1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan seorang anak didik selain kebutuhan kegiatan bersama, komunikasi dan kontrol sosial di keluarga, masyarakat juga di dalamnya kebutuhan pendidikan. Keberadaan anak didik saat ini menentukan masa depan bangsa. Hal ini dapat dilaksanakan oleh anak didik sejak dini. Sehingga bisa menggunakan perihal yang sehat dengan modal ilmu pengetahuan yang didapat sejak dini. Untuk dapat mencapai kondisi kesehatan yang optimal bagi anak didik haruslah mulai dari sejak dini yaitu terciptanya keadaan dan kesadaran tiap individu atau keluarga dalam masyarakat untuk mengupayakan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian keadaan bersih dan sehat bagi semua orang tidak mungkin di dapat secara otomatis akan tetapi dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat dalam sehari-hari, misal: 1) membiasakan sarapan, 2) menggosok gigi, mencuci tangan dengan sabun, 3) memakai pakaian bersih. Pola hidup manusia dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat apabila dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan sehari-harinya akan
menimbulkan
suatu
intensitas dalam
pelaksanaannya. Dalam melambangkan perilaku hidup bersih dan sehat ini biasanya anak didik akan melihat / meniru perilaku orang lain di sekitar tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk hidup secara sehat dan berdampingan secara damai, tolong menolong, hormat menghormati sehingga akan terwujud kehidupan yang harmonis dan kondusif. Perilaku hidup bersih
2 dan sehat merupakan wujud realitas kehidupan manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip proses belajar berperilaku hidup sehat ini akan terjadi karena adanya proses belajar yang setiap hari mereka dapatkan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan adanya proses belajar ini wawasan pengetahuan akan bertambah, sehingga diharapkan siswa mampu untuk menelaah dan menafsirkan sesuatu yang setiap saat ada dihadapannya serta diharapkan mampu untuk mensosialisasikan dalam kehidupan seharihari, terutama bagi siswa SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Penulis mengambil sasaran obyek penelitian siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo karena keadaan atau kondisi kesehatan anak yang masih jauh dari harapan yaitu: 1) Tidak membiasakan sarapan dan minum, masih terlihat suka mengkonsumsi makanan instan, 2) Kurang bersih dan merata saat mencuci tangan dan kaki, terlihat hanya mengguyurkan air pada ujung tangan dan kaki sehingga masih nampak belang-belang kering dan kotor pada tangan dan kakinya, masih ada siswa yang kukunya kotor, rambut acak-acakan terurai menutupi mata, terlihat masih ada siswa yang memakai pakaian lusuh/kumal, terlihat ada siswa tidak memakai sepatu dan kaos kaki. 3) Kurang tanggap membuang sampah yang ada di depan kelas. Terlihat ada siswa membuang bungkus jajanan sembarangan, 4) Banyak siswa yang menderita sakit perut, merasa pusing, demam. 5) Pernah mendengar ada siswa bercerita bahwa ada siswa SD yang mencoba merokok. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas
3 peneliti merasa tertarik dan memandang perlu untuk mengetahui tentang “Perilaku Hidup Sehat Bagi Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo”. B. Identifikasi Masalah Maka dari uraian latar belakang tersebut di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo belum mengetahui manfaat makanan dan minuman.
2.
Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo belum mengetahui manfaat hasil kegiatan cuci tangan, menggosok gigi dan berpakaian bersih.
3.
Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo belum mengetahui manfaat lingkungan bersih dari sampah.
4.
Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo belum mengetahui manfaat menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
5.
Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo belum mengetahui bahaya akibat merokok dan minuman keras.
6.
Belum diketahui perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.
C. Batasan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
dan mengingat luasnya
permasalahan serta keterbatasan kemampuan dan dana yang ada pada peneliti perlu ada pembatasan masalah. Adapun batasan yang dimaksud
4 dalam penelitian ini adalah membahas tentang Perilaku Hidup Sehat Siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu : “Seberapa besar tingkat perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo?” E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. F. Manfaat Penelitian 1.
Secara teoritis a. Sebagai bahan penelitian yang relevan bagi peneliti yang akan datang. b. Peneliti
ingin
mengembangkan
dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan di bidang olahraga dan kesehatan. 2.
Secara praktis a. Bagi siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo sebagai pendidikan dan bahan masukan untuk menumbuhkan, kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari. b. Bagi para guru sebagai masukan dalam usaha mendidik dan me-ngajar para siswa agar dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
5 c. Bagi peneliti, dapat sebagai bekal baik dalam keluarga, dunia
kerja
maupun hidup di masyarakat. d. Bagi Dinas
Kesehatan sebagai
masukan
dalam
usaha
menjaga
kesehatan dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama anak usia sekolah sebagai penerus bangsa. e. Bagi orang tua, dapat sebagai bekal berperilaku hidup sehat baik di dalam keluarga maupun di masyarakat.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Perilaku Bersih dan Sehat a.
Pengertian Perilaku Perilaku menurut Skinner (1938) yang di kutip Notoatmodjo (1997: 118)
adalah hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Ada dua jenis respons, yaitu respondent respons dan operant respons. Respondent respon adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsangan itu menimbulkan respons yang bersifat relatif tetap. Misalnya makanan yang lezat beraroma akan merangsang keluarnya air liur. Operant respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh rangsangan tertentu. Perangsangan itu akan mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang telah dilakukan oleh organisme. Menurut Soekidjo (1997: 120 - 121) perilaku dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Perilaku Pasif Perilaku pasif adalah respon, interval yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya: 1) siswa tahu bahwa sarapan untuk menjaga stamina tubuh, siswa tahu manfaat sarapan, 2) siswa tahu bahwa menggosok gigi secara teratur sangat baik bagi pertumbuhan gigi, meskipun siswa telah tahu manfaat menggosok gigi secara teratur, 3) siswa tahu mencuci tangan dengan sabun untuk
7 menghilangkan kuman, siswa tahu manfaat mencuci tangan dengan sabun setiap saat, oleh sebab itu perilaku siswa tersebut masih terselubung. 2) Perilaku Aktif Perilaku aktif jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada contoh di atas siswa sudah melakukan sarapan, menggosok gigi secara teratur, dan melakukan cuci tangan dengan sabun setiap saat. Oleh karena itu perilaku siswa ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, perilaku siswa tersebut tidak terselubung lagi. Sehingga siswa selain mengetahui manfaat gosok gigi dan mencuci tangan, siswa dapat membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari melakukan gosok gigi dan mencuci tangan. b.
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut buku panduan UKS dan dokter kecil (1998; 2) perilaku hidup
bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Menurut buku Panduan Kesehatan SD (1998: 10) perilaku hidup sehat ialah praktek kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari baik selama siswa berada di kelas maupun di luar kelas. Misal: siswa membersihkan kuku, melakukan gosok gigi secara teratur.
8 Menurut buku pesan kesehatan siswa SD (2009: 52) Perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah meliputi : 1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun. 2) Mengkonsumsi jajanan di warung atau kantin sekolah. 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 4) Olahraga yang teratur dan terukur. 5) Memberantas jentik nyamuk. 6) Tidak merokok. 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan sekali. 8) Membuang sampah pada tempatnya. Dari berbagai pendapat di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku kebiasaan yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan jiwa, badan dan sosial serta diantara ketiganya tercapai keseimbangan. 2. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Menurut Soekidjo (1993: 62). Perilaku seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan:
9 a.
Perilaku terhadap Makanan dan Minuman Tubuh manusia dapat tumbuh karena ada zat-zat yang berasal dari
makanan. Menurut buku panduan kesehatan 3 (1998: 88) 1) salah satu manfaat makanan
ialah agar tubuh
bertambah besar dan tinggi, 2) untuk
menyembuhkan luka. Oleh sebab itu dalam melangsungkan hidupnya manusia mutlak memerlukan makanan. Dengan adanya pengetahuan tentang zat-zat gizi seseorang akan mampu menyediakan dan menghindarkan makanan secara seimbang, dalam arti komposisi ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Pemenuhan unsur-unsur dalam komposisi makanan menunjang tercapainya kondisi tubuh yang sehat. Variasi makanan sangat memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, makin beraneka ragam bahan makanan yang dimakan makin beragam pula sumber zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Adapun fungsi makanan bagi tubuh menurut penulis adalah: 1) menghilangkan rasa lapar, 2) menghasilkan zat tenaga, 3) zat pertumbuhan, 4) mengganti sel-sel yang rusak, (5) sebagai zat pengatur. Djoko Pekik Irianto (2008: 2) mengatakan istilah gizi berasal dari bahasa Arab “Giza” yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara natural melalui proses pencernaan,
penyerapan,
transportasi,
penyimpanan,
metabolisme
dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.
