BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelurahan Proyonanggan Utara Batang merupakan salah satu daerah pengolahan ikan, diantaranya ikan asap dan ikan asin. Banyaknya pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara membuat usaha ini mampu menyerap banyak tenaga kerja hingga mampu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pendapatan yang cukup baik membuat para pedagang ikan semakin bertambah. Meskipun dalam berdagang kadang ramai dan kadang sepi, akan tetapi naik turunnya pendapatan pedagang ikan tidak mempengaruhi minat seseorang untuk berdagang ikan.di dunia tidak terlepas dari kegiatan yang bersifat ekonomi.Salah satunya yaitu berdagang. Masyarakat di Kelurahan Proyonangan Utara sebagian besar mempunyai usaha di sektor ini. Modal dan tenaga kerja adalah salah satu faktor utama dalam meningkatkan pendapatan pedagang. Namun kadang untuk mencapai semua itu seseorang tidak memperhatikan nilai Islaminya. Oleh karena itu sistem ekonomi Islam perlu diterapkan dalam setiap kegiatan ekonomi. Pedagang merupakan profesi yang rawan dalam mempertahankan dan menerapkan etika bisnis Islam dalam menjalankan jual belinya. Keuntungan yang lebih merupakan faktor utama dalam meninggalkan
1
2
etika dan moralitas dalam berdagang yang sesuai dalam etika bisnis Islam, Oleh karena itu penerapan etika dan ekonomi Islam dalam berbisnis sangatlah penting. Manusia muslim, individu maupun kelompok dalam lapangan ekonomi atau bisnis disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Namun, disisi lain ia terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bebas mutlak dalam menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya.1 Pedagang yang memiliki modal harus memanfaatkan modalnya dengan baik dan tentunya dijalan yang benar, Allah telah menjelaskan bahwa Dia-lah yang telah menciptakan harta kekayaan dan tenaga manusia serta Dia-lah yang mencukupkan rejeki yang deperlukan manusia untuk keperluan hidup dan melaksanakan kewajiban kepada Allah dan masyarakat. Allah-lah yang menciptakan bumi, laut, langit dan segalanya. Manusia
diberi
kebebasan
untuk
memanfaatkannya.Dalam
hal
pemanfaatannya Allah tidak akan ikut campur didalamnya. Semuanya diserahkan kepada manusia
baik yang berkaitan dengan cara
memproduksi, mendistribusikan maupun dalam mengkonsumsi. Yang ada hanyalah aturan-aturan agar manusia mendapatkan maslahatNya.2 Modal yang mereka miliki harus didapat dari kerja keras mereka sendiri, bukan hasil mencuri, bukan dari meminjam dari rentenir yang didalamnya terdapat unsur riba, Permodalan dengan jalan riba yaitu 1
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1997), hlm.
53. 2
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2004), hlm. 40.
3
pengambilan keuntungan dengan cara mengeksploitasi tenaga orang lain,3dan ketika modal tersebut berasal dari pinjaman bank, maka pinjaman tersebut harus berasal dari pembiayaan di perbankan syariah. Modal awal para pedagang ikan di Kelurahan Proyonangaan Utara Batang berkisar antara Rp. 500 ribu bahkan sampai Jutaan Rupiah. Selain modal, tenaga kerja juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu usaha untuk mendukung suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa tenaga kerja manusia tidak mungkin berbagai kegiatan suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu usaha yang mempunyai tenaga kerja yang handal, terampil dan berkualitas, maka akan menghasilkan jumlah produk yang lebih meningkat. Sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang akan diperoleh para pengusahan. Untuk meningkatkan pendapatan, pedagang ikan juga tidak boleh menjalankan usahanya dengan cara-cara yang tidak baik. Pedagang atau pengusaha tidak boleh melakukan hal–hal yang dilarang dalam Islam. Misalnya menjual ikan yang tidak segar dan mengatakan bahwa ikan tersebut segar dan berkualitas baik. Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Awal, Tenaga Kerja dan PerilakuKewirausahaan terhadap Pendapatan Pedagang Ikan (Studi di Keluraham Proyonanggan Utara Batang)”. 3
Adimas Fahmi Firmasyah, Praktek Etika Islam (Studi Kasus pada Toko Santri Surakarta), (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013).
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masalah : 1.
Apakah modal awal berpengaruh terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang?
2.
Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang?
3.
Apakah perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang ?
4.
Apakah modal awal, tenaga kerja, dan perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang ikan diKelurahaan Proyonanggan Utara Batang?
C. Batasan Masalah Pembatasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah hanya terkait pada modal awal pedagang ikan, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan serta tingkat pendapatan pedagang ikan
di Kelurahan
Pronanggan Utara Batang. Pengumpulan data modal awal, tenaga kerja, perilaku kewirausahaan, pendapatan pedagang ikan dan kuesioner para pedagang ikan dimulai dari bulan Agustus 2014 sampai dengan Maret 2015.
5
Dengan pembatasan masalah ini dapat diketahui tentang pengaruh modal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaa terhadap pendapatan pedagang ikan.
D. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh modal awal terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
2.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan pedagang ikan Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
3.
Untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
pengaruh
perilaku
kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. 4.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh modal awal, tenaga kerja, dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
E. Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara Teoritis a.
Sebagai bahan kajian bagi akademis untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya manajemen keuangan.
6
b.
Memberikan suatu wawasan dan pengetahuan tentang atribut yang mempengaruhi modal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan.
2.
Secara Praktis a.
Bagi Pedagang Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi pedagang ikan khususnya tentang pengaruh pendapatan pedagang ikan.
b.
Bagi Peneliti lain Penelitian ini bisa menjadi referensi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang dan diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna terutama dalam menganalisis variabel-variabel yang terkait dengan pengaruh modal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan.
F. Tinjauan Pustaka 1.
Penelitian Terdahulu Penulis menyadari bahwa penelitian ini bukan merupakan penelitian yang pertama kalinya dilakukan. Hal ini dikarenakan penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang telah banyak dilakukan namun variabel yang ditelti tidak memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu, adapun
7
ada kesamaan dengan penelitian terdahulu itu tidak bersifat mutlak. Penelitian-penelitian terdahulu dan juga digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Nurhidayah Ilham4mengadakan penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar dan laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep. Data penelitian ini diperoleh dari kuisioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan pihak yang terkait yaitu kepada pedagang di pasar tradisional Kabupaten Pangkep, mengenai modal usaha, biaya tenaga kerja, lama usaha, dan omzet penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa pasar dan laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel modal usaha (X1) tidak berpengaruh terhadap pangsa pasar, biaya tenaga kerja (X2), lama usaha (X3), omzet penjualan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pangsa pasar pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep. Sedangkan modal usaha (X1), biaya tenaga kerja (X2), dan lama usaha (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep dan omzet penjualan berpengaruh positif dan signifikan
4
Nurhidayah Ilham, AnalisisFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pangsa Pasardan Laba Usaha Dagang pada Pasar Tradisional di Kabupaten Pangkep, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hassanudin Makassar, 2014)
8
terhadap laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep. Teguh Hany Wicaksono5meneliti tentang Analisis Variabelvariabel yang Mempengaruhi Jumlah Produksi pada Industri Kecil Keripik Tempei Kota Malang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda dan menggunaka data primer dan sekunder yang didat dari hasil survey. Variabel Independen yang digunakan adalah jumlah modal, jumlah tenaga kerja, dan
biaya bahan baku dan lama usaha. Sedangkan
variabel dependennya adalah jumlah produksi. Penelitian ini berttujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah produksi Industri kripik tempe Kota Malang. Hasil analisis yang diperoleh dari hasil penelitian menyebutkan bahwa modal, tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang. Dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap jumlah produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang.
