BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Asuransi
2.1.1 Pengertian Asuransi “Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum terjadi”. [Salim, 2008: 1] Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992, “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.” [Satria, 2011: 12] Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246 adalah : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
7
8
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.” [Satria, 2011: 13] 2.1.2 Prinsip-prinsip Asuransi Dalam dunia asuransi terdapat enam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Insurable Interest. Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. 2. Utmost Good Faith. Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. 3. Indemnity.
Suatu
mekanisme
dimana
penanggung
menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD Pasal 252, 253 dan dipertegas dalam Pasal 278). 4. Proximate Cause. Suatu sebab aktif yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu kekuatan lain. 5. Subrogation. Hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami kerugian. [Satria, 2011: 15]
9
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Asuransi Fungsi asuransi dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Fungsi utama, terdiri dari pemindahan risiko, pengumpulan dana, dan premi yang seimbang. 2. Fungsi sekunder, merangsang pertumbuhan usaha, keamanan, sehingga tertanggung dapat berkonsentrasi pada usahanya, pencegahan kerugian melalui identifikasi risiko-risiko potensial, pengendalian kerugian untuk meminimalkan kerugian, manfaat sosial untuk mempercepat pemulihan perekonomian dan tabungan (investasi). 3. Fungsi tambahan, terdiri dari investasi dana dari premi yang terkumpul dan invisible earnings. [Nugraha, 2008: 8] Tujuan dari asuransi, yaitu : 1. Untuk memberikan jaminan perlindungan risiko yang diderita suatu pihak. 2. Untuk meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan
dan
pengawasan
untuk
memberikan
perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya. 3. Untuk membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya untuk premi saja yang jumlahnya sudah tertentu secara tetap setiap periode. 4. Untuk dasar pemberian kredit, terutama dalam sistem perkreditan yang dilakukan oleh bank. Bank memerlukan jaminan atau agunan yang diberikan oleh peminjam uang. 5. Sebagai tabungan, bahkan lebih daripada itu karena yang dibayar kepada asuransi akan diterima kembali.
10
6. Untuk memupuk earning power seseorang, badan usaha yang akan digunakan pada waktu terjadi keadaan dimana ia tidak dapat berfungsi. 7. Untuk modal investasi, bagi pihak lain melalui penggunaan dana yang dikapitalisasi oleh asuransi. [Salim, 2008: 29] 2.1.4 Jenis Asuransi Jenis asuransi dibedakan menjadi empat, yaitu : 1.
Asuransi Jiwa (life insurance) Yang dapat diasuransikan adalah kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah/memasuki masa pensiun, biaya rawat inap/pengobatan, biaya pendidikan dimasa depan dan biaya melunasi agunan atau kredit bank.
2.
Asuransi Umum(general/non-life insurance) Yang dapat diasuransikan adalah asset berupa bangunan berikut isi bangunan, kegiatan konstruksi, kehilangan pekerjaan yang semestinya diperoleh
jika
tidak
terjadi
musibah
kendaraan/alat
transportasi,
barang/mesin dalam perjalanan, barang pribadi, uang. 3.
Asuransi Sosial (social insurance) Yang dapat diasuransikan adalah kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah mengalami musibah/memasuki masa pensiun, dan biaya rawat inap/pengobatan.
4.
Asuransi Kesejahteraan Social (social security insurance) Asuransi ini khusus untuk orang tidak mampu dan tidak terjamin oleh sistem asuransi sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi peserta.
11
[Syahsono, 2010: 10] 2.1.5 Risiko yang Dapat Diasuransikan Tidak semua risiko dapat diasuransikan, secara umum risiko yang dapat diasuransikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Loss-Unexpected. Terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian adalah benar-benar tidak direncanakan sehingga tidak dapat diperkirakan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi. 2. Reasonable. Risiko yang dapat dipertanggungkan adalah benda yang memiliki nilai, baik dari pihak penanggung maupun pihak tertanggung. 3. Catastrophic. Risiko yang tidak akan menimbulkan rugi sangat besar yang terjadi bersamaan. 4. Homogeneous. Barang yang akan dipertanggungkan homogen. Dengan demikian risiko-risiko yang dapat diasuransikan adalah: 1. Risiko yang dapat diukur dengan uang. 2. Risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi). 3. Risiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan). 4. Risiko partikular (risiko dari sumber individu). 5. Risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental). 6. Insurable interest (tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan). 7.