10 Nunung Dwi Verawati (2008: 4) berpendapat bahwa cara makan yang baik sangat menentukan dalam upaya menjaga kesehatan tubuh. Biasakan makan dengan tenang dan perlahan-lahan. Kunyah makanan dengan sempurna dan nikmati dengan penuh rasa syukur. Beri jarak antara saat menyantap satu makanan ke makanan berikutnya. Dengan cara itu, porsi makanan Anda akan jauh berkurang. Pada buku Panduan UKS dan dokter kecil (2008: 21) ketersediaan air bersih
adalah rumah tangga
yang
memiliki akses air
bersih
dan
menggunakanya dalam kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Selanjutnya Nunung Dwi Verawati (2008: 21) menjelaskan bahwa kebutuhan minum air putih 8 gelas setiap hari. Dua liter air yang kita konsumsi itu berguna untuk mengatur suhu tubuh, aliran darah serta menyebarkan gizi ke seluruh tubuh Anda. Anda membiasakan diri mengkonsumsi air putih dengan takaran yang tepat. b.
Perilaku Terhadap Kebersihan Diri Sendiri Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam
keadaan sehat dengan menjaga kebersihan diri sendiri adalah agar anak atau siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo mengetahui akan manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu membersihkan bagian-bagian tubuh, serta mampu menerapkan perawatan kebersihan diri sendiri dalam upaya peningkatan hidup sehat. Oleh sebab itu setiap orang harus
11 selalu berupaya memelihara, menjaga dan meningkatkan kebersihan diri sendiri, antara lain dengan cara: 1) Mandi Mandi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada badan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Menurut Mu’rifah (2004: 1.30) guna mandi adalah sebagai berikut: a) menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit, b) menghilangkan bau keringat, c) merangsang peredaran darah dan syaraf, d) melemaskan otot-otot, e) mendatangkan rasa segar kepada tubuh. 2) Membersihkan Rambut Pieter Noya (1983: 27) mengatakan bahwa untuk memelihara kesehatan rambut pada hakekatnya adalah menjaga kesehatan kulit kepala. Vitamin A sangat penting untuk mencegah kerontokan rambut akan tetapi jika berlebihlebihan memakai vitamin A maka akan terjadi keracunan dan kulit menjadi kuning. Khusus untuk memelihara kesehatan kulit kepala, kita harus menjaga kebersihan rambut. Mencuci rambut hendaklah dikerjakan dengan seksama, sehingga kulit kepala bersih dari kotoran-kotoran yang melekat. Ini berarti akan memperlancar keluarnya keringat. Dalam waktu tertentu kita juga ingin melakukan perawatan khusus terhadap rambut. Cucilah rambut dengan memakai shampo, sabun atau air merang. Setelah dibersihkan dengan air biasa, bilaslah dengan air jeruk atau campuran air dengan cuka untuk menghilangkan daya menusuk dari bahan-bahan alkalis dan dengan demikian dapat membuat rambut menjadi mengkilat. Sebelum tidur, sisirlah rambut untuk memberi jalan pernapasan dan merangsang peredaran darah. Jadi, berulang kali menyisir
12 rambut dengan rapi dalam satu hari adalah baik sekali untuk keperluan tersebut. Menurut Pieter Noya (1983: 28) memelihara rambut dapat dilakukan dengan cara : a) Sering tidaknya pencucian rambut yang tergantung dari : (1) tebal tipisnya rambut, makin tebal makin sering dan sebaliknya, (2) macam pekerjaan seseorang, bekerja ditempat yang berdebu harus sering mencuci rambutnya, (3) Pakai minyak rambut, orang sering memakai minyak rambut harus sering mencuci rambutnya. Dalam keadaan biasa setidak-tidaknya rambut harus dicuci dengan sampho atau obat-obatan lain tiga kali dalam waktu satu minggu. Sambil mencuci rambut sebaiknya juga melakukan pemijatan kulit
kepala
dengan
maksud
untuk
memberi rangsangan kepada
pertumbuhan rambut. Bagi wanita yang berambut panjang setelah rambut dicuci lalu dikeringkan dan tidak disanggul dahulu disisir dan kemudian disanggul agar tidak menimbulkan bau tidak enak. b) Pemangkasan dan penyisiran Rambut sebaiknya dipangkas pada waktu-waktu tertentu dan disisir rapi. Pada Panduan UKS dan dokter kecil (2008; 5) tiga hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan dan keindahan rambut antara lain: (1) kesehatan rambut, memerlukan zat besi dengan memperbanyak buah dan sayuran segar untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin C, (2) kebersihan rambut, keramas secara rutin dengan menggunakan samphoo dengan air yang bersih dapat menjaga kebersihan rambut. Pada iklim tropis
13 sebaiknya keramas dilakukan 3 kali dalam seminggu, (3) selektif memilih kosmetik rambut, pemilihan kosmetik rambut perlu diperhatikan karena rambut akan rusak akibat terlalu banyak penggunaan bahan kimia dan pewarnaan. 3) Membersihkan gigi dan mulut Mulut dan gigi adalah sebagian dari alat pencernaan makanan. Menurut Panduan UKS dan dokter kecil (2008: 11) menyikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Sedangkan menurut Proyek Bangun Desa Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1981: 123) komponen Kesehatan gigi adalah bagian dari tubuh kita dan merupakan bagian yang pertama dari alat pencernaan. Makanan akan berguna bagi tubuh, apabila dalam saluran alat pencernaan makanan dapat dicerna dengan baik. Alat pencernaan dari alat kita adalah lambung, sedang alat yang ketiga adalah usus dimana makanan mengalami pencernaan yang terakhir. Lambung bertugas menghancurkan dan usus hanya dapat mencerna makanan, apabila yang masuk ke dalam lambung dan usus sudah dalam bentuk halus. Yang bertugas menghancurkan semua makanan, baik yang besar, keras maupun yang kenyal “alot” adalah gigi. Oleh karena itu gigi harus keras, kuat dan kokoh. Terhadap makanan yang masuk ke dalam mulut, gigi bertugas memotong-motong, menyabik-cabik dan menghancurkan sehingga menjadi lembut. Gigi yang senantiasa keras, kuat dan kokoh adalah gigi sehat. Agar gigi tetap sehat ia harus dirawat dengan baik. Perawatan gigi tidak sulit, asal dikerjakan dengan
14 teratur, makanan yang baik serta perawatan yang teratur membuat gigi akan tetap sehat sampai usia lanjut. Menurut Mu’rifah (2004: 1.40) guna mulut dan gigi antara lain ialah : a) Untuk menguyah makanan Makanan masuk mulut dikunyah dengan maksud mengubah makanan menjadi butiran-butiran yang lebih kecil lagi untuk membantu memudahkan atau memperingan alat pencernaan berikutnya yaitu lambung. b) Untuk berbicara Dengan mulut yang sehat kita dapat mengucapkan kata-kata dengan baik dan benar. Bila salah satu dari bagian mulut ada gangguan, misalnya lidah sakit atau gigi depan yang hilang maka kata-kata yang diucapkan tentu tidak sempurna. Atau dapat saja dikatakan bahwa orang tersebut tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik dan benar. c) Memberi keindahan Hal ini jelas sekali misalnya orang sakit gigi yang sampai bengkak pipinya akan tampak wajahnya menjadi peot. Atau orang yang giginya maju ke depan (protrusif atau merongos dalam bahasa Jawa) akan tampak wajahnya kurang menarik. d) Lidah dapat dipakai alat pengecap dan alat berbicara Lidah adalah indra pengecap jadi digunakan untuk mengecap rasa makanan yang dimakan itu enak atau tidak enak. Disamping itu lidah juga dapat digunakan sebagai alat berbicara. Bila lidah mengalami gangguan maka banyak kata-kata yang tidak dapat diucapkan dengan jelas.