5
Teguh Hanny Wicaksono, Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Jumlah Produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2014).
9
AfiatNasuha6 mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Lama Usaha dan Pendidikan Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Batik Gedog
Kabupaten Tuban.
Penelitian ini menggunakan jenis metode eksplanatori. Data dan informasi yang diperlukan terdiri dari data primer yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh faktorfaktor tersebut terhadap
pendapatan pengusaha industri batik gedog di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Hasil pengujian secara serentak menunjukkan bahwa faktor modal, curahan jam kerja dan variasi jenis berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan sedangkan secara parsial faktor pendidikan
tidak
mempunyai
pengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa faktor jumlah tenaga kerja merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pendapatan pengusaha industri batik gedog di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor modal, jumlah tenaga kerja, lama usaha dan pendidikan berpengaruh nyata dan positif terhadap pendapatan pengusaha industri batik gedog di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
6
Afiat Nasuha, Pengaruh Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Lama Usaha dan Pendidikan Terhadap Pendapatan Pengusaha Industri Batik Gedog di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember, 2007)
10
Michell Rinda Nursandy7 mengadakan penelitian di Desa Sumber Tengah Kabupaten Bondowoso dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh modal, lama usaha, dan jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan pengusaha tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara bersama-sama variabel modal, lama usaha, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal. Kabupaten Bondowoso sedangkan secara parsial variabel modal dan lama usaha berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan sedangkan variabel jumlah tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Murni Setyana8 mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Modal dan Hasil Penjualan Terhadap Tingkat Pendapatan pada Home Industry Carica Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 15 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sedangkan metode analisis
7
Michell Rinda Nursandy, Faktor faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Tape di Desa Bondowoso,(Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember, 2013). 8 Murni Setyana, Pengaruh Modal dan Hasil Penjualan Terhadap Tingkat Pendapatan pada Home Industry Carica Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, (Skripsi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2013).
11
data untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan
analisis
regresi
ganda
dan
pengujian
hipotesis
menggunakan uji t dan uji F. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap tingkat pendapatan pada home industry carica di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, Untuk mengetahui pengaruh hasil penjualan terhadap tingkat pendapatan pada home industry carica di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo dan
Untuk Mengetahui pengaruh modal dan hasil
penjualan terhadap tingkat pendapatan pada home industry carica di Kecamatan
Kejajar
Kabupaten
Wonosobo.Dari
hasil
analisis
deskriptif diketahui bahwa modal terhadap hasil penjualan dinyatakan tinggi yakni 53,3%, hasil penjualan dinyatakan tinggi yakni 60%, sedangkan tingkat pendapatan dinyatakan tinggi 33,3%. M. Rizki Wardhana Subono9 mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu Di Kecamatan Soko Kabupaten Mojokerto. Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh faktor-faktor tersebut di atas terhadap tingkat pendapatan pengrajin sepatu di kecamatan Soko Kabupaten Mojokerto.
9
M.Rizky Wardhana Subono, Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2013).
12
Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan pengrajin sepatu baik register maupun non register dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja, lama usaha, tingkat pendidikan dan jumlah produksi. Pendapatan pengrajin sepatu register dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja dan jumlah prduksi, sedangkan pendapatan pengrajin sepatu non register dipengaruhi oleh jumlah produksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan antara pengrajin sepatu register dan non register dalam memperoleh pendapatan, pengrajin sepatu register memiliki kelebihan didalam penggunaan tenaga kerja karena adanya sistem kontrak hasil produk dengan industri sepatu besar. Selanjutnya pengrajin sepatu non register hanya dengan meningkatkan jumlah produksinya. didorong dengan pemasaran yang baik akan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan pengrajin. Karof Alfentino Lamia10 mengadaka penelitian tentang Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan.Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pengaruh faktor-faktor tersebut di atas terhadap tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. 10
Karof Alfentio Lamia, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 4 Desember 2013.
13
Berdasarkan penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa modal, tenaga kerja, pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan, sedangkan untuk lama pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan strategi yang efektif untuk kegiatan peningkatan pendapatan nelayan, dan diharapkan pihak pemerintah dapat memberikan bantuan pada para nelayan dengan melakukan kerja sama dengan pihak lembaga keuangan bank dan non bank agar dapat memberikan pinjaman modal dan disamping itu peningkatan keahlian para nelayan perlu diperhatikan pemerintah melalui SKPD melalui program pelatihan. Rosy Pradipta Angga Purnama11 mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha dan Teknologi Proses Produksi Terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota Blitar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
regresi
linier
berganda
yang
ditransformasikan ke bentuk logaritma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja, lama usaha, dan teknologi proses produksi terhadap produksi kerajinan kendang jimbe di Kota Blitar.
11
Rosy Pradipta Angga Purnama, Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha dan Teknologi Proses Produksi Terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota Blitar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2013).
14
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel tenaga kerja (X2) dan variabel dummy teknologi proses produksi (X4) memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel produksi (Y), sedangkan variabel modal (X1) dan variabel lama usaha (X3) tidak mempengaruhi
produksinya.
Hasil
pengujian
secara
simultan
diperoleh nilai Fhitung (57,779) > Ftabel (2,397) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,05). Hal ini disimpulkan bahwa secara bersamasama terdapat pengaruh yang nyata dari variabel Modal (X1), Tenaga Kerja (X2), Lama Usaha (X3), dan Teknologi Proses Produksi (X4) D1 dan D2 terhadap variabel Produksi (Y) dengan tingkat batas kesalahan 5%. Yuliandini12 mengadakan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan Pedagang Bakso Sapi Keliling. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena Kota Bogor berpotensi untuk pengembangan usaha bakso, khususnya bakso sapi. Penentuan lokasi sampel (desa kelurahan) dilakukan dengan menggunakan metode Teknik Acak Sederhana (Simple Random Sampling) dan responden yang dipilih yaitu responden yang ditemui saat penjaringan (Accidental Sampling). Jumlah sampel sebanyak 35 responden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatanl keuntungan usaha, menganalisis besarnya kontribusi pendapatan dari 12
Yuliandini, Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan Pedagang Sapi Keliling di Kota Bogor, (Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, 2013).
