BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pencetakan merupakan proses menghasilkan beberapa salinan yang berisi
kombinasi teks dan gambar serta pada umumnya berada di atas bidang kertas. Kemajuan pesat percetakan banyak dipengaruhi oleh adanya pemuktahiran teknologi baik dari segi pengembangan teknik maupun mesin cetak. Pada umumnya, terdapat lima proses percetakan yang terpisah dan berbeda yang mendominasi
di
industri
percetakan
komersil,
antara
lain:
relief
printing(letterpress flexography), planographic printing (offset litografi), recess printing (gravure/intaglio), stencil printing (screen)dan digital printing (toner dan inkjet). Setiap jenis percetakan memiliki tahap–tahap yang berbeda, namun secara umum, setiap prosesnya dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu prepress, printing processes dan post-press and finishing (Romano, F.J, 1999). Pembangunan industri percetakan memiliki andil sangat besar bagi kemajuan peradaban dunia. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia, yaitu dengan menjadi media komunikasi dan pendidikan yang berisikan informasi tentang berbagai karya pemikiran manusia, peristiwa dunia, berbagai produk perusahan dan industri yang dicetak serta disebarluaskan ke seluruh lapisan masyarakat dengan cepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran dan eksistensi
1
industri percetakan merupakan salah satu industri strategis yang turut berperan dalam pembangunan bangsa melalui berbagai hasil cetak yang disebarluaskan untuk meningkatkan kemampuan intelektual masyarakat. Proyeksi pertumbuhan industri percetakan global diperkirakan siginifikan. Total pertumbuhan pendapatan industri percetakan tahun 2011 sebesar US$584 milyar akan menjadi US$668 milyar di tahun 2017 atau rata-rata pertumbuhannya sebesar 8%, dimana Amerika Serikat menjadi negara teratas yang memiliki pendapatan pasar industri percetakan dengan nilai lebih dari US$132 milyar, lalu di ikuti Tiongkok dan Jepang. Adapun pertumbuhan industri tersebut di picu oleh pemulihan ekonomi global sehingga meningkatkan pola konsumsi di berbagai tingkat industri, dan bahkan pertumbuhan industri percetakan global diperkirakan mencapai US$980 milyar pada tahun 2018, yang sebagian besar didominasi oleh pertumbuhan produk cetak label dan pengemasan (NPES, 2014). Potensi pertumbuhan industri percetakan global 2012-2017 sebagian besar didominasi oleh negara negara di benua Asia. Menurut Presiden The Association for Suppliers of Printing, Publishing and Converting Technologies, Ralph J. Nappi (2014), bahwa Slovenia memiliki pertumbuhan industri percetakannya tertinggi yaitu sebesar 12,9%, di susul Indonesia
dengan nilai 11,2%,
dan
Tiongkok sebesar 8,7% dan disusul Philipina, India, Hungaria dan seterusnya, hal ini bisa dilihat dari Gambar1.1. sebagai berikut:
2
Gambar 1.1.Sepuluh Negara dengan Pertumbuhan Pasar Percetakan Dunia Terbesar 2012-2017 Sumber: Nappi,R. J. (2014). World Wide Market For Print:Identifying Global Opportunities For The Print Industry. Diakses pada 07 Juni 2015, dari http://collate.srilankaprint.com/pdf/conference_presentations/ralph_sri%20Lanka.pdf
Benua Asia memiliki potensi pertumbuhan pasar industri percetakan terbesar dunia. Total pasar industri percetakan Asia tahun 2013 tercatat sebesar US$349,6 milyar atau 39% dari total pasar industri percetakan global, di susul Eropa, Timur Tengah dan Afrika sebesar US$304 milyar atau 34%, dan Amerika Utara US$208 milyar atau 23% dan lainnya sebesar US$36 milyar atau 4% (Smithers Pira, dalam Stranegger, E., 2014). Di tahun 2013, lebih dari 73% total pangsa pasar industri percetakan Asia di dominasi oleh Tiongkok dan Jepang, dimana Tiongkok memiliki US$144,3 milyar, disusul Jepang sebesar US$116,9 milyar dan India sebesar US$349,6 milyar, sedangkan pertumbuhan pangsa pasar industri percetakan Asia tahun 2018 diprediksi bahwa akan terjadi perubahan, dimana tingkat pertumbuhan tertinggi masih diraihTiongkok dengan 7,8% kemudian Indonesia menempati posisi kedua dengan kenaikan 6,8 % dan India sebesar 5,8%.Sedangkan Jepang mengalami kelambatan pertumbuhan industri percetakannya sebesar -1,5%. Adapun hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.1. sebagai berkut (Stranegger, E, 2014). 3
Tabel 1.1. Pertumbuhan Pangsa Pasar Industri Percetakan Asia(US$ Milyar)
Sumber : Stranegger, E. (2014). Market Trends And Dynamics In The Printing Industry” What are the Key Drivers for Change?. Diakses pada pada 05 Juni 2015 dari http://collate.srilankaprint.com/pdf/conference_presentations/englebirt2002_2014_%20vers2_final.pdf.