15 4) Memakai pakaian yang bersih dan serasi Pakaian meliputi pakaian yang erat hubungannya dengan kesehatan seperti kemeja, baju, celana, rok, kaos kaki, kaos dalam, CD, BH. Menurut Mu’rifah (2004: 1. 46) guna pakaian antara lain untuk : a) Melindungi kulit dari kototran yang berasal dari luar tubuh misalnya debu, lumpur dan sebagainya. b) Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. c) Mencegah bibit penyakit masuk dalam tubuh, misalnya cacing tambang yang berada di tanah lembab akan masuk melalui kuku, telapak kaki. Hal ini dapat dicegah bila anak memakai alas kaki (misalnya sepatu). d) Membantu mengatur suhu tubuh, misalnya pakaian yang tebal dapat menahan atau menghalangi atau mengurangi tubuh kehilangan panas, sehingga orang yang bersangkutan tetap merasa hangat meskipun udara / hawa disekitarnya dingin. e) Membantu mempercantik diri, misalnya seseorang dengan memakai pakaian yang serasi, rapi dan bersih akan Nampak lebih cantik atau gagah dalam penampilannya. c.
Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan Perilaku terhadap kebersihan lingkungan merupakan respon seseorang
terhadap lingkungan sebagai cerminan kesehatan manusia. Menurut Mu’rifah (2004: 4, 2-4, 3) kesehatan lingkungan atau enviroment sanitation adalah pemeliharaan kebersihan daerah sekitar tempat tinggal kita baik suasana lingkungan fisik, lingkungan biologis maupun lingkungan ekonominya dapat
16 mempengaruhi kesehatan manusia. Sedangkan menurut WHO penyelidikan di beberapa Negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemis, masa hidup yang pendek, angka kematian bayi dan anak-anak yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yaitu : 1) Persediaan air dalam rumah tangga yang kotor 2) Infeksi karena banyaknya kotoran-kotoran misalnya kontak langsung atau tidak langsung dengan kotoran manusia 3) Infeksi karena anthropoda yaitu sebangsa kelabang, luwing, binatang melata serta vektor-vektor yang lain. 4) Pengaturan makanan dan minuman 5) Perumahan penduduk yang jelek dan sempit serta berdesak-desakan. 6) Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia d. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit Perilaku siswa terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana siswa merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit) serta rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif yang dikarenakan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut (Soekidjo, 1997: 121). Perilaku manusia terhadap sakit dan penyakit, menurut Soekidjo (1997: 121 – 122) meliputi : 1) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan 2) Perilaku pencegahan penyakit 3) Perilaku pencarian pengobatan
17 4) Perilaku pemulihan kesehatan Kesehatan tidak akan datang sendirinya, namun perlu adanya usaha. Usaha tersebut adalah: dengan mengupayakan setiap orang mempunyai perilaku hidup sehat. Dengan demikian semua perilaku hidup bersih dan sehat di atas, hendaknya dimiliki oleh setiap siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. e. Kebiasaan Yang Merusak Kesehatan Kehidupan siswa disekeliling kita, ternyata bila diperhatikan banyak sekali dipengaruhi oleh kebiasaan hidup tertentu. Kebiasaan buruk maupun baik biasanya berlangsung tanpa disadari lagi oleh yang mempunyai kebiasaan itu. Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian kehidupan sehari-hari sangat sukar diubah. Menurut Purnomo dan Abdul Kadir, (1994: 48) berpendapat bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk yang perlu dihindari adalah : 1.
Merokok Pada umumnya merokok dikaitkan dengan upacara agama oleh
masyarakat Indian di daratan Amerika. Namun demikian dewasa ini merokok sudah menjadi kebudayaan dunia, bukan hanya berhubungan dengan kebudayaan tertentu. Merokok salah satu kebiasaan yang sama sekali tidak ada manfaatnya
dan
bahkan
akan
mengganggu
kesehatan.
Merokok
membahayakan kesehatan, baik diri sendiri maupun bagi orang yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, dikenal dengan dua aktifitas yang berhubungan dengan merokok. Pertama, seseorang disebut perokok aktif bila ia mengisap
18 sendiri rokok ke dalam mulutnya. Kedua, orang yang tidak merokok tapi ikut mengisap asap rokok dari perokok aktif disebut perokok aktif. Rokok (asap rokok) mengandung berbagai zat kimia yang berbahaya. Djoko Pekik Irianto, (2007: 134-135) mengatkan sudah banyak diketahui umum bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan seperti sistem pernafasan, paru-paru, jantung, dan lain-lain. Asap rokok mengandung karbon monoksida yakni salah satu senyawa karbon yang memiliki afinitas (daya ikat) terhadap Hb 200 – 300 kali lebih kuat daripada afinitas terhadap oksigen (O2). Walaupun sudah diketahui bahaya dan resikonya tetapi tampaknya hal itu tidak bisa mempengaruhi para siswa untuk berhenti merokok. Slogan yang biasanya ada di Puskesmas, Rumah Sakit atau yang digunakan dalam kampanye anti merokok tidak ada artinya. Padahal rokok sangat berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Selain itu juga beresiko penyakit kanker rongga mulut, kerongkongan, kandung kencing, ginjal, lambung, pankreas dan rahim. 2.
Alkohol Selama ini minuman beralkohol bukanlah merupakan barang yang sukar
didapat. Jenis minuman ini secara terbuka ditawarkan dan ditonton oleh siswa melalui berbagai iklan. Di dalam iklan selalu digambarkan bahwa minuman beralkohol adalah minuman yang memberikan kesan gaya hidup kota besar, modern dan keren. Tawaran seperti ini yang secara tidak disadari dicerna oleh siswa kemudian ingin tahu dan mencoba minum-minuman beralkohol untuk memenuhi kesan modern dan tampil gaul. Alkohol ini terdapat dalam jenis minuman keras, seperi vodka, AO, topi miring, bir, anggur, koleson, wisky,
19 mansen. Secara tidak langsung bahwa masuknya alkohol ke dalam tubuh berarti juga masuknya bahan kimia ke dalam tubuh. Siswa yang minum beralkohol sekali-kali mungkin tidak akan mengalami gangguan seberat mereka yang telah menjadi alkoholik. Tingkah laku sosial dan emosi sudah dikendalikan oleh bahan-bahan kimiawi. Siswa belum mengetahui bahwa bahan-bahan itu sangat berbahaya bagi dirinya. Rasa ketagihan yang dialami oleh para pengguna alkohol pada gilirannya akan mempengaruhi kondisi emosi dan fisik. Kebiasaan minum minuman keras yang melampaui batas akan merusak tubuh. Susunan syaraf akan terganggu, kadang-kadang terjadi kelumpuhan karena radang dari syaraf-syaraf sebagai akibat dari pemakaian alkohol yang berlebihan. Selanjutnya diperjelas menurut pendapat Djoko Pekik Irianto (2007: 127 – 128) alkohol yang terkandung dalam minuman keras seperti bir, whiskey, dan lain lain mempunyai pengaruh pada vasodilatasi sehingga dapat melebarkan pembuluh darah perifer, menyebabkan kulit kemerahan dan terasa hangat. Disamping itu alkohol termasuk jenis minuman penghasil energi instant, 1 gram alkohol dapat menghasilkan 7 kalori. Namun penggunaan alkohol merugikan tubuh sebab alkohol mempunyai sifat-sifat diantaranya adalah : a) Depresan bagi susunan syaraf pusat b) Mempercepat kelelahan sebab memproduksi asam laktat c) Mengganggu kerja syaraf, menghambat waktu reaksi, refleks, kecepatan dan koordinasi menjadi lambat.
mempengaruhi
20 d) Merupakan zat deuretis yang menyebabkan dihidrasi. 3.