15
usaha bakso sapi keliling terhadap pendapatan total keluarga dan mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, lokasi usaha dan nilai masyarakat sekitar lokasi usaha terhadap perilaku kewirausahaan pedagang bakso sapi keliling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pedagang bakso, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti BPS, Dinas Tenaga Kerja dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan semua (100%) pedagang bakso sapi keliling berjenis kelamin laki-Iaki dengan kisaran umur 19-61 tahun. Responden sebagian besar (57,14%) berasal dari daerah Jawa Tengah, serta tingkat pendidikan paling banyak (37,14%) adalah tamatan SLTP. Jumlah anggota keluarga umumnya berjumlah 3-4 orang (54,29%). Pengalaman usaha berkisar antara 1 bulan - 27 tahun. Rp. 5. 648. 580, 79/tahunlpedagang. Rata-rata kontribusi pendapatan pedagang bakso sapi keliling terhadap pendapatan total keluarga sebesar
91,82%.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perilaku
kewirausahaan pedagang bakso sapi keliling di Kota Bogor adalah pendidikan,
pengalaman
usaha,
motivasi
dan
lokasi
usaha
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kewirausahaan dengan nilai F = 35,24 pada taraf signifikasi 0,01.
16
Rosetyadi Artistyan Firdausa13 mengadakan penelitian di Pasar Bintoro Demak terkait dengan pengaruh modal awal, lama usaha, dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang. Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode ekonometrika. Selain itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat, peneliti juga menggunakan teknik analisis data dengan metode kuadrat terkecil biasa. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan mengkaji tentang pengaruh faktor-faktor tersebut di atas terhadap tingkat pendapatan pedagang kios di pasar Bintoro Demak. Dengan penggunaan metode dan teknik tersebut, maka didapatkan hasil penelitian bahwa variabel bebas (modal awal) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (tingkat pendapatan) dapat diterima. Laba usaha secara parsial juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan dapat diterima, serta variabel bebas (jam kerja) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (tingkat pendapatan) dapat diterima. Sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tersebut yaitu bahwa variabel bebas (modal awal, lama usaha, dan jam kerja) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (tingkat pendapatan)
13
Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2012).
17
Taufik, Isbandi, Dyah14 mengadakan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Sikap Peternak Terhadap Pendapatan pada Usaha Peternak itik di Kelurahan Pesurungan Lor Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi. Penentuan jumlah responden menggunakan simple random sampling sebanyak 100 orang peternak. Analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda dengan bantuan program SPSS versi 17.0 dengan model Y = β 0 + βX + δ. Variabel dalam penelitian ini, yaitu Y = Pendapatan Peterak (Revenue Cost Ratio), X = Sikap Peternak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sikap peternak terhadap pendapatan pada usaha peternakan itik Tegal. Aspek pendapatan ini diukur melalui Revenue Cost Ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran biaya yang nantinya akan menunjukkan tingkat keuntungan yang dicapai. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata peternak itik memiliki sikap beternak (kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam kategori baik. Rata-rata pendapatan peternak itik adalah Rp. 28.822.292,00 dengan rata-rata skala usaha sebanyak 511 ekor. Keuntungan peternak itik per ekornya adalah Rp 56.403,00 nilai Revenue Cost Ratio (RCR) adalah 1,25, artinya peternak mampu memperoleh keuntungan sebesar 25% per periode. Pengaruh faktor sikap peternak sebesar 59,6% terhadap pendapatan peternak. 14
D.K Taufik, Isbandi, Dyah, Analisis Pengaruh Sikap Peternak Terhadap Pendapatan pada Usaha Peternak Itik di Kelurahan Pesurungan Lor Kota Tegal, (Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang, 2012).
18
Ifany Damayanti15 mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Kota Gede Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey dengan bantuan instrument kueisioner dalam pengambilam data. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan analisis regresi linear berganda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja, dan jenis dagangan (keanekaragaman barang) terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta. Dalam pengujian hipotesis didapatkan hasil bahwa variabel independen yang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede yaitu modal dan jam kerja dengan tingkat signifikansi α= 5%. Sedangkan pada variabel jenis dagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta dengan tingkat signifikansi α= 5% Yustinus Nugroho Budi Santoso16 mengadakan penelitian yang berjudul Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Pendapatan Pedagang Kaki Lima. Penulis menggunakan populasi
15
Ifany Damayanti, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta, (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011). 16 Yustinus Nugroho Budi Santoso, Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Pendapatan Pedagang Kaki Lima, (Skripsi Jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Satana Dharma Yogyakarta, 2001).
19
sebanyak 250
dari sampel sebanyak 25
responden dengan
menggunakan metode Proporsional Random Sampling dan metode pengumpulan data dengan wawancara, kueisioner, dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi
tinngi
rendahnya
pendapatan
pedagang
kaki
lima.Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil yaitu faktor modal mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki lima (r245,6%), Faktor lokasi menimbulkan perbadaan pendapat antara pedagang kaki lima di jalan Gegayan dan jalan Malioboro. A.A Istri Agung Vera Laksmi Dewi, N. Djinnar Setiawina, I G. B. Indrajaya17 mengadakan penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Pedagang Canang di Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curahan jam kerja, jumlah pekerja, modal usaha, dan lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang canangsecara serempak dan parsial di Kabupaten Badung. Populasi adalah seluruh pedagang canang yang pengelolaannya diawasi oleh Perusahaan Daerah Pasar yaitu sebanyak 105 pedagang canang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan variabel Curahan jam kerja, Jumlah tenaga kerja, Modal usaha dan Lokasi usaha secara serempak berpengaruh terhadap pendapatan Pedagang canang di Kabupaten Badung. Dari keempat variabel yang digunakan Curahan jam kerja, 17
A. A. IstriAgung Vera Laksmi Dewi, N. Djinnar Setiawina, I G. B. Indrajaya, Analisis Pendapatan Pedagang Canang di Kabupaten Bandung, (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali), tanpa tahun.
20
Jumlah tenaga kerja, Modal usaha dan Lokasi usaha secara parsial menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan Pedagang canang di Kabupaten Badung. Tyas Sasetyowati dan Susanti Kurniawati18 mengadakan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pendapatan Sembako (Studi Kasus Pada Pedagang Sembako Di Pasar Panajung Kecamatan Pangandaran). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dan angket digunakan sebagai alat pengumpul data. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako di Pasar Panajung Panggandaran.Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwasecara parsial maupun simultan modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan.
18
Tyas Sasetyowati dan Susanti Kurniawati, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Sembako (Studi pada Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran), tanpa tahun.
21
Tabel 1.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1
Nama Peneliti Judul dan Tahun Nurhidayah Ilham analisis faktor-faktor (2014) yang mempengaruhi pangsa pasar dan laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep.
Metode
Temuan
Perbedaan
Data penelitian diperoleh dari kuisioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung. Variabel independen: modal usaha, biaya tenaga kerja, lama usaha, dan omzet penjualan. Variabel dependen: pangsa pasar dan laba usaha dagang.
Secara parsial variabel modal usaha (X1) tidak berpengaruh terhadap pangsa pasar, biaya tenaga kerja (X2), lama usaha (X3), omzet penjualan (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pangsa pasar pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep. Sedangkan modal usaha (X1), biaya tenaga kerja (X2), dan lama usaha (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep dan omzet penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha dagang pada pasar tradisional di Kabupaten Pangkep.
