BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan hal-hal yang melatar belakangi masalah, pokok permasalahan, yaitu : 1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Rumusan Masalah, 1.3 Batasan Masalah, 1.4 Tujuan Penelitian, 1.5 Manfaat Penelitian, dan 1.6 Penegasan Istilah. 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks, terutama masalah mutu pendidikan yang masih dipandang rendah oleh banyak kalangan. Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru, seperti yang tertuang dalam UU No 14 tentang Dosen dan Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun, upaya pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme guru tersebut diatas, ternyata masih belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. (Ananda Firdausi Arif. 2009:19). Kompetensi pertama yang harus dimiliki oleh guru menurut UU No. 14 tahun 2005 tersebut adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi ini mengandung makna luas dan mendasar karena kompetensi, ini bertumpu pada kemampuan dalam pengelolaan peserta didik. Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang
guru
dimulai
dari
memahami
karakteristik
siswa,
merancang
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi, dan melakukan tindakan untuk meningkatkan hasil evaluasi. (UU No 14 Tahun 2005).
1
Kriteria kompetensi yang komplek dan banyak harus dimilikii oleh seorang guru. Sehubungan dengan hal tersebut maka tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata.Terbitnya UU No. 14 tahun 2005 pasal 2 tentang empat kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan professional telah berjalan selama 3 tahun .Pelaksanaan yang sudah berjalan cukup lama di lapangan dapat diketahui sejauh mana penerapannya sesuai dengan ketentuan yang ada atau sebaliknya. Kualitas guru menurut Sagala (2009:32) dapat dilihat dari aspek intelektual yang meliputi (1) logika sebagai pengembangan kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenai lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun secara teratur dari yang sederhana sampai yang komplek. Yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; (2) etika sebagai pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis, yaitu: kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan terbentuknya karakteristik diri; dan (3) estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan, yang terdiri dari: gerakan reflek, gerakan dasar; kemampuan perseptual; kemampuan jasmani; gerakan terlatih; dan komunikasi nondiskursif. Pendidikan yang bermutu tergantung pada kapasitas situasi pendidikan dalam mentranformasikan peserta didik untuk memperoleh nilai tambah, baik yang terkait dengan aspek olah pikir, rasa, hati, dan raganya. Sekian banyak
2
komponen pendidikan yang ada, guru merupakan faktor yang sangat penting dan strategis dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan. Berapa pun besarnya investasi yang ditanamkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, tanpa kehadiran guru yang kompeten, profesional, bermartabat, dan sejahtera dapat dipastikan tidakan tercapai tujuan yang diharapkan (UU No.14 Tahun 2005 pasal 2). Guru selain harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai juga harus memiliki kompetensi pedagogik baik, agar tujuan pendidikan tercapai. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No 14 Tahun 2005). Kompetensi pedagogik guru merupakan kompetensi teknis guru yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik.kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang hams melekat pada guru yang diperoleh selama masa pendidikan sebelum terjun sebagai guru dan terus perlu diberi penguatan-penguatan selama menjadi seorang guru. Pemberian penguatan-penguatan tersebut bertujuan agar ketrampilan dan pengetahuan tentang pentingnya kompetensi pedagogik menjadi baik sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suata lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas. (Abdul,Kholik. 1998 : 146). Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modem dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan
3
pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada bahwa bangsa yang maju, modem, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada guru yang bermutu. Guru yang bermutu tinggi tidak perlu ditatar atau diikutkan dalam berbagai kegiatan, dengan sendirimya akan mampu memahami dan menterjemahkan pesan-pesan kurikulum dengan cerdas. Guru juga akan mampu mencari dan menemukan atau mengembangkan bahan ajar dan media pembelajaran yang bermutu. Guru yang bermutu juga akan terus mengembangkan wawasanya untuk menunjang profesinya. Keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, hamper semua bangsa didunia ini selalu mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah dari beberapa negara adalah kebijakan intervensi langsung menuju peningkatan mutu dan memberikan jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai. (Abdul,Majid. 2009 : 72). Tuntutan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas terus diupayakan pemerintah dan pengambil kebijakan. Kualitas pendidikan yang unggul tidak terlepas dari peran penting guru. Tuntutan perbaikan taraf hidup guru, mereka juga berharap adanya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, karena untuk mendidik peserta didik di sekolah, diperlukan guru yang profesional. Salah satu untuk menunjang guru yang professional, maka guru harus memiliki kompetensi wajib guru. Kompetensi wajib guru yang meliputi empat kompetensi
