BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Risiko merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.1 Dalam setiap aktivitasnya, manusia pasti senantiasa melakukan perbuatan yang mengandung resiko. Baik itu dalam aktivitas keseharianya, hingga aktvitas bisnisnya, baik itu pekerjaanya, maupun bisnis yang berkaitan dengan investasi asetnya. Keberadaan resiko ini jelas mencemaskan, karena sudah pada dasarnya sebuah resiko adalah keadaan yang tidak pasti dan ketidakpastian tersebut adalah mengenai kerugian.2 Dan kedatangan suatu risiko menjadi kenyataan tentu merupakan suatu hal yang tidak dapat di hindari oleh manusia.3 Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman manusia dalam menghadapi risiko, penanganan terhadap kemungkinan terjadinya risiko dapat dilakukan dengan mengantisipasi kerugian yang timbul dari risiko itu sendiri, dengan suatu manajemen dan perhitungan matematis yang dapat dilakukan semenjak resiko masih menjadi potensi. Hubungan yang serasi antar perhitungan matematis dan risiko kemudian memunculkan apa yang dikenal dengan teori risiko (Risk Theory). Menurut Herald Cremer, tujuan dari teori ini 1
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi & Perusahaan Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1992, hlm. 56. 2 Ibid, hlm. 60. 3 Ibid, hlm. 57.
2
adalah untuk memberikan suatu analisa matematika mengenai keadaan perubahan yang terjadi secara acak (seimbang) dalam suatu usaha asuransi dan untuk membahas berbagai macam cara untuk memberikan proteksi terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak menguntungkan.4 Dengan kata lain, melalui manajemen dan perhitungan tertentu, bukan berarti timbulnya risiko menjadi kenyataan dapat dihentikan, namun kerugian dari risiko itulah yang diharapkan mampu untuk diminimalisir dan & kedatanganya dapat diprediksi. Sehingga kerugian dari suatu risiko tersebut dapat ditekan kualitasnya maupun kuantitasnya. Namun bagaimana cara melakukan manajemen risiko tersebut yang mana memerlukan perhitungan-perhitungan maupun strategi–strategi yang cukup kompleks, tidaklah dimengerti semua orang. Maka kemudian pada umumnya dalam menghadapi kerugian dari suatu risiko, orang-orang lebih memilih untuk mengalihkanya ke pihak lain yang memiliki kompetensi tersendiri dalam mengelola risiko untuk kemudian ditanggung olehnya. Pihak-pihak yang secara khusus berkompeten dalam mengelola risiko dikenal sebagai lembaga asuransi. Keberadaan lembaga asuransi di Indonesia bukanlah hal yang asing lagi. Lembaga asuransi di Indonesia diketahui sudah eksis semenjak zaman penjajahan Belanda yang ketika itu mengikuti keberhasilan bangsa Belanda dalam usaha perkebunan dan perdagangan di negeri jajahanya, dimana pada
4
Herald Cremer dalam Robert I. Mehr & Emerson Cammack, Principles of Insurance, Richard D Irwin, Inc, Illinois, 1980, dalam Ibid., hlm.58.
3
awalnya, kegiatan asuransi terbatas untuk melindungi kepentingan Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainya yang melakukan perdagangan dan usaha perkebunan di Indonesia, terutama untuk asuransi pengangkutan dan kebakaran. Dan sejarah mencatat perusahaan asuransi yang pertama kali beroperasi di Indonesia adalah Semarang Sea yang berdiri tahun 1816.5 Dan saat ini, asuransi di Indonesia sudah diakui keberadaanya melalui hukum positif Indonesia, yakni melalui KUHPerdata & KUHDagang yang mengatur kedudukan asuransi dari sudut pandang asuransi sebagai perjanjian secara umum, dan melalui UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang mengatur kedudukan asuransi sebagai badan usaha. Namun bertolak belakang dari sejarah yang cukup panjang, bisnis asuransi di Indonesia saat ini dinilai belum cukup berkembang. Menurut Deputi Komisioner Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Dumoly Pardede, bisnis asuransi di Indonesia saat ini belum berkembang, terlihat dari pertumbuhan aset dan penetrasi yang masih rendah.