Industri percetakan Indonesia terus tumbuh menjadi pemain yang memiliki kekuatan utama di seluruh kawasan Asia Pasifik. Menurut studi WorldWide Market For Print: Identifying Global Opportunities For The Print Industry yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit, pasar percetakan Indonesia 2017 diproyeksikan tumbuh menjadi US$9,1 miliar dari US$5,3 miliar di tahun 2013, dengan tingkat pertumbuhan industri percetakan 2007-2011 dari 4,1%, sehingga diperkirakan hampir tiga kali lipat antara tahun 2012 dan 2017 yaitu 11,2%, hal ini karena di dukung tingkat pertumbuhan pendapatan produk cetak Asia Pasifik, dan Indonesia diproyeksikan menempati peringkat teratas, di susul Tiongkok, Philipina, dan India. Kondisi industri percetakan Indonesia semakin meningkat, karena didukung berbagai faktor, diantaranya adalah kondisi makro ekonomi yang membaik, meningkatnya urbanisasi, dan pertumbuhan tingkat kelas menengah yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk membeli barang-barang non komoditas (NPES, 2014). Dokumen sekuriti merupakan bentuk surat berharga atau barang cetakan berharga dan segala jenis dokumen atau blanko dokumen dari bahan baku cetak yang baik sebagian maupun seluruhnya diproduksi melalui proses cetak yang 4
karena sifat dan fungsinya sebagai bukti atau informasi memerlukan perlindungan terhadap pemalsuan atau penyalahgunaan (Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 116/PMK.04/2012). Berdasarkan pemahaman dokumen sekuriti tersebut, maka yang menjadi kebutuhan khusus atas produk cetak tergantung pada organisasi yang menilai apakah produknya merupakan bagian dari kriteria produk dokumen sekuriti tersebut diatas dan atau seberapa penting produknya dapat memberikan dampak terhadap perlindungan organisasinya. Berbagai ragam produk dokumen sekuriti dikelompokkan menjadi lima kelompok produk (Indonesia Print Media, 2014) yaitu bukti pelunasan/penyetoran, alat pembayaran, bukti kepemilikan, bukti pencapaian prestasi dan bukti pencapaian diri/registrasi. Percetakan sekuriti atau lebih di kenal dengan security printing merupakan salah satu cabang dari percetakan, mengingat bahwa industri percetakan merupakan salah satu industri yang memiliki banyak sub bagian yang variatif. Security printing dapat didefinisikan sebagai proses konversi produk yang dicetak dengan menggunakan akses material persediaan yang terbatas, dan teknologi khusus serta melewati berbagai proses pencetakan untuk menghasilkan produk akhir di bawah prosedur manufaktur dan distribusi yang aman. Seiring perkembangan teknologi dalam kurun waktu dekade terakhir, terdapat beberapa kemajuan pesat di bidang perangkat percetakan keamanan, kertas cetak pengaman, tinta pengaman dan proses pencetakan yang membuat percetakan dapat meningkatkan kinerjanya melalui penerapan berbagai kombinasi antara proses dan material. Percetakan harus selektif untuk memilih kombinasi yang paling efektif dari desain, teknologi dan perangkat serta keputusan penggunaan
5
metode pendeteksian keaslian dokumen (overt, covert, dan forensic)serta beberapa faktor yang mungkin terjadi downstreams setelah penerbitan, sehingga harus ditentukan dengan hati-hati dan diintegrasikan ke dalam desain produk, tanpa mengubah maksud fungsional atau aslinya serta tetap menyediakan anticounterfeit yang memadai (Warner, R.D., dan Adams II. R.M., 2005). Sebuah studi baru yang dilakukan oleh SmithersPira (2013) memperkirakan bahwa dengan pertumbuhan security currency printing di seluruh dunia pada Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang akan tumbuh sebesar 5,9% di tahun 2013 hingga 2018, maka diperkirakan pasar security currency printing global tahun 2018 akan senilai US$33,8 milyar dari US$26,1 milyar di tahun 2013. Hampir setengah dari pasar security printing di seluruh dunia, berada di benua Asia, dan hal tersebut masuk akal karena benua Asia mengandung lebih dari 55% dari populasi dunia, hal ini di susul dengan Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Utara dan Amerika Latin sebesar hampir 10%, serta Timur Tengah sebesar 7,8% dan Afrika sebesar 5,2%. Adapun hal tersebut dapat Gambar 1.2 berikut ini:
Gambar 1.2. Pasar Security Mata Uang Global Berdasarkan Wilayah Tahun 2013 Sumber: Smithers Pira. (2013).World Wide Security Printing Market To Reach $35.3 Billion By 2018. Diakses pada pada 03 Juni 2015 darihttp://www.printingnews.com/press_release/11315736/worldwide-security-printing-market-to-reach-353billion-by-2018.
6
Pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkompetisi di industri security printing nasional yang salah satunya adalah Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan Perum Peruri.Dibentuk pada tanggal 15 September 1971, Perum Peruri merupakan hasil penggabungan dua perusahaan negara (PN) yaitu PN. Pertjetakan Kebayoran (mencetak uang kertas) dan PN. Arta Yasa (mencetak uang logam). Regulasi pendirian Perum Peruri ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1971, lalu disempurnakan berturut-turut melalui berbagai Peraturan Pemerintah dan terakhir melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2006. Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Perum Peruri menyelenggarakan usaha mencetak dokumen sekuriti, seperti yang tercantum dalam Pasal 3,7,8,9 dan 10 pada PP nomor 32 tahun 2006. Perum Peruri memiliki berbagai produk dalam menjalankan bisnis utama sebagai percetakan sekuriti yang dikelompokkan ke dalam empat lini produk, yaitu:
Gambar 1.3. Lini Produk Perum Peruri Sumber :Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari http://www.peruri.co.id/laporan-tahunan-file/Laporan%20Tahunan-56f20fc552057.pdf.
7
Perum Peruri memiliki bisnis inti yang unik dan sulit ditandingi. Sekalipun pasal 14 ayat 1, 2 dan 3 Undang Undang No 7 tahun 2011 tentang Mata Uang RI, menyatakan uang Republik Indonesia dicetak oleh badan usaha milik negara, namunsaat ini tidak ada entitas usaha milik negara selain Perum Peruri yang memiliki peralatan, pengalaman dan kemampuan untuk mencetak uang.Hal ini menjadikan Perum Peruri sebagai satu-satunya entitas usaha yang berdasarkan perundang-undangan berhak mencetak uang Republik Indonesia dalam jumlah yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, Perum Peruri ditetapkan sebagai objek vital nasional berdasarkan Keputusan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Nomor: R-459/VII/2004 tanggal 30 Juli 2004 dan sebagai objek vital nasional sektor industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 466/M-IND/Kep/8/2014 tanggal 2 September 2014. Sebagai objek vital nasional, maka Perum Peruri akan senantiasa dilindungi dalam acuan kerangka kepentingan nasional demi menjaga ketahanan ekonomi nasional dan hal ini sudah barang tentu dapat lebih mengamankan dan memastikan keberlanjutan operasional bisnis perusahaan selama berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia (Perum Peruri, 2015). Sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan 2012-2016, Perum Peruri memasuki tahap dominasi pasar domestik ditahun 2015, dimana Perum Peruri bersama beberapa anak perusahaan dan afiliasinya yang tergabung dalam Peruri Group ditargetkan untuk mendominasi pasar security printing nasional. Terdapat tiga aspek penting yang menjadi perhatian Perum Peruri dalam pengembangan usaha mendatang, yaitu: peningkatan bisnis digital security, optimalisasi aset dan
8
pengembangan pasar security printing dengan mengonsolidasi wilayah sebaran baik di Indonesia wilayah timur dan barat. Guna mewujudkan hal tersebut, Perum Peruri telah merumuskan business roadmap sebagai arah dan pengembangan perjalanan Peruri ke depan dalam beberapa tahap dalam rencana bisnis perusahaan tahun 2012-2016 (lihat Gambar 1.4). Adapun bussiness roadmap Perum Peruri meliputi pengembangan empat pilar pengembangan yang di kemas dalam lima Inisiatif strategi perusahaan dapat dilihat dalam Gambar 1.5 di bawah ini:
Gambar 1.4. Tahapan RJPP Perum Peruri 2012-2016 Sumber : Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari http://www.peruri.co.id/laporan-tahunan-file/Laporan%20Tahunan-56f20fc552057.pdf.