Narkotika Kemungkinan semua orang mengetahui bahwa penggunaan narkotika
suatu perbuatan atau kebiasaan yang sangat tidak menguntungkan terutama ditinjau dari segi kesehatannya. Narkotika jenisnya ada bermacam-macam seperti ganja, putaw, sabu-sabu, heroin dan pil. Menurut Istiati, (2008: 11) mengatakan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu
bagi mereka
yang
menggunakan dengan
memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang akan menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. Istilah narkotika ada hubungannya dengan kata narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku. Dalam dunia kedokteran dikenal juga istilah narkose atau narkosis yang berarti dibiuskan. Obat narkose adalah obat yang dipakai untuk pembiusan dalam pembedahan. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1997 yang dikeluarkan tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika, “Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan Ilmu Pengetahuan termasuk kepentingan Lembaga Penelitian / Pendidikan saja, sedangkan pengadaan impor / ekspor, peredaran dan pemakaiannya diatur oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Kesehatan. Akan tetapi kenyataannya zat-zat tersebut banyak yang datang dan masuk ke Indonesia secara Ilegal
21 sehingga menimbulkan permasalahan. Peredaran zat terlarang secara gelap itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.” Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap pemakai, antara lain sebagai berikut : a) Mengakibatkan kematian b) Mengakibatkan kegilaan c) Mempengaruhi daya ingat d) Mempengaruhi perhatian, sulit berkonsentrasi e) Mempengaruhi perasaan dan kemampuan otak untuk menerima,
memilah-
milah dan mengolah informasi f) Menghambat pemahaman informasi yang diterima g) Mempengaruhi persepsi h) Mempengaruhi daya nalar (penghayatan terhadap agama hilang/kabur) i) Mempengaruhi motivasi j) Menimbulkan beberapa penyakit, seperti hepatitis B / C, mag dan kanker. f. Hindari Hidup Yang Tidak Teratur Membiasakan hidup sehari-hari tidak teratur pasti akan berakibat kurang baik bagi kesehatan. Untuk itu agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi dan tingkat kesegaran jasmani yang optimal hindarilah hidup yang tidak teratur.
Menurut Purnomo dan Abdul Kadir (1994: 51) hidup yang tidak
teratur seperti : 1) Melakukan cara hidup diluar kebiasaan yang wajar dan sehat. 2) Tidur terlalu malam atau begadang karena akan membahayakan kesehatan.
22 3) Setiap hari dengan cara tidur dan bangun pagi tepat waktu dan setiap harinya tidur ditempat yang baik untuk kesehatan. 4) Hindari melakukan latihan jasmani atau olahraga yang tidak teratur. 5) Hindari makan secara sembarangan, baik yang dimakan maupun cara dan waktu makan. 3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992: 44). Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun. Menurut Witherington (1952) yang dikemukakan Makmun (1995: 50) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya. Sekolah sebagai tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memiliki tugas dalam membantu perkembangan dan kematangan anak sekolah. Tugas-tugas perkembangan yang tercapai pada masa kanak-kanak akhir dengan kisaran usia 6-13 tahun (Soesilowindradini, ttn: 116, 118, 119) akan
23 memiliki keterampilan. Keterampilan yang dicapai diantaranya sosial-help skills dan play skill. Sosial-help skills untuk membantu orang lain di rumah, di sekolah, dan di tempat bermain seperti membersihkan halaman, merapikan meja dan kursi. Ini akan menambah perasaan harga diri dan sebagai anak yang berguna hingga menjadikan anak suka bekerja sama (bersifat kooperatif). Play skill terkait dengan kemampuan motorik seperti melempar, menangkap, berlari, keseimbangan. Anak yang terampil dapat membuat penyesuaian-penyesuaian yang lebih baik di sekolah dan di masyarakat. Siswa SD mengalami masa remaja satu periode perkembangan sebagai transisi masa anak-anak menuju masa dewasa. (1991: 43–46)
Menurut Annarini dan Cowell yang dikutip oleh Sukintaka bahwa pertumbuhan dan kematangan itu melalui berbagai
macam tahab, antara lain: a. Tahap I Anak kelas I dan II Kira-kira berumur antara 6 sampai 8 tahun, mempuyai karakteristik: 1) Jasmani Waktu reaksi lambat, koordinasi jelek, kesehatan umum tidak menentu, mudah terpengaruh terhap penyakit. 2) Psikologi atau mental Rasa ingin tahu besar, ingin mengetahui semua yang ia lihat, dan menanyakan sesuatu secara alami, peningkatan terhadap aktifitas yang disenangi, daya khayal besar.
24 3) Sosial Penyesuaian terhambat, senang yang alami, suka diperhatikan oleh kelompoknya, individualistik, berjiwa bebas, menyenangkan kepada halhal yang membahayakan anak atau sensasi. Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah mengembangkan tataran kekuatan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan untuk dapat berpartisipasi dalam beraktifitas. b. Tahap II Anak kelas 3 dan IV kira-kira antara 9 sampai 10 tahun, mempunyai karakteristik: 1) Jasmani Perbaikan koordinasi dalam keterampilan gerak, daya tahan berkembang, secara psikologik putri umumnya mencapai kematangan terlebih dahulu. 2) Psikologik dan mental Perhatian terhadap bentuk, dan akan berkembangnya masalah hasil atau kematangan, senang dengan idamannya. 3) Sosial Mudah terangsang, tetapi juga mudah terluka karena kritik, suatu saat suka membual. Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah mengatasi kekurangan sebaik mungkin, berusaha untuk menguasai keterampilan sebaik mungkin, memperbanyak kegiatan untuk meningkatkan kemampuan jasmani dan latihan-latihan dasar.
25 c. Tahap II Anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11 sampai 12 tahun, mempunyai karakteristik: 1) Jasmani Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar, waktu reaksi makin baik, perbedaan jenis kelamin makin nyata, koordinasi makin baik. 2) Psikis atau mental Belum mengetahui problem kesehatan masyarakat, mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa. 3) Sifat emosional Menginginkan masuk ke dalam kelompok sebaya, putri manaruh rasa perhatian kepada anak laki-laki, ingin mngetahui segalanya, kerjasama meningkat, mempunyai karakteristik. Tingkat perkembangan motorik yang harus dicapai tahap ini, adalah koreksi kekurangan dan kelebihan pada otot pada latihan yang benar. B. Penelitian Yang Relevan Untuk melengkapi dan membantu penelitian ini, peneliti mencari bahanbahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Penelitian tersebut seperti di bawah ini : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Anto Dwi Prayitno pada Tahun 2005 berjudul “Identifikasi Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas 1 SMP 2 Girimulyo Kulon Progo”. Hasil sebagai berikut, bahwa faktor perilaku terhadap makanan dan minuman 77,1 % masuk katagori cukup baik, perilaku terhadap sakit dan
26 penyakit 43,8 % termasuk kategori cukup baik, keseimbangan antara istirahat dan olahraga 41,7 % termasuk katagori cukup baik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa kelas 1 SMP 2 Girimulyo Kulon Progo masuk katagori cukup baik dalam menjalankan perilaku hidup sehat. Terhadap pola makan, sakit dan penyakit yang diderita, kegiatan olahraga dan istirahat yang seimbang dilakukan oleh siswa. 2. Penelitian Arif Setiawan pada Tahun 2002 yang berjudul “Hubungan
Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Hidup Sehat Siswa SLTP N I Srandakan”. Populasi yang digunakan adalah semua siswa SLTP N 1 Srandakan yang duduk di kelas 3. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku hidup sehat siswa SLTP N 1 Srandakan. Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap kebiasaan perilaku hidup sehat siswa SLTP N 1 Srandakan mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Relevansi pada penelitian ini adalah bahwa siswa
kelas 1
SMP 2
Girimulyo Kulon Progo termasuk katagori cukup baik dalam menjalankan perilaku hidup sehat, dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku hidup sehat siswa SLTP N 1 Srandakan. Sehingga antara kedua penelitian di atas berkesinambungan terhadap perilaku hidup siswa kelas atas SD.