Risiko yang tidak bertentangan dengan hukum. [Satria, 2011: 14]
12
2.2
Klaim, Premi, dan Polis
2.2.1 Pengertian Klaim “Klaim adalah tuntutan ganti rugi sehubungan dengan peristiwa kerugian terhadap objek asuransi dipertanggungkan”. [Widiastuti, 2004: 24] 2.2.2 Pengertian Premi dan Polis “Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung”. [Djojosoedarso, 2003: 127] “Polis adalah surat perjanjian yang mengatur segala hak dan kewajiban dari masing-masing pihak”. [Djojosoedarso, 2003: 72] 2.3
Proses Stokastik Proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan
sesuatu,rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk dan stokastik adalah unsur peluang atau kemungkinan. Maka definisi dari Proses Stokastik
adalah koleksi peubah acak dengan t menyatakan indeks
waktu. [KBBI, 2008] Jika nilai suatu masa depan (future value) hanya dapat digambarkan dalam suatu distribusi probabilitas maka time series dikatakan sebagai stokastik time series. Dengan demikian, jika dari pengalaman yang lalu keadaan yang akan datang suatu barisan kejadian dapat diramalkan secara pasti, maka barisan kejadian itu dinamakan deterministik. Sebaliknya jika pengalaman yang lalu
13
hanya dapat menyajikan struktur peluang keadaan yang akan datang, maka barisan kejadian yang demikian disebut stokastik. [Halim, 2006: 2] adalah suatu himpunan dari peubah
Proses stokastik
acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang state S. Jadi, untuk setiap t pada himpunan indeks T,
adalah suatu peubah acak. Setiap t pada
himpunan indeks T juga sering diinterpretasikan sebagai waktu, dan
sebagai
state (keadaan) dari proses pada waktu t. Suatu proses stokastik X disebut proses stokastik dengan waktu kontinu jika T adalah suatu interval. Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu disebut
memiliki ,
inkremen
bebas
jika
untuk
peubah
semua acak
adalah bebas. Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu X disebut memiliki inkremen bebas jika proses berubahnya nilai pada interval waktu yang tidak tumpang tindih (tidak overlap) adalah bebas. Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu memiliki inkremen stasioner jika
disebut
memiliki sebaran yang sama
untuk semua nilai t. Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu X disebut memiliki inkremen stasioner jika sebaran (distribusi) dari perubahan nilai antara sembarang dua titik hanya tergantung pada jarak antara kedua titik tersebut, dan tidak tergantung dari lokasi titik-titik tersebut. [Ross, 2010: 84]
14
2.4
Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama, yang
hasilnya tidak bisa diprediksi dengan tepat tapi kita bisa mengetahui semua kemungkinan hasil yang muncul disebut percobaan acak. [Hogg , McKean & Craig, 2012] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan Ω. Suatu kejadian A adalah himpunan bagian dari Ω. Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya adalah himpunan kosong . [Pinsky & Karlin, 2011: 4] Medan-σ adalah suatu himpunan
yang anggotanya terdiri atas himpunan
bagian ruang contoh Ω, yang memenuhi syarat berikut: 1. 2. Jika
, maka
3. Jika
maka [Pinsky & Karlin, 2011: 4] Misalkan Ω adalah ruang contoh suatu percobaan dan
pada Ω. Ukuran peluang adalah suatu fungsi
pada (Ω,
memenuhi : 1. P tak negatif, yaitu untuk setiap
,
adalah medan-σ
.
) yang
15
2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika saling lepas, yaitu
3. P bernorma satu, yaitu
adalah himpunan yang
untuk setiap pasangan i ≠ j, maka
.
Pasangan (Ω, P) disebut ruang ukuran atau ruang probabilitas. [Pinsky & Karlin, 2011: 4] 2.5
Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Misalkan Ω adalah ruang contoh dari suatu percobaan acak. Fungsi X yang
terdefinisi pada Ω yang memetakan setiap unsur ω ∈ Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X(ω) = x disebut peubah acak. Ruang dari X adalah himpunan bagian bilangan real
= {x : x = X(ω), ω ∈ Ω}. Peubah acak dinotasikan dengan huruf
kapital, misalnya X, Y, Z. Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti x, y, z. [Pinsky & Karlin, 2011: 5] Peubah acak X dikatakan diskret jika semua himpunan nilai dari peubah acak tersebut merupakan himpunan tercacah. [Pinsky & Karlin, 2011: 8] Catatan : Suatu himpunan bilangan C disebut terhitung jika C terdiri atas bilangan terhingga atau anggota C dapat dikorespondensikan 1-1 dengan bilangan bulat positif. Peubah acak X dikatakan kontinu jika ada fungsi sebaran
dapat dinyatakan sebagai :
sehingga fungsi
16
adalah fungsi yang terintegralkan. Fungsi f disebut fungsi kepekatan peluang dari X . [Pinsky & Karlin, 2011: 8] Fungsi kerapatan peluang dari peubah acak diskret X adalah fungsi p : → [0,1] yang diberikan oleh :
[Pinsky & Karlin, 2011: 8] Suatu peubah acak X disebut peubah acak Poisson dengan parameter λ, λ > 0, jika fungsi kerapatan peluangnya diberikan oleh :
[Pinsky & Karlin, 2011: 22] Misalkan X adalah suatu peubah acak dengan ruang A. Fungsi sebaran dari peubah acak X dinyatakan sebagai,
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 31] Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Eksponensial dengan parameter θ, jika X memiliki fungsi kepekatan peluang :
[Pinsky & Karlin, 2011: 28] Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Gamma dengan parameter α dan β, dinotasikan Gamma(α,β), jika memiliki fungsi kepekatan peluang
17
> 0 dan Г( ) > 0, dimana
[Pinsky & Karlin, 2011: 30] Jika usaha yang saling bebas, dilakukan berulang kali menghasilkan sukses dengan peluang p sedangkan gagal dengan peluang q = 1-p, maka peubah acak X (yaitu banyaknya usaha yang berakhir tepat pada usaha ke-k) disebut berdistribusi Binomial negatif jika dan hanya jika :
Untuk
dan [Pinsky & Karlin, 2011: 21]
Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Invers-Gamma dengan parameter s dan m, jika memiliki fungsi kepekatan peluang :
Dengan
dan [Hogg & Klugman, 2009]
Suatu peubah acak X dikatakan menyebar Pareto dengan parameter x0 dan α, jika memiliki fungsi kepekatan peluang :
[Ross, 2010] Fungsi sebaran bersama dua peubah acak X dan Y merupakan suatu fungsi yang didefinisikan oleh
18
[Pinsky & Karlin, 2011: 501] Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu, maka fungsi kepekatan peluang bersama dari X dan Y adalah
dan fungsi kepekatan peluang marjinal dari peubah acak Y adalah
[Pinsky & Karlin, 2011: 501] 2.6
Momen, Nilai Harapan, dan Ragam Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang . Nilai harapan dari X, dinotasikan dengan E(X), adalah
jika jumlah di atas konvergen mutlak. [Pinsky & Karlin, 2011: 7] Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dan
adalah fungsi
kepekatan peluang bersyarat dari X dengan syarat Y = y. Nilai harapan dari X dengan syarat Y = y adalah
[Pinsky & Karlin, 2011: 7] Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang dan nilai harapan E(X). Maka ragam dari X, dinotasikan dengan var (X) atau
(
)
, adalah σ X2 =Ε ( X − Ε( X ) ) = ∑( x − Ε( X ) ) pX ( x) 2
2
x
19
[Pinsky & Karlin, 2011: 7] Jika k adalah bilangan bulat positif , maka momen ke-k atau peubah acak X adalah
dari
. Jika k adalah bilangan bulat positif , maka
momen pusat ke-k atau
dari peubah acak X adalah
. Nilai
harapan dari peubah acak X juga merupakan rataan atau momen pertama dari X. Nilai harapan dari kuadrat perbedaan antara peubah acak X dengan nilai harapannya disebut ragam atau variance dari X. Ragam merupakan momen pusat ke-2 dari peubah acak X. [Pinsky & Karlin, 2011: 7-8] 2.7
Likelihood
Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah contoh acak dari suatu sebaran dengan fungsi kepekatan peluang
dengan x merupakan realisasi dari peubah acak X.
