BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Dieng merupakan salah satu kawasan penting dalam menyangga keseimbangan ekosistem di Pulau Jawa. Dieng berada di ketinggian antara 1500 sampai dengan 2093 meter diatas permukaan laut. Wilayah Dieng masuk ke dalam 6 (enam) kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Kendal, Batang dan Pekalongan. Selain itu, di dalam kawasan ini juga terdapat 8 (delapan) daerah aliran sungai (DAS) salah satunya adalah DAS Serayu, kawasan konservasi, hutan produksi, dan hutan lindung. Kawasan Dieng memiliki kemeringan lebih dari 35 %, bahkan ada yang di atas 90%.1. Kondisi ini menandakan bahwa praktek praktek pertanian atau budidaya sebagian besar dilakukan pada lahan yang memiliki kelerengan curam sampai sangat curam. Kepadatan penduduk di Dieng cukup tinggi mencapai 100 jiwa/km2 dengan tingkat kepemilikan lahan yang rendah sebesar 0,1 ha menyebabkan terjadinya tekanan terhadap kawasan lindung. Menurut SK Menteri Pertanian No 873/Kpts/Um/11/1980, lahan dengan kelerengan sangat curam diperuntukan sebagai fungsi lindung. Sebagai kawasan fungsi lindung seharusnya Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah yang harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat merusak fungsi lindungnya. Namun pada kenyataannya daerah ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi
1
Tim Kerja Pemulihan Dieng, 2007
1
2
kebutuhannya dengan mengeksploatasi lahan secara berlebihan untuk ditanami tanaman semusim yaitu kentang. Tanaman kentang adalah primadona bagi masyarakat di Dataran Tinggi Dieng. Namun karena dalam teknik budidayanya tidak memperhatikan kaidah konservasi maka pembudidayaan komoditas kentang telah mengubah wajah Dataran Tinggi Dieng. Selain itu pola tanam monokultur yang terus-menerus sepanjang tahun dan pola bertanam dengan sistem guludan membujur kebawah dan tidak melingkar bukit adalah tindakan yang dapat mempercepat erosi. Luas tanaman kentang di Daerah Dieng terus bertambah dari tahun ketahun dan saat ini sudah mencapai 7.758 ha2. Di satu sisi komoditi kentang menguntungkan bagi petani sebagai peningkatan taraf hidup petani. Tetapi di sisi lain akibat konversi kawasan lindung menjadi lahan pertanian kentang akan menimbulkan masalah di hilir. Apabila praktek praktek pertanian atau budidaya tetap dilakukan pada kawasan yang seharusnya diperuntukan untuk fungsi lindung, maka praktek praktek pertanian atau budidaya yang kurang mengindahkan kaidah kaidah konservasi tanah dan air, menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang parah. Waduk Mrica atau dikenal juga sebagai Bendungan Panglima Besar Jendral Soedirman, terletak sekitar 9 km barat kota Banjarnegara, Jawa Tengah. Salah fungsi waduk adalah sebagai pembangkit listrik tenaga air yang pasokannya untuk wilayah Jawa dan Bali. Tidak hanya berfungsi sebagai PLTA, tetapi waduk juga 2
Adriana Reni, Evaluasi Kawasan LIndung Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo, Tesis, 2007
3
dimanfaatkan oleh petani sebagai irigasi sawah-sawah di Banjarcahyana seluas 6550 ha dan di Panaruban seluas 900 ha3. Konversi kawasan lindung yang menimbulkan degradasi lahan di Dieng mengakibatkan erosi di daerah hulu yang terbawa di aliran sungai Serayu dan Merawu. Erosi yang terjadi ini menimbulkan dampak sedimentasi yang berada di hilir yaitu Waduk PB. Soedirman. Erosi dan sedimentasi yang tinggi ini dapat mengakibatkan menurunya volume waduk. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap fungsi waduk sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air, baik dari kapasitas daya yang dihasilkan, energi yang dihasilkan maupun dari jangka waktu operasi waduk itu. Apabila sedimentasi di waduk semakin tinggi, maka produksi PLTA Mrica tidak dapat maksimal. Jika hal itu dibiarkan terus menerus, dan tidak ada penanganan yang serius terhadap sedimentasi maupun perbaikan penataan kawasan Dieng, maka dipastikan Waduk PB. Soedirman akan terjadi run off river karena sedimentasi tinggi. Run off river ini akan menyebabkan PLTA tidak dapat beroperasi lagi karena waduk sudah tidak dapat lagi berfungsi sebagai tempat tampungan air. Dengan terjadinya degradasi di kawasan hulu ini juga akan menyebabkan ketersediaan air untuk irigasi sawah akan berkurang, persoalan ini akan berdampak pada produktivitas sawah di sekitar Waduk PB. Soedirman. Sedimentasi yang tinggi berakibat pada kinerja turbin yang tidak maksimal maka pasokan listrik dari PLTA Mrica juga akan berkurang, yang akan berakibat pada pemadaman listrik bergilir yang akan diberlakukan di sejumlah wilayah yang menggunakan pasokan listrik dari PLN. Pemadaman listrik yang dilakukan ini 3
Ari Dyah, Penanganan Sedimentasi Waduk Mrica, Journal, 2007
4
akan berdampak pada kerugian industri - industri dengan skala besar, sedang maupun kecil yang menggunakan energi listrik dari PLN. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar kerugian ekonomi yang dialami petani dan industri industri yang menggunakan energi listrik dari PLN akibat terjadinya degradasi dataran tinggi Dieng dengan judul: “Penaksiran Nilai Ekonomi Kerugian Dampak Degradasi Dataran Tinggi Dieng” 1.2.
Rumusan Masalah Persoalan degradasi di dataran tinggi Dieng telah mengubah wajah dieng secara drastis, dari sebuah “pesona keindahan alam” menjadi lahan yang terdegradasi dan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan dalam skala yang besar. Degradasi lahan di wilayah hulu akan menyebabkan permasalahan yang besar di hilir. Hilir dari hulu wilayah Dieng adalah Waduk Panglima Besar Jendral Soedirman yang di gunakan untuk PLTA dan untuk irigasi petani sawah. Permasalahan yang timbul adalah sedimentasi yang besar yang terjadi di waduk tersebut yang menyebabkan turbin-turbin PLTA tidak beroperasi secara maksimal yang akibatnya akan terjadi kekurangan pasokan untuk Jawa Bali dan mengakibatkan pemadaman bergilir di sejumlah wilayah karena PT. Indonesia Power tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan menaksir nilai kerugian ekonomi dapat dilakukan untuk melihat seberapa besar nilai kerugian ekonomi yang terjadi akibat degradasi dataran tinggi Dieng.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: 1. Apa dampak ekonomi yang terjadi akibat degradasi dataran tinggi Dieng? 2. Mengetahui taksiran kerugian ekonomi akibat degradasi dataran tinggi Dieng? 1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Untuk mengetahui dampak ekonomi yang terjadi akibat degradasi dataran tinggi Dieng.
2.
Untuk mengetahui taksiran kerugian ekonomi akibat degradasi dataran tinggi Dieng.
1.4. Manfaat 1.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi PT. Indonesia Power untuk mempertimbangkan perbaikan kawasan Dieng atau penangan di waduk PB. Soedirman.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penanganan di Dataran Tinggi Dieng.