4
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi professional. (Zainudun,Maliki. 2010). Sejalan
dengan
tuntutan
profesionalisme
guru,
maka
pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14 Tahun 2005 pasal l). Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 14 Tahun 2005 pasal 2). Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional seperti yang dimaksudkan di atas dibuktikan dengan sertifikasi pendidik (UU No. 14 Tahun 2005 pasal 2). Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang tentunya tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang dan hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang terdidik yang sudah disiapkan untuk menekuni bidang pendidikan. Pekerjaan khusus menurut Sudarwin (2010:34) tersebut dilaksanakan dengan prinsip-prinsip (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, (3) memiliki kualitas akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, (5) memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan
5
sesuai dengan prestasi kerja, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, (8) memiliki
jaminan
perlindungan
keprofesionalan dan (9) memiliki
hukum
dalam
organisasi
melaksanakan
profesi
tugas
yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesi guru. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan secara menyeluruh menurut Sadullah (2010:2) masih perlu ditingkatkan kemampuan kompetensinya. Kompetensi yang paling penting selain kompetensi sosial, kepribadian dan professional adalah kompetensi pedagogik. Pedagogik dapat diartikan sebagai ilmu mendidik. Seorang guru yang baik tentu harus memahami dan mengerti ilmu mendidik. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogik berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Kompetensi pedagogik lebih menekankan kepada kegiatan pembelajaran ternyata masih perlu ditingkatkan. Pengelolaan pembelajaran yang meliputi penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian perlu dibenahi. Akibat dari pengelolaan proses pembelajaran yang tidak memenuhi standar pengelolaan menyebabkan tujuan pembelajaran menjadi tidak tercapai. Kenyataan di lapangan banyak guru yang masih menyepelekan betapa pentingnya menyiapkan rencana pembelajaran. Guru menganggap bahwa
6
pekerjaan yang digelutinya sudah dilakukan bertahun-tahun maka kadangkala perangkat mengajar sebagai syarat lancarnya proses pembelajaran tidak dikerjakan. Pendidikan menengah tingkat pertama SMPN 2 Pulau Makian. hasil evaluasi yang ditemukan dilapangan bahwa guru yang memiliki perangkat lengkap hanya beberapa guru, guru yang lainnya membuat perangkat pembelajarannya tetapi tidak lengkap. Perangkat pembelajaran yang disupervisi meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Standar Ketuntasan Minimal, Analisis dan Kisi soal Ulangan Harian, Analisis dan Kiai soal Ujian Tengah Semester, Analisis dan Kisi Soal Semester, Kartu Soal Ujian Tengah Semester dan semester. Program peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama dapat tercapai apabila tercipta kegiatan pembelajaran dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Mengingat pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka kompetensi guru perlu ditingkatkan dan dibina agar benar-benar menjadi guru yang profesional. (Mangkuprawira, Syafri. 2009). Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa tidak mudah dan butuh keterampilan guru dalam mengelola peserta didik yang dimulai dari memahami karakter sampai pada mengevaluasi peserta didik. Terdapat beberapa proses dalam pelaksanaan pembelajaran yang tidak dilakukan oleh guru, sehingga hasil ujian nasional menjadi sangat rendah. Indikasi tersebut juga tergambar dengan sedikitnya guru yang membuat perangkat pembelajaran dengan lengkap. Tanpa adanya
perencanaan
pembelajaran
yang
dituangkan
dalam
perangkat
7
pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan sulit tercapai sehingga kualitas pendidikan yang diharapkan akan tidak mudah tercapai. Pada akhirnya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai menjadi kurang maksimal. Komponen pengelolaan pembelajaran menjadi sangat penting karena setiap proses belajar, guru akan berhadapan dengan pengelolaan pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut. maka kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik guru menjadi sangat penting. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan mengelola pembelajaran, dengan kata lain bahwa guru tidak hanya pintar, tetapi juga harus pandai mengelola pembelajaran sehingga peserta didik menjadi nyaman dan tujuan pembelajaran tercapai. Selanjutnya, sehubungan dengan peningkatan kompetensi guru yang telah dikemukakan di atas, maka hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian “analisis kompetensi pedagogic guru di SMP Negeri 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan” dengan harapan agar kelak, konsep program ini tidak hanya sekedar menjadi progra kepala sekolah tanpa makna, tapi semua guru benar-benar mampu menjadi guru yang profesional. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana substansi kompetensi pedagogik guru SMPN 2 Pualau Makian Kabupaten Halmahera Selatan? 1.2.2 Bagaimana penerapan kompetensi pedagogic guru SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan?