Variabel modal usaha, biaya tenaga kerja, lama usaha, dan omzet penjualan. Serta objek yang diteliti berbeda.
22
2
Teguh Hany Wicaksono (2014)
3
AfiatNasuha (2013)
4
MichelRindaNurs andy (2013)
Analisis Variabelvariabel yang Mempengaruhi Jumlah Produksi pada Industri Kecil Keripik TempeKota Malang.
Teknik analisa regresi berganda. Variabel Independen: jumlah modal, jumlah tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha. Variabel dependen: jumlah produksi. Pengaruh Modal, Penelitian ini Jumlah Tenaga Kerja, menggunakan jenis Lama Usaha dan metode eksplanatori. Pendidikan Terhadap Data dan informasi Pendapatan Pengusaha yang diperlukan Industri Batik Gedog terdiri dari data primer Kabupaten Tuban. yang diperoleh dari daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Faktor-Faktor Yang Analisis regresi linier Mempengaruhi berganda. Pendapatan Pengusaha variabelndependen: Tape di Desa Sumber modal, lama usaha, Tengah dan jumlah tenaga BinakalKabupatenBon kerja. dowoso Variabeldependenpen dapatanpengusaha tape.
Hasil analisis yang diperoleh dari hasil penelitian menyebutkan bahwa modal, tenaga kerja, dan biaya bahan baku dan lama usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah produksi pada Industri Kecil Keripik Tempe di Kota Malang.
Serta objek yang ditelitijugaberbeda.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor modal, jumlah tenaga kerja, lama usaha dan pendidikan berpengaruh nyata dan positif terhadap pendapatan pengusaha industri batik gedog di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Y=variabel modal, jumlah tenaga kerja, lama usaha, dan pendidikan. Serta objek penelitiaanya berbeda.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara bersama-sama variabel modal, lama usaha, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha tape di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal. Kabupaten Bondowoso sedangkan secara parsial variabel modal dan lama usaha berpengaruh
Variabel modal, lama usaha, dantenagakerja. Serta objekpenelitiannya berbeda
23
5
MurniSetyana (2013)
6
M.Rizky Wardhana Subono (2013)
7
Karof Alfentio Lamia (2013)
Pengaruh Modal dan Hasil Penjualan Terhadap Tingkat Pendapatan pada Home Industry Carica Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pengrajin Sepatu.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan.
secara signifikan terhadap pendapatan sedangkan variabel jumlah tenaga kerja secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Analisis regresi ganda. Dari hasil analisis deskriptif Variabelindependen: diketahui bahwa modal terhadap modal, hasilpenjualan. hasil penjualan dinyatakan tinggi Variabeldependen: yakni 53,3%, hasil penjualan tingkatpendapatan dinyatakan tinggi yakni 60%, Home Industry Carica sedangkan tingkat pendapatan dinyatakan tinggi 33,3%. Analisis regresi linier berganda. Variabel independen: tenaga kerja, lama usaha, tingkat pendidikan, jumlah produksi dan variabel dependen: pendapatan pengrajin sepatu. Analisis regresi linier berganda. Variabel independen: modal. Tenaga kerja dan pengalaman dan variabel dependen:
Variabel yang digunakan berbeda yaitu modal dan hasil penjualan. Serta objekpenelitiannya berbeda.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil yaitu pendapatan pengrajin sepatu baik register maupun non register dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja, lama usaha, tingkat pendidikan dan jumlah produksi.
Variabel yang diteliti berbeda yaitu modal awal, lama usaha, dan jam kerja. Serta objekpenelitiannya berbeda.
Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil yaitu modal, tenaga kerja, pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan, sedangkan untuk lama pendidikan tidak berpengaruh
Variabel yang diteliti berbeda yaitu modal, tenaga kerja, dan pengalaman.
24
8
Rosy Pradipta Angga Purnama (2013)
Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha dan Teknologi Proses Produksi Terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota Blitar.
9
Yuliandini (2013)
Analisis Pendapatan dan Faktor Kewirausahaan Pedagang Bakso Sapi Keliling di Kota Bogor.
tingkat pendapatan nelayan. Regresi linier berganda yang ditransformasikan ke bentuk logaritma. Variabel independen: modal,tenaga kerja, lama usaha, dan teknologi proses produksi dan variabel dependen: produksi kerajinan Kendang Jimbe. Teknik Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Variabelindependen: pendidikan, pengalamanusaha, motivasi, lokasi. Variabeldependen: PerilakuKewirausahaa n.
terhadap pendapatan nelayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel tenaga kerja (X2) dan variabel dummy teknologi proses produksi (X4) memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel produksi (Y), sedangkan variabel modal (X1) dan variabel lama usaha (X3) tidak mempengaruhi produksinya.
Variabel yang diteliti berbeda yaitu modal, tenaga kerja, lama usaha, dan teknologi aaproses produksi. Serta objekpenelitiannya berbeda.
Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan pedagang bakso sapi keliling di Kota Bogor adalah pendidikan, pengalaman usaha, motivasi dan lokasi usaha berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kewirausahaan dengan nilai F = 35,24 pada taraf signifikasi 0,01.
Variabelpendidikan , pengalamanusaha, motivasi, lokasi. Serta objek yang ditelitiberbeda.
25
10
Rosetyadi Artistyan Firdausa (2012)
pengaruh modal awal,lama usaha,dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang kios di Pasar Bintoro Demak
metode kuantitatif dan dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode ramdom sampling. Variabel independen: modal awal,lama usaha,dan jam kerja,dan variabel dependen: pendapatan pedagang kios di pasar Bintoro Demak
11
Taufik, Isbandi, Dyah (2012)
Analisis Pengaruh Sikap Peternak Terhadap Pendapatan pada Usaha Peternak Itik di Kelurahan Pesurungan Lor Kota Tegal.
Analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda. Variabelindependen: Sikappeternak, Revenue cost ratio. Variabeldependenpen dapatanpeternakitik.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen yaitu modal awal, lama usaha dan jam kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah pendapatan pedagang kios di Pasar Bintoro Demak diterima. Dari ketiga variabel tersebut yang paling dominan pengaruhnya terhadap jumlah pendapatan pedagang adalah variabel modal usaha, dengan nilai t-hitung sebesar 9,041 dan probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata peternak itik memiliki sikap beternak (kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam kategori baik. Rata-rata pendapatan peternak itik adalah Rp 28.822.292,00 dengan rata-rata skala usaha sebanyak 511 ekor. Keuntungan peternak itik per ekornya adalah Rp 56.403,00 nilai Revenue Cost Ratio (RCR) adalah 1,25, artinya peternak mampu memperoleh keuntungan sebesar 25% per periode. Pengaruh faktor sikap peternak sebesar 59,6%
Variabel yang diteliti berbeda yaitu modal awal, lama usaha, dan jam kerja. Serta objekpenelitiannya berbeda.
Variabelindepende n: Sikappeternak, Revenue cost ratio. Serta variabel yang ditelitiberbeda.