Gambar 1.5. Empat Pilar Pengembangan Dalam Lima Inisiatif Strategi Sumber : Perum Peruri. (2015). Laporan Tahunan/Annual Report 2014: Go! Grow! Glow!. Diakses pada 27 Juni 2015, dari http://www.peruri.co.id/laporan-tahunan-file/Laporan%20Tahunan-56f20fc552057.pdf.
9
Pada awalnya Perum Peruri diberikan kekuatan monopoli yang diatur dalam berbagai regulasi pemerintah sebagai perusahaan percetakan berbagai dokumen sekuriti negara, namun sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis dan berbagai tuntutan untuk menghilangkan praktek monopoli dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat, maka Perum Peruri melakukan transformasi bisnis dari bisnis security printing konvensional menjadi perusahaan yang memberikan jasa layanan security printing yang terintegrasi dengan sistem berbasis teknologi informasi, dan disebut dengan total electronic solution melalui pembentukan unit bisnis baru guna mengembangkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan mengantisipasi perkembangan tersebut. Perum Peruri mereposisi bisnisnya untuk mewujudkan visinya sebagai Perusahaan Berkelas Dunia di bidang “Integrated Security Printing & System”. Untuk hal tersebut, Perum Peruri melakukan reorientasi bisnis dari pendekatan berbasis “pabrik” menjadi basis jasa pelayanan yang memberikan kontribusi terbesar dengan kualitas dan pelayanannya yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi dengan baik. Era kemajuan information and communication technologymemacu perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, oleh karena itu Perum Peruri melakukan pengembangan bisnis melalui diversifikasi layanan jasa security printing dengan mengaplikasikan produk smart card yang berbasis penerapan teknologi chips card dan RFID (Radio Frequency Identification), adapun bentuk pengembangan dari produk tersebut antara lain: e-KIR, e-ID, debet card, credit card, e-payment, e-wallet, e-phone card, e-transportation, e-healthcare, e-education, e-passport dan lain sebagainya. Selain itu juga, Perum
10
Peruri mengembangkan rekayasa bisnis produk dan jasa yang terintegrasi dengan sistem teknologi informasi, seperti: Certificate of Authentication, data centre dan track and trace, sehingga dalam jangka 5–10 tahun kedepan, layanan security printing tersebut bisa menjadikannya sebagai suatu keunggulan perusahaan, dan hal tersebut merupakan peluang bisnis bagi Perum Peruri yang sangat potensial (Perum Peruri, 2015). Perkembangan era globalisasi dan teknologi memberikan dinamika bagi perkembangan disemua sektor industri, dimana perkembangan teknologi dapat memberikan berbagai tantangan bagi para pelaku industri tanpa terkecuali juga berdampak pada industri security printing. Hal tersebut menimbulkan beberapa tantangan bagi Perum Peruri, yang di antara lain: a
Konsep less paper society membawa dampak signifikan terhadap industri kertas dan percetakan, dimana hampir sebagian besar industri kertas dan percetakan membutuhkan kertas sebagai bahan baku terbesar untuk percetakan sehingga berpotensi ancaman bagi industri kertas dan percetakan.