27 C. Kerangka Berpikir Tingkat kesadaran kesehatan seseorang sangat menentukan prestasi seorang siswa dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun dalam sosial masyarakat, namun kesehatan seseorang akan ditentukan oleh perilaku hidup sehat orang tersebut. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan sejak dini sehingga tubuh kita tetap terjaga dan sehat. Agar tubuh kita tetap sehat maka kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri. Kebiasaan perilaku seseorang terhadap suatu obyek, tidak akan timbul dengan sendirinya, tetapi terbentuk melalui proses pendidikan (ilmu pengetahuan) dan pengalaman lain maupun lingkungan. Perilaku hidup sehat mencakup beberapa faktor, antara lain: perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap kebersihan diri sendiri, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku yang merusak kesehatan, perilaku hidup teratur. Masalah kebersihan dan kesehatan yang dihadapi oleh siswa komplek dan bervariasi. Pada siswa usia tingkat dasar biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan, sehingga isu yang menonjol bagi siswa SD adalah kebiasaan yang masih kurang dalam berperilaku hidup sehat, seperti kebiasaan sarapan, gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, potong kuku, kebersihan diri dan adanya gejala kenakalan siswa. Penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai harapan untuk mengetahui perilaku hidup sehat sehari-hari yang dilaksanakan oleh siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo.
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode angket atau kuisioner. Metode penelitian yang digunakan adalah survei adalah usaha untuk mengumpulkan data (suatu atau beberapa variabel) dari anggota populasi guna menentukan status populasi pada waktu dilakukan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 88), bahwa metode survei merupakan salah satu dokumen penelitian yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang luas dan banyak. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan digunakan sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Suharsimi Arikunto (1983: 104) metode adalah bagaimana dapat diperoleh data mengenai variabel-variabel tersebut. Suharsimi Arikunto (1983: 9) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan variabel masa lalu dan masa sekarang (sedang terjadi). Penelitian ini untuk mengungkap perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Untuk menghindari salah pengertian, terlebih dahulu akan ditulis definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku hidup sehat di sekolah dengan definisi sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau kelompok dapat menolong diri sendiri di bidang
29 kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat sekolah yang diukur dengan menggunakan angket. C. Populasi dan Sampel Penelitian a.
Populasi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1983: 90) populasi adalah apabila seseorang ingin meneliti, maka penelitiannya merupakan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Penelitian dilaksanakan di 6 SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, antara lain: 1) SD Negeri Sogan, 2) SD Negeri Karangwuni, 3) SD Negeri Darat, 4) SD Negeri Karangrejo, 5) SD Negeri Sumberan, 6) SD Negeri Kulwaru 1.
b. Sampel Penelitian Penelitian ini adalah siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo, yang terdiri dari: 1) SD Negeri Sogan = 79 siswa, 2) SD Negeri Karangwuni = 46 siswa, 3) SD Negeri Darat = 48 siswa, 4) SD Negeri Karangrejo = 21 siswa, 5) SD Negeri Sumberan = 71 siswa, 6) SD Negeri Kulwaru 1 = 36 siswa, jumlah 301 siswa. c.
Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling, yaitu jumlah populasi dari seluruh siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo berjumlah 301 diambil 30% dari total populasi sehingga diketemukan 90 sampel.
30 Adapun distribusi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini Tabel 1. Populasi Penelitian siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. No 1 2 3 4 5 6
Nama SD SD Negeri Sogan SD Negeri Karangwuni SD Negeri Darat SD Negeri Karangrejo SD Negeri Sumberan SD Negeri Kulwaru 1 Jumlah
Jumlah 79 46 48 21
Jumlah x 30% 23,7 13,8 14,4 6,3
Pembulatan 24 14 14 6
71 36
21.3 10,8
21 11
301
90.3
90
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1.
Instrumen Instrumen yang digunakan umtuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau berbentuk kuisioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respoden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Adapun bentuk pertanyaan maupun pernyataan yang diajukan sesuai dengan butir-butir atau komponen perilaku hidup sehat siswa SD. Butir pertanyaan dikelompokkan menjadi dua yaitu: pernyataan positif adalah pernyataan yang mendukung perilaku sehat yang baik sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang tidak mendukung perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Skala psikologi tertutup adalah skala
31 psikologi yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Alternatif jawaban terdiri dari 4 alternatif jawaban. Tabel 2. Penskoran Jawaban Jawaban Sangat Sering Sering Kurang Tidak Pernah
Skor Pernyataan Positif 4 3 2 1
Skor Pernyataan Negatif 1 2 3 4
Menurut Sutrisno Hadi (1997: 7) ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan instrument, yaitu : a. Mendefinisikan Konstrak Langkah pertama adalah mendefinisikan konstrak berarti membatasi perubahan atau variabel yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Perilaku hidup sehat adalah sesuatu rangkaian tingkah laku yang dilakukan oleh individu untuk mencapai kualitas hidup yang sehat. Munculnya perilaku sehat dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan dari luar maupun dari dalam diri seseorang. b. Menyidik Faktor Menyidik faktor adalah suatu tahapan yang bertujuan untuk menandai faktor-faktor yang diangkat dan selanjutnya diyakini menjadi komponen dari konstrak yang diteliti. Faktor-faktor perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo,
32 meliputi: perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap kebersihan diri, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap kebiasaan yang merusak kesehatan dan perilaku hidup yang teratur. c. Menyusun Butir-Butir Pertanyaan Langkah keempat adalah menyusun item-item pertanyaan berdasarkan faktor-faktor yang menyusun konstrak. Item-item harus merupakan penjabaran dari isi faktor dan hanya sebatas itu saja, tidak membicarakan faktor yang lain. Kemudian disusun dalam butir-butir soal yang dapat memberi gambaran tentang keadaan faktor tersebut. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel kisi-kisi berikut:
33 Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Uji Coba Penelitian Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Variabel
Faktor
Pernyataan
Indikator Positif
Perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo
2.
Negatif
Jumlah
3
3
1. Perilaku terhadap makanan dan minuman
1. Kebiasaan sarapan dan waktu makan 2. Pemilihan jenis dan kebersihan makanan 3.Jumlah makanan dan minuman
1,2
6,8
7
3
2.Perilaku terhadap kebersihan tubuh
1. Mandi 2. Membersihkan Rambut 3. Kebersihan Pakaian 4. Membersihkan mulut dan gigi
9 11, 12
10
2 2
14, 16
15
3
3.Perilaku terhadap kebersihan lingkungan
1. Kebersihan kamar tidur dan halaman 2. Kebersihan kamar makan dan dapur
17,18,19
20
4
21,22,24
23
4
4.Perilaku terhadap sakit dan penyakit
1.Pencegahan sakit dan penyakit 2.Pengobatan, pemulihan,kepatuhan berobat
25,26,27,28
5. Kebiasaan yang merusak kesehatan
1. Merokok 2. Alkohol, nahkotika
34
6. Perilaku hidup yang teratur.
1. Pengaturan istirahat 2.Pengaturan waktu
4,5,
2
13
1
30,31,32
4 29
4
33,35
3
dan 36,37,38
3
39,40,41 42,.44, 45.