26
12
Ifanny Damayanti (2011)
Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Kota Gede Surakarta.
Analisis regresi linear berganda. Variabelindependen: umur, lama usaha, modal, jam kerja, dan jenis dagangan (keanekaragaman barang).Variabeldepen den: pendapatanpedagang
13
Yustinus Nugroho Faktor Faktor yang Budi Santoso Mempengaruhi Tinggi (2001) Rendahnya Pendapatan Pedagang Kaki Lima.
14
A.A Istri Agung Vera Laksmi Dewi, N. Djinnar Setiawina, I G. B. Indrajaya
Metode yang digunakan dalam penelitian iniProporsional Random Sampling . Variabel Independen: modal dan lokasi. Variabel dependen :pendapatan pedagang kaki lima. analisis regresi linier berganda.Variabelinde penden: jam kerja, jumlah pekerja, modal usaha, dan lokasi
Analisis Pendapatan Pedagang Canang di Bandung.
terhadap pendapatan peternak. hasil bahwa variabel independen yang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede yaitu modal dan jam kerja dengan tingkat signifikansi α= 5%. Sedangkan pada variabel jenis dagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta dengan tingkat signifikansi α= 5% Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil yaitu faktor modal mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan pedagang kaki lima (r245,6%), Faktor lokasi menimbulkan perbadaan pendapat antara pedagang kaki lima di jalan Gegayan dan jalan Malioboro.
jam kerja, Jumlah tenaga kerja, Modal usaha dan Lokasi usaha secara serempak menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
Variabel yang digunakan berbeda yaitu umur, lama usaha, modal, jam kerja, dan jenis dagangan (keanekaragaman barang) . Serta objekpenelitiannya berbeda.
Variabel yang diteliti berbeda yaitu meliputi modal dan lokasi. Serta objekpenelitiannya berbeda.
Variabel jam kerja, jumlahtenagakerja, modal usaha, danlokasiusaha. Serta
27
15
Tyas Sasetyowati dan Kurniawati
usaha. Variabeldepeden: pendapatan pedagang canang Analisis Faktor-Faktor Analisis data regresi Yang mempengaruhi linier berganda. Pendapatan Variableindependen: Sembako(Studi Kasus modal, perilaku Pada Pedagang kewirausahaan dan Sembako Di Pasar persaingan. variabel Panajung Kecamatan dependen: Pendapatan Pangandaran). Sembako.
Pedagang canang di Kabupaten Badung.
objekpenelitiannya berbeda.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan perilaku kewirausahaan dan persaingan berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan. Melalui koefisien determinasi (R2), diketahui bahwa ketiga variabel bebas tersebut mempengaruhi atau memberikan kontribusi sebesar 84,25% terhadap naik turunnya pendapatan pedagang sembako
Variabel yang diteliti berbeda yaitu modal, perilaku kewirausahaan, dan persaingan. Serta objekpenelitiannya berbeda.
28
2.
Kerangka Teori Di dalam penelitian ini,penulis mengumpulkan beberapa referensi
guna menghasilkan sebuah karya ilmiah, beberapa
diantaranya adalah: c.
Pengaruh Modal awal terhadap Pendapatan Modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan.Modal merupakan salah faktor utama dalam menjalankan uaha berdagang. Tidak sedikit pedagang kecil yang membutuhkan modal untuk memperbaiki usahanya, dan hal ini menjadikan mereka berlomba-lomba untuk mencari modal yang lebih banyak.19 Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pendapatan para pedagang pasar yaitu modal. Modal usaha yang relatif besar jumlahnya akan memungkinkan suatu unit penjualan dengan banyak jenis produk. Dengan cara tersebut, pendapatan yang akan didapatnya juga semakin besar. Dalam membangun sebuah bisnis dibutuhkan sebuah dana atau dikenal dengan modal. Bisnis yang dibangun tidak akan berkembang tanpa didukung dengan modal. Sehingga modal dapat dikatakan sebagai jantungnya bisnis yang dibangun tersebut. Biasanya modal dengan biaya sendiri memberikan arti bahwa dana tersebut dipersiapkan oleh
19
Iva Rohmawati, Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Keputuan Pengambilan Modal pada Lembaga Kredit Informal (Studi pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Singosari Malang), (Skripsi Universitas Islam Negeri Malang, 2008).
29
pembisnis yang bersangkutan.Modal yang mereka miliki harus didapat dari kerja keras mereka sendiri, bukan hasil mencuri, bukan dari meminjam dari rentenir yang didalamnya terdapat unsur riba, Permodalan dengan jalan riba yaitu pengambilan keuntungan dengan cara mengeksploitasi tenaga orang lain 20dan ketika modal tersebut berasal dari pinjaman bank, maka pinjaman tersebut harus berasal dari pembiayaan di perbankan syariah. Biasanya modal yang mereka gunakan adalah modal sendiri, karena jika meminjam mereka takut tidak bisa membayar dengan tepat waktu, hal itu jg bisa termasuk dalam kedzaliman. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad.21 ْ وَاِذَا اُتْبِعَ اَحَدُكُنْ عَلَى هَلِئٍ فَلْيُتْبَع،ٌمَ طْلُ اْلغَنِّيِ ضَلْن Artinya” Penahanan orang yang mampu itu satu kedzaliman, dan apabila seseorang daripada kamu diserahkan kepada orang yang mampu hendaklah ia menerima serahan itu”. Perbuatan tidak mau membayar hutang oleh orang yang mampu atau ia memanjang-manjangkan temponya itu dinamakan mathal, penahanan.
20
Adimas Fahmi Firmasyah, Praktek Etika Islam (Studi Kasus pada Toko Santri Surakarta), (Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013). 21 Al- Hafizh Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, (Jakarta: Pustaka Amani , 2000), hlm. 388
30
Menurut Rosetyadi Artistan Firdausa22, Modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan. Sehingga dalam hal ini modal bagi pedagang juga merupakan salah
satu
faktor
produksi
yang
mempengaruhi
tingkat
pendapatan pedagang. Didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. d.
Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Tenaga kerja juga bisa diartikan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Masa kerja merupakan lamanya bekerja yang dilakukan dalam
22
Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2012)
31
pekerjaan, dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan baik secara horizontal maupun vertikal. Peningkatan secara vertikal berarti memperdalam suatu bidang tertentu. Bila latihan-latihan tersebut betul-betul dikaitkan dengan penggunaan dalam
pekerjaan
sehari-hari,
dapat
disimpulkan
tingkat
produktivitas tenaga kerja juga berbanding lurus dengan jumlah dan lama latihan yang diperoleh. Tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai faktor produksi yang aktif untuk mengolah dan mengorganisir faktor-faktor produksi lain. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja yang cukup tidak hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja yang cukup tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja.23 Pengertian umum
tenaga
kerja
adalah
kemampuan
manusia
untuk
mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Tenaga kerja sebagai faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena semua kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasidan diolah oleh manusia. Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung, tetapi tanpa usaha manusia semuanya akan tetap tersimpan di alam. Oleh karena itu 23
Michell Rinda Nursandy, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape Di Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso, (Skripsi Ilmu Ekonomi dan Syariah Universitas Jember, 2013).