b
Salah satu fenomena less cash society yaitu e-payment dan e-money akan memberikan dampak signifikan bagi Perum Peruri, dimana hampir dipastikan penggunaan uang kartal maupun uang giral dikhawatirkan cenderung menurun, mengingat pasar pencetakan uang rupiah masih menjadi primadona bagi Perum Peruri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Perum Peruri mungkin akan mengalami penurunan kinerja yang signifikan ataupun bisa menjadi potensi peluang bisnis sebagai pengintegrasi dengan
11
sistem pembayaran yang akan diimplementasikan dalam National Payment Gateway. Sebagai BUMN, Perum Peruri dituntut untuk kemandiriannya agar tidak luput dari upaya untuk mengembangkan bisnis negara dengan tidak bergantung pada “subsidi” pemerintah, yang mana perubahan lingkungan industri security printing nasional dapat mempengaruhi secara langsung terhadap tingkat pangsa pasarnya sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang harus dihadapi Perum Peruri, diantaranya adalah: a.
Perkembangan tren transaksi pembayaran dengan media elektronik, mengakibatkan permintaan pasar terhadap percetakan uang rupiah diproyeksikan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Namun di sisi lain, justru terdapat peluang bisnis besar selain produk uang rupiah, yaitu berbagai produk dan layanan security yang terintegrasi dengan sistem berbasis teknologi informasi, baik untuk pasar domestik maupun pasar luar negeri, namun sampai dengan saat ini Perum Peruri masih bertahan di bisnis inti security printing yang bersifat konvensional yang belum terintegrasi dengan sistem teknologi informasi.
b.
Terdapat wacana dalam beberapa pasal Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2006 yang di anggap kontradiksi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Oleh karena itu, menjadikan para pesaingnya lebih mudah untuk memasuki wilayah restricted pasar pemerintah, terlebih saat ini harga produk security printing yang ditawarkan Perum Peruri relatif masih di anggap kurang kompetitif.
12
c.
Penargetan komposisi pendapatan Perum Peruri dari perbandingan kontribusi pendapatan cetak uang dengan cetak non uang yaitu 50:50 yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dari bank Indonesia,namun sampai saat ini realisasi komposisi pendapatan produk cetak uang dengan non uang rata-rata 65:35. Dengan proporsi tersebut, timbul kekhawatiran akan ketergantungan dari kebijakan pesanan percetakan uang Bank Indonesia, sehingga sebagian besar konsentrasi bisnis diarahkan pada percetakan uang.
d.
Perum Peruri masih menghadapi berbagai kendala pada sisi internal, terutama pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Secara internal, Perum Peruri terus melakukan transformasi perusahaan yang terdiri dari transformasi SDM, bisnis, struktur
dan sistem serta budaya, di mana
sebagai langkah utama program transformasi perusahaan harus dimulai dengan mengubah mindset dari SDM, sebab jika perilaku SDM berubah dengan cara berpikir yang lebih maju maka seluruh elemen transformasi yang lain akan ikut berubah pula. Pasar security printing non uang Indonesia menjadi target potensial untuk mengembangkan core bussiness Perum Peruri. Untuk mengurangi kekhawatiran akan ketergantungan terhadap kebijakan pesanan percetakan uang Bank Indonesia, Perum Peruri terus meningkatkan lini pemasaran produk security printing non uang, mengingat bisnis tersebut merupakan andalan terbesar kedua setelah lini percetakan uang, dan juga melihat potensi pertumbuhan industri percetakan yang kian meningkat,serta belum ada dominasi perusahaan tertentu,
13