43
3 4
35
10
45
Judgement Setelah menyusun butir-butir pertanyaan selesai, peneliti berkonsultasi dengan beberapa ahli yang berkompeten dengan materi penelitian. Kriteria ahli
34 meliputi ahli dalam bidang ilmu kesehatan dan kebugaran, ilmu gizi, Pengajar/Dosen bidang kesehatan. Setelah melalui beberapa proses konsultasi, Menurut Validator alternatif jawaban yang semula terdiri dari 4 alternatif jawaban untuk diganti supaya tidak menimbulkan kesalah-pahaman responden, dengan tabel penskoran jawaban yang diajukan sebagai berikut: Tabel 4. Penskoran Jawaban Jawaban Sangat Sering Sering Kurang Tidak Pernah
Skor Pernyataan Positif 4 3 2 1
Skor Pernyataan Negatif 1 2 3 4
Tabel penskoran jawaban diatas gugur dirubah, menjadi: Tabel 5. Penskoran Jawaban Jawaban Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah
Skor Pernyataan Positif 3 2 1
Skor Pernyataan Negatif 1 2 3
Jadi alternatif jawaban terdiri dari 3 alternatif jawaban dan tetap dengan dua pengelompokan pernyataan positif dan pernyataan negatif. Kisi-kisi yang diajukan terdiri dari: (1) faktor perilaku terhadap makanan dan minuman ada 5 indikator diringkas menjadi 3 indikator dan 8 butir pernyataan tetap, (2) faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh tidak ada perubahan, (3) faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan semula 4 indikator diringkas 2 indikator, indikator kamar mandi dan WC gugur diganti kebersihan halaman dengan 8 butir pernyataan, (4) faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit semula 4 indikator diringkkas menjadi 2 indikator dengan
35 dengan 8 butir pernyataan, (5) faktor kebiasaan yang merusak kesehatan semula 3 indikator 8 butir pernyataan disetujui 2 indikator dengan 6 butir pernyataan, 1 indikator narkotika dengan 2 butir pernyataan nomor 39 dan 40 gugur, (6) faktor perilaku hidup yang teratur semula 2 indikator disetujui dengan 8 butir pernyataan disetujui 7 butir pernyataan 1 butir pernyataan nomor 44 gugur, maka angket instrument yang dibuat peneliti bisa digunakan untuk uji coba dan pada akhirnya boleh dijadikan alat untuk pengambilan data penelitian. 3. Hasil Uji Coba Instrument Untuk membuktikan kepastian bahwa angket penelitian sudah dinyatakan valid dan reliabilitas telah diadakan tes uji coba yang dilaksanakan pada kelas atas SD Negeri Gugus 6 Kecamatan Wates, Kulon Progo dengan jumlah anak 30 siswa atas. Soal angket yang di uji cobakan sebanyak 45 nomor. Penelitian diujicobakan pada siswa kelas atas SD Negeri Gugus 6 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Bertujuan untuk mengetahui apakah tiap butir-butir pernyataan dalam angket mudah dipahami oleh siswa dengan cepat dan dapat dipahami maksudnya dengan benar. Kemudian angket tersebut diberi skor penilaian atau dianalisis untuk mengetahui tingkat kevaliditasannya. Instrument yang disusun uji validitasnya menggunakan rumus statistik
bagian total dan uji
reliabilitasnya menggunakan teknik Alpha cronbach’s. a.
Hasil Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menggunakan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas ini untuk mengetahui
36 apakah instrument ini mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dengan bantuan SPS (Seri Program Statistik) 15.0 data yang terkumpul kemudian dianalisis. Instrument dinyatakan valid atau sahih apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5 %. Dari hasil uji coba di atas di dapatkan 6 butir pernyataan yang gugur dari 45 butir pernyataan yang telah disusun. Butir pernyataan yang gugur adalah butir nomor 7, 19, 26. 30, 36, 44. Dengan demikian ada 39 butir pernyataan yang valid dan siap digunakan untuk pengambilan data.
37 Tabel 6. Kisi-Kisi Angket Penelitian Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas Atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo. Variabel
Faktor
Pernyataan
Indikator Positif
Perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas atas SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo
1. Perilaku terhadap makanan dan minuman
1. Kebiasaan sarapan dan waktu makan 2. Pemilihan jenis dan kebersihan makanan 3.Jumlah makanan minuman
2.Perilaku terhadap kebersihan tubuh
1,2
Negatif
Jumlah
3
3
4,5, dan
2
6,8
7*
2
1. Mandi 2. Membersihkan Rambut 3. Kebersihan Pakaian 4. Membersihkan mulut dan gigi
9 11, 12
10
2 2
14, 16
15
3
3.Perilaku terhadap kebersihan lingkungan
1. Kebersihan kamar tidur dan halaman 2. Kebersihan kamar makan dan dapur
17,18,19*
20
3
21,22,24
23
4
4.Perilaku terhadap sakit dan penyakit
1.Pencegahan sakit dan penyakit 2.Pengobatan, pemulihan,kepatuhan berobat
25,26*,27,28
5. Kebiasaan yang merusak kesehatan
1. Merokok 2. Alkohol, dan nahkotika
34
6. Perilaku hidup yang teratur
1. Pengaturan istirahat 2.Pengaturan waktu
13
1
30*,31,32
3 29
3
33,35
3
36*,37,38
39,40,41 42,.44*, 45.
30
2
43
3 4
9
39
Keterangan: *) merupakar Butir yang gugur
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan instrument, analisis data akan digunakan program analisis program SPSS versi 15.0 dengan hasil reliabilitas instrument sebesar 0,830.
38 E. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh, langkah berikutnya dalam menganalisis data untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis, analisis data yang digunakan dari penelitian menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif dengan persentase. Menurut Anas Sujiono (2000: 40) perhitungan itu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
ƒ ----------x 100 % N
Keterangan : P: Persentase F: Frekuensi N: Jumlah Subyek Menurut Anas Sudjiono (2006: 175) dalam mengakategorikan menggunakan 5 batasan norma sebagai berikut: Tabel 7. Norma Pengkategorian Norma < Mean Mean + 0.5 SD s.d < Mean Mean _ 0.5 SD s.d < Mean Mean _ 1.5 SD s.d < Mean
+ 1.5 SD + 1.5 SD + 0.5 SD _ 0.5 SD
< Mean _ 1.5 SD
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Berikut hasil deskripsi dari Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Wates, Kulon Progo diukur dengan angket yang berjumlah 39 butir. Dari hasil analisis data yang diperoleh rerata sebesar = 98,5, median = 99,00, modus = 97,00, standart deviasi = 4,44, minimum = 85,00, dan maximum = 109,00.
39 Adapun rangkuman hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8. Hasil perhitungan menurut pengkategorian
100,76 96,32 91,88
Skor < s.d < s.d < s.d < <
105,20 105,19 100,75 96,31. 91,87.
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian diperoleh dari: 1. Kategori sangat baik, adalah: < Mean + 1.5 SD 98,54 + 1,5 (4,44) 98,54 + 6,66 105,20 Jadi kategori sangat baik adalah interval > 105,20. 2. Kategori baik adalah: Mean + 0.5 SD s.d < Mean + 1.5 SD 98,54 + 0,5 (4,44) s.d < 98,54 + 1,5 (4,44) _ 0,01 98,54 + 2,22 s.d < 98,54 + 6,66_ 0,01 100,76 s.d < 105,20_ 0,01. 100,76 s.d < 105,19 Jadi kategori baik adalah interval dari 100,76 s.d 105,19. 3. Kategori cukup baik, adalah: Mean _ 0.5 SD s.d <
Mean + 0.5 SD
98,54 _ 0,5 (4,44) s.d < 98,54 + 0,5 (4,44) _ 0,01 98,54 _ 2,22 s.d < 98,54 + 2,22_ 0,01 96,32 s.d < 100.76_ 0,01 96,32 s.d < 100.75 Jadi kategori cukup baik adalah interval dari 96,32 s.d 100,75 4. Kategori kurang baik, adalah: Mean _ 1.5 SD s.d < Mean _ 0.5 SD 98,54 _ 1,5 (4,44) s.d < 98,54 _ 0,5 (4,44) _ 0,01 98,54 _ 6,66 s.d < 98,54 _ 2,22_ 0,01 91,88 s.d < 96,32_ 0,01 91,88 s.d < 96,31. Jadi kategori kurang baik adalah interval dari 91,88 s.d 96,31. 5. Kategori sangat kurang baik, adalah: < Mean _ 1.5 SD < 98,54 _ 1,5 (4,44) _ 0,01 < 98,54 _ 6,66 _ 0,01 < 91,88 _ 0,01 < 91,87. Jadi kategori kurang baik adalah interval < 91,87.