32
disamping adanya sumber alam juga harus ada manusia yang bekerja
sungguh-sungguh,
tekun,
bijaksana
agar
mampu
mengambil sumber alam sesuia kebutuhan untuk kepentingannya. Al-Qur’an telah memberikan penekanan yang
lebih terhadap
tenaga kerja manusia. Prinsip dasar dalam hidup adalah kerja dan kerja keras. Ini dapat dilihat dari petikan surat An-Najm:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakan.”(An-Najm:39). Semakin bersungguh sungguh dia bekerja maka semakin banyak harta yang diperolehnya. Pada hakekatnya, seorang yang bekerja untuk hidupnya senantiasa mengharapkan keridhaan Allah dalam pekerjaannya. Menurut Rosi peningkatan
variabel
Pradipta Angga tenaga
kerja
Purnama24 akan
Adanya
mempertinggi
produksinya. Semakin tinggi tenaga kerja yang dimiliki, maka akan semakin tinggi pula tingkat produksi. Demikian pula sebaliknya, penurunan variabel tenaga kerja akan cenderung menurunkan jumlah produksi pengusaha. Semakin kecil tenaga kerja, maka semakin rendah jumlah produksi yang akan
24
Rosi Pradipta Angga Purnama , Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, Dan Teknologi Proses Produksi Terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe Di Kota Blitar, (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2013).
33
dihasilkan. Karena banyaknya tenaga kerja berpengaruh terhadap banyaknya jumlah produksi yang akhirnya juga berpengaruh pada tingkat pendapatan pengusaha. Pertumbuhan permintaan barang dan jasa di masyarakat akan mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja disebut derived demand, karena sebagai input perubahan tenaga kerja ditentukan oleh perubahan permintaan outputnya. Semakin besar permintaan output yang dihasilkan semakin besar pula tenaga kerjanya. Dalam hal ini jelas tenaga kerja yang professional dan mampu memproduksi barang yang diinginkan dengan cepat dan tepat serta berdaya guna tinggi tehadap produksi tersebut, sehingga jelas bahwa tenaga kerja ikut mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh seorang pengusaha dan seorang pengusaha dapat mengatur berapa jumlah karyawan/tenaga kerja yang dapat dipekerjakan untuk dapat memaksimumkan laba ataupun pendapatannya. e.
Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Pendapatan Perilaku adalah tindakan (act) dari kebiasaan atas kebenaran yang ia pegang teguh.25 Perilaku juga dapat disebut sebagai langkah dan tindakan yang ia lakukan untuk menghadapi dan menyiasati pekerjaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan
25
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan , (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 166.
34
yang
sering
dilakukan
dalam
setiap
tindakannya
untuk
mendapatkan apa yang diinginkan. Seorang wirausaha harus memiliki sikap dan perilaku yang benar, yaitu meliputi sikap proses, proses mencari atau memperoleh komoditas, proses mengembangkan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan margin keuntungan (laba). Dengan prinsip kebenaran ini, maka bisnis dalam islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis. Al-Qur’an menegaskan agar dalam bisnis tidak dilakukan dengan cara-cara yang mengandung kebatilan, kerusakan, dan kedzaliman, sebaliknya harus dilakukan dengan kesadaran dan kesukarelaan. Kejujuran merupakan nilai dasar yang harus dipegang dalam menjalankan kegiatan bisnis.26Pedagang ikan harus berani mengambil resiko, pedagang juga harus bertanggung jawab dalam menjalankan usahanya, baik tanggung jawab terhadap usahanya ataupun tanggung jawab terhadap semua pekerjanya dengan tidak membeda-bedakan diiantara mereka, seperti dalam petikan surat An-Nisa’ 58.
26
Kuat Ismanto, Manajemen Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 34.
35
Artinya” Sesungguhnya Allah Menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimannya, dan (menyuruh kamu)apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”. Ketika
perilaku
kewirausahaan
seorang
pedagang
meningkatmaka pendapatannya pun akan meningkat. Menurut TyasSasetyowati
dan
Susanti
Kurniawati,ketika
perilaku
kewirausahaan yang dimiliki pedagang semakin meningkat maka pendapatan akan meningkat dan begitu pun sebaliknya.27 c.
Pendapatan Pendapatan yaitu
penerimaan dana sebagai hasil dari
suatu investasi. Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income. Pendapatan bagi masyarakat (upah, bunga, sewa dan laba) muncul sebagai akibat jasa produktif (productive service) yang diberikan kepada pihak business. Pendapatan bagi pihak business diperoleh dari pembelian yang dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi oleh pihak business.
27
Tyas Sasetyowati dan Susanti Kurniawati, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Sembako, (Studi pada Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran), tanpa tahun.
36
Pendapatan dibagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut: 1) Pendapatan ekonomi Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang yang dapat digunakan oleh keluarga dalam suatu periode tertentu untuk membelanjakan diri tanpa mengurangi atau menambah asset netto (net asset), termasuk dalam pendapatan ekonomi termasuk upah gaji, pendapatan bunga deposito, penghasilan transfer dari pemerintah, dan lain-lain. 2) Pendapatan uang Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diterima keluarga pada periode tertentu sebagai balas jasa atau faktor produksi yang diberikan karena tidak memperhitungkan pendapatan bahkan kas (non kas), terutama penghasilan transfer cakupannya lebih sempit dari pendapaan ekonomi. d.
Pedagang Pedagang adalah orang yang menjalankan usaha berjualan, usaha kerajinan, atau usaha pertukangan kecil. Pedagang merupakan pelaku ekonomi yang paling berpengaruh dalam sektor
perdagangan
karena
kontribusinya
adalah
sebagai
penghubung dari produsen ke konsumen. Kesejahteraan seorang pedagang dapat diukur dari penghasilannya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang harus
37
diperhatikan
supaya
pendapatan
pedagang
stabil
dan
kesejahteraannya meningkat sehingga kegiatan jual-beli di pasar tetap berjalan lancar, jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan dan semakin bertambah.28 Semua orang bisa berdagang jika punya keinginan dan kesempatan, yang mana peluang untuk menjadi pedagang yang sukses sama-sama terbuka. Ada berbagai sifat dan kemampuan yang harus dimiliki pedagang untuk menjadi pedagang yang sukses yang memiliki banyak pelanggan dan mempunyai banyak keuntungan, antara lain : 1) Jujur dan adil 2) Mengutamakan kualitas 3) Terbuka dan dekat dengan konsumen dan supplier Pedagang dapat dikategorikan menjadi: 1) Pedagang grosir, beroperasi dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran. 2) Pedagang eceran, disebut juga pengecer, menjual produk komoditas langsung ke konsumen. Pemilik toko atau warung adalah pengecer.
28
Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Skripsi Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2012).
38
3.
