BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) senantiasa melakukan berbagai kegiatan kerekayasaan teknologi, hal ini dilakukan dalam upaya mendukung terciptanya kemandirian bangsa serta meningkatkan daya saing nasional dimata dunia. Persaingan dunia saat ini bukan dititik beratkan kepada kekuatan ekonomi semata saja akan tetapi kemampuan berinovasi dan kreasi iptek anak bangsa. Selama perjalanan 34 tahun sejak berdirinya BPPT telah banyak capaian hasilhasil kerekayasaan teknologi BPPT yang memberikan manfaat, khususnya bagi dunia industri di Indonesia. Beberapa capaian BPPT antara lain dari Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) telah menghasilkan kerekayasaan seperti Ikan Nila Salina, diversikasi pangan berbasis sumber daya lokal, Ground Breaking pembangunan pabrik enzim protase untuk menyamakan warna kulit berkerjasama dengan PT. Pertosida Gresik dan Ground Breaking pembangunan pabrik garam farmasi dengan PT. Kimia Farma. di Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) telah menghasilkan Perisalah yang telah diproduksi oleh PT. INTI. Selain itu, TIEM juga telah merekayasa Air Traffic Management yang sudah dipakai di beberapa bandara yang tidak memiliki radar, seperti di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Husein Sastranegara Bandung. Adapula kerekayasaan EWS pada TV digital, KTP
1
2
Elektronik (e-KTP), Pemilu Elektronik (e-Voting) yang merupakan beberapa contoh dari inovasi yang telah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas. Deputi Bidang Teknologi rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) bahkan telah berhasil mengembangkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang daya jelajahnya telah mencapai 200Km dan akan ditambah lagi kemampuannya. Tidak hanya itu, TIRBR juga terlibat dalam perekayasaan kapal selam serta konektivitas transportasi khususnya laut dan darat. Dan dari Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) yang telah berhasil mengembangkan beberapa rekayasa teknologi untuk mendukung ketahanan pangan, seperti peta yang dapat mengindentifikasi daerah-daerah yang bisa ditanami padi, Teknologi Modifikasi Cuaca yang sudah dikenal masyarakat luas, aplikasi sijampang untuk meramal cuaca dan survei-survei kelautan. Dan yang terakhir adalah dari deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT) yang telah berhasil membangun Pusat Teknopolitan Batik di Kota Pekalongan, Pusat Teknopolitan Kota Pelalawan, Sistem Nasional Audit Teknologi serta sertifikasi profesi. Dari hasil-hasil kerekayasaan yang telah disebutkan diatas, maka peneliti ingin mengangkat Pemilu elektronik (e-Voting) sebagai Hasil Kerekayasaan Teknologi. Untuk mensosialisasikan Pemilu Elektronik (e-Voting) sebagai hasil dari Kerekayasaan Teknologi
diperlukan strategi
oleh humas BPPT dalam
mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi tersebut. Tentunya hal ini, menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi Humas BPPT dalam mensosialisasikan produk atau hasil kerekayasaan teknologi baru itu sendiri
3
sehingga produk atau hasil kerekayasaan yang telah dikeluarkan oleh BPPT dapat diterima dan dipahami manfaatnya untuk masyarakat luas. Proses demokrasi di Indonesia semakin hari kian semarak. Genta demokrasi seiring berjalannya waktu terus berubah, mulai dari jumlah partai, metode kampanye, hingga metode pemilihan atau pemungutan suara, khususnya yang mulai dirambahi oleh teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Kejenuhan masyarakat akan metode pemilihan suara yang kian hari dianggap kerap dimanipulasi, membuat kehadiran e-voting layak menjadi sebuah metode baru yang patut untuk diujicobakan. BPPT merilis teknologi e-voting sebagai salah satu hasil kerekayasaan teknologi yang diharapkan dapat digunakan pada Pilkada langsung. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, BPPT menjanjikan pemilu yang transparan, akuntabel, cepat dan akurat serta efisien. Hal ini sesuai dengan karakteristik utama teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung transparansi, dan mampu menghilangkan dimensi jarak dan waktu. Manfaat utama dari e-voting adalah kecepatan dan akurasi dimana pada saat penutupan, hasil langsung tampil pada perangkat dicetak dan ditandatangani para saksi. Kecepatan menghitung dan tabulasi secara otomatis dengan e-voting sudah merupakan keniscayaan dan wajib ditetapkan oleh penyelenggaraan pemilu sebagai tujuan pemilu dan hasilnya sah sebagai dasar penetapan hasil bukan sebagai pembanding seperti saat ini. Pentingnya keberadaan humas dalam sebuah organisasi atau perusahaan terus meningkat pemahamannya, keberadaan humas yang berfungsi sebagai mediator
