BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dalam pelayanan kesehatan merupakan hasil akhir dari proses kolaborasi antara faktor pelayanan kepada pasien dan faktor pendukung provider kesehatan lain seperti organisasi kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan yang lebih luas seperti dukungan dari supportive visionary leadership, perencanaan yang matang, pendidikan dan training, staf dan proses produksi, ketersediaan sumber daya dan manajemen sumberdaya yang efektif (Mosadeghrad, 2014). Definisi kualitas dalam pelayanan kesehatan maupun cara mengukurnya juga tidak lebih mudah dibandingkan dengan kualitas pada sector lain. Hal ini disebabkan karena faktor seperti intangibility, heterogeneity dan simultaneity dari proses pelayanan yang akan diukur sehingga menyulitkan pengukuran kualitasnya. Produk pelayanan kesehatan bersifat intangible dan tidak dapat disentuh secara fisik, dirasakan, dilihat, dihitung atau diukur volumenya seperti mengukur volume produksi perusahaan manufaktur (Ladhari, 2009). Menurut Donabedian, kualitas pelayanan kesehatan adalah subyektif, kompleks dan mempunyai konsep multidimensional dimana terdapat tiga komponen penting yaitu technical quality, interpersonal quality dan amenities atau penunjang. Yang meliputi penunjang adalah lingkungan fisik maupun unit penunjang yang berpengaruh terhadap kelancaran proses pelayanan kepada pasien (Donabedian, 1980 dan Donabedian, 1988). Dengan kata lain yang dimaksud Donabedian sebagai amenities atau 1
PT Rumah Sakit Pelni sebagai perusahaan yang menyelenggarakan usaha jasa pelayanan kesehatan, dalam memberikan jasanya bersaing sangat ketat dengan rumah sakit lain yang sejenis. Dalam satu bulan, Instalasi Farmasi menerima total resep rawat jalan dan rawat inap sejumlah 59 ribuan lembar resep per bulan dengan total jumlah pendapatan (lihat Lampiran 1.1 Laporan Produksi Farmasi PT RS Pelni periode Januari – Mei 2016) per bulan berkisar sekitar Rp 10 milyaran, sehingga dalam menjalankan fungsi pengelolaan obat, salah satu tantangan terbesar RS Pelni adalah memilih vendor (pemasok) terbaik yang layak (feasible) untuk diajak kerjasama. Pemilihan vendor bagi PT RS Pelni merupakan keputusan penting dalam rangka untuk memperoleh biaya yang efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Dalam rangka proses pemilihan ini maka dapat didekati dengan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) mengingat sejumlah faktor atau kriteria harus dipertimbangkan pada saat bersamaan dalam memilih calon pemasok. Keputusan pemilihan pemasok bagi PT RS Pelni merupakan keputusan operasi strategis sehingga perlu dilakukan dengan cermat dan akurat. Salah satu metode MCDM yang banyak diaplikasikan adalah metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Maka dalam penelitian ini, penulis mengemukakan perlunya suatu analisis terhadap proses pengambilan keputusan pemilihan pemasok obat bagi RS Pelni. Adapun pemasok obat yang dikaji dalam penelitian ini hanya pemasok obat fast moving karena obat fast moving merupakan jenis obat yang secara rutin diadakan dalam jumlah besar, mempunyai nilai invenstasi yang cukup besar dan dapat langsung berdampak terhadap pelayanan
3
kepada pasien sehingga judul penelitian yang diajukan adalah Analisis Pemilihan Pemasok Obat Jenis Fast Moving Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP): Studi Di PT RS Pelni. B. Rumusan masalah Berdasar latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai penentuan pemasok yang dianggap mampu memenuhi kriteria kinerja dalam menyediakan obat yang dibutuhkan oleh rumah sakit C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas pertanyaan penelitian yang dihasilkan adalah: a. Pendekatan apa yang dapat digunakan untuk memilih kriteria-kriteria untuk melakukan seleksi pemasok obat fast moving bagi RS Pelni? b.
