BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya berbagai produk sejenis maupun tidak sejenis yang ditawarkan dengan berbagai merek, menjadikan konsumen dapat memiliki kesempatan memilih yang lebih besar. Akibatnya produsen khawatir adanya pihak konsumen yang sudah tidak mampu lagi mengingat produk yang ditawarkan. Menurut Dharmestha (1997) salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah sikap (attitude). Sikap adalah salah satu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun yang kurang baik. Ada satu kecenderungan untuk menganggap sikap ini adalah faktor yang tepat jadi dengan mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang harus dilakukan perusahaan. Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapat, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Adalah bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok yang memang berbeda, dan mengembangkan produk barang dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, jika sebuah lapisan atau segmen pasar cukup besar, beberapa perusahaan bisa menetapkan program pemasaran khusus untuk melayani pasar ini (Kotler, 2002). Setiap kegiatan pemasaran sebagian besar berkeinginan agar konsumen yang tidak terjerat selalu dipertahankan ini merupakan suatu permasalahan yang tidak
mudah, mengingat adanya perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat, baik pada diri konsumen maupun aspek-aspek psikologis, serta perubahan kondisi lingkungan yang mempengaruhi aspek-aspek psikologis dan kultural konsumen. Menurut Leviss (1987), dalam Aris Munandar, 2001) syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan-pelanggan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang atau jasa yang diinginkan konsumen. Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen ada sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berasaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Alma (2000) menyebutkan bahwa marketing adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen yang memenuhi needs dan wants dari konsumen secara memuaskan. Kata kunci "memuaskan" harus menjadi fokus perhatian produsen. Tanpa tercapainya kepuasan (Satisfaction) maka dengan marketing dikatakan belum berhasil. Adanya kepuasan yang dirasakan konsumen menimbulkan respon yang positif berupa terjadinya pembelian ulang dan mengajarkan konsumen lagi agar membeli produk yang sama. Rokok adalah badge product paling visible bagi banyak orang di Indonesia. Maksudnya adalah untuk mewakili citra diri seseorang, rokok adalah barang yang paling terjangkau harganya dan mudah didapat (Kertajaya et al, 2005). Melihat fenomena diatas, produsen rokok berlomba-lomba untuk memenuhi needs dan wants menyebabkan industri rokok di Indonesia terus mengalami
perkembangan. Hal ini dapat dilihat banyaknya perusahaan yang menjadi produsen rokok di Indonesia seperti Gudang Garam, HM Sampoerna, Djarum Kudus, Bentoel Investama dan Nojorono yang kesemuanya ini merupakan produsen rokok lokal di Indonesia. Ditambah dengan produsen rokok dari luar seperti Philip Moris Ina dan British American Tobacco (BAT). Persaingan yang semakin dinamis, kompleks dan serba tidak pasti diantaranya perusahaan-perusahaan rokok menghasilkan peluang sekaligus tantangan bagi masing-masing perusahaan rokok tersebut. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah dalam rangka untuk selalu mendapatkan cara-cara terbaik guna merebut atau mempertahankan pangsa pasar. PT. Gudang Garam Tbk. Sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia mengalami penurunan pangsa pasar. Berikut ini adalah data pangsa pasar Gudang Garam Tahun 2003 - 2006.
Tabel 1.1 Data pangsa pasar Gudang Garam Tahun 2003 - 2006 Tahun
Persentase
2003
36,10
2004
33,00
2005
30,00
2006
29,00
Sumber : Bisnis Indonesia, Jum'at, 20 Oktober 2006, Hal B 11 dan http://www.wartaekonomi.com., dikunjungi 23 Maret 2007. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pangsa pasar Gudang Garam menurun dari 36,10 persen pada tahun 2003 menjadi 33,00 persen pada tahun 2004, penurunan pangsa pasar ini juga berlanjut pada tahun 2005 yang turun menjadi 30,00 persen, dan tahun 2006 menjadi 29,00 persen. Pangsa pasar (Marketing Share) adalah besarnya bagian penjualan yang dimiliki pesaing dipasar yang relevan (Kotler, 2002). Pangsa pasar yang dimiliki perusahaan bisa mengalami kenaikan dan bisa mengalami penurunan. Penurunan pangsa pasar disebabkan karena produk yang sudah tidak disukai konsumen, tidak memenuhi selera konsumen, dan semakin ketatnya persaingan (Kotler, 2002). Perusahaan yang secara mantap meningkatkan posisinya dalam ingatan dan pilihan konsumen pasti akan memperoleh peningkatan dalam pangsa pasar dan kemampulabaan (Kotler, 2002). Meskipun pada tahun 2005 pangsa pasar Gudang Garam turun sebesar 3 persen dari tahun 2004, tetapi pada tahun 2005 Gudang Garam masih bisa memperoleh peningkatan laba bila dibandingkan dengan tahun 2004.
