BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap individu selalu dihadapkan dalam beberapa pilihan dalam hidupnya, misalnya saja pilihan dalam menentukan proporsi dana dan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di masa yang akan datang. Penundaan konsumsi saat ini merupakan salah satu contoh keputusan investasi. Dengan kata lain, investasi dapat diartikan dengan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa yang akan datang (Tandelilin, Portfolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi, 2010). Menurut Charles P. Jones (2010) istilah investasi lebih sering mengarah pada investasi uang dalam bentuk deposito, obligasi, saham, maupun reksa dana. Lebih jauh lagi, juga terdapat investasi dalam bentuk aset kertas (paper assets) seperti waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan sekuritas konversi lainnya. Sedangkan investasi dalam bentuk aset real berupa tanah, emas, rumah, dan lain-lain. Dalam melakukan investasi yang dimaksudkan oleh Jones (2010), dibutuhkan suatu pasar yang dapat memperjualbelikan sekuritas atau yang biasa di sebut pasar modal. Menurut Tandelilin (2010), pasar modal adalah pertemuan antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Bursa
1
Efek Indonesia merupakan bukti fisik dari pasar modal. Pasar modal di Indonesia sendiri sudah berkembang cukup pesat. Berdasarkan data dari Statistik Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan per 31 Desember 2013, tercatat bahwa sejak tahun 2006 hingga 2013 terjadi kenaikan baik itu dari jumlah perusahaan yang tercatat, nilai kapitalisasi pasar, nilai perdagangan, volume transaksi, maupun frekuensi transaksi. Kinerja pasar modal Indonesia dapat dikatakan cukup baik dalam menghadapi krisis-krisis keuangan global. Meskipun sempat menutup pasarnya pada 8 – 10 Oktober 2008 saat krisis keuangan global, namun hal itu dibayar dengan prestasi gemilangnya di tahun 2009. Hal ini tercermin dari pergerakan IHSG yang terus menaik di tahun 2009. Selain dari IHSG, nilai kapitalisasi pasar pada tahun 2009 tercatat sebesar 2,019 triliun rupiah atau naik sekitar 87.6% dari nilai kapitalisasi pasar tahun 2008 yaitu sebesar 1,076 triliun rupiah (Otoritas Jasa Keuangan, 2013). Hal ini menjadikan bursa saham Indonesia berada pada posisi kedua terbaik di kawasan AsiaPasifik setelah bursa efek Shenzen. Bursa saham Indonesia dapat dikategorikan sebagai salah satu bursa saham di dunia yang memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi pasca krisis ekonomi di tahun 2008. Bahkan, dunia investasi di Indonesia berkembang cukup pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan perusahaan emiten yang mencapai 18-20 persen. Dan pertumbuhan harga saham perusahaan nasional di pasar modal naik hingga 2.000 persen (SindoNews.com, 2013). Selain itu, bursa saham Indonesia
2
juga masuk dalam salah satu bursa saham dunia yang mampu bertahan saat krisis 2011 -2012. Meskipun terkena dampak, namun dampak dari krisis itu tidaklah besar. Dalam dunia keuangan, bursa saham sangatlah sensitif terhadap segala jenis sentimen yang ada baik dari dalam maupun luar. Bhayu Purnomo dan Mark W. Rider (2012) meneliti mengenai pengaruh sentimen makro asing dan domestik terhadap indeks harga saham Indonesia pada periode 1997 – 2011. Walaupun tidak ditemukan pengaruh jangka panjang, dari penelitiannya tersebut ditemukan bahwa variabel makro seperti jumlah uang yang beredar dan nilai tukar rupiah terhadap dollar terkointegrasi dengan indeks harga saham Indonesia. Meskipun demikian, bursa saham negara maju seperti Amerika dan Jepang tidak terkonintegrasi. Hal ini dikarenakan bursa saham Indonesia lebih dipengaruhi oleh bursa saham regional ASEAN. Dalam era globalisasi ini, telah terjadi pergerakan modal lintas negara yang ditandai dengan masuknya aliran modal dari negara-negara maju ke pasar negara-negara berkembang. Cukup banyak penelitian yang berfokus pada dampak dari masuknya investor asing di suatu bursa saham. Kebanyakan dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa investor asing dapat meningkatkan volatilitas dan membuat pasar tidak stabil. Secara umum, volatilitas merupakan besarnya jarak antara fluktuasi naik dan turunnya harga saham. Sehingga dapat diartikan volatilitas mencerminkan tingkat risiko yang ditanggung investor karena harga saham yang fluktuatif.