maka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar security printing non uang nasional masih terbuka lebar bagi Perum Peruri. Persaingan security printing nasional di nilai ketat. Terdapat 491 perusahaan percetakan di Indonesia yang terdaftar di Kementerian Perindustrian, dan baru terdapat 40 perusahaan security printing nasional yang telah terdaftar di BOTASUPAL (Indonesia Print Media,2014). Dari sekian banyak perusahaan security printing, yang menjadi beberapa pesaing utama baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diantaranya adalah : PT Jasuindo Tiga Perkasa.Tbk. PT Pura Barutama, PT Wahyu Abadi, PT Sumber Cakung, PT Wahyu Kartu Masindo International dan PT Royal Standard yang menjadi pesaing besar Perum Peruri untuk industri security printing lini document security & certificate, label security, dan smart card & e-solution, serta para pesaing dari luar negeri untuk produk passportyaitu Giesecke & Devrient Gmbh (Germany), Oberthur Card Systems SA (France), Gemalto N.V. (Netherland), Sagem Orga Gmbh (Germany), CardLogix Corporation (USA),CPI Card Group (USA), Morpho B.V. (Netherland), 3M (UK), Austria Card Gmbh (Austria), dan Watchdata System Co. Ltd (Tiongkok), Namun untuk persaingan security printingglobal, Perum Peruri masih dikategorikan sebagai pendatang baru (World Currency Report 2011, dalam Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. 2014). Produk security printing pemerintah didominasi oleh kebutuhan berbagai Kementerian Negara. Menurut materi presentasi Direktorat Pemasaran Dan Pengembangan Usaha Perum Peruri (2014), berdasarkan kebutuhan anggaran pemerintah tahun 2013, total kebutuhan Kementerian Negara mendominasi
14
hampir 68,95% dari total nilai pasar security printing pemerintah, disusul BUMN dengan 29,01% dan diposisi akhir lembaga tinggi negara sebesar 1,00% (lihat Tabel 1.2). Sedangkan dari total kebutuhan pemerintah tersebut, terdapat produk kertas berharga dan sertifikat mendominasi sebesar 82,59%, kemudian posisi kedua sebesar 8,79% disumbangkan dari produk smartcard dan e-solution, serta produk logam non uang menempati posisi terakhir dengan nilai pasar 0.90% (lihat Tabel 1.3). Dari nilai dalam data tersebut, Perum Peruri baru bisa mendapatkan rata-rata 30%-40% dari total nilai kebutuhan negara tahun 2013. Tabel 1.2. Nilai Kebutuhan Target Pasar Lembaga Negara Dan Pemerintahan Indonesia Tahun 2013 (Milyar Rupiah)
Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. 2014. “Materi Presentasi: Wake Up Call Workshop 2014”. Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri .
Tabel 1.3. Nilai Produk Security Printing Target Pasar Lembaga Negara Dan Pemerintahan Indonesia Tahun 2013 (Milyar Rupiah) No
Jenis Produk
1
Kertas Berharga & Sertifikat
2 3 4
Logam Non Uang
Nilai Kebutuhan 2013
Pasar (%)
1,869.66
82.59%
Smartcard & eSolution
198.96
8.79%
Label & Sticker
174.55
7.71%
20.48
0.90%
Total 2,263.65 100.00% Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. 2014. “Materi Presentasi: Wake Up Call Workshop 2014”. Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri .
Jenis produk cetak Web & Sheet mendominasi peluang pasar security printing 2015 baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut materi
15
presentasi Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perum Peruri (2015), Estimasi pasar security printing baik dari industri dalam negeri dan luar negeri tahun 2015 berdasarkan jenis produk security printing, dijelaskan bahwa total pasar security printing di dominasi oleh produk web &sheet sebesar 59.73%, kemudian posisi kedua sebesar 16.14% dari produk smart card &e-solution, sedangkan produk logam non uang menempati posisi terakhir dengan nilai pasar 0,45%, hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1.4 dibawah ini. Tabel 1.4. Nilai Pasar Security Printing Tahun 2015 (Milyar Rupiah) Kategori
Industri Dalam Negeri
Industri Luar Negeri
Jenis Produk Paspor & Buku Web & Sheet Logam Non Uang Smart Cards & Solution Paspor & Buku Uang Kertas Uang Logam Total
Estimasi Pasar 2015
Pasar (%)
450.67 2,826.37 21.19 763.97 44.95 600.00 25.00
9.52% 59.73% 0.45% 16.14% 0.95% 12.68% 0.53%
4,732.15
100.00%
Sumber: Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. 2015. “Materi Presentasi: Wake Up Call Meeting 2015”. Rapat Kerja Tahunan Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha. Perum Peruri.