Fungsi kepekatan peluang bersama dari X1, X2, ..., Xn (fungsi likelihood) adalah :
Fungsi kemungkinan maksimum merupakan bentuk maksimum dari fungsi likelihood. [Hogg, McKean, & Craig, 2012: 258] Misalkan X1, X2, ..., Xn adalah contoh acak berukuran n dari suatu sebaran dengan fungsi kepekatan peluang
dinotasikan dengan
, adalah
Penduga kemungkinan maksimum bagi
yang memaksimumkan fungsi
likelihood
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 259]
20
2.8
Pendekatan Bayes
Suatu peubah acak X yang memiliki fungsi kepekatan peluang bersama yang dan fungsi marjinal
dilambangkan dengan
, dinamakan
sebaran prior. [Hogg, McKean, & Craig, 2012: 228] Misalkan peubah acak X memiliki sebaran prior dengan fungsi kepekatan peluang bersama
dan
memiliki fungsi kepekatan peluang marjinal
. Fungsi kepekatan peluang gabungan dari
dilambangkan dengan
dinamakan fungsi kepekatan peluang dari sebaran posterior, dan
dinyatakan dengan :
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 228] Misalkan X adalah suatu peubah acak dengan parameter parameternya
dan penduga
. Fungsi kerugian (loss function) dari parameter tersebut adalah
dan
Fungsi kerugian kuadratik merupakan fungsi kerugian dengan kesalahan kuadrat dari parameter tersebut yang dinyatakan dengan :
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 230]
21
Fungsi resiko adalah nilai harapan dari fungsi kerugian, yang dinyatakan sebagai berikut :
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 230] Misalkan θ adalah suatu parameter dengan penduga parameternya
, dengan
fungsi kerugian L[θ, ] dan nilai harapan dari fungsi kerugian tersebut E[L[θ, ]], dikatakan solusi Bayes jika penduga parameter
meminimumkan
Solusi Bayes ini tergantung dari fungsi kerugiannya, jika diaplikasikan dalam fungsi kerugian kuadratik (quadratic error loss) :
Sehingga menjadi :
[Hogg, McKean, & Craig, 2012: 229] 2.9
Rantai Markov Proses stokastik yang memiliki sifat bahwa jika diberi nilai
untuk s > t, nilai
, maka
tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai dari u < t disebut
sebagai suatu proses Markov
. Dapat diartikan sebagai, peluang perilaku
tertentu di masa yang akan datang dari suatu proses, jika diketahui state saat
22
ini, tidak dapat dipengaruhi oleh informasi tambahan di masa yang sudah lalu. [Pinsky & Karlin, 2011: 79] Rantai Markov diskrit adalah suatu proses Markov yang ruang statenya adalah gugus hingga atau gugus yang dapat dihitung dengan gugus . Dapat dirumuskan sebagai berikut untuk semua titik
indeks
yang berada pada waktu n dan semua state : Pr{Xn+1 = j|X0 = i0, . . . , Xn−1 = in−1, Xn = i} = Pr{Xn+1 = j|Xn = i}
(2.1)
Ruang state pada rantai Markov dinyatakan sebagai bilangan bulat tak negatif, Xn = 1 yang menyatakan bahwa Xn terdapat pada state i. Proses stokastik
dengan
disebut rantai Markov
state hingga jika: 1. Memiliki sejumlah hingga state 2. Bersifat Markov 3. Peluang peralihan stasioner 4. Memiliki peluang awal P (X0 = i) untuk semua i. [Pinsky & Karlin, 2011: 79] Analisis Markov merupakan suatu metode yang mempelajari sifat-sifat suatu variabel pada masa sekarang yang didasarkan pada sifat-sifatnya di masa lalu dalam usaha menaksir sifat-sifat variabel yang sama di masa yang akan datang. Sebuah proses stokastik
dikatakan mempunyai sifat Markov jika
peluang bersyarat dari kejadian yang akan datang P (Xt = j|Xt = i) disebut peluang peralihan. Dapat diartikan bahwa proses stokastik mempunyai sifat
23
Markov jika peluang bersyarat dari state yang akan datang Xt+1 = j, jika diberikan state yang telah lalu dan sekarang Xt = 1, tidak tergantung pada state sekarang dari sebuah proses. Peluang bersyarat P(Xt+1 = j|Xt = i) disebut Peluang transisi. Jika untuk setiap i dan j berlaku P(Xt+1 = j(Xt = i) = P (Xt = j|X0 = 1) untuk semua t = 0, 1, . . . , n maka peluang transisi satu langkah dikatakan stasioner dan dilambangkan dengan
. Artinya peluang transisi
stasioner adalah peluang transisi yang tidak berubah terhadap waktu (tidak tergantung parameter t), sehingga untuk setiap i, j dan n, untuk n = 0, 1, . . . , sehingga P (Xt+n = j(Xt = i) = P (Xn = j|X0=1) untuk t = 0, 1, . . . , n. Peluang bersyarat ini dilambangkan oleh langkah.
