BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya, manusia diciptakan di samping sebagai makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat, manusia memerlukan alat komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan maksud dan pikirannya yang dinamai bahasa. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga, 2002:1). Menurut Soekono (1984:1) ditinjau dari segi alat pemakaiannya,bahasa dibedakan atas dua jenis, yaitu bahasa lisan dan tulisan.Bahasa tulisan adalah bahasa yang disampaikan melalui alat,misalnya surat kabar,majalah,surat, dan lain-lain.Bahasa lisan adalah bahasa yang disampaikan secara lisan.Pada dasarnya kedua jenis bahasa ini adalah sama.Tetapi dalam pemakaiannya karena dibatasi oleh waktu, keadaan dan jarak maka lahirlah bahasa tulisan. Sebelum bahasa tulisan ada, bahasa lisan merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat seharihari. Namun bukan berarti bahasa lisan sekarang tidak dipakai lagi.Bahasa lisan dan tulisan keduanya sama pentingnya,karena keduanya saling membantu. Saat kita berbicara atau menulis karangan, kita selalu memerlukan banyak kata untuk disusun menjadi berbagai macam bentuk kalimat.Untuk kita bisa menggunakan kata-kata tersebut dan menyusun kalimat-kalimat tersebut, ada kaidah yang harus
viii
kita ikuti. Hanya kalimat yang mengikuti kaidah tata bahasa yang mempunyai fungsi komunikasi yang baik. Dalam era globalisasi saat ini, kebutuhan bahasa meningkat seiring dengan kemajuan berbagai bidang. Di dunia ini banyak bahasa-bahasa yang dipakai untuk komunikasi seperti bahasa Inggris, Mandarin, Indonesia, Jepang, dan Arab. Bahasa khususnya Mandarin, sudah semakin banyak diminati oleh berbagai kalangan. Terbukti dengan banyaknya warga negara asing yang belajar bahasa Mandarin, termasuk diantaranya warga Indonesia. Bahasa mandarin sudah menjadi bahasa internasional terpenting kedua setelah bahasa Inggris. Mandarin berasal dari rumpun Sino-Tibetan (Yaser, 2013:16). Bahasa Mandarin juga sebagai salah satu bahasa yang resmi digunakan di PBB.Bahkan bahasa Mandarin sangat penting dalam dunia usaha.Khususnya bagi kalangan tertentu yang mempunyai kepentingan langsung dengan masyarakat Cina. Karena pertumbuhan ekonomi bangsa Cina yang super cepat diimbangi dengan perkembangan teknologi tinggi menjadikan bangsa Cina sebagai bangsa yang sangat disegani di kancah kehidupan masyarakat internasional. Menguasai bahasa Mandarin berarti mempunyai nilai jual yang tinggi untuk bersaing di dunia kerja yang berkompeten. Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa bahasa Inggris kebutuhan absolut bagi masyarakat dunia. Bahasa Inggris
sudah menjadi adalah
bahasa
Internasional yang berasal dari rumpun bahasa Germanic (Sihombing 2013: 16). Masyarakat yang berasal dari beragam latar belakang goegrafi, agama dan ix
kultur, menggunakan
bahasa Inggris untuk berkomunikasi antara satu sama
lainnya. Dengan demikian dapat ditarik suatu gambaran yang jelas bahwa bahasa Inggris memberi ruang gerak yang luas untuk larut menjadi bagian dari komunitas global masyarakat dunia.Menguasai bahasa Inggris secara aktif, maka tidak akan ada lagi batas wilayah negara. Nababan (1984:1) mengatakan, ilmu yang mempelajari hakekat dan ciriciri bahasa disebut linguistik.Linguistik mengkaji unsur-unsur bahasa serta hubungan-hubungan unsur itu dalam memenuhi fungsinya sebagai alat perhubungan antarmanusia.Bahasa ini dapat dikaji dari berbagai sudut dan memberikan perhatian khusus pada unsur-unsur bahasa yang berbeda-beda dan pada hubungan-hubungan (atau struktur) yang berbeda-beda pula. Ada beberapa cabang ilmu linguistik, antaralain: fonologi yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa;morfologi yang mempelajari bentuk-bentuk kata; sintaksis yang mengkaji penggabungan kata-kata menjadi kalimat-kalimat yang berbedabeda; tipologi bahasa yang mempelajari persamaan dan perbedaan antara bahasa; linguistik historis yang mengkaji perubahan-perubahan yang terdapat dalam bahasa dalam perjalanan waktu; dialektologi yang mempelajari persamaan dan perbedaan ragam-ragam suatu bahasa itu; dan seterusnya. Suatu suara membentuk morfem, morfem membentuk kata, kata membentuk frasa, dan frasa membentuk kalimat.Kalimat tersusun atas kata dan frasa dengan kaidah tata bahasa tertentu, bisa mengungkapkan suatu arti yang lengkap, antar kalimat mempunyai suatu arti yang lengkap (Yongxin2005:2). x
Berdasarkan karakteristik tata bahasa, kalimat bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan jenis subyek dan predikatnya, kalimat terbagi menjadi beberapa jenis, yakni kalimat masdar, kalimat verbal, kalimat nominal, kalimat inversi, kalimat akoordinasi, kalimat koordinasi, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat deponen (Soekono, 1985:242). Dalam penelitian ini,penulis ingin meneliti tentang kalimat pasif. Namun sebelum membahas kalimat pasif, penulis sedikit menyinggung tentang kalimat aktif. Wirjosoedarmo (1985:243) mengatakan,kalimat aktif (kalimat tindak) adalah kalimat yang subyeknya aktif melakukan pekerjaan atau tindakan. Kalimat aktif atau kalimat tindak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1.Subyeknya melakukan pekerjaan/tindakan. 2.Predikatnya berbentuk kata kerja aus atau berbentuk kata kerja yang berawalan me/ber.