Industri asuransi
Indonesia masih mengalami berbagai tantangan seperti literasi keuangan masyarakat yang masih minim, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) profesional, produk yang masih konvensional, persaingan yang kompetitif,
5
Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia (Cetakan pertama), Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm.34-35.
4
dan kemampuan permodalan perusahaan asuransi nasional yang masih terbatas.6 Padahal Indonesia saat ini mulai dipandang sebagai kekuatan ekonomi baru dunia seiring dengan pertumbuhan ekonominya yang terus stabil di tengah-tengah krisis ekonomi yang melanda dunia –yang dengan kondisi demikian Indonesia kemudian banyak dianggap sebagai salah satu tempat terbaik sebagai pusat aktivitas bisnis seiring iklim investasinya yang semakin kondusif— yang seharusnya semakin meningkatkan potensi pasar asuransi seiring meningkatnya kesadaran masyarakatnya akan perencanaan keuangan yang lebih baik dengan berasuransi sebagai akibat dari perkembangan tren ekonomi negaranya. Selain itu ditengah-tengah iklim investasi yang mendukung tersebut, peningkatan kepastian hukum merupakan kebijakan prioritas yang sedang digalakan pemerintah demi memastikan iklim investasi tersebut bertahan lama, namun tetap mempertahankan nilai-nilai & tujuan Indonesia sebagai negara kesejahteraan (Welfare State). Dengan demikian, implikasi dari kebijakan pemerintah tersebut bagi pelaku bisnis ialah semakin tingginya tanggung jawab hukum yang harus di emban oleh pelaku bisnis. Dan dari berbagai kalangan pelaku bisnis, pengelola perusahaan merupakan pihak yang umum dan sering dilibatkan dalam sengketa tanggung jawab hukum. Sehingga menjadikan pelaku bisnis seperti 6
Dewi Rachmat Kusuma, OJK: Industri Asuransi Dalam Negeri Belum Berkembang, http://finance.detik.com/read/2014/06/24/111419/2617464/5/ojk-industri-asuransi-dalam-negeribelum-berkembang, diakses pada tanggal 13 Agustus 2014, pukul 21.19 WIB.
5
direksi suatu perusahaan maupun staffnya, mau tidak mau, harus mengemban tuntutan profesi untuk senantiasa bertindak hati-hati ditengah ekspektasi pemilik perusahaan maupun stakeholder terkait untuk mencapai kinerja dan profit perusahaan sebaik mungkin. Mengingat tidak mudahnya mengendalikan suatu perusahaan terutama bagi perusahaan yang telah memiliki kekuatan finansial yang telah mapan, potensi pengendali perusahaan dalam melakukan kesalahan akan meningkat. Sehingga dengan kondisi demikian, kemungkinan perusahaanya digugat oleh pihak lain yang merasa dirugikan atas kelalaian direksi dan staffnya tentu juga semakin besar. Hal ini tentu dapat berujung kepada kerugian. Maka kemudian, disinilah keberadaan asuransi kerugian yang menanggung kerugian akibat tanggung jawab hukum ini patut untuk dimanfaatkan. Dan dalam industri asuransi nasional, cukup banyak lembaga asuransi yang menawarkan produk yang menanggung kerugian akibat tanggung jawab hukum ini melalui produk asuransi tanggung gugat. Beruntung ditengah-tengah kondisi stagnan bisnis asuransi secara umum sebagaimana dijabarkan diatas, namun realita atas kondisi ekonomi global tersebut diatas disisi lain meningkatkan peminat terhadap asuransi tanggung gugat. Belum pulihnya krisis ekonomi dunia dirasa dapat sewaktu-waktu mengancam stabilitas & psikologis pasar ditengah persaingan bisnis yang ketat, yang mengakibatkan juga rentanya perusahaan-perusahaan terkena tuntutan hukum sebagai akibat dari kerugian yang dialami pasar. Ekspansi yang meluas di dunia industri, dan respons industri terhadap perkembangan