Kerangka Berfikir Gambar 1.1
Modal Awal
H1
(X1) Tenaga Kerja
H2
(X2)
H3
Pendapatan Pedagang (Y)
Perilaku Kewirausahaan (X3) H4
Keterangan gambar 1.1: 1. H1 (hipotesis 1) yaitu modal awal berpengaruh terhadap pendapatan. 2. H2 (hipotesis 2)) yaitu variabel tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan 3. H3 (hipotesis 3) yaitu variabel perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap pendapatan. h 4 (hipotesis 4) yaitu variaberl mpdal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan berpengaruh terhadap pendapatan. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun
39
oleh peneliti yang kemudian akan di uji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.29 Tabel 1.2 Hipotesis Penelitian No
Hipotesis Ho= Modal awal tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.
1.
2.
3.
4
Ha= Modal awal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Ho =Tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Ha =Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Ho = Perilaku kewirausahaan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Ha = Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang. Ho = Modal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Ha = Modal awal, tenaga kerja dan perilaku kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan.
H. Metode Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Dalam
penelitian
ini
penulis
mengggunakan
jenis
pendekatanpenelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang datanya diperoleh dari pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan berdasarkan dari sampel orang-orang yang 29
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset dan Bisnis untuk Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 47.
40
diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.30 2.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan (Field Research)merupakan penelitian yang datanya diperoleh dari lapangan dengan cara mengamati, mencatat kemudian mengumpulkan berbagai informasi dan data yang ditemukan di lapangan yaitu dengan data dari para pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
3.
Populasi dan Sampel Penelitian a.
Populasi Penelitian Populasi merupakan kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.31 Populasi penelitian ini meliputi seluruh pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang sebanyak 150 pedagang.
b.
Sampel Penelitian Sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan objek yang sesungguhnya dari
30
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, (Jakarta: PT SUN, 1998), hlm. 95. 31 AgusIrianto, Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 323.
41
penelitian. Sampel dapat juga dikatakan sebagai suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.32 Teknik pengambilan sampel yang digunakan
oleh
penulis
adalah
Teknik Probability
Sampling(teknik sampling secara acak) random yaitu teknik sampling yang memberikan kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Jumlah populasi (N) responden yang terdapat pada penelitian ini adalah 150 pedagang yaitu pedagang ikan yang berada Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. Kemudian untuk menghitung berapa jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini,
penulis
menggunakan
rumus
Slovin
dengan
tingkat
kepercayaan 90% dan tingkat error 10% adalah sebagai berikut: Rumus Slovin33:
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁 . 𝑒2
Keterangan: N = Jumlah populasi n = Ukuran sampel e = Kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir. Jadi sampel untuk penelitian ini adalah:
32 33
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, hlm. 157. Wiratna Sujarweni, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2012), hlm. 17.
42
𝑛=
150 1 + 150 (0,1)2
𝑛=
150 1 + 150 (0,01)
𝑛=
𝑛=
4.
150 1 + 1,5
150 = 60 𝑝𝑒𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 2,5
Sumber dan Data Penelitian Sumber data dari penelitian ini adalah: a.
Data Primer Data primermerupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.34 Data primer dalam penelitian ini diambil dari kuesioner yang diisi oleh para para pedagang ikan di kawasan Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
b.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah di olah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer
34
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, hlm. 99.
43
atau pihak lain.35 Dalam penelitian ini data sekunder adalah data yang berasal dari jurnal penelitian, skripsi-skripsi, artikel lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 5.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a.
Teknik Interview (wawancara) Merupakan teknik dengan cara mengumpulkan data dalam penelitian
masyarakat
dengan
langsung
menyampaikan
pertanyaan itu secara lisan kepada masyarakat yang akan diteliti.36 Interview dilakukan dengan cara peneliti menanyakan langsung secara mendalam kepada pedagang ikan tertkait dengan pengaruh modal awal, tenaga kerja, perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. b.
Teknik Kepustakaan Merupakanteknik pengumpulan data yang bersumber dari bahan tertulis yang dapat berupa jurnal, skripsi, artikel terkait maupun data lain yang diperoleh dari internet, serta data monografi berupa gambaran umum tentang pedagang ikan, dan kegiatan perdagangan ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang.
c. 35
Teknik Kuesioner
Ibid., hlm. 100. Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia tahun1993), hlm. 173. 36
44
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Daftar pertanyaan tersebut sudah disediakan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Pertanyaan berhubungan dengan pengaruh modal awal, tenaga kerja, dan periaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. Kuesioner diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan efisien menjangkau jumlah sampel dan mudah
memberi
penjelasan
berkenaan
dengan
pengisian
kuesioner tersebut. 6.
Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: a.
Variabel Dependent Merupakan variabel yang variasinya dipengaruhi oleh variasi variabel
independent.37
Dalam
penelitian
ini
pendapatan
pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang adalah sebagai variabel terikat (Dependent: Y) b.
37
Variabel Independent
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi Offset,2011),hlm. 8.
45
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab besar kecilnya nilai variabel yang lain. Variasi perubahan variabel independent akan berakibat terhadap variasi perubahan variabel dependent.38 Dan dari penelitian ini dimensi variabel bebas (Independent: X) yang terdiri darimodal awal (X1), tenaga kerja (X2), dan perilaku kewirausahaan (X3). 7.
Definisi Operasional Variabel Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel Variabel Pendapatan (Y)
38
Definisi Operasional Variabel Pendapatan yaitu penerimaan dana sebagai hasil dari suatu investasi.
Modal Awal (X1)
Modal Awal adalah jumlah uang yang digunakan pada saat awal membuka usaha untuk membeli barang dagangan yang akan dijual kembali dan dinyatakan dalam rupiah
Tenaga Kerja (X2)
Tenaga kerja juga bisa diartikan setiap orang yang mampu
Ibid.,hlm. 7.
Indikator
Skala
Pendapatan bersih yang merupakan hasil yang diterima dari jumlah seluruh pemerimaan setelah dikurangi pengeluaran biaya operasi. Uang pribadi,Uang pinjaman.
Skala ordinal
Jumlah tenaga kerja yang ada didalam
Skala ordinal
Skala ordinal
46
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Perilaku Perilaku juga dapat Kewirausah disebut sebagai aan langkah dan tindakan (X3) yang ia lakukan untuk menghadapi dan menyiasati pekerjaan sehari-hari. Definisi operasional merupakan
perusahaan
Motivasi, Kepemimpinan , Pengambilan resiko.
Skala ordinal
definisi yang didasarkan pada
sifat-sifat hal yang dapat diamati dan diukur. Definisi operasional dari variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut: a.
Pendapatan (Y) Yang dimaksud dengan pendapatan dalam penelitian ini adalah diukur dengan pendapatan perhari responden pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. Variabel pendapatan tetap diukur dengan skala ordinal desain kuesioner tertutup yang telah menyediakan alternatif jawaban bagi responden dengan jumlah penghasilan tiap hari.39
39
Pendapatan perhari
=1
Rp. 500.000 – Rp. 750.000
=2
Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000
=3
Ismi Mahardini, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi, dan Fasilitas Terhadap Permintaan Rumah Sederhana, (Studi Kasus Perumahaan Puri Dnar Mas Semarang), (Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, 2013).
47
b.