Contoh kalimat aktif bahasa Mandarin : 我
把
一
本
书
买
wŏ
bă
yī
bĕn
shū
măi
Saya
Memegang
Satu
Saya
(preposisi)
Satu
Subjek
(preposisi)
Kata bantu Buku bilangan Kata bantu Buku bilangan Kata bantu Objek bilangan
Saya membeli sebuah buku.
Subyek + bă (把) + Obyek + Kata Kerja
xi
Beli Membeli Kata kerja
Subyek yang berada di depan kata depan ba adalah subyek pelaku, sedangkan obyek yang berada di belakang kata depan ba adalah obyek penderita, dimana obyek ini terkena pengaruh dari hasil perbuatan subyek. Contoh kalimat aktif bahasa Inggris : I
Buy
Saya Membeli Subject Verb Saya membeli sebuah buku.
A
Book
Sebuah measure word
Buku Object
Contoh di atas merupakan contoh kalimat aktif yang berpola kalimat present tense,sehingga rumus pola kalimatnya adalah : Subyek + Verb + Object
Dari contoh di atas dapatlah disimpulkan bahwa kalimat aktif yang mempunyai objek (kalimat transitif) dapat diubah menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat pasif, objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif. Dalam bahasa Indonesia, menurut Wirjosoedarmo (1985:244) kalimat pasif atau kalimat tanggap adalah kalimat yang subyeknya dikenai atau menderita suatu pekerjaan atau tindakan. Contoh kalimat pasif bahasa Mandarin : 一
本
书
被
我
买
yī
bĕn
shū
bèi
wŏ
măi
Satu
kata bantu Buku bilangan kata bantu Buku bilangan
Preposisi
Saya
Beli
Preposisi
Saya
Beli
Preposisi
objek
Predikat
Satu Subjek
Sebuah buku dibeli oleh saya. xii
Dari contoh di atas dapat terlihat struktur kalimat pasif yang menggunakan preposisi bèi : Subyek(obyek penderita) + Kata Depan bèi ( 被) + Obyek(subyek pelaku) + Kata Kerja+ Elemen
Subyek yang berada di depan kata depan bei adalah obyek penderita yang terkena pengaruh tindakan dari subyek pelaku, sedangkan obyek yang berada di belakang kata depan bei adalah subyek pelaku yang melakukan suatu tindakan. Contoh kalimat pasif bahasa Inggris : A
Book
Is
Bought
By
me
measure word Sebuah
Buku
(to be)
Beli
phrase
saya
Buku
Adalah
Beli
Oleh
saya
(to be)
Verb
phrase
object
Subject
Sebuah buku dibeli oleh saya. Dari contoh kalimat pasif dalam bahasa Inggris di atas dapat terlihat rumusan strukturnya sebagai berikut : Subject + to be + Past Participle + By + Object
Azar (1941:211) mengatakan, “Only transitive verbs can be used in the passive”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya kata kerja transitif (kata kerja yang memerlukan objek) yang dapat digunakan dalam kalimat pasif. Maka jika ada kalimat aktif yang tidak menggunakan kata kerja tansitif, kalimat tersebut tidak bisa diubah ke dalam kalimat pasif.
