BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-20, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi global yang sangat perkembang pesat, perusahaan dituntut untuk selalu siap dengan persaingan global tersebut. Perusahaan-perusahaan besar memiliki banyak kegiatan atau aktivitas yang kompleks, sehingga kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Kondisi yang demikian ini, mengharuskan suatu perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan di dalam perusahaannya, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan efisien dan melakukan penjualan dengan tingkat laba yang baik. Dalam dua dekade terakhir banyak perusahaan-perusahaan mengalami perubahan yang drastis. Sebagian manajer telah belajar bahwa cara terbaik menjalankan bisnis adalah jangan bekerja lebih banyak dan perubahan terbesar harus dibuat mengenal bagaimana organisasi harus dikelola dan bagaimana pekerjaan dilakukan. Untuk dapat mewujudkan kondisi perusahaan yang sehat, strategi manajemen yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi merupakan perencanaan yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi bergerak yang diinginkan manajemen senior.
1
Kebutuhan untuk memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespon ancaman yang diterima atau adanya kesempatan. Manajemen dituntut untuk dapat mengelola semua sumber daya yang dimiliki seperti modal, tenaga kerja, teknologi, serta sumber daya lainnya secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba yang optimal. Dengan demikian kinerja manajer sangat menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Keahlian merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki oleh seorang manajer, dengan keahlian yang dimilikinya memungkinkan tugastugas perusahaan yang dijalankan dapat diselesaikan secara baik dengan hasil yang maksimal. Keahlian yang dimiliki manajer yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal harus terus-menerus ditingkatkan. Salah satu sumber peningkatan keahlian manajer dapat berasal dari pengalamanpengalaman dalam bidang akuntansi dan manajemen. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti: pelaksanaan tugastugas perusahaan, pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian manajerial. Selain faktor pengalaman yang mempunyai peran penting bagi peningkatan keahlian manajer, pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya perkembangan tingkah laku dan sikap seorang manajer. Sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologis, bahwa perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Mereka juga mengemukakan, bahwa suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu
2
proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Knoers & Haditono,1999). Dalam hal ini pengembangan pengalaman yang diperoleh manajer berdasarkan teori tersebut menunjukkan dampak yang positif bagi penambahan tingkah laku yang dapat diwujudkan melalui keahlian yang dimiliki untuk lebih mempunyai kecakapan yang matang. Dan pengalaman-pengalaman
yang
didapat
manajer,
memungkinkan
berkembangnya potensi yang dimiliki oleh manajer melalui proses yang dapat dipelajari. Penelitian yang berhubungan dengan kinerja karyawan telah banyak dilakukan salah satunya kinerja seorang auditor yang dilakukan oleh Ashton (1992) tentang hubungan dan tingkat pengetahuan dengan kinerja auditor. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulankan bahwa auditor dengan tingkat pengalaman yang sama dapat saja menunjukan perbedaan pada pengetahuan yang dimilikinya sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja masing-masing auditor, selian itu penelitian Ashton juga menyimpulkan bahwa pertambahan pengalaman akan meningkatkan perhatian seorang auditor terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dapat menghambat tujuan pengendalian. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Noviyani & Bandi (2002), memberikan kesimpulan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang diketahuinya. Dengan demikian, pengalaman merupakan unsur professional yang penting untuk membangun pengetahuan dan keahlian auditor dan dengan asumsi bahwa pengetahuan sebagai unsur keahlian serta
3
penelitian yang masih terbatas pada pengalaman dari lamanya bekerja, maka penulis tertarik untuk menentukan topik penelitian yang berkaitan dengan pengalaman yang dihubungkan dengan keahlian yang dimiliki manajer. Studi mengenai hubungan antara pengalaman kerja dengan kinerja manajer di Indonesia relatif masih sedikit, demikian pula studi mengenai pengaruh varibel perantara hubungan antara pengalaman kerja dengan kinerja manajer masih relatif sedikit. Salah satu peneliti yang telah melakukan penelitian tentang kinerja manajer adalah Supriyono (2006). Hasil penelitian Supriyono (2006) menyimpulkan bahwa usia, keinginan sosial, kecukupan anggaran, dan partisipasi penganggaran secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan secara statistika signifikan terhadap kinerja manajer. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Supriyono (2006) dengan menggunakan subjek yang berbeda yaitu manajer perbankan di Kota Magelang, Jawa Tengah. Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk melihat kekonsistenan dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (2006) akan diteliti kembali untuk memperoleh bukti empiris apakah dengan teori yang sama tetapi populasi, waktu dan tempat yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama. Dalam penelitian ini sampel diambil dari manajer Perbankan di kota Magelang. Alasan mengkhususkan pada posisi manajer adalah faktor umur yang relatif sudah matang dan relevan dengan variabel yang diteliti.
4
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja manajer perbankan di Magelang? 2. Apakah keinginan sosial berpengaruh terhadap kinerja manajer perbankan di Magelang? 3. Apakah kecukupan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajer perbankan di Magelang? 4. Apakah partisipasi penganggaran berpengaruh terhadap kinerja manajer perbankan di Magelang?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan ingin membuktikan secara empiris apakah terdapat pengaruh pengalaman kerja, keinginan sosial, kecukupan anggaran dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajer perbankan.
1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian terhadap kinerja manajer perbankan akan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, diharapkan dapat memberikan
kontribusi
praktis
bagi
akuntan
manajemen
untuk
pengembangan kinerja manajer dan dapat bermanfaat untuk menentukan keputusan ekonomi pada masa yang akan datang.
5
1.5 Keterbatasan Agar masalah yang diteliti dapat mengarah pada tujuan yang diharapkan, maka untuk dapat mempermudah dalam pelaksanaan penelitian diperlukan batasan-batasan, yaitu: 1. Tempat Penelitian: Perbankan di wilayah Magelang, Jawa tengah. 2. Waktu Penelitian: Mei 2009 – Juli 2009. 3. Populasi penelitian ini adalah manajer pada perusahaan perbankan di Magelang dan sampel diambil dari manajer Perbankan di Magelang 4. Jumlah reponden yang diteliti adalah seluruh manajer perbankan di wilayah Magelang.
6