dan disebut peluang transisi n
adalah peluang bersyarat variabel acak X dimulai dari state i
hingga keadaan j setelah n-langkah. Untuk n = 0 P(Xn = j|X0 = i) =
Karena
, dimana
adalah peluang bersyarat maka haruslah
0 untuk
semua i,j dan n = 0,1,…. dan karena proses membuat transisi ke dalam beberapa state maka : , untuk semua i dan n = 0, 1, ….. , n Peluang transisi dapat juga ditulis dalam bentuk matriks untuk n = 0, 1, ...,n : Table 2.1 Peluang Peralihan Dalam Bentuk Matriks
24
P(n) =
State
0
1
...
M
0
P
P
…
P
1
P
P
…
P
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
M
P
P
…
P
[Pinsky & Karlin, 2011: 95]
2.10
Sistem Bonus Malus Bonus berasal dari bahasa latin yang memiliki arti hadiah karena kinerja
yang baik, sedangkan Malus berasal dari bahas latin yang memiliki arti buruk, jahat, merugikan. Sistem Bonus-Malus pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Eropa pada awal tahun 1960. Khususnya pada asuransi kendaraan bermotor premi dasar ditentukan berdasarkan besar, harga atau kapasitas dari kendaraan yang diasuransikan. Setelah masuk asuransi, penentuan besar premi pada tahun berikutnya hanya dipengaruhi oleh banyaknya kecelakaan dalam satu tahun periode sebelumnya. Perubahan premi kendaraan bermotor dari tahun pertama ke tahun kedua, dengan tahun pertama tidak ada klaim, atau ada satu klaim, atau dua klaim, dan seterusnya direalisasikan sebagai bentuk transisi dari keadaan.
25
Sistem Bonus-Malus (BMS) mempresentasikan banyaknya tarif grup yang berhingga dan bergantung pada premi tahunan. Setiap tahun, tarif grup ditetapkan sebagai tarif grup dari tahun sebelumnya dan banyaknya klaim yang tercatat dari tertanggung asuransi pada perusahaan asuransi selama tahun itu. Jika tidak ada klaim atau klaim tidak tercatat maka tertanggung tersebut akan mendapat Bonus yang berbentuk pengurangan nilai premi. Sedangkan jika terjadi klaim, paling sedikit satu klaim yang tercatat maka premi yang harus dibayar pada tahun berikutnya oleh tertanggung akan naik. Dengan kata lain jika dalam satu tahun periode terjadi klaim maka akan mendapat Malus. Sistem Bonus-Malus dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Banyaknya tarif grup berhingga di awal periode dari asuransi dinotasikan dengan Ci, dimana i = 1,2,….n. Sedangkan banyaknya tarif grup di akhir periode asuransi dinotasikan dengan Cj, dimana j = 1,2…n. Tarif grup terendah disebut dengan super-Bonus dan tarif grup tertinggi disebut dengan super-Malus. Premi tahunan bergantung pada banyaknya tarif grup yang terjadi. 2. Persentase dari premi dasar
(dalam %) menotasikan persentase yang akan
dikalikan dengan premi dasar sebagai premi berikutnya yang harus dibayar, dengan
.
3. Perpindahan dari tarif grup sebelumnya (ke-i) ke tarif grup berikutnya (ke-j) dengan k klaim yang tercatat, dinyatakan dengan :
tij =
(2.9.1)
Untuk selanjutnya, misalkan untuk seorang pemegang polis, klaim yang tercatat dalam satu tahun adalah berbentuk suatu barisan X1, X2,…. Xm dari suatu peubah acak yang saling bebas dengan fungsi peluang bersama {qk}. Dinotasikan
26
bahwa C1,C2,… adalah tarif grup dari tahun ke tahun dari pemegang polis. Tarif grup tahun sebelumnya dengan banyaknya klaim yang tercatat. Dengan demikian maka permasalahan sistem Bonus-Malus dapat dipandang sebagai model rantai Markov. Dengan menggunakan teori Markov, maka {Cn} barisan peubah acak dengan ruang tarif grup berhingga. {Cn} adalah Rantai Markov yang memiliki matrik M=(pij) sedemikian hingga untuk semua n = 1,2,… dan i0,i1,…,in, Pr(Cn = in | Cn-1 = in-1,…., C0 = i0 ) = P(in-1, in) Dimana,
(2.9.2)
Pr(Cn-1 = in-1,…., C0 = i0 ) > 0
Peluang transisi pij merupakan peluang perpindahan dari tarif grup ke-i ke tarif grup ke-j dari pemegang polis dapat dituliskan sebagai
Banyaknya klaim (k) yang terjadi dan tercatat oleh pemegang polis diasumsikan memenuhi definisi proses Poisson dengan laju λ. Dengan menggunakan persamaan (2.9.1) maka matrik transisi pij dari rantai Markov dapat menjadi
Dengan, Misal didefinisikan : Dari persamaan (2.9.2) peluang untuk tidak ada klaim adalah positif, P0(λ) < 0. Dengan menggunakan sifat dari rantai Markov yang regular maka diperoleh i.
Jika distribusi peluang untuk banyaknya klaim selama satu periode adalah saling bebas terhadap periode, maka tarif grup untuk polisnya berbentuk
27
rantai Markov dengan matrik transisi M(λ) yang diberikan dalam persamaan (2.9.2). ii.