8
1.2.3 Bagaimana evaluasi kompetensi pedagogic guru SMPN 2 Pualau Makian Kabupaten Halmahera Selatan? 1.3 Batasan masalah Penelitian ini membatasi permasalahan pada: Evaluasi Kebijakan Undang Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 tentang kompetensi pedagogik guru yang meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; (3) guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman mengajar; (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dan kinerja pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi pedagogik guru, semuanya dilakukan pada tingkat SMPN 2 Pualau Makian.. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan Penelitian Ini adalah 1.4.1 Mendeskripsikan subtansi kompetensi pedagogik guru SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan
9
1.4.2 Menjelaskan penerapan kompetensi pedagogic guru SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera 1.4.3 Menjelaskan evaluasi kompetensi pedagogik guru SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam 2 (dua) hal, sebagai berikut : 1.5. 1 Secara Praktis Secara praktis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi kepada: 1.5.1.1 Peneliti Hasil
bagi
peneliti
dapat
memberikan
kontribusi
terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman peneliti terkait dengan evaluasi peningkatan kompetensi pedagogik dalam upaya penguatan kinerja pembelajaran yang selama ini dianggap remeh oleh sebagian pendidik (guru) karena kompetensi ini melekat pada diri guru akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak guru yang belum sepenuhnya memahami perannya. Sehingga dapat membantu peran pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional baik ditingkat Pusat, Provinsi maupun daerah didalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan sub kompetensi pedagogik yang lebih terprogram, terencana, dan sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan. 1.5.1.2 Sekolah SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan
10
Dapat
memberikan
konstribusi
pemikiran,
pengetahuan
dan
pengembangan khususnya didalam meningkatkan mutu SDM dalam hal ini guru, manajemen sekolah, dan para siswa atau lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan dapat bekerja (sekolah kejuruan) pada bidang pekerjaan yang sesuai, sehingga dapat berkompetisi dan diterima oleh masyarakat dan industri. 1.5.2 Secara Teoritis Dapat djjadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan keilmuan khususnya Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan terkait dengan konstruksi evaluasi peningkatan kompetensi pedagogik dalam upaya meningkatkan kinerja guru 1.6 Penegasan Istilah Penegasan istilah diperlukan dalam penelitian ini untuk memperoleh kejelasan arti dan menghindari kesalahan pengertian serta agar penelitian yang dilakukan tidak menjadi terlalu luas. Penegasan istilah dalam penelitian ini merujuk pada rumusan masalah penelitian yang kemudian dikembangkan ke dalam beberapa tujuan penelitian. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.6.1 Analisis Dalam Kamus Umum Bahasa Insonsia, W,J,S Poerwodarminto (2001) yang
dimaksud
analisis
adalah
penyelidikan
sesuatu
peristiawa
(karangan,perbuatan dsb) untuk mengetahui sebab-sebab, bagaimana duduk perkaranya, dsb. Penelitian ini akan berusaha menganalisis fenomena sosial
11
yaitu kompetensi pedagogik guru di SMPN 2 Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan. 1.6.2 Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola peserta didik yang meliputi: (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain pelayanan belajar sesuai keunikan masingmasing peserta didik; (3) guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman mengajar; (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Abdul, Majid.2009: 142). 1.6.3 Evaluasi Evaluasi adalah yang berhubungan dengan penafsiran (appraisao, pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. (William N, Dunn, 2003:87).s
12