Keunggulan bersaing tergantung dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal dengan maksimal. Strategi yang terbentuk dari respon terhadap berbagai peluang dan ancaman yang akan dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kesuksesan kompetensi perusahaan ditentukan pada perumusan strategi perusahaan yang berdasarkan penerapan lima elemen strategi (arena, vehicle, differentiators, staging dan economic logic) yang terintegrasi dan berkelanjutan dengan faktor eksternal sebagai pusat pertimbangan dalam acuan pengambilan kebijakan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang komprehensif (Hambrick, D. C., dan Fredrickson, J. W., 2001).
16
Perum Peruri sebagai entitas organisasi bisnis dituntut selalu untuk meningkatkan keunggulan daya saing agar bisa meningkatkan pangsa pasarnya. Pemahaman Perum Peruri yang tepat mengenai struktur lingkungan industri security printing dapat mempengaruhi perilaku perusahaan dalam menghadapi persaingan, untuk mengatasi segala tantangan dan permasalahan serta menerapkan business roadmap perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Oleh karena itu sangat penting bagi Perum Peruri untuk menyusun strategi bisnis yang berlandaskan pemahaman berbagai struktur lingkugan persaingan industri.
1.2. Rumusan Masalah Pemahaman berbagai kondisi dan karakteristik baik yang terdapat dalam lingkungan ekternal maupun internal perusahaan mutlak diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan berbagai strategi dalam upaya memenangkan persaingan bisnis. Perum Peruri memerlukan pengembangan kerangka pemikiran manajerial untuk memformulasikan berbagai alternatif strategi perusahaan dan menetapkan strategi perusahaan berdasarkan kajian tersebut. Berdasarkan uraian yang diatas mengenai berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi Perum Peruri, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana Perum Peruri dapat memformulasikan strategi untuk memenangkan persaingan industri security printing non uang di Indonesia?
17
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis secara komprehensif terhadap persaingan industri security printing non uang di Indonesia yang dilakukan Perum Peruri. Dengan adanya penelitian ini diharapkan diperoleh tujuan, antara lain: 1.
Perum Peruri dapat melakukan pemetaan kondisi lingkungan industri security printing non uang baik lingkungan eksternal maupun internal untuk menyusun alternatif strategi yang mungkin dapat diterapkan.
2.
Formulasi strategi yang akan dilakukan Perum Peruri dalam persaingan bisnis security printing non uang di Indonesia untuk mendapatkan keunggulan kompetitifnya.
1.4. Manfaat Penelitian Diharapkan dari penelitian karya akhir ini nantinya bermanfaat bagi akademisi atau mahasiswa dan pihak perusahaan, yaitu: 1.
Memberikan deskripsi yang jelas kepada penulis khususnya, dan kepada para pembaca pada umumnya untuk mengetahui dan melihat kondisi sebenarnya perkembangan persaingan industri security printing non uang di Indonesia.
2.
Bagi Perum Peruri, untuk memperoleh deskripsi rancangan terhadap usulan strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya.
18
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini memiliki ruang lingkup terutama pada kondisi lingkungan eksternal industri security printing non uang di Indonesia maupun internal Perum Peruri, yang kemudian dapat dirumuskan dan dikembangkan untuk menjadi alternatif strategi bersaing Perum Peruri.
1.6. Kerangka Analisis Metode analisis penelitian dalam tesis ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan analisis baik dari faktor lingkungan ekternal maupun internal Perum Peruri dan dikombinasikan dengan strategi diamond hambricks. Adapun alur pemetaan analisis tersebut dijelaskan pada Gambar 1.6. sebagai berikut:
Gambar 1.6. Kerangka Analisis
19
1.7. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Berisi penjelasan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka analisis dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Berisi tinjauan pustaka yang menjadi dasar penelitian yang digunakan dalam melakukan analisis industri.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Berisi uraian tentang metode penelitian yang mencakup jenis, tempat, waktu, subjek, objek, sumber data, teknik pengumpulan data dan langkah penelitian. Serta profil perusahaan yang mencakup sejarah, visi-misi, tata nilai, logo, bidang usaha, produk dan jasa, anak dan afiliasi perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi penjelasan hasil penelitian mengenai bagaimana Perum Peruri melakukan pemetaan lingkungan industri dan bagaimana formulasi strategi perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing.
BAB V
PENUTUP Berisikan simpulan, dan saran yang diharapkan bermanfaat bagi manajemen Perum Peruri dalam mengembangkan perusahaan.
20