xiii
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat pasif dalam bahasa Inggris mempunyai pola kalimat(tenses) yang sesuai dengan pola kalimat (tenses) yang digunakan dalam kalimat aktif. Sedangkan dalam bahasa mandarin,kita melihat bahwa kalimat pasif ada dua jenis. Jenis pertama yaitu kalimat pasif yang dibentuk oleh preposisi (kata depan ), jenis kedua merupakan kalimat pasif secara makna. Hal ini membuat penulis dan pelajar bahasa asing umumnya mengalami kesulitan dalam mempelajari kalimat pasif dalam dua bahasa tersebut yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Sehingga sangat menarik bagi penulis untuk meneliti kalimat pasif dalam dua bahasa yang populer tersebut. Kardimin
(2005:60)
mengatakan
bahwa
dalam
bahasa
Inggris,
pembentukan suatu kalimat didasarkan pada waktu terjadinya tema yang dibicarakan dalam kalimat.Secara garis besar,ada tiga bentuk waktu yang dijadikan pedoman, yaitu Past(lampau), Present(sekarang), dan Future (yang akan datang). Ketiga bentuk waktu tersebut dikembangkan menjadi enam belas bentuk waktu, sehingga dalam bahasa Inggris dikenal enam belas pola kalimat yang sering disebut dengan tenses. Kalimat verbal memiliki dua bentuk, yaitu verbal aktif dan verbal pasif. Verbal aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu perbuatan terhadap objek(subjek pelaku), sedangkan verbal pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan oleh objek (subjek penderita). Menurut Yongxin (2005:100) dalam bahasa Mandarin untuk menyatakan bentuk pasif ada 2 jenis, yang pertama yaitu menggunakan preposisi (kata depan) 被(bèi), 叫(jiào), 让(ràng), 给(gĕi), dan yang kedua yaitu kalimat pasif secara xiv
makna, yang tidak menggunakan preposisi.Penggunaan bei, gei, dan jiao, rang tidak selalu sama. Preposisi bèi 被 merupakan tanda kalimat pasif yang sering digunakan dalam buku (shūmiànyǚ 书面语), sedangkan jiào 叫,ràng 让,gĕi 给 biasanya dipakai pada perackapanŏuyǚ k
( 口 语 ) pengganti kata bèi yang
sebagai penanda kalimat pasif atau disebut juga bèizìjù(被字句). Penggunaan kalimat pasif harus mengikuti kaidah yang benar, karena jika tidak akan terjadi kerancuan atau kesalahpahaman arti. Selama penulis mempelajari kedua bahasa tersebut penulis mempelajari bahwa kalimat pasif dalam bahasa Mandarin jauh lebih sulit dalam bahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan awal, selain dari pengalaman penulis sendiri, pelajar juga sering kesulitan dalam memahami kalimat pasif terlebih di dalam bahasa
Mandarin
dan
bahasa
Inggris.
Hal
ini
dikarenakan
aturan
penggunaankalimat pasif di dalam kalimat bahasa Mandarin jauh lebih rumit dibandingkan dengan kalimat bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti apa perbedaan dan persamaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. 1.2 Batasan Masalah Untuk menghindari cakupan masalah yang terlalu luas,maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis kontrastif kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dengan bahasa Inggris,yang difokuskan pada perbedaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris,dan persamaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. xv
1.3Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah penulis paparkan di atas,maka penulis dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, yakni : 1.Apa perbedaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris ? 2.Apapersamaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris ? 1.4Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian penulis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1.Mendeskripsikan perbedaan kalimat pasif dalam bahasaMandarin dan bahasa Inggris. 2.Mendeskripsikan persamaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. 1.5Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang,perumusan masalah,dan tujuan penelitian yang telah dipaparkan penulis sebelumnya,maka penelitian ini mempunyai dua manfaat yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1.5.1
Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis penelitian tersebut adalah :
1. Dengan memahami persamaan dan perbedaan kedua bahasa yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Inggris, maka diharapkan penelitian ini dapat membantu pembelajar untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan ataupun kendala-kendala yang akan dihadapi dalam pembelajaran bahasa Mandarin.
xvi
2. Dapat membantu siapa saja yang mempelajari bahasa Mandarin guna menghindari kesalahan penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. 3. Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang linguistik/ kebahasaan terhadap kalimat pasif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.
1.5.2Manfaat Praktis Manfaat Praktis merupakan manfaat yang bersifat terapan dan dapat digunakan untuk keperluan praktis,
misalnya memecahkan suatu masalah,
membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang berjalan.Lewat penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan/ referensi bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam di masa yang akan datang pada bidang tata bahasa, khususnya pada kalimat pasif.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA xvii