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian tentang perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo ini diperoleh dengan instrumen angket. Data tentang perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3 tersebut terdiri atas 6 faktor yaitu, (1) perlaku terhadap makanan dan minuman, (2) perilaku terhadap kebersihan tubuh, (3) perilaku teerhadap kebersihan lingkungan, (4) perilaku terhadap sakit dan penyakit, (5) kebiasaan yang merusak kesehatan dan (6) perilaku hidup yang teratur. Setelah data siswa terkumpul, maka dilakukan analisis data untuk mengetahui perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo. B. Hasil Penelitian Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo diukur dengan angket yang berjumlah 39 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 98,54, median = 99,00, modus = 97,00, dan standart deviasi = 4,44, minimum = 85,00, dan maximum = 109,00. Berdasarkan analisis diperoleh sebanyak 4,44% atau 4 siswa masuk kategori sangat baik, 27,78% masuk kategori baik, 40,00% masuk kategori cukup baik, 21,11% masuk kategori kurang baik, dan 6,67% dalam kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari frekuensi tiap kategori dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon
41 Progo adalah cukup baik. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini. Tabel 9. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo No . 1.
Interval
Kategori
> 105,20
Sangat Baik
2.
100,76 s.d. 105,19
Baik
3. 4. 5.
96,32 s.d. 100,75 Cukup Baik 91,88 s.d. 96,31 Kurang Baik < 91,87 Sangat Kurang Baik Jumlah
Frekuensi Absolut Persentase 4 4,44 25
27,78
36 19 6 90
40,00 21,11 6,67 100
Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo Faktor-faktor yang menyusun perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo terdiri atas 6 faktor, yaitu: (1) faktor perilaku terhadap makanan dan minuman, (2) faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh, (3) faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan, (4) faktor
42 perilaku terhadap sakit dan penyakit, (5) faktor kebiasaan yang merusak kesehatan, dan (6) faktor perilaku hidup yang teratur. Analisis tiap-tiap faktor dideskripsikan sebagai berikut: 1) Faktor Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman diukur dengan angket yang berjumlah 7 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 16,92 dan standart deviasi = 1,84. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini. Tabel 10. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman No. Interval 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori
> 19,68 Sangat Baik 17,84 s.d. 19,67 Baik 16,00 s.d. 17,83 Cukup Baik 14,16 s.d. 15,99 Kurang Baik < 14,15 Sangat Kurang Baik Jumlah
Frekuensi Absolut Persentase 4 4,44 31 34,44 41 45,56 4 4,44 10 11,11 90 100,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 4,44% mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman dengan kategori sangat baik, 34,44% masuk kategori baik, 45,56% masuk kategori cukup baik, 4,44% masuki kategori kurang baik, dan 11,11% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3,
43 Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah sebagai berikut:
Gambar 2. perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman 2) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Tubuh Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh diukur dengan angket yang berjumlah 8 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 22,53 dan standart deviasi = 1,22. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini.
44 Tabel 11. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval
Kategori
> 24,36 Sangat Baik 23,14 s.d. 24,35 Baik 21,92 s.d. 23,13 Cukup Baik 20,70 s.d. 21,91 Kurang Baik < 20,69 Sangat Kurang Baik Jumlah
Frekuensi Absolut Persentase 0 0,00 24 26,67 47 52,22 14 15,56 5 5,56 90 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 0% mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh dengan kategori sangat baik, 26,67% masuk kategori baik, 52,22% masuk kategori cukup baik, 15,56% masuki kategori kurang baik, dan 5,56% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh adalah sebagai berikut:
45
Gambar 3. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh. 3) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan diukur dengan angket yang berjumlah 7 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 17,12 dan standart deviasi = 1,84. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini. Tabel 12. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan No.
Interval
Kategori
1. 2. 3. 4. 5.
> 19,88 18,04 s.d. 19,87 16,20 s.d. 18,03 14,36 s.d. 16,19 < 14,35
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Jumlah
Frekuensi Absolut Persentase 11 12,22 10 11,11 31 34,44 33 36,67 5 5,56 90 100,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 12,22% mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap kebersihan
46 lingkungan dengan kategori sangat baik, 11,11% masuk kategori baik, 34,44% masuk kategori cukup baik, 36,67% masuki kategori kurang baik, dan 5,56% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan. 4) Faktor Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit diukur dengan angket yang berjumlah 6 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata
47 sebesar = 15,00 dan standart deviasi = 1,63. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini. Tabel 13. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval
Kategori
> 17,45 Sangat Baik 15,82 s.d. 17,44 Baik 14,19 s.d. 15,81 Cukup Baik 12,56 s.d. 14,18 Kurang Baik < 12,55 Sangat Kurang Baik Jumlah
Frekuensi Absolut Persentase 1 1,11 41 45,56 20 22,22 22 24,44 6 6,67 90 100,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 1,11% mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit dengan kategori sangat baik, 45,56% masuk kategori baik, 22,22% masuk kategori cukup baik, 24,44% masuki kategori kurang baik, dan 6,67% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah sebagai berikut:
48
Gambar 5. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit. 5) Faktor Kebiasaan yang Merusak Kesehatan Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan diukur dengan angket yang berjumlah 5 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 13,22 dan standart deviasi = 1,19. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini. Tabel 14. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan No. 1. 2. 3. 4. 5.
Frekuensi Absolut Persentase > 15,01 Sangat Baik 11 12,22 13,82 s.d. 15,00 Baik 30 33,33 12,63 s.d. 13,81 Cukup Baik 27 30,00 11,44 s.d. 12,62 Kurang Baik 15 16,67 < 11,43 Sangat Kurang Baik 7 7,78 Jumlah 90 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 12,22% Interval
Kategori
mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan dengan kategori sangat baik, 33,33% masuk kategori baik, 30,00% masuk
49 kategori cukup baik, 16,67% masuki kategori kurang baik, dan 7,78% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan adalah sebagai berikut:
Gambar 6. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor kebiasaan yang merusak kesehatan. 6) Faktor Perilaku Hidup yang Teratur Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur diukur dengan angket yang berjumlah 6 butir. Dari hasil analisis data diperoleh rerata sebesar = 13,74 dan standart deviasi = 1,28. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat berikut ini.
50 Tabel 15. Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur No.
Interval
Kategori
1. 2. 3. 4.
> 15,66 14,38 s.d. 15,65 13,10 s.d. 14,37 11,82 s.d. 13,09
5.
< 11,81
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Frekuensi Absolut Persentase 8 8,89 17 18,89 29 32,22 32 35,56 4
4,44
Jumlah 90 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 8,89% mempunyai perilaku hidup sehat dari faktor perilaku hidup yang teratur dengan kategori sangat baik, 18,89% masuk kategori baik, 32,22% masuk kategori cukup baik, 35,56% masuki kategori kurang baik, dan 4,44% masuk kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata frekuensi dapat disimpulkan perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur adalah cukup baik. Secara visual, perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur adalah sebagai berikut:
Gambar 7.Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur.
51 C. Pembahasan Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo berada pada kategori cukup baik, penelitian ini dapat disimpulkan dalam kategori baik karena hasil penelitian dari kategori baik memperoleh frekuensi 25 responden terhitung 27,78% dan kategori cukup baik memperoleh frekuensi 36 responden terhitung 40%. Jika frekuensinya dijumlah ada 61 responden terhitung 67,78%, jumlah ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut sudah 75,31 % dari 90 responden. Hasil ini sungguh tidak disangka dari jawaban angket siswa dengan beberapa perilaku siswa yang sesungguhnya. Karena peneliti sering melihat pada saat menghadiri kegiatan KKG Penjas yang berpindah-pindah tempat di SD se Kecamatan Wates dan melihat siswa yang mengkonsumsi makanan instan, memakai pakaian kotor, sakit perut, pusing, dan malas membuang sampah di tempatnya. Tentunya faktor-faktor yang mendukung kesimpulan di atas dijelaskan sebagai berikut: 1) Faktor Perilaku Terhadap Makanan dan Minuman Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah cukup baik. Hal ini disebabkan karena guru dan para orangtua memberikan pemahaman tentang pentingnya asupan gizi pada siswa, oleh sebab itu, asupan makanan dan minuman yang menyehatkan dipenuhi guna memaksimalkan
52 fungsi tumbuh kembang siswa. Contohnya adalah menjelaskan kepada siswa tentang arti penting gizi untuk pertumbuhan dan memberikan makanan tambahan yang berguna bagi perkembangan jasmani seperti pemberian sayur mayur, ikan dan susu pada siswa. Dengan memberikan pemahaman tersebut siswa dapat memilah dan memilih makanan yang sehat, alami, bergizi dan berguna untuk pertumbuhan daripada memilih makanan yang banyak mengandung bahan kimia serta kandungan gizi yang kecil. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari pemberian asupan makanan yang sehat dan bergizi hal ini ditunjukkan dengan masa pertumbuhan siswa yang baik dan daya tangkap pelajaran yang baik dalam proses pembelajaran. 2) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Tubuh Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan tubuh adalah cukup baik. Hal ini disebabkan oleh peran orangtua dalam keluarga sangat positif, siswa mempunyai kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dikarenakan orangtua sadar bahwa kebersihan bisa menjaga kesehatan siswa. Dengan upaya membersihkan badan seperti mandi, sikat gigi, potong kuku, dan membersihkan pakaian dari kotoran dan debu, merupakan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar bagi kesehatan siswa. Dengan mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan tubuh, orangtua dengan guru berupaya untuk meningkatkan kesadaran kebersihan siswa seperti kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan sikat gigi sebelum tidur.
