1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Sehat adalah suatu
keadaan
dimana
seseorang
mendefinisikan
sesuai
dengan nilai yang ada pada dirinya dengan pemikiran yang mapan dan terarah pada dirinya (Potter, 2005). Proses keperawatan adalah metode pengoraganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada indentifikasi
dan
pemecahan
masalah
dari
respon
klien
terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemontrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga praktek keperawatan makin meningkat, proses keperawatan memberikan
kerangka
yang
dibutuhkan
dalam
asuhan
keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan pada klien keluarga, komunitas dan merupakan metode yang efesien dalam membuat keputusan
2 klinis serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan (Tarwoto, 2004). Praktik keperawatan yang professional terus berubah dan beradaptasi terhadap prioritas kesehatan masyarakat yang berubah. Konsumsi asuhan keperawatan maternitas dewasa ini bervariasi dalam usia, etnis, budaya, bahasa status social, bidan, dan tenaga kesehatan lain diberbagai lingkungan perawatan kesehatan. Terlebih dari itu, mereka harus melihat jauh diluar kondisi yang ada dan melihat wanita sebagai individu dengan kebutuhan tersendiri. Perawatan ibu hamil pada perawatan wanita dan keluarganya pada seluruh tahap kehamilan dan kelahiran, termasuk masa empat minggu pertama
setelah
perawatan
pada
bayi pasien
lahir,
demikianlah
dengan
berbagai
halnya
dengan
keadaan
sakit
termasuk pada perawatan pasien dengan post seksio sesarea indikasi plasenta previa (Bobak, 2004). Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin/bayi dengan cara membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau seksio sesarea adalah suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 1998). Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada disegmen bawah uterus, baik posterior maupun anterior,
3 sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi os surviks (Varney, 2006). Tanda
utama
plasenta
previa
adalah
perdarahan
pervaginam yang terjadi tiba-tiba dan tanpa disertai nyari. Ini terjadi selama trimester ketiga dan kemungkinan disertai atau dipicu oleh iritabilitas uterus. Seorang wanita yang tidak bersalin, tetapi mengalami perdarahan pervaginam tanpa nyeri pada trimester ketiga, harus dicurigai mengalami plasenta previa. Malpresentasi (sungsang, letak lintang, kepala tidak menancap) adalah kondisi yang umum ditemukan karena janin terhalang masuk ke segmen bawah rahim (Varney, 2006). Jika
seorang
berhubungan
wanita
dengan
mengalami
plasenta
previa,
perdaran maka
yang rencana
penatalaksanaan disesuaikan dengan umur kehamilan, tingkat keparahan dan status janin diketahui, dan ketika kriteria perhitungan umur kehamilan diketahui dengan pasti dan janin telah berumur 37 minggu atau lebih, maka diindikasikan seksio sesarea (Varney, 2006). Dalam
suatu
teori
mengatakan
plasenta
previa
mempunyai beberapa insiden dan fakta yaitu pertama 0,5% kehamilan (AAFP, 2000/2001) yang 15% hanya plasenta previa mengalami komplikasi plasenta akreta (McDonald, 1999). Yang kedua satu-satunya cara kelahiran teraman untuk plasenta
4 previa kompleta adalah seksio sesarea karena plasenta benarbenar menutupi jalan keluar bayi melalui serviks. Yang ketiga, plasenta previa lebih sering pada ibu parut uterus dan bias berhubungan dengan perdarahan uterus dan bias berhubungan dengan perdarahan uterus tidak terkontrol saat kelahiran baik konsultasi
obstetrik
maupun
anastesi
harus
ada
karena
kemungkinan besar diperlukan histeroktomi sesarea (Chapman, 2006). Di Amerika Serikat setiap tahun pernah menjalani seksio sesarea.
Prevalensi
tertinggi
ini
mencerminkan
kulminasi
eskalasi seksio sesarea selama bertahun-tahun, di Amerika Serikat lebih dari 825.000 wanita melahirkan dengan seksio sesarea dan 37% diantaranya pernah mengalami seksio sesarea, sebulumnya America College of Ostetriclans and Gynecologists Tas Force on Caserean Delivery Rates (2000) telah merekomendasikan dan patokan untuk Amerika Serikat pada 2010 angka seksio sesarea sebesar 15,5% pada wanita nulipara dengan usia 37 tahun dan angka kelahiran pervagina dengan
riwayat
seksio
sesarea
(VBAC)
sebesar
37%
(Gunningham, 2005). Di Indonesia prevalensi angka kejadian plasenta previa adalah
0,4-0,6%
dari
keseluruhan
persalinan.
