BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kecakapan hidup atau “life skills” mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kemampuan bekerjasama, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki kecakapan untuk bekerja, memiliki karakter, dan caracara berpikir analitis dan logis dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan (Satori, 2001: 3). Konsep kecakapan hidup mempunyai makna yang sama dengan kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa secara umum kompetensi mempunyai makna yang hampir sama dengan kecakapan hidup atau “life skills”, yaitu kecakapan-kecakapan, keterampilan untuk menyatakan, memelihara, menjaga dan mengembangkan diri. Kecakapan dan keterampilan-keterampilan tersebut tidak hanya bersangkutan dengan aspek fisik-biologis, tetapi juga aspek intelektual, sosial dan afektif (perasaan, sikap dan nilai). Salah satu unsur kecakapan hidup tersebut adalah kemampuan literasi. Literasi adalah sekumpulan kecakapan yang dimiliki atau ada pada seseorang (Martha, 2010). Rustaman (2003) menyebutkan bahwa kemampuan literasi merupakan
kemampuan
menganalisis
masalah,
memberikan
alasan,
mengomunikasikan gagasan secara efektif dan mengaplikasikan pengetahuan
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
ilmiah secara fleksibel sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kecakapan dan keterampilan-keterampilan yang terintegrasi dalam literasi tersebut dapat diamati dan diukur. Pengukuran tersebut bertujuan untuk bahan evaluasi sebagai upaya perbaikan-perbaikan. Penelitian tentang literasi biasanya dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan, sekolah misalnya, karena sekolah merupakan tempat terjadinya proses penerimaan pembelajaran tentang kecakapankecakapan tersebut. Berdasarkan latar belakang akan pentingnya literasi bagi kehidupan manusia tersebut maka banyak berdiri lembaga penelitian baik pada skala nasional maupun internasional yang berdedikasi pada bidang tersebut, salah satunya ialah The Programme for International Student Assessment (PISA) yang dinaungi oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Program tersebut bertujuan untuk memfasilitasi informasi komparasi tentang capaian kemampuan literasi siswa negara-negara partisipannya. Kerangka kerja asesmen PISA yaitu mengukur literasi yang terdiri dari literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains. PISA mendefinisikan literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains tetapi juga kemampuan menerapkan sains dalam konteks kehidupan nyata (Firman 2007: Wulan, 2009: 1). Literasi sains menurut PISA dipertimbangkan menjadi suatu hasil kunci dari pendidikan anak usia 15 tahun, baik bagi yang melanjutkan belajar sains maupun tidak (Rustaman, 2006b).
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Orang yang scientifically literate memiliki pengetahuan dasar tentang fakta-fakta, konsep-konsep, jaringan konsep serta keterampilan proses yang memungkinkan untuk meneruskan belajar dan berpikir secara logis. Orang yang demikian menghargai sains dan teknologi dalam masyarakat serta memahami keterbatasannya (The National Science Teacher Association, NSTA, 2003:1). Berpikir ilmiah atau scientific adalah harga minimal yang harus dimiliki oleh masyarakat agar mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat dalam hidupnya. Sains menjadi sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang karena sains sering kali harus mengambil keputusan-keputusan yang memerlukan pengetahuan ilmiah, seperti pengetahuan tentang kimia, fisika, biologi dan sebagainya (Adisendjaja, 2008: 2). Sains pun sangat kompleks dan hanya dapat dipahami benar melalui pengalaman luas dan pemikiran mendalam (Carrier, 2001). Dinyatakan dalam Executive Summary PISA 2006 (OECD, 2007b: 12): Knowledge of science and about science is more important than ever. Science is relevant to everyone‘s life and an understanding of science is an essential tool for people in achieving their goals. This makes how science is taught and learned especially important. PISA telah dilaksanakan sebanyak tiga periode namun masing-masing periode memiliki fokus penilaian literasi sains yang berbeda-beda. PISA tahun 2000 memiliki fokus penilaian literasi membaca, PISA tahun 2003 memiliki fokus literasi matematika dan PISA tahun 2006 memiliki fokus penilaian literasi sains. PISA tahun 2006 mengembangkan soal-soal asesmen sains yang memiliki empat aspek yang saling berkait satu sama lain (interrelated aspects): konteks (context), Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
kompetensi ilmiah (scientific competencies), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitudes) (OECD, 2007a: 35). Namun asesmen literasi sains PISA bukanlah asesmen konteks (OECD, 2006: 27). Kompetensi ilmiah (scientific competencies) yang dikembangkan pada literasi sains PISA 2006 terdiri dari tiga aspek yaitu: (1) mengidentifikasi permasalahan ilmiah; (2) menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan; (3) menggunakan bukti-bukti ilmiah (OECD, 2009: 188). PISA menggunakan istilah “sistem” (sistem hayati, sistem fisik, sistem bumi dan antariksa, sistem teknologi) sebagai konten pengetahuan sains (OECD, 2006: 33). Istilah tersebut berbeda dengan istilah yang umum digunakan di Indonesia, namun makna keduanya adalah sama, misalnya istilah “sistem hayati” sama dengan istilah “Biologi”. Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa literasi merupakan hal yang penting untuk diketahui, diamati, diukur dan diteliti, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan kerangka PISA. PISA 2006 dijadikan kerangka dalam penelitian, karena dibandingkan dengan PISA di tahun-tahun sebelum dan setelahnya, PISA 2006 menjadikan literasi sains sebagai domain utama yang diteliti (OECD, 2006: 3). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih terarah dan sesuai dengan bidang keilmuan yang diemban maka penulis hanya meneliti literasi sains pada konten Biologi saja. Sesuai dengan kerangka kerja asesmen PISA, pada penelitian ini pun digunakan subjek penelitian pada anak berusia 15 tahun atau setara dengan siswa SMA kelas X. Dengan tujuan secara umum untuk mendeskripsikan kemampuan literasi sains siswa SMA kelas X di Garut maka Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
penulis melakukan penelitian dengan judul “Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA di Garut Berdasarkan Kerangka PISA Pada Konten Pengetahuan Biologi”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah profil capaian literasi sains siswa SMA Garut berdasarkan kerangka PISA 2006 pada konten pengetahuan Biologi?” Berdasarkan pada kerangka yang digunakan dalam penelitian literasi sains ini, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut: 1.
