BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang optimal terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Aktivitas fungsional sehari-hari, akan sering menimbulkan berbagai keluhan. Aktivitas yang bisa memicu timbulnya keluhan pada punggung bawah misalnya saat mengangkat benda yang berat dengan posisi yang salah, duduk dan berdiri dalam jangka waktu lama. Jika berlangsung pada jangka waktu yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada punggung bawah yang biasa disebut Nyeri punggung bawah. Nyeri yang dirasakan dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya (Abdullah.F, 2012). Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri kronik yang dialami dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas yang dikibatkan oleh melakukan pergerakan atau mobilisasi (Noor,2011). Penyakit gangguan muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia (WHO, 2003). 50% sampai dengan 80 % penduduk di negara industri pernah mengalami nyeri punggung bawah. Suatu penelitian mengatakan bahwa kurang lebih 60-80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya (Sudirman, 2011). Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia)
1
2
telah melakukan penelitian di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 ditemukan prevalensi penderita nyeri punggung bawah sebanyak 15,6%. Kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 melakukan penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia, hasil penelitian ditemukan 18,13% penderita mengalami nyeri sedang sampai berat NPB dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46±2,56 ( Huldani, 2012). Persentase nyeri punggung meningkat dengan bertambahnya usia. NPB menghilangkan banyak jam kerja dan membutuhkan banyak biaya untuk penyembuhannya. Survei pada 3000 laki-laki dan 3500 wanita usia 20 tahun ke atas menunjukkan 51% laki-laki dan 57% wanita mengeluhkan nyeri punggung, lima puluh persen tidak bugar untuk bekerja selama beberapa waktu dan delapan persen harus alih pekerjaan (Suharto, 2005). Wanita lebih sering mengalami nyeri punggung bawah hal ini disebabkan karena pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon esterogen (Yanra,2013). Di negara maju seperti Amerika Serikat, nyeri pada punggung dan tulang belakang merupakan penyebab tersering dari semua kelainan kronik. NPB dapat menyebabkan keterbatasan aktivitas masyarakat berusia dibawah 45 tahun dan menduduki peringkat ketiga setelah penyakit jantung, arthritis dan rematik pada usia 45 hingga 65 tahun (Kim, 2005). Fatalnya
nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat
menurunkan produktivitas manusia, 50-80% pekerja pernah mengalami nyeri punggung bawah sehingga memberi dampak buruk bagi kondisi sosio-ekonomi dengan berkurangnya hari kerja juga penurunan produktivitas (Wahyu, 2009).
3
Menurut pendapat beberapa peneliti NPB umumnya terjadi pada pekerja yang bekerja berat secara fisik. NPB non spesifik merupakan respon terhadap adanya kerusakan atau gangguan pada struktur vertebra lumbal. Kerusakan tersebut disebabkan oleh faktor kesalahan biomekanik seperti bekerja dalam posisi statik dan melakukan gerakan secara tiba-tiba dalam aktivitas pekerjaan (Abdullah, 2012). NBP terjadi akibat gangguan muskuloskletal seperti kelemahan otot, fleksibilitas tulang belakang, dan ketidakstabilan ligamen lumbosakral. Faktor resiko dari NPB adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, hal yang berhubungan dengan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik) (Tomita , 2010). Hasil survei pada tanggal 12 November 2012 yang telah dilakukan pada 10 tenaga kerja bagian garment yang sebagian besar adalah tenaga kerja wanita di mana dalam bekerja selalu pada posisi duduk, menunjukkan bahwa dari 10 tenaga kerja 7 orang mengeluh nyeri punggung bawah (Wijayanti,2013) Terapi latihan direkomendasikan sebagai penanganan NPB untuk mengurangi nyeri, disabilitas dan perbaikan fungsional (Abenhaim, 2002). Pemberian terapi latihan pada kasus NPB sudah merupakan pelayanan rutin bagi setiap praktisi di bidang fisioterapi dan telah menjadi standar dalam penatalaksanaan NPB (Weinstein,SM,1998). Terapi latihan tidak serta merta langsung menghilangkan keluhan, akan tetapi diperlukan waktu untuk memberikan hasil yang terbaik. Terapi latihan secara bertahap serta teratur sehingga dapat menurunkan nyeri, membentuk kekuatan otot, fleksibilitas, stabilitas dan relaksasi pada otot serta
4