6
kasus hukum menjadikan cakupan asuransi tanggung gugat khususnya Director’s & Officer’s Liability Insurance semakin berkembang, kompleks, dan beragam.7 Menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), hingga kuartal I-2012, perolehan premi tanggung gugat mencapai Rp 244,86 miliar atau tumbuh 58% dibanding periode sama tahun lalu. Pangsa pasarnya menjadi 2,51% terhadap total premi industri, dari sebelumnya hanya 1,78%. Julian Noor, Direktur Eksekutif AAUI menuturkan, persaingan bisnis membuat peminat produk ini banyak. Indra Baruna, Presiden Direktur PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) mengatakan, produk ini unjuk gigi sejak terjadi krisis ekonomi 2008. Menurutnya banyak direksi perusahaan beli karena mungkin mereka khawatir dampak dari tanggung jawab hukum apabila melakukan kesalahan. Agus Benjamin, Presiden Direktur PT Lippo General Insurance menambahkan, produk ini masih tumbuh besar di Indonesia. Lantaran kesadaran akan tanggung jawab mulai muncul dari perusahaan dan direksi. Ini sejalan dengan tumbuhnya aktivitas bisnis sehingga risikonya juga membesar. Selain itu, kewajiban perusahaan menerapkan good corporate government
(GCG)
memaksa direksi
berhati-hati
dalam
mengambil
keputusan.8 Di industri asuransi global, asuransi Director’s & Officer’s Liability saat ini telah berkembang menjadi komponen inti asuransi korporasi. Data 7
David M. Gische and Meredith E. Werner, Directors and Officers Liability Insurance an Overview, http://library.findlaw.com/2000/Jan/1/241472.html, diunduh 21 September 2014. 8 Feri Kristianto, Asuransi tanggung-gugat makin diminati, http://keuangan.kontan.co.id/news/ asuransi-tanggung-gugat-makin-diminati, diakses pada 15 Agustus 2014, Pukul 21.31 WIB.
7
menunjukan, 95% dari 500 perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 (daftar tahunan yang dikompilasi oleh majalah bisnis terkemuka, The Fortune) telah mengasuransikan direksi maupun perusahaanya pada produk asuransi ini.9 Namun, lain halnya di Indonesia, asuransi ini masih merupakan produk baru. Sebagai produk asuransi yang baru di Indonesia, yang belum diatur secara spesifik dalam peraturan perundang-undangan seperti halnya asuransi jiwa, kebakaran, dsb, dan dengan potensi pertumbuhan asuransi tanggung gugat, khususnya asuransi tanggung jawab hukum direksi & pejabat perusahaan lainya tersebut, penulis menyadari bahwa kebutuhan masyarakat terhadap sumber literature yang memberikan gambaran pelaksanaan dan pemyelesaian klaim dalam asuransi tanggung gugat direksi & pejabat perusahaan lainya secara rinci akan semakin dibutuhkan kedepanya. Dan sebagai insan hukum, penulis sangat tertarik untuk meyajikan laporan penelitian yang komprehensif meninjau secara yuridis salah satu produk asuransi tanggung gugat, yakni “Director’s & Officer’s Liability Insurance” terhadap ketentuan hukum dan kebiasaan-kebiasaan asuransi tanggung gugat pada umumnya dan asuransi tanggung gugat Director’s & Officer’s pada khususnya, sebagaimana yang berlaku di Indonesia. Lebih rinci, nantinya penulis berkeinginan untuk meneliti bagaimana pelaksanaan dan penyelesaian klaim asuransi tanggung gugat pada produk Director’s & Officer’s Liability Insurance di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO) ini, yang kemudian dilakukan peninjauan apakah sudah sesuai
9
David M. Gische and Meredith E. Werner, Op.Cit.