Tabel 1.2 Data laba Gudang Garam Tahun 2004 – 2006 Tahun
Keterangan
Perubahan tahun
2004
2005
2006
2004-2005 2005-2006
Laba kotor
1.227.053 tril
1.270.744 tril
1.194.866 tril 3,58 %
- 5,99 %
Laba usaha
809.141 mil
820.158 mil
564.087 mil 1,36 %
- 31,22 %
Laba bersih
504.450 mil
511.679 mil
255.780 mil -2,43 %
- 50,01 %
Laba kotor
2.404.375 tril
2.707.966 tril
1.395.817 tril 12,62 %
- 11,52 %
Laba usaha
1.528.883 tril
1.688.690 tril
1.141.425 tril 10,45 %
- 32,41 %
Laba bersih
465.820 mil
1.070.647 mil
544.999 mil 10,85 %
- 49,09 %
Laba kotor
3.774.855 tril
4.144.199 tril
3.707.606 tril 9,78 %
- 10,54 %
Laba usaha
2.365.483 mil
2.561.220 tril
1.812.173 tril 8,27 %
- 29,25 %
Laba bersih
1.518.806 mil
1.622.793 tril
900.313 mil 6,85 %
- 44,52 %
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Sumber : http://www.bes.co.id.donwnload 15 Desember 2006
Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada triwulan I tahun 2005 peningkatan laba Gudang Garam belum terlihat memuaskan. Laba yang meningkat adalah laba kotor sebesar 3,58 persen dan laba usaha sebesar 1,36
persen. Tapi untuk laba bersih Gudang Garam malah mengalami penurunan sebesar 2,43 persen bila dibandingkan dengan triwulan tahun 2004. Peningkatan laba yang memuaskan dapat dilihat pada triwulan II tahun 2005 untuk laba kotor sebesar 12,62 persen, laba usaha 10,45 persen dan bahkan laba
bersih meningkat banyak. Bila triwulan I mengalami penurunan, tapi pada triwulan II laba bersih Gudang Garam meningkat sebesar 10,85 persen bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2004. pada triwulan III tetap terlihat peningkatan laba yang cukup memuaskan bila laba kotor, laba usaha, dan laba bersih bila dibandingkan dengan triwulan III tahun 2004. Pada tahun 2006, fenomena yang terlihat adalah menurunnya kinerja laba Gudang Garam periode triwulan yang berakhir 30 September 2006. Dari tabel 1.2 terlihat semua komponen laba Gudang Garam dari triwulan I sampai III mengalami penurunan yang jumlahnya tidak kecil. Laba bersih Gudang Garam bahkan pernah mengalami penurunan sebesar 50,01 persen pada triwulan pertama tahun 2006 jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun 2005. Hal ini turun sangat merugikan Gudang Garam. Sebenarnya Gudang Garam telah berusaha menghasilkan rokok sesuai dengan needs dan wants konsumen rokok di Indonesia. Selain memproduksi rokok filter yang sudah menjadi andalannya sejak lama, Gudang Garam juga mengikuti perkembangan masa kini yaitu memproduksi rokok low tar low nicotine yang segmen pasarnya adalah remaja.
1.2. Rumusan Masalah Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya Penurunan Pangsa Pasar Rokok Gudang Garam dari tahun 2003 sampai tahun 2006. Penurunan tersebut juga diikuti oleh penurunan kinerja laba Gudang Garam, baik laba kotor, laba usaha, dan laba bersih periode triwulan I, II dan III Tahun 2006.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan
masalah
tersebut
diatas
yaitu
"Faktor-faktor
Apakah
Yang
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Rokok Gudang Garam. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis factorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli rokok Gudang Garam. 1.3.2 Kegunaan Penelitian ini adalah : 1. Kegunaan teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu penelitian dalam bidang manajemen pemasaran dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk berlatih berpikir secara ilmiah dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah terutama yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk mengetahui
faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produknya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar dan kinerja labanya pada tahun berikutnya.
c. Bagi Perguruan Tinggi Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
referensi
dan
perbendaharaan untuk dapat memberikan manfaat pada mahasiswa ini dalam menyusun penelitian.
1.4. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi bab dengan uraian sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan presentase pangsa pasar Gudang Garam selama tahun 2003-2006, serta perbandingan kinerja laba periode triwulan I, II, dan III tahun 2004-2006 selain itu, juga diuraikan mengenai rumusan permasalahan lahan yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan landasan teori yang berupa penjabaran teori-teori yang mendukung perumusan hipotesis serta dapat membantu dalam analisis hasil-hasil penelirian. Didalamnya juga terdapat hasil penelitianpenelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Bab ini juga akan menjelaskan tentang kerangka pemikiran permasalahan yang akan diteliti serta hipotesis yang timbul dari pemikiran tersebut. Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan deskripsi bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional, oleh karenanya bab ini akan berisikan variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang akan digunakan. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dianalisis dengan metodologi penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil penelitian ini akan dibahas secara mendalam.
Bab V
: Penutup Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta sama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.