Jika peluang untuk tidak ada klaim dalam satu periode P0(λ) > 0, maka disebut dengan regular.
Akibatnya Pk(λ) > 0. Dengan demikian rantai Markov dari sistem Bonus-Malus adalah regular. Artinya terdapat bilangan q ≥ 1, sehingga {M(λ)}q semua unsurnya bernilai positif murni. Dalam kasus regular dengan nilai eigen satu yaitu nilai eigen dari matrik M. Distribusi stasioner, vektor kolom π(λ) merupakan solusi tunggal dari persamaan dengan [Supandi, 2010: 45-46]
2.11
Teori Risiko Risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. 2.11.1 Klasifikasi Risiko Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.
Speculative Risks (Risiko Spekulatif) Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan untung (gain) atau rugi (loss) atau tidak untung dan tidak rugi (break even). Risiko Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).
2.
Pure Risks (Risiko Murni)
28
Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian. Sehingga tidak ada orang yang akan menarik keuntungan dari risiko ini. 3.
Fundamental Risk (Risiko fundamental) Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut seseorang). dimana kerugian yang timbul dari risiko yang bersifat fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang individu melainkan menimpa banyak orang.
4.
Particular Risks (Risiko Khusus) Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh peristiwaperistiwa individual dan akibatnya terbatas.
5.
Perubahan Klasifikasi Risiko Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab terjadinya risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula disebabkan adanya cara pandang seseorang terhadap risiko tersebut.
6.
Guna Klasifikasi Risiko Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah suatu risiko dapat diasuransikan atau tidak dan untuk menentukan apakah suatu risiko lebih tepat ditangani oleh pemerintah atau diserahkan kepada lembaga asuransi komersial.
7.
Risiko Yang Dapat Diasuransikan dan Risiko Yang Tidak Dapat Diasuransikan
29
Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan. Risiko murni
dapat
diasuransikan
karena
hanya
mempunyai
satu
kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian, tetapi berdasarkan pertimbangan secara yuridis maupun komersial tidak semua risiko murni dapat diasuransikan. Risiko fundamental biasanya asuransinya dikelola oleh pemerintah, hal ini dikarenakan akibat dari risiko ini dalam jumlah dan area yang luas. [Griffin, & Lemmon, 2008] 2.11.2 Analisis Risiko Dalam berbagai aspek kehidupan, terdapat perbedaan tingkatan pada risiko. Hal-hal yang berpengaruh pada tingkatan risiko adalah aspek seringnya kejadian terjadi (frekuensi) dan tingkat keparahan (severity). Kombinasi dari kemungkinan munculnya suatu peristiwa dan besarnya kerugian (severity) yang dialami peristiwa tersebut kita namakan risiko. Hubungan antara frekuensi dan severity adalah frekuensi tinggi severity rendah, dan severity tinggi frekuensi rendah. [Salim, 2008] 2.12
Java Programming Language Pemograman dengan bahasa Java dikembangkan oleh Sun Microsystems
sebagai bahasa berorientasi objek untuk tujuan umum yaitu, aplikasi bisnis interaktif, dan aplikasi internet berbasis web. Java dapat dijalankan di berbagai komputer karena tidak mengeksekusi instruksi pada komputer secara langsung. Sebaliknya, Java berjalan pada komputer hipotetis yang dikenal sebagai Java Virtual Machine.
30
[Farrell, 2012: 8] Selain itu Java sendiri mempunyai karakteristik yang telah dikembangkan, dimana karakteristik inilah yang menjadi ciri khas dari bahasa Java. Berikut adalah karakteristik dari bahasa Java : 1.
Berorientasi Objek, Java telah menerapkan konsep pemrograman beorientasi objek dalam implementasinya.
2.
Robust, Java mendorong pemrograman yang bebas dari kesalahan dengan bersifat strongly typed dan memiliki run-time checking.
3.
Portable, program Java dapat dieksekusi di platform manapun selama tersedia JVM (Java virtual machine) untuk platform tersebut.
4.
Multithreading, Java mendukung penggunaan multithreading yang telah terintegrasi secara langsung dalam bahasa Java.
5.
Dinamis, program Java dapat melakukan suatu tindakan yang ditentukan pada saat eksekusi program dan bukan pada saat kompilasi.
6.
Sederhana, Java menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipelajari.
7.
Terdistribusi, Java dirancang pada lingkungan yang terdistribusi seperti halnya internet.
8.
Aman, aplikasi yang dibuat dengan bahasa Java dapat dipastikan keamanannya terutama untuk aplikasi internet.
9.
Netral secara arsitektur, Java tidak terikat pada suatu mesin atau sistem operasi tertentu.
10. Interpreted, aplikasi Java dapat dieksekusi pada platform yang berbedabeda dengan melakukan interpretasi pada bytecode. [Wintari & Purnama, 2011: 8-9]
31
Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek atau OOP (object oriented programming) karena semua aspek yang ada di Java adalah objek. Hal tersebut sangat memudahkan
programmer untuk
merancang,
membuat,
mengembangkan dan mengalokasikan kesalahan secara cepat, tepat, mudah dan terorganisir. Elemen-elemen dari pemrograman Java itu diantaranya : 1.
Encapsulation, mekanisme pemrograman yang mengikat data dan program bersama-sama dan mengamankannya dari penyalahgunaan dan intervensi dari luar.
2.
Polymorphism, mengakses general class dalam prosesnya.
3.