meningkatkan kemampuan fungsional. Diantaranya terapi latihan yang dapat diterapkan dalam hal ini adalah Pilates Exercise dan Core exercise . Terapi latihan menunjukkan hasil yang lebih efekif bila dibandingkan dengan dengan penanganan obat penghilang nyeri (Abdullah.F, 2012). Saat ini telah dikembangkan suatu metode baru yang terkenal dengan latihan Core exercise. Core strengthening exercise adalah metode penguatan otot perut bawah dan otot punggung dimana otot-otot tersebut berpengaruh pada pembentukan postur dimana rentan terjadinya nyeri punggung bawah . Penguatan pada otot-otot tersebut akan meningkatkan kestabilan postur, keseimbangan postur, serta menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional (Brandon dan Raphael, 2009). Menurut hasil penelitian Quin pada tahun 2011, latihan Core exercise ini menggambarkan sebuah program inti yang menerapkan untuk mengurangi nyeri pada pasien NBP dengan latihan menumpu berat badan yang melibatkan proprioseptif dan keseimbangan. Core strength dan endurance adalah hal penting untuk memelihara kesehatan punggung bawah dan untuk mencegah terjadinya cedera terutama dalam peningkatan aktivitas fungsional. Otot inti yang lemah atau tidak seimbang akan mengakibatkan adanya rasa sakit di daerah punggung bawah (Quin, 2011) Penelitian yang dilakukan oleh Venu Akuthota pada tahun 2008 tentang Prinsip Core Exercises, menunjukan bahwa program latihan penguatan otot core dapat mencegah nyeri punggung bawah, dapat menurunkan nyeri dan memperbaiki fungsi gerak pada pasien NPB (Akuthota, 2008). Menurut hasil penelitian Laura Schembri pada tahun 2014 Core Exercise memiliki efek jangka panjang yang lebih baik untuk nyeri NPB kronik
5
(Schembri, 2014). Hasil penelitian dari Tarun Kumar pada tahun 2014, Core Exercise adalah teknik rehabilitasi yang efektif untuk semua pasien NPB kronik, terlepas dari durasi rasa sakit yang dialami pasien (Kumar, 2014). Penelitan Joshua Johnson pada tahun 2012, pemberian Core exercise efektif mengurangi nyeri NPB karena dapat membangun kembali kekuatan otot inti dan daya tahan (Johnson, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Curnow pilates saat ini efektif dalam mengurangi nyeri NPB, popularitas Pilates sudah mulai meningkat di semua kalangan masyarakat. Pilates exercise merupakan sebagai pendekatan dalam meningkatkan sistem neuromuscular untuk mengontrol dan melindungi pusat tubuh dan tulang belakang, serta menurunkan nyeri. Studi menyatakan terdapat beberapa keuntungan dari Pilates seperti menguatkan pusat tubuh, mengurangi nyeri pada NPB, meningkatkan fleksibilitas dan koreksi postur serta keseimbangan (Curnow, 2009). Pemberian Pilates Exercise dapat meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan otot inti, mengkoreksi postur sehingga dapat mengurangi rasa nyeri akibat penekanan dari discus intervertebralis. Tekhnik pilates bertujuan untuk meningkatkan tonus dan kekuatan otot-otot tersebut, serta peregangan lumbal sehingga menurunkan kompresi sendi yang menyebabkan penurunan nyeri (Rael, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Betul Sekendiz pada tahun 2007 tentang Efek Pilates Exercises dapat meningkatkan kekuatan otot perut, kekuatan otot pinggang dan fleksibilitas pinggang
(Sekendiz, 2007).
Menurut hasil penelitian Cherie Wells pada tahun 2013, Pilates exercise efektif dalam mengurangi rasa nyeri dan keterbatasan aktivitas akibat nyeri pada NPB
6
(Wells,2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karen bahwa Pilates exercise dilakukan dalam 6 minggu efektif mengurangi nyeri pada NPB (Karen, 2011). Menurut hasil penelitian Henry Wajswelner pada tahun2012, program Pilates dapat memberikan keuntungan untuk mengurangi nyeri, keterbatasan gerak dan kualitas kesehatan yang lebih baik pada pasien yang mengalami NPB kronis (Wajswelner,2012). Menurut penelitian Edwin Choon, pilates exercise menjadi intervensi yang unggul dalam mengurangi nyeri NPB namun kepatuhan pasien dalam melakukan intervensi juga patut diperhitungkan (Choon, 2011). Terapi latihan dilakukan sedini mungkin dengan program terapi latihan yang bertahap, teratur dan baik dapat membantu menurunkan nyeri, membentuk kekuatan otot, fleksibiltas, stabilitas, keseimbangan dan relaksasi otot serta meningkatkan kemampuan fungsional (Abdullah. F, 2012). Sampai saat ini belum ada yang meneliti perbandingan efektifitas antara pilates exercises dan core stability exercises untuk mengurangi nyeri punggung bawah non spesifik. Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut, penulis memilih Pilates Exercise dan Core Exercise, karena kedua latihan ini sama – sama memiliki manfaat mengurangi nyeri NPB, penulis tertarik untuk mencoba mengkaji dan memahami mengenai perbedaan efektifitas antara Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri NPB non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:
7
1. Apakah Pilates Exercise efektif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar? 2. Apakah Core Exercise efektif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar? 3. Apakah ada perbedaan efektifitas antara Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektifitas dari Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik. 2. Tujuan khusus a. Untuk membuktikan efektivitas pemberian Pilates Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. b. Untuk membuktikan efektivitas pemberian Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. c. Untuk membuktikan perbedaan efektivitas Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar.
8
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah a. Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang perbedaan pengaruh pemberian Pilates Exercise dengan pemberian Core Exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca
(mahasiswa)
dalam
mengembangkan
penelitian
selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non-spesifik pada penjahit di Kota Denpasar.