Bagaimanakah profil capaian kemampuan literasi sains siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka PISA 2006 dalam merespon soal-soal literasi sains PISA konten pengetahuan Biologi?
2.
Bagaimanakah profil capaian penguasaan kompetensi ilmiah (scientific competencies) siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III pada konten pengetahuan Biologi yang terdiri dari kemampuan mengidentifikasi permasalahan ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah?
3.
Bagaimanakah profil sikap siswa SMA di Garut klaster I, klaster II dan klaster III terhadap sains yang menunjukkan dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan sebagai pembelajar sains, ketertarikan terhadap sains dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam?
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
C. Batasan Masalah Definisi literasi sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi literasi sains PISA 2006 yang membahas kemampuan literasi sains secara rinci, kompleks dan mendalam. Dalam upaya menerjemahkan kerangka kerja asesmen literasi sains PISA 2006 ke dalam penelitian ini, beberapa batasan masalah dijelaskan sebagai berikut. 1.
Profil capaian literasi sains dilihat dari persentase total jawaban benar siswa pada setiap item soal kemudian dideskripsikan berdasarkan sekolah dan gender.
2.
Kerangka PISA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek literasi sains PISA 2006 yang dibatasi hanya pada aspek kompetensi ilmiah dan sikap terhadap sains. Penelitian ini tidak meneliti aspek konteks, melainkan kompetensi, pengetahuan dan sikap (OECD, 2006:27).
3.
Soal literasi sains PISA sebanyak 49 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Take the Test: Sample Questions from OECD’s PISA Assesment yang hanya mengandung konten pengetahuan Biologi saja.
4.
Sikap sains yang diteliti dibatasi pada empat aspek, yaitu: dukungan terhadap inkuiri ilmiah, keyakinan diri sebagai pembelajaran sains, ketertarikan terhadap sains, serta tanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
5.
Data yang diambil berasal dari 178 siswa SMA kelas X di Garut yang diambil dari satu SMA klaster I, tiga SMA klaster II dan satu SMA klaster III.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai profil capaian literasi sains siswa SMA di Garut berdasarkan kerangka PISA pada konten pengetahuan Biologi. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1.
Mengungkap profil kemampuan siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III dalam merespon soal-soal literasi sains PISA pada konten pengetahuan Biologi.
2.
Mengeksplorasi dan mendeskripsikan profil capaian kompetensi ilmiah siswa SMA klaster I, klaster II, dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.
3.
Memperoleh informasi tentang profil sikap terhadap sains siswa SMA klaster I, klaster II dan klaster III berdasarkan kerangka asesmen literasi sains PISA 2006.
E. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran bagi masyarakat Garut untuk mengetahui sejauh mana kemampuan generasi muda dalam literasi sains. Data informasi tersebut dapat dijadikan Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
pertimbangan sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Garut menjadi masyarakat scientific literate. Beberapa manfaat yang sifatnya terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang: 1. Bagi Siswa dan Guru Biologi a. Capaian literasi sains dapat digunakan sebagai evaluasi keberhasilan belajar sains bidang Biologi. b. Informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi yang mengarah pada upaya peningkatan literasi sains. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian yang berupa informasi capaian literasi sains siswa dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi pelaksanaan kurikulum KTSP Biologi di sekolah. 3. Bagi Peneliti lainnya Hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik. Permasalahan-permasalahan lanjutan berupa temuan dalam penelitian ini dapat ditindaklanjuti untuk dicari solusinya kemudian. 4. Bagi Pemerintahan Karena penelitian dilakukan terhadap siswa-siswa SMA di tiga klaster sekolah yang berbeda di kota Garut, maka hasil penelitian ini memberikan gambaran umum literasi sains siswa-siswa SMA di kota Garut. Pemerintah
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
melalui Dinas Pendidikan setempat, dapat melakukan evaluasi untuk pembelajaran sains yang mengarah pada peningkatan literasi sains siswa.
Ginna Sophia, 2013 Profil Capaian Literasi Sains Siswa SMA Di Garut Berdasarkan Kerangka PISA (The Programme For International Student Accesment) Pada Konten Pengetahuan Biology Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9