Inheritance, proses dimana penurunan suatu objek terhadap objek lain yang menjadi parent. [Andriyanto, Adian, & Sofwan, 2011: 2]
2.13
Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip -
prinsip teknik suara dalam rangka untuk memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang handal dan bekerja secara efisien pada mesin nyata. Definisi rekayasa perangkat lunak adalah sebuah teknologi yang terdiri dari lapisan-lapisan dan bertumpu pada komitmen organisasi kepada kualitas. Lapisan-lapisan dari rekayasa perangkat lunak, yaitu: 1. Fokus pada kualitas (quality focus) 2. Proses (process) 3. Metode (methods) 4. Alat bantu (tools)
32
Terdapat empat kegiatan mendasar yang umum untuk semua proses perangkat lunak, yaitu: 1.
Spesifikasi, merupakan kegiatan dimana customer mendefinisikan perangkat lunak yang akan diproduksi dan kendala pada operasi.
2.
Pengembangan, merupakan kegiatan dimana perangkat lunak ini dirancang dan diprogram.
3.
Validasi, merupakan kegiatan dimana perangkat lunak tersebut akan diperiksa untuk memastikan bahwa itu merupakan permintaan dari customer.
4.
Evolusi,
merupakan
kegiatan
dimana
perangkat
lunak
tersebut
dimodifikasi untuk memenuhi keinginan customer dan persyaratan pasar. [Pressman, 2010: 12-13]
2.14
Waterfall Model Model waterfall adalah model yang bersifat sistematis dan sekuensial
dalam pengembangan perangkat lunak yang melalui tahapan communication, planning, modelling, construction, dan deployment. Disebut waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan secara berurutan. Tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada gambar 2.1.
33
Gambar 2.1 Model Waterfall (Pressman, 2010: 39) Berikut penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut: 1. Communication Tahapan ini terdiri dari project initiation dan requirements gathering, yaitu merupakan tahap pengumpulan informasi dan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. 2. Planning Tahapan ini terdiri dari estimating, scheduling dan tracking. Pada tahap ini pengembang software
membuat perkiraan yang diperlukan serta
penjadwalan agar pembuatan software dapat selesai sesuai dengan waktu yang diperkirakan.
3. Modelling Tahapan ini terdiri dari analysis dan design. Proses ini bertujuan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi software sebelum proses penulisan kode (coding) dimulai. 4. Construction Terdiri dari proses coding dan pengujian software, pada tahap ini design software diterjemahkan menjadi bahasa yang dimengerti oleh mesin. Lalu semua fungsi software diuji coba agar software bebas dari error dan hasilnya sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. 5. Deployment
34
Terdiri dari delivery, support dan feedback. Pada tahap ini software digunakan langsung oleh customer. Pengembang juga menyediakan dokumentasi untuk semua fitur dan fungsi, dan pengembang mendapatkan umpan balik terhadap software untuk kepentingan modifikasi fitur dan fungsi. [Pressman, 2010: 39] 2.15
Unified Modelling Language (UML) UML adalah pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah
sistem piranti lunak yang terkait dengan objek. UML terdiri dari beberapa tipe diagram yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, dan Class Diagram. 2.15.1 Use Case Diagram Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem, dan pengguna. Diagram ini menyediakan informasi mengenai siapa saja yang akan menggunakan sistem tersebut dan bagaimana cara untuk menggunakannya. Terdapat beberapa komponen kunci pada use case diagram, yaitu : 1. Use cases, digunakan untuk menggambarkan deskripsi fungsional dari sistem dari perspektif pengguna (user), yang berisi satu set perilaku terkait transaksi yang biasanya dilakukan bersama-sama untuk menghasilkan nilai bagi pengguna. 2. Actors, mewakili peran orang, sistem lain, perangkat lain, ketika berkomunikasi dengan kasus penggunaan tertentu dalam sistem.
35
3. Relationships, digambarkan sebagai garis antara dua simbol pada use case diagram. Arti dari setiap relationship berbeda tergantung dari bagaimana garis tersebut ditarik dan jenis simbol yang terhubung. Terdapat beberapa jenis relationship pada use case diagram, yaitu : a. Associations, terjadi apabila hubungan antara actor dan use case tersebut mendeskripsikan interaksi antara kedua belah pihak. b. Extends, terjadi apabila terdapat hubungan antara extention use case dan use case. Sebuah use case diperbolehkan untuk mempunyai banyak extends relationship, tetapi extension use case hanya dapat dilakukan apabila bersama dengan use case yang sedang berkembang c. Include, terjadi apabila ada urutan perilaku (use case) yang digunakan dalam sejumlah kasus, dan user ingin menghindari penyalinan deskripsi yang sama ke dalam setiap use case yang digunakan. Include Relationship biasa disebut sebagai penggambaran use case yang memiliki perilaku dari use case lain. [Whitten & Bentley, 2007: 382]
36
Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram (Whitten & Bentley, 2007: 384) 2.15.2 Activity Diagram Activity Diagram digunakan untuk menggambarkan aliran berurutan dari sebuah proses use case atau business process. Selain itu, dapat juga digunakan untuk logika model dengan sistem yaitu, menggambarkan tindakan (action) yang akan dijalankan ketika suatu proses sedang berjalan dan beserta hasil dari proses yang dijalankan tersebut. Terdapat beberapa komponen dalam menggambarkan activity diagram, yaitu : 1. Initial Node, bentuk lingkaran berisi penuh melambangkan awal dari suatu proses.