4
yang menjembatani kepentingan organisasi atau perusahaan dengan publiknya. Sehingga berbagai aktifitasi humas senantiasa menciptakan, menjaga, dan meningkatkan citra positif kepada publik. Kiprah suatu perusahaan tidak terlepas dari peran media massa, terlepas dari besarnya asset dan seberapa baik kinerjanya, tanpa dukungan media maka reputasi perusahaan tersebut tidak akan banyak diketahui oleh publik. Ciri dari praktisi humas yaitu menyelenggarakan komunikasi dua arah (two way communication) antara lembaga dan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang/jasa dan sebagainya. Konsep humas sebagai komunikasi dua arah menekankan pentingnya pertukaran informasi atau saling memahami dengan penekanan pada penyesuaian organisasi. Karena dengan hubungan yang demikian itulah, publik sebuah organisasi akan mendukung keberadaan organisasi, program-program dan kebijakan organisasi itu sendiri. Fungsi humas akan lebih optimal dan mencapai sasaran yang telah ditentukan apabila ditunjang oleh fungsi dan struktur dalam organisasi yaitu duduk dalam bagian top management (koalisi dominan). Karena dalam prakteknya humas belum mendapat apresiasi yang semestinya perlu upaya-upaya untuk mereposisi peran dan fungsi strategi humas dalam organisasi. Semua pihak yang terkait dengan humas seperti praktisi humas, lembaga pendidikan humas, organisasi profesi humas perlu duduk bersama untuk menyamakan persepsi dan langkahlangkah peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) humas.
5
Selain berkomunikasi, praktisi humas harus meningkatkan kemampuannya dibidang
manajerial,
strategik,
etik,
riset
dan
sebagainya
agar
dapat
mempengaruhi top management dan menjalankan profesionalnya. Sejalan dengan perkembangan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia sekarang ini, maka dituntut adanya paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu cara pandang pemerintahan yang mengarah pada pemerintahan yang baik “Good Governance”, dengan mulai mengembangkan dimensi keterbukaan, mudah diakses, transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Instansi-instansi pemerintah baik departemen maupun non departemen mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat, bersih dan berwibawa sangatlah diperlukan banyaknya kritikan dan saran dari publik internal mapun eksternal. Salah satu bagian atau lembaga yang berada di lembaga/instansi pemerintahan yang bertugas mewujudkan bentuk keterbukaan , transparan dan mudah diakses adalah bidang humas. Sebagaimana diketahui, humas dalam menjalankan fungsinya dan mengemban tugas guna melayani kepentingan publik yang pada akhirnya dapat membangun citra instansi/lembaga dimana humas itu berada. Alasan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting sebagai salah satu hasil dari kerekayasaan teknologi, yang mana dalam e-voting tersebut memiliki banyak sekali manfaat bagi pelaksanaan pemilihan umum di negara Indonesia. Teknologi e-voting sendiri menjamin berlangsungnya pemungutan suara dan perhitungan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menjamin pemilu yang transparan, jujur, dan akuntabel, serta dapat diaudit di tiap
6
tahapnya. Selain itu, dengan menggunakan e-voting jelas menciptakan penghematan yang signifikan. Sebagai contoh pemilihan pilkades Boyolali dilakukan di 160 desa dengan biaya operasional Pilkades per desanya sebesar Rp. 25 Juta. Jika total biayanya mencapai Rp. 4 Miliyar, melalui e-voting pelaksanaannya menghemat hingga Rp. 2 Miliyar. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai suatu lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah dalam hal pengelolaan informasi dan kehumasan. Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor : 170/KP/KA/BPPT/IV/2006, bagian humas mempunyai tugas melaksanakan keprotokolan, hubungan media massa serta publikasi dan dokumentasi. Humas memiliki peran penting dan strategis di era keterbukaan informasi publik. Posisi humas merupakan posisi penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu management organisasi. Sasaran humas adalah publik internal adan ekternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya citra negatif yang mungkin terjadi diantara keduanya. Humas berperan menjembatani antara kepentingan pemerintah dan masyarakat dengan pihak-pihak lain dalam meningkatkan kinerja pembangunan di masyarakat dan kegiatan pemerintahan. Fungsi humas sangat penting dalam organisasi dan lembaga pemerintahan. Humas dituntut berperan dan berfungsi secara strategis dan profesional sehingga seorang humas harus memiliki kualifikasi yang memadai. Kegiatan keinformasian
7
saat ini selalu berpacu dengan waktu dan humas merupakan ujung tombak penyelenggara informasi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun, saat ini pengelolaan informasi belum berjalan baik kepada semua unit kerja yang ada, pengelolaan informasi belum menjadi satu atau masih belum optimal. Humas BPPT harus mampu menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan berbagai unit kerja dan instansi terkait, dan sebaliknya bagian atau unit kerja memberitahukan ke humas mengenai kegiatan di unit kerjanya serta memberikan informasi mengenai kebijakan yang diambil unit teknis terkait tentang pelayanan kepada publik. Untuk mencapai tujuan humas dalam mensosialisasikan e-voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi dibidang teknologi informasi, dan komunikasi, maka humas BPPT banyak melakukan kegiatan melalui media. Dengan publik yang tersebar, bukan saja secara geografis tapi juga secara demografis, maka kegiatan komunikasi akan sulit dilakukan bila tidak memanfaatkan media massa. Media yang digunakan oleh Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-voting adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik seperti Surat Kabar di Media Indonesia, media online mengenai opini e-voting dan pembuatan dialog di Televisi mengenai e-voting. Tujuan dari penggunaan media tersebut yaitu untuk mencapai awarenes 80 % dari target, pemangku kebijakan, masyarakat usia pemilih, kelas sosial di kota-kota besar, serta mempengaruhi target untuk menyetujui pemilu dengan e-voting.
8
Waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 6 bulan yaitu mulai dari bulan september 2014 sampai dengan awal februari 2015.
1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumusakan masalah sebagai berikut : “ Strategi Humas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mensosialisasikan Pemilu Elektronik (e-Voting) sebagai Hasil Kerekayasaan Teknologi ”.
1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka peneliti mengindetifikasi masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi perencanaan Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-Voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi. 2. Bagaimana strategi pelaksanaan Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-Voting sebagai hasil kerekayasaan Teknologi. 3. Bagaimana hasil dan kendala yang dihadapi oleh Humas BPPT dalam e-Voting sebagai mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi.
9
1.4 Tujuan penelitian Tujuan penelitian pada prinsipnya bertujuan untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah yang telah dikemukakan diatas, oleh karena itu tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui strategi – strategi apa saja yang digunakan oleh Humas BPPT
dalam
kegiatan
mensosialisasikan
e-Voting
sebagai
hasil
kerekayasaan teknologi. 2. Untuk mengetahui faktor – faktor
apa saja yang dapat menghambat
kegiatan Kehumasan di BPPT dalam mensosialisasikan e-Voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi. 3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi dan kegiatan yang dilakukan oleh humas
BPPT
dalam
mensosialisasikan
e-Voting
sebagai
hasil
kerekayasaan teknologi.
1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut : 1.5.1
Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi baru untuk
bahan kajian tentang teori kehumasan yang berkaitan dengan strategi humas dalam mensosialisasikan hasil kerekayasaan teknologi.
10
1.5.2 Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan kepada bagian Humas BPPT dalam mensosialisasikan e-Voting sebagai hasil kerekayasaan teknologi.