Dengan
5 penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup (http//:www.Depkes.com). Berdasarkan data yang didapatkan dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, jumlah ibu yang melahirkan melalui seksio sesarea dengan indikasi plasenta previa pada tahun 2008 terhitung sebanyak 38 orang (7,25%) dari 524 orang pasien ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Sedangkan pada tahun 2009 dari Januari sampai dengan bulan Agustus terhitung jumlah ibu yang melahirkan melalui seksio sesarea indikasi plasenta previa sebanyak 9 orang (2,03%) dari 444 orang pasien yang dirawat di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Perwatan pasca persalinan terutama post seksio sesarea indikasi plasenta previa sangatlah penting karena infeksi dan perdarahan, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus di Ruang Kebidanan.Dan dilaksanakan selama tiga hari terhitung sejak tanggal 22 Agustus sampai dengan 24 Agustus 2009,dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Kasus Post Seksio Sesarea Indikasi Plasenta Previa Diruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan”.
6 B. Batasan Penulisan Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan kasus di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan dengan kasus Post Seksio Sesarea
indikasi
Plasenta
Previa,
dimana
penulis
memberikan Asuhan Keperawatan selama 3 (tiga) hari, dari tanggal 22 Agustus sapai 24 Agustus 2009 pada Ny. S, Umur: 26 tahun, Alamat: Kota Fajar, Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga. Menurut
Doengoes
E.
Marlynn
(2001),
diagnosa
keperawatan yang muncul pada kasus post operasi seksio sesarea adalah: 1. Nyeri/ketidaknyamanan
berhubungan
dengan
trauma
pembedahan. 2. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri. 3. Resiko
tinggi
terhadap
infeksi
berhubungan
dengan
trauma jaringan. 4. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan fungsi biokimia atau regulasi, efek anastesi. 5. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi. 6. Kurang perwatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik.
7 7. Kontipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, kurangnya masukan. 8. Perubahan
proses
keluarga
berhubungan
dengan
perkembangan transisi/peningkatan anggota keluarga. 9. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan. 10. Perubahan
eliminasi
urine
berhubungan
dengan
trauma/defersi mekanis, efek-efek hormonal. Berdasarkan tinjauan kasus yang ditemukan maka didapatkan 3 diagnosa yang sesuai dengan kasus yaitu: 1. Nyeri berhubungan dengan nyeri trauma pembedahan.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri. 3. Resiko
tinggi
terhadap
infeksi
berhubungan
dengan
trauma jaringan.
A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Agar menambah
mendapatkan pengetahuan
pengalaman serta
nyata
keterampilan
dan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan kasus
Post
Seksio
Sesarea
Indikasi
Plasenta
Previa
Diruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
8 2. Tujuan Khusus Setelah
melakukan
proses
keperawatan
penulis
mampu: a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Post
Seksio Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. b. Menganalisa data pada pasien dengan Post Seksio
Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. c. Merumuskan
diagnose
pada
pasien
Post
Seksio
Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. d. Menyusun rencana keparawatan pada pasien dengan
Post Seksio Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. e. Melaksanakan tindakan-tindakan keperawatan pada
pasien dengan Post Seksio Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
9 f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Post Seksio Sesarea indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.
A. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang urgen yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematik dan lebih menekankan pada data aktual dari pada penyimpulan. (Nursalam, 2001) Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Studi Perpustakaan Sebagai bahan referensi untuk mempelajari gambaran teoritis Post Seksio Sesarea indikasi Plasenta Previa dan cara penerapan asuhan keperawatan.
2. Studi Kasus Melakukan perawatan langsung terhadap kasus untuk mengetahui suatu masalah secara nyata yang penulis laksanakan Post Seksio Sesarea Indikasi Plasenta Previa di ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
10 dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan selama 3 (tiga) hari rawatan terhitung dari tanggal 22 s/d 24 Agustus 2009 dengan teknik pendekatan berupa: a. Wawancara Komunikasi secara langsung dengan pasien ataupun keluarga pasien, untuk mendapatkan data kesehatan pasien dan riwayat penyakitnya. b. Pemeriksaan Fisik Memeriksa keadaan fisik pasien tentang hal-hal yang terjadi pada fisik pasien akibat perjalanan penyakit dengan menggunakan format pengkajian. c. Observasi Mengamati dan memantau secara langsung status perkembangan pasien. d. Studi Dokumentasi Mempelajari status kesehatan dahulu dan sekarang, serta mencata hasil cacatan medis.
A. Sistematika Penulisan Guna memudahkan pembaca apa yang terkandung didalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mencamtumkan sitematika penulisan antara lain:
11 BAB I
: Pendahuluan,
berisikan
latar
belakang,
metode
penulisan,
batasan penulisan, tujuan
penulisan,
dan sistematika penulisan. BAB II
: Landasan
teoritis,
berisikan
konsep
dasar
dan asuhan Keperawatan. BAB III
: Tinjauan
kasus, berisikan pengkajian, analisa
data, diagnosa keperawatan,
rencana
asuhan
keperawatan, implementasi, dan evaluasi. BAB IV
: Pembahasan, berisikan tentang kesenjangan
yang didapatkan antara konsep teoritis dan studi kasus. BAB V DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS
: Penutup, berisikan kesimpulan dan saran.