37
2. Actions, bentuk persegi panjang yang mempunyai ujung lingkaran yang melambangkan tahap-tahap per individu. Sequence dari actions menunjukan total dari aktivitas yang dilihat dari diagram. 3. Flows, panah pada diagram mengindikasikan kemajuan dari sebuah actions. Kebanyakan flow tidak membutuhkan kata untuk mengidentifikasikan mereka kecuali kata tersebut keluar dari decision. 4. Decision, bentuk berlian dengan satu flow masuk dan dua atau lebih flow keluar. Flow keluar menandakan untuk indikasi sebuah kondisi. 5. Merge, bentuk berlian dengan dua atau lebih flow masuk dan satu flow keluar. Merupakan penggabungan flow yang sebelumnya dipisahkan oleh decision. 6. Fork, bar hitam dengan satu flow yang masuk beserta dua atau lebih flow yang keluar. Actions dengan flow pararel di bawah fork dapat terjadi dengan adanya urutan secara bersamaan. 7. Join, bar hitam dengan dua atau lebih flow yang masuk beserta satu flow yang keluar, tercatat pada akhir dari proses secara bersamaan. Semua actions yang menuju join harus lengkap sebelum proses dapat berlanjut. 8. Activity Final, lingkaran solid di dalam lingkaran berongga yang menandakan akhir dari proses Selain komponen – komponen di atas, terdapat dua tambahan komponen dari activity diagram, yaitu : 1. Subactivity Indicator, simbol seperti sisir terbalik yang berada pada actions mengindikasikan bahwa actions telah keluar menuju activity diagram yang lain. Hal ini dapat membantu activity diagram agar tidak menjadi terlalu kompleks.
38
2. Connector, huruf yang berada di dalam lingkaran dan memberikan alat untuk mengarut kompleksitas. Flow yang menuju connector melompati flow yang keluar dari connector dengan huruf yang sama. [Whitten & Bentley, 2007: 382-392]
Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram (Whitten & Bentley, 2007: 392)
39
2.15.3 Sequence Diagram Sequence Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dengan sistem dalam skenario use case yang sedang berlangsung. Diagram ini menggambarkan bagaimana pesan dikirim dan diterima antar objek dan urutannya. Terdapat 5 (lima) komponen penting dalam sequence diagram, yaitu : 1. Actor : ditunjukkan dengan symbol aktor 2. System : kotak yang mengindikasikan sistem sebagai ‘black box’ atau sebagai keseluruhan. Tanda (:) adalah standar notasi sequence diagram untuk mendikiasikan sebuan ‘running instance’ sistem. 3. Lifetimes : garis vertical memanjang kebawah dari actor dan system symbols, dimana mengindikasikan sequence. 4. Activition bars : sebuah jalur yang menindikasikan lama waktu ketika pengguna aktif dalam interkasi. 5. Input messages : panah horisontal dari actor ke system yang mengindikasikan masukan pesan. 6. Output messages : panah horizontal dari system ke actor yang ditandakan dengan garis putus putus. [Whitten & Bentley, 2007: 394-396]
40
Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram (Whitten & Bentley, 2007: 396) 2.15.4 Class Diagram Class Diagram adalah sebuah diagram yang memberikan gambaran grafis dari sistem struktur object statis, menunjukkan kelas objek bahwa sistem tersebut tersusun atas hubungan – hubungan antara kelas object.
41
Gambar 2.5 Contoh Class Diagram (Whitten & Bentley, 2007: 406) Dalam penggunaannya, class diagram memiliki beberapa istilah, yaitu: 1. Visibility Fungsi dari visibility dalam class diagram adalah untuk menentukan apakah atribut atau operasi dari suatu kelas dapat digunakan oleh kelas lain
42
Tabel 2.2 Penjelasan Visibility Visibility
Simbol
Keterangan
Private
-
Hanya dapat digunakan oleh kelas yang mendefinisikan
Protected
#
Dapat digunakan oleh kelas yang mendefisinikan dan turunannya
Public
+
Dapat digunakan oleh kelas yang berhubungan
2. Multiplicity and Associations Fungsi dari multiplicity dalam class diagram adalah untuk menentukan banyaknya kelas yang berhubungan dengan kelas yang dimaksud.
Gambar 2.6 Contoh Multiplicity dan Associations (Whitten & Bentley, 2007: 377)
43
3. Generalization Fungsi dari generalization pada class diagram adalah untuk menggambarkan hubungan antara superclass dan subclass. Superclass adalah bentuk umum dari subclass, subclass adalah bentuk spesifik dari superclass
Gambar 2.7 Contoh Generalization (Whitten & Bentley, 2007: 404) 4. Aggregration Fungsi dari aggregation adalah untuk menggambarkan hubungan dimana satu kelas
merupakan
bagian
dari
kelas
lain.
Dalam
agregasi
tidak
menggambarkan sebuh inheritance, tetapi bersifat asimetris. Misalnya terdapat dua buah kelas team dan play, kelas player merupakan bagian kelas dari team, tetapi team bukan bagian kelas dari player.
44
Gambar 2.8 Contoh Agregration (Whitten & Bentley, 2007: 379)
[Whitten & Bentley, 2007: 379-406] 2.16
Object Oriented Programming Object oriented programming (OOP) merupakan cara programming yang
menggunakan obyek. Objek merepresentsaikan perancangan software yang berorientasi objek dilakukan dengan membagi fungsi-fungsi berdasarkan pembagian tanggung jawab yang ditetapkan kepada setiap kelas yang dibuat. Setiap kelas menyediakan pelayanan untuk mengerjakan operasi tertentu dan dilakukan oleh objek yang dibuat dari kelas tersebut. Secara garis besar, suatu bahasa pemrograman dapat dikatakan sebagai Object Oriented Programming (OOP) apabila program tersebut mendukung konsep abstraksi (abstraction), enkapsulasi (encapsulation), polimorfisme (polymorphism), dan pewarisan (inheritance). Selain konsep-konsep ini, ada beberapa konsep fundamental lainnya, seperti kelas, objek, dan message. [Liang, 2011: 288]
45
2.17
8 Aturan Emas 8 (delapan) aturan emas dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik
untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu : 1. Konsistensi Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi,
sehingga
diperlukan
singkatan,
tombol
fungsi,
perintah
tersembunyi, dan fasilitas makro. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
46
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. 6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi keraguan pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. 7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. 8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan. [Shneiderman & Plaisant, 2010: 88-89] 2.18
Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penggunaan kuesioner ini dimaksudkan untuk mendapat informasi yang diinginkan dan mendukung terhadap penelitian.
