri penggergajian kayu untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi beberapa sortimen kayu gergajian. KBM IK Brumbung memproduksi berbagai macam sortimen kayu gergajian sebagai produk akhir, yaitu Jeblosan, Lamella, Garden Furnitur, Decking, Flooring, Kusen, Pintu, Parket Block, Parket Stock, Finger Joint, Reng, dan List, sehingga dalam penentuan jumlah output harus memperhatikan kombinasi produk yang tepat (optimal) untuk masing-maing sortimen kayunya tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana kombinasi sortimen kayu gergajian yang memberikan pendapatan maksimal bagi KBM IK Brumbung?”
5
1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui kombinasi sortimen kayu gergajian yang memberikan pendapatan maksimal bagi KBM IK Brumbung. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait perencanaan produksi. Serta dapat digunakan
sebagai
alterntif
pengambilan
keputusan
terkait
upaya
meningkatkan pendapatan perusahaan. 2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai metode penentuan kombinasi produksi optimal. 3. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait penerapan metode program linier pada dunia nyata. Serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian kedepannya.