Kriteria-kriteria kinerja apakah yang dapat digunakan untuk melakukan seleksi vendor obat fast moving oleh RS Pelni?
c. Metode apa yang dapat digunakan untuk memilih vendor obat fast moving berdasarkan pendekatan dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah didefinisikan sebelumnya, yaitu:
4
a.
Memperoleh kriteria maupun sub-kriteria yang dapat digunakan unutk penilaian kinerja pemasok obat fast moving di rumah sakit.
b.
Menentukan kriteria dan sub-kriteria yang penting dalam menilai kinerja pemasok obat fast moving bagi PT RS Pelni.
c.
Menentukan model evaluasi pemasok obat fast moving yang handal bagi PT RS Pelni berdasarkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan proses pengadaan menjadi lebih efektif dan efisien b. Mempunyai cara yang tepat dalam menentukan pemasok yang memiliki kinerja terbaik
F. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini dilakukan di PT RS Pelni dalam rentang waktu bulan Mei 2016 sampai dengan Juli 2016
b.
Penelitian ini melibatkan responden dari berbagai unsur manajemen yang terlibat yaitu Direksi RS Pelni, Pengadaan, Keuangan, Farmasi, Medis, Mutu, Pengembangan Bisnis, Satuan Pengawas Internal (SPI), Staf ahli Direksi
c.
Analisis hasil penelitian ini dibatasi pada hasil penghitungan AHP dalam pembentukan model kriteria evaluasi pemasok obat fast moving bagi RS Pelni
5
penunjang medis salah satunya adalah pelayanan instalasi farmasi maupun pelayanan lain seperti radiologi, laboratorium, gizi, rehabilitasi medis dan sebagainya. Healthcare cost yang dikeluarkan oleh rumah sakit untuk belanja perbekalan farmasi (obat, Bahan Medis Habis Pakai, alat kesehatan) sangat tinggi. Pada saat yang sama rumah sakit dituntut untuk melakukan efisiensi biaya (cost) maupun peningkatan kualitas layanannya. Keberhasilan industri kesehatan dalam mengendalikan biaya salah satunya dengan adanya hubungan kerjasama yang produktif dengan para pemasok obat. Industri kesehatan seperti halnya rumah sakit haruslah cermat dan akurat dalam mengambil keputusan pembelian/pengadaan obat dari para pemasoknya. Bagi rumah sakit, sejumlah kriteria perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan para pemasok obat. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian pada grup industri yang berbeda, yang mengindikasikan bahwa price is not usually the number one criteria, atau bahwa harga bukan merupakan faktor utama untuk memilih pemasok. Bagi industri kesehatan juga rumah sakit, kualitas dari produk/obat sangat penting, if the product is not acceptable, nothing else matters (Douglas et al. 1997) Kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih pemasok telah diteliti dalam beberapa penelitian. Di dalam industri kesehatan, seperti halnya untuk kelompok industri lain, terdapat kriteria yang berbeda untuk situasi pembelian yang berbeda. Secara umum, kriteria-kriteria tersebut berkisar pada kualitas produk, harga, delivery, service, technical support, reliability dari produk yang secara konsisten muncul di hampir setiap penelitian. (Douglas et al. 1997)
2
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bab I Pendahuluan Bab I membahas latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penelitian.
2.
Bab II Studi Pustaka Bab II membahas gambaran umum tentang perusahaan yang diteliti, kerangka teoritis untuk FGD (Focus Group Discussion), metode AHP (Analytic Hierarcy Process) dan proses pengadaan termasuk evaluasi vendor obat di rumah sakit, kerangka berpikir dan kerangka konsep terkait AHP.
3.
Bab III Metode Penelitian Bab III membahas rancangan penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrument penelitian serta metode analisis data.
4.
Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab IV membahas pengumpulan data, pengolahan data, komparasi hasil AHP dari masing masing kriteria dan sub kriteria
5.
Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V merupakan bagian penutup dalam penelitian ini yang membahas kesimpulan dan saran
6