47
[Sugiyono, 2007: 199] 2.18.1 Analisis Kuesioner Apabila form isian kuesioner telah tersebar, terkumpul, dan terisi, selanjutnya dianalisis dengan menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi data) dengan menggunakan rumus persentase yang merupakan teknik statistik sederhana yang digunakan untuk melihat seberapa banyak kecenderungan frekuensi jawaban yang diberikan responden, yaitu:
Dimana: P = persentase f = frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih responden n = jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang menjadi pilihan responden (jumlah sampel) 100% = konstanta Tabel 2.3 Kategori Persentase Persentase
Kategori
0%
Tidak seorang pun
1% - 24%
Sebagian kecil
25% - 49% Hampir setengahnya
48
50%
Setengahnya
51% - 74%
Sebagian besar
75% - 99%
Hampir seluruhnya
100%
Seluruhnya
[Santoso, 2001] 2.19
Bagan Alir (Flowchart) Flowchart merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menjelaskan
aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis. Bagan alir menggunakan
serangkaian
simbol
standar
untuk
menguraikan
prosedur
pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. 2.19.1 Simbol-simbol Flowchart Simbol dapat dikelompokan ke dalam empat kelompok sebagai berikut: 1. Input/output. Yaitu simbol yang menggambarkan alat atau media yang memberikan input kepada atau merekam output dari kegiatan pengolahan data. 2. Processing. Merupakan simbol yang menunjukan jenis alat yang digunakan untuk mengolah data (dengan komputer atau dikerjakan secara manual). 3. Storage. Simbol yang menggambarkan alat yang digunkaan untuk menyimpan data yang saat ini tidak dipakai oleh sistem.
49
4. Lain-lain. Simbol yang menunjukan arus data dan barang. Simbol ini juga menggambarkan saat mulai dan berakhirnya flowchart, serta penjelasanpenjelasan tambahan pada flowchart tersebut. Tabel 2.4 Simbol-simbol Flowchart Simbol
Nama
Penjelasan
Simbol-simbol Input/Output Dokumen
Sebuah dokumen atau laporan, dokumen dapat dibuat dengan tangan atau dicetak oleh computer.
Dokumen rangkap Digambarkan dengan menumpuk simbol dokumen dan pencetakan nomor dokumen di bagian depan dokumen pada bagian kiri atas. Input
/
Output, Digunakan untuk menggambarkan berbagai media input dan output dalam Jurnal/Buku Besar sebuah flowchart program. Menggambarkan jurnal dan buku besar dalam flowchart dokumen. Tampilan
Pemasukan
Informasi ditampilkan oleh alat output online seperti terminal CRT atau monitor computer PC. data Entri data oleh alat on-line seperti terminal CRT atau komputer pribadi.
on-line Terminal
CRT, Simbol tampilan dan entri data digunakan bersama-sama untuk menggambarkan Komputer Pribadi terminal CRT dan computer pribadi
50
Simbol-simbol Pemrosesan Pemrosesan
Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksanakan oleh komputer biasanya menghasilkan perubahan terhadap data atau informasi.
komputer
Kegiatan manual
Sebuah kegiatan pemrosesan dilaksanakan secara manual.
Kegiatan
Sebuah fungsi pemrosesan yang dilaksakan dengan menggunakan alat selain computer.
campuran Kegiatan pemasukan
yang
Sebuah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah alat pemasukan data data off-line (entri data ke disket, register kas).
off-line Disk bermagnit
Data disimpan secara permanen data disk bermagnit, digunakan untuk menyimbolkan file induk (master file).
Pita bermagnit
Data disimpan bermagnit
Disket bermagnit
Data disimpan dalam sebuah disket.
dalam
sebuah
pita
Penyimpanan on- Data disimpan sementara dalam file online line dalam sebuah media direct access seperti disket. Arsip N
Arsip dokumen disimpan dan diambil secara manual. Huruf didalamnya menunjukan cara pengurutan arsip: N = Urut nomor; A = Urut abjad; T = Urut tanggal
51
Simbol-simbol Arus dan Simbol lain-lain Arus dokumen Arah arus dokumen atau pemrosesan, arus atau pemrosesan normal adalah ke kanan atau ke bawah. Arus data informasi
atau Arah arus data atau informasi; sering digunakan untuk menunjukan data yang dikopi dari sebuah dokumen ke dokumen lain.
Hubungan komunikasi
Transmisi data dari sebuah lokasi ke lokasi lain melalui saluran komunikasi.
Penghubung Menghubungkan bagan alir pada halaman dalam sebuah yang sama. Simbol ini digunakan untuk halaman menghindari terlalu banyak anak panah yang saling melintang dan membingungkan. Penghubung pada Menghubungkan bagan alir yang berada halaman berbeda dihalaman yang berbeda.
Arus barang
Perpindahan fisik barang; digunakan terutama dalam bagan alir dokumen
Terminal
Digunakan untuk memulai, mengakhiri, atau titik henti dalam sebuah proses atau program; juga digunakan untuk menunjukan pihak eksternal.
Keputusan
Sebuah tahap pembuatan keputusan; digunakan dalam bagan alir program computer untuk menunjukan cabang bagi alternative cara.
Anotasi
Tambahan penjelasana deskriptif atau keternagan, atau catatan sebgaai klarifikasi.
[Krismiadji, 2010: 71]