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
=4
Di atas Rp. 1.500.000
=5
Modal awal (X1) Untuk variabel modal awal skala tetapdiukurdenganskala ordinal tanpa diubah interval dengan rincian sebagai berikut:
c.
Kurang dari Rp. 1.000.000
=1
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
=2
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
=3
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
=4
Di atas Rp. 4.000.000
=5
Tenaga kerja Untuk variabel tenaga kerja skala tetap diukurdenganskala ordinal tanpa diubah interval dengan rincian sebagai berikut:
d.
Tidak ada
=1
1 – 2 orang
=2
3 – 4 orang
=3
5 orang
=4
Diatas 5 orang
=5
Perilaku Kewirausahaan Indikator untuk variabel perilaku kewirausahaan dalam penelitian ini adalah: 1) Motivasi 2) Kepemimpinan
48
3) Pengambilan resiko Guna mengukur jawaban responden dengan jenis skala pengukuran ordinal, maka dalam penelitian ini dipakai skala penelitian terhadap preferensi responden sebagai berikut: Sangat setuju
=5
Setuju
=4
Kurang setuju
=3
Tidak setuju
=2
Sangat tidak setuju = 1 8.
Metode Analisis Data Tahapan analsis data ini adalah salah satu tahapan kunci dalam penelitian. Tahap ini baru bisa dilakukan setelah data terkumpul. Pada tahap ini peneliti diuji kemampuannya untuk melakukan analisa dan interpretasi atas data yang sudah dikumpulkannya.40 Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Uji Instrumen, yang terdiri dari: 1) Uji Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.41 Uji ini Digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Dasar pengambilan keputusan
40
Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2006), hlm. 34. 41 Husein Umar, RisetSumber Daya Manusia, hlm. 127.
49
yang digunakan adalah melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. misal untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel
42
. Uji ini dilakukan manakala butir pertanyaan lebih
dari 1. a) Bila nilai r hitung > r tabel, maka item pertanyaan valid b) Bila nilai r hitung < r tabel, maka item pertanyaan tidak valid 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas dalam penelitian adalah ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang di tunjukkan oleh instrumen pengukuran.43 Uji ini digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara one shoot (pengukuran satu kali saja), disini pengukurannya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. Dalam cara ini fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha(batas eror data). Suatu konstruk atau
42
Imam Ghozali, Aplikas Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Edisi 5, (Semarang : UNDIP, 2011), hlm. 53. 43 Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia, hlm. 126.
50
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70.44 b.
Pengujian Asumsi Klasik Dalam
analisis
linier
berganda
perlu
menghindari
penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam menggunakan analisis tersebut. Dan untuk tujuan tersebut maka harus dilakukan pengujian terhadap empat asumsi klasik berikut ini: 1) Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian
besar
mendekati
nilai
rata-ratanya.
Tidak
terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ekstrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata.
44
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Edisi 5, hlm. 47.
51
Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis grafik, yang dilakukan dengan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai
sumbu
vertikal
sedangkan
nilai
residual
terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horisontal.45 2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas pada uji asumsi klasik digunakan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independent
lainnya.
Pengujian
multikolinieritas
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dasar dari pengambilan keputusan uji multikolinieritas adalah nilai VIF> 10, maka model regresi memiliki gejala multikolinieritas. Apabila nila Tolerance< 0,1 maka model regresi memiliki gejala multikolinieritas.46 3) Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak 45 46
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teoridan Aplikasi dengan SPSS, hlm. 69. Ibid., hlm. 82.
52
memiliki varians yang konstan dari satu obseravasi ke observasi
lainnya.
heteroskidastisitas,
Untuk dalam
menguji
penelitian
ada
tidaknya
menggunakan
uji
analisis grafik yang dilakukan dengan mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu membentuk pola tertentu,
hal
itu
menunjukkan
adanya
masalah
heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk, sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskidastisitas pada model regresi yang dibentuk.47 4) Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi
linier
ada
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dalam penelitian ini di uji dengan cara uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan
47
Ibid., hlm. 95.
53
adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel penjelas.48 Kriteria pengujian autokorelasi dengan uji Durbin-Watson : DW < dL dL s.d. dU dU s.d. 4 – dU 4 – dU s.d. 4 – dL > 4 – dL
c.
Kesimpulan Ada autokorelasi (+) Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi (-)
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu: Modal awal (X1), Tenaga kerja (X2), dan Perilaku kewirausahaan (X3) terhadap pendapatan pedagang (Y) di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. Dari model diatas terlihat bahwa variabel tergantung (Y) dipengaruhi oleh dua atau lebih variabel bebas disamping juga terdapat pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti (e). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y
48
91.
: Pendapatan pedagang ikan
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, hlm.
54
d.
a
: Konstanta
b1,b2,b3
: Koefisien regresi
X1
: Modal awal
X2
: Tenaga kerja
X3
:Perilaku kewirausahaan
e
: Variabel Pengganggu
Uji Hipotesis, terdiri dari: 1) Uji t ( Parsial ) Uji ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variabel-variabel dependen. Model hipotesis yang digunakan adalah : a) Ho : b1 = 0, artinya bahwa suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.49 Misal dalam penelitian ini adalah Ho : b1 = 0, artinya bahwa variabel Modal awal tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. b) Ha : b1 ≠ 0, artinya bahwa variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Misal dalam penelitian ini adalah Ha : b1 ≠ 0,
49
Ibid., hlm. 81.
55
artinya bahwa variabel Modal awal terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusan : a) Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/ individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terkikat. b) Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing variabel bebas parsial/ individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. 2) Uji F ( Simultan ) Uji ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang terdapat di dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (Simultan) terhadap variabel dependen. Model hipotesis yang digunakan : a) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya bahwa secara bersamasama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas.50 b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 = 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas Kriteria pengambilan keputusan :
50
Ibid.,hlm. 82.
56
a) Jika Fhitung> Ftabel , Maka Ho ditolak, berarti masingmasing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. b) Jika Fhitung< Ftabel, Maka Ho diterima, berarti masingmasing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. e.
Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan
hampir
semua
informasi
dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependen51.
51
Ibid., hlm. 84.
yang
57
I. Sistematika Penulisan Dalam membahas dan menganalisa tentang pengaruh modal awal,tenaga kerja, perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang ikan, agar penulisan skripsi ini dapat tersusun dengan baik, sistematis serta mudah dipahami, maka penulis menggunakan sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I Berisi pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis
penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi. BAB II Berisi landasan teori, meliputi pembahasan tentang kajian teori yang berisi tentang variabel yang diteliti dan tinjauan penelitian terdahulu dari penelitian ini. BAB III Berisi gambaran umum mengenai gambaran penelitian pada pedagang ikan di Kelurahan Proyonanggan Utara Batang. BAB IV Berisi analisis data, tabel statistik dreskriptif data penelitian, uji instrumen, uji asumsi klasik,analisis regresi linear berganda, uji hipotesis, dan pembahasan tentang hasil penelitiaan. BAB V Berisi penutup, meliputi simpulan, keterbatasan dan saran.