8
dengan ketentuan hukum dan kebiasaan yang berlaku di Indonesia ataukah belum. Dan dalam penelitian ini, penulis juga ingin meneliti, hambatanhambatan apa saja yang umum terjadi pada pelaksanaan ataupun proses klaim pada produk asuransi tersebut. Dengan demikian penulis berharap laporan penelitian ini dapat memberikan gambaran besar kepada masyarakat mengenai pelaksanaan dan hambatan yang umum terjadi pada asuransi tanggung gugat Director’s & Officer’s Liability, beserta kajian-kajianya dari sudut pandang ilmu hukum. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan dan penyelesaian klaim asuransi tanggung gugat pada produk Director’s & Officer’s Liability Insurance di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO) ditinjau dari aspek yuridis? 2. Apa saja hambatan-hambatan dalam penyelesaian klaim asuransi tanggung gugat pada produk Director’s & Officer’s Liability Insurance di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO), dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO) dalam menanggulangi hambatan-hambatan tersebut? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif Untuk mengetahui dan meninjau secara yuridis terhadap proses pelaksanaan & penyelesaian klaim, hambatan-hambatan, serta upaya untuk menindaklanjuti hambatan dalam penyelesaian klaim asuransi tanggung
9
gugat, khususnya pada produk Director’s & Officer’s Liability Insurance di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO). 2. Tujuan Subjektif Mendapatkan
data
yang
sebenar-benarnya
dan
dapat
dipertanggungjawabkan terhadap objek yang diteliti sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam rangka menyusun penulisan hukum. Penulisan hukum merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Selain itu, penelitian
ini
juga
digunakan
oleh
penulis
untuk
memperluas
pengetahuanya di bidang hukum asuransi, khususnya asuransi tanggung gugat, lebih khususnya pada produk Director’s & Officer’s Liability Insurance di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO). D. Keaslian Penelitian Sepanjang penelusuran yang dilakukan penulis terhadap database penelitian hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penulis tidak menemukan adanya kesamaan topik, ataupun variable judul yang secara umum maupun secara spesifik membahas mengenai pelaksanaan ataupun penyelesaian klaim pada asuransi tanggung gugat, khususnya pada produk Director’s & Officer’s Liability, terlebih khusus lagi di PT. Asuransi Jasa Indonesia (PERSERO). Dengan demikian, penulis sangat yakin bahwa penelitian yang penulis lakukan ini belum pernah diangkat sebagai judul penelitian hukum
10
sebelumnya. Namun, terlepas dari kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat terjadi, penulis dengan tegas menjamin dan menyatakan bahwa penulisan dan penelitian hukum yang penulis susun ini dibuat dengan keaslian, hasil buah pikir dan kerja keras penulis sendiri. E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat akademis a. Penelitian ini bermanfaat untuk melalui satu tahap terpenting dalam penyelesaian penulisan hukum sebagai syarat mutlak kelulusan perkuliahan di Program Strata Satu (S1) Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada. b. Penelitian ini merupakan sarana untuk dapat mengaplikasikan teoriteori yang telah penulis banyak dapatkan ketika mengikuti proses perkuliahan. Selain itu dengan penelitian ini diharapkan kemampuan analisis & problem solving penulis dapat terasah dengan baik. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengetahuan ilmu hukum, khususnya dalam lingkup hukum asuransi. 2. Manfaat praktis a. Dengan adanya penulisan hukum ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai implementasi prinsip-prinsip hukum asuransi pada umumnya dan asuransi tanggung gugat Director’s & Officer’s Liability Insurance pada khususnya, dengan praktik
11
pelaksanaan dan penyelesaian klaim dalam industri asuransi tanggung gugat yang ada. b. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun masyarakat luas untuk menambah wawasan mengenai teori, prinsip-prinsip, pengaturan, serta pelaksanaan asuransi tanggung gugat Director’s & Officer’s Liability Insurance.