53 3) Faktor Perilaku Terhadap Kebersihan Lingkungan Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap kebersihan lingkungan adalah cukup baik. Hal ini dikarenakan oleh kesadaran anak dengan segala aktifitas kesibukannya seperti belajar dan bermain, maka siswa diajarkan untuk selalu membersihkan ruangan setiap kali habis dipakai untuk kegiatan siswa. Guna kebersihan lingkungan sekitar seperti kamar dan halaman rumah/sekolah merupakan bentuk perilaku siswa yang sadar dengan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang kotor akan menyebabkan menjadi sarang penyakit seperti digunakan untuk sarang nyamuk dan kuman lainya. Untuk itu peran orangtua dan guru dalam membiasakan siswa berperilaku dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar harus ditanamkan sedini mungkin kepada siswa. Agar siswa mampu membersihkan dengan kesadaran sendiri tanpa disuruh atau diperintah guru dan orangtua terlebih dahulu. 4) Faktor Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah cukup baik. Hal ini disebabkan oleh, upaya guru dalam memberikan pengetahuan kepada siswa tentang beberapa penyakit yang menular maupun yang tidak menular dan cara pencegahan serta pengobatan pertama pada siswa yang terkena penyakit ringan seperti flu dan batuk ringan. Penyakit sangat rawan menghinggapi siswa dengan kondisi tubuh yang lemah dan kurang sehat, penyakit tersebut dapat berkembang pesat apabila lingkungan sekitar siswa juga kotor, maka dari itu peran guru dalam mengajarkan kesehatan kepada siswa
54 dengan tambahan materi UKS di sekolah diharapakan mampu membuat siswa sadar bagaimana menghindari penyakit yang dapat menular dan mengetahui cara awal mencegah penyakit-penyakit disekitar siswa. 5) Faktor Kebiasaan yang Merusak Kesehatan Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku terhadap makanan dan minuman adalah cukup baik. Hal ini disebabkan oleh lingkungan sekitar siswa yang mendukung bagi kesehatan siswa, peran orangtua dan masyarakat sekitar siswa membantu mendidik siswa untuk menjauhi kebiasaan yang bisa merusak kesehatan. Misal, bahaya rokok terhadap gangguan jantung dan orang disekitarnya, siswa akan menjauhi orang yang merokok dan memilih berada diruangan atau ditempat dengan udara yang bebas, bahaya alkohol atau minuman keras, dengan pendidikan di keluarga dan sekolahan siswa akan mampu memilih teman yang berperilaku dan berkepribadian yang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan siswa daripada memilih teman atau orang yang sering merokok atau suka minum-minuman keras seperti alkohol. 6) Faktor Perilaku Hidup yang Teratur Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo dari faktor perilaku hidup yang teratur adalah cukup baik. Hal ini disebabkan oleh pengaturan jam istirahat, bermain dan belajar yang seimbang oleh siswa. Pengaturan waktu dapat membuat hidup menjadi teratur, orangtua selalu mengingatkan siswa pada waktu-waktu tertentu kapan siswa harus segera istirahat dan belajar. Kebiasaan mengatur waktu membuat siswa akan lebih disiplin dan tidak mudah sakit, hal ini disebabkan oleh keseimbangan
55 aktifitas fisik seperti belajar dan bermain siswa akan diimbangi dengan intensitas siswa beristirahat. Hal tersebut dapat menjaga kestabilan kesehatan siswa.
56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian pada siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo ini menyimpulkan bahwa yang mempunyai perilaku hidup sehat masuk kategori sangat baik sebesar 4,44% siswa, 27,78% masuk kategori baik, 40,00% masuk kategori cukup baik, 21,11% masuk kategori kurang baik, dan 6,67% dalam kategori sangat kurang baik. Apabila dilihat dari rerata sebesar 98,54, maka Perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo masuk kategori cukup baik. Penelitian ini dapat disimpulkan dalam kategori baik karena hasil penelitian dari kategori baik
40,00% dan kategori
cukup baik 27,78% dijumlahkan terhitung 67,78%, jumlah ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut mencapai 75,31 % dari 90 responden. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para guru dan orangtua untuk melihat perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri seGugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Setelah diketahui bahwa
faktor
faktor yang meliputi perilaku terhadap makanan dan minuman, perilaku terhadap kebersihan tubuh, perilaku terhadap kebersihan lingkungan, perilaku terhadap sakit dan penyakit, kebiasaan yang merusak kesehatan dan perilaku hidup yang teratur memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
57 C. Keterbatasan Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan bukan berarti peneliti ini tanpa kelemahan dan kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan disini antara lain: 1.
Keterbatasan peneliti yang meliputi pengalaman, pengetahuan, tenaga, biaya, dan waktu.
2.
Peneliti hanya sebatas untuk mengetahui seberapa besar perilaku hidup sehat siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
3.
Penelitian ini pengumpulan data hanya dilakukan dengan metode angket, belum diketahui secara riil di lapangan.
D. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan di antaranya: 1.
Bagi siswa, agar siswa lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam bersikap hidup sehat.
2.
Bagi guru dan orangtua, sangat diharapkan untuk memberikan pengetahuan yang informatif pentingnya perilaku hidup sehat bagi siswa kelas atas SD Negeri se-Gugus 3, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
3.
Bagi penelitian selanjutnya hendaknya populasi penelitian yang digunakan lebih luas.
58 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2000). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Anto Dwi Prayitno. (2005). Identifikasi Perilaku Hidup Sehat Siswa Kelas I SMP2 Girimulyo Kulon Progo. Skripsi. FIK UNY Yogyakarta. Arif Setiawan. (2002). “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Perilaku Hidup Sehat Siswa SLTP N 1 Srandakan”. FIK UNY Yogyakarta. Bimo walgito. (1997) Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset. Djoko Pekik Irianto. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Andi offet. Mu’rifah (2004). Materi Pokok PPDO 2401/3SKS/Modul 1-9 Pendidikan Kesehatan, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Universitas Negeri Yogyakarat (2003) Pedoman Tugas Akhir. Universitas Negeri Yogyakarta. Pieter Noya (1983) Pedoman Guru Kesehatan Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Proyek Bangun Desa Daerah Istimewa Yogyakarta (1981) Petunjuk Hidup Sehat Murid dan Lingkungannya, Yogyakarta. Soekidjo. (1997). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (1983). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara. Suharto, Elly Farida (1998). Buku Panduan Pendidikan Kesehatan 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PT Balai Pustaka Suharto,Nurul Aini (1998). Buku Panduan Pendidikan Kesehatan 5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PT Balai Pustaka Sutrisno Hadi (1981), Metodologi Research Jilid I, Yayasan Penerbit Fakultas Psychology UGM, Yogyakarta. Tim Kreatif SPEKTRA. 2008. Suplemen Bidang Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Panduan UKS dan Dokter Kecil School Program
59 Jawa Timur. UU Kes. No 23 Th 1992 (2004). Materi Pokok PPDO 240/3 SKS Pendidikan Kesehatan Pusat Universitas Terbuka.