3
Penelitian
dari
Bakeart
dan
Harvey
(1997)
dan
Wang
(2007)
mengungkapkan bahwa volatilitas bursa saham di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan volatilitas di negara maju. Kaminsky dan Reinhart (2001) berpendapat volatilitas di negara berkembang yang tinggi disebabkan oleh kurang stabilnya perekonomian di negara berkembang dibandingkan negara maju. Di lain sisi, ada juga yang berpendapat bahwa kehadiran investor asing dapat mengurangi biaya modal karena adanya risk sharing antara investor asing dan domestik (Akar, 2011). Di Indonesia sendiri, kehadiran investor asing sejak dikeluarkannya paket kebijakan deregulasi sektor keuangan di akhir tahun 1980-an membuat bursa saham Indonesia mulai bangkit dari kelesuannya. Bahkan peran investor asing cukup besar dalam perkembangan pasar modal Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah investor asing yang terus bertambah seiring berjalannya waktu yang mengindikasikan bahwa bursa saham indonesia cukup menarik di mata investor asing. Di kawasan Asia-Pasifik, bursa saham Indonesia telah menjadi salah satu tujuan investasi portofolio asing. Komposisi investor asing di pasar saham Indonesia yang cukup besar memungkinkan adanya dampak dari investor asing tersebut terhadap stabilitas pasar saham Indonesia. Menurut Jianxin Wang (2007), investor domestik di Indonesia bukan lagi menjadi price setters, melainkan hanya price followers. Sejalan dengan penelitian tersebut, sebuah laporan studi yang dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2011)
4
mengungkapkan bahwa investor domestik cenderung mengikuti pola transaksi investor asing (herding behavior). Terkait dengan dampak masuknya investor asing terhadap bursa saham lokal, Cahit Adaoglu dan Salih Turan Katircioglu (2013) meneliti hubungan kausalitas antara volume perdagangan investor asing terhadap Index Return saham blue chips di Istanbul Stock Exchange (ISE). Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa hanya terdapat hubungan searah dimana hanya Index Return saham yang mempengaruhi jumlah volume investor asing, namun tidak sebaliknya. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan adanya Negative Feedback Trading dimana hal ini justru memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar saham domestik. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penelitian ini dilakukan dengan mengambil judul: “Analisis Hubungan Kausalitas Granger antara Net Foreign Purchases dan Index Return”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan kondisi bursa saham Indonesia, teori keuangan mengenai hubungan return dan volume, serta penelitian-penelitian terdahulu, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian serupa dengan studi kasus di Indonesia. Namun, tujuan penelitian ini bukanlah untuk menguji suatu teori dan mengaplikasikan, karena kompleksitas suatu teori terkadang tidak mampu menangkap beberapa fenomena yang terjadi di pasar. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini menggunakan model VAR untuk menganalisis
5
fenomena tersebut. Granger Casualty Test dalam model VAR yang digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan kausalitas secara Granger antara Index Return dengan Net Foreign Purchases. Impulse Response Function dan Variance Decomposition dari Model VAR juga akan digunakan dalam penelitian ini untuk melihat Shock dan kontribusi dari satu variabel terhadap variabel satunya.
1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka pertanyaan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Jenis kausalitas apakah yang terjadi antara Net Foreign Purchases dan Index Return? 2. Jenis feedback apakah yang diberikan dari kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia? 3. Bagaimana respon Index Return terhadap shock dari Net Foreign Purchases? 4. Bagaimana respon Net Foreign Purchases terhadap shock dari Index Return? 5. Bagaimana kontribusi Index Return dalam menjelaskan variabilitas Net Foreign Purchases? 6. Bagaimana kontribusi Net Foreign Purchases dalam menjelaskan variabilitas Index Return?
6
1.4. Batasan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, peneliti membatasi pembahasan hanya pada periode setelah masa krisis keuangan global 2007 – 2008. Sehingga pemilihan periode penelitian adalah pada kurun waktu 2010 – 2013 dan diasumsikan perdagangan saham pada Januari 2010 dinilai mulai stabil. Kata kausalitas dalam penelitian ini bukanlah jenis kausalitas biasa. Melainkan kausalitas secara Granger dimana melihat kemampuan variabel X dan Y pada periode sebelumnya secara bersamasama memprediksi variabel X atau Y pada periode saat ini.
1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk menguji jenis kausalitas yang terjadi antara Net Foreign Purchases dan Index Return 2. Untuk menguji jenis feedback yang diberikan dari kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia 3. Untuk menguji respon yang diberikan Index Return terhadap shock dari Net Foreign Purchases 4. Untuk menguji respon yang diberikan Net Foreign Purchases terhadap shock dari Index Return 5. Untuk menguji seberapa besar kontribusi Index Return dalam menjelaskan variabilitas Net Foreign Purchases
7
6. Untuk menguji seberapa besar kontribusi Net Foreign Purchases dalam menjelaskan variabilitas Index Return
1.6. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Ekonomika
dan
dimungkinkan,
Bisnis
penelitian
Universitas ini
dapat
Gadjah dijadikan
Mada.
Apabila
sebagai
bahan
pertimbangan bagi investor asing dalam keputusan menjual atau membeli saham dan juga bagi pemerintah dalam perumusan kebijakan terkait dengan aliran modal asing melalui perdagangan di pasar saham. 2. Sebagai kontribusi empiris terkait hubungan antara jumlah investor asing terhadap return indeks harga saham. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bagian. Secara garis besar, setiap bagian mencakup hal-hal berikut ini: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan beserta rumusan masalah yang diajukan dan batasan-batasannya. Dalam bab ini juga dipaparkan tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian ini.
8
BAB II LANDASAN TEORI Berisikan mengenai kajian teori dan juga penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan mengenai dampak dari krisis ekonomi global pada tahun 2008 terhadap pasar saham Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisikan pemaparan sampel data yang digunakan, jenis dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variable, serta metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dipaparkan di Bab II. BAB IV PEMBAHASAN DN HASIL ANALISIS Berisikan hasil penelitian dari metode-metode analisis yang dipaparkan di Bab III beserta analisis dan pembahasan sebagai jawaban dari masalah yang di rumuskan pada Bab I sesuai dengan kerang berpikir penelitian ini. BAB V PENUTUP Berisikan kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian dan analisis yang telah dilakukan dan saran yang diberikan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Serta keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.
9