BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan Es telah lama dikenal oleh manusia, dan dipergunakan untuk berbagai
keperluan pendinginan. Penggunaan es sebagai bahan pendingin menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan penggunaan langsung mesin pendingin, antara lain adalah : kapasitas pendinginan yang besar dibandingkan beratnya, dan sederhana dalam penggunaan serta penyimpanan. Selain itu, selain berfungsi untuk mendinginkan produk, es juga tidak menyebabkan penurunan tingkat kelembaban seperti yang terjadi pada penggunaan mesin-mesin refrigerasi. Dalam dunia industri, industri es berperan sebagai penyedia bahan baku untuk industri pengolahan makanan, penyimpanan produk, bahkan manufaktur. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan es dalam industri : 1.
Industri Perikanan Es dipergunakan untuk pengawetan ikan pada kapal-kapal nelayan, dan sebagai media pendingin saat penyimpanan hasil tangkapan, untuk mencegah pembusukan pada ikan.
2.
Industri Pemotongan Unggas Es dipergunakan untuk mendinginkan unggas yang baru saja disembelih. Selain itu unggas yang telah disembelih akan disimpan di dalam peti pengiriman bersama dengan es, untuk menjaga kestabilan temperaturnya.
3.
Industri Roti dan Kue
1
Es dipergunakan sebagai bahan dasar yang dicampurkan bersama adonan, untuk menjamin roti dan kue menghasilkan kualitas yang diinginkan. 4.
Industri Pengolahan Beton Es dipergunakan untuk mendinginkan campuran beton, supaya tercapai karakteristik yang diinginkan.
5.
Industri Pengolahan Daging Industri pengolahan daging menggunakan es sebagai bahan dasar dalam pembuatan sosis dan bakso.
6.
Rumah Makan dan Hotel Sebagai media pendingin pada makanan dan minuman, serta pendingin pada produk minuman dalam kemasan yang tersedia.
Dari berbagai jenis es di pasaran, es jenis tube ice adalah yang paling banyak dipergunakan pada industri makanan, minuman, maupun industri pengolahan makanan lainnya dimana higienitas adalah hal yang penting. Hal ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan produk tube ice selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengakibatkan diperlukannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas yang lebih besar, untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang ini. Tugas Akhir ini akan memodifikasi rancangan evaporator yang akan dipergunakan pada pabrik yang memproduksi es jenis tube ice.
2
1.2.
Perumusan Masalah Masalah utama yang hendak dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah
mengenai kapasitas produksi tube ice, dimana pertumbuhan permintaan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas yang lebih besar, untuk memenuhi permintaan pasar. Salah satu langkah yang dapat diambil unutk mewujudkan kapasitas produksi yang lebih besar ini adalah dengan merancang evaporator yang mampu menghasilkan tube ice dengan kapasitas 3 ton per jam.
1.3.
Batasan Permasalahan Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis hanya membahas sebatas ruang
lingkup “modifikasi rancangan evaporator pada refrigerasi tube ice”, dimana kapasitas produksi yang direncanakan adalah sebesar 3 ton es per jam Sebagai catatan, komponen pendukung dari sistem refrigerasi seperti kompresor dan kondenser tidak akan diramcamg, tapi akan dipilih berdasarkan produk yang terdapat di pasaran, untuk menyesuaikan kebutuhan pendinginan pada evaporator. Semua perancangan pada tugas akhir ini hanya sebatas modifikasi evaporator yang menyangkut dimensi, yang didasari atas kapasitas pendinginan yang dikehendaki. Semua data dan observasi lapangan yang dilakukan, akan diambil dan dilakukan di PT. Es Hupindo, tempat penulis bekerja.
3
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan Sarjana Universitas Mercu Buana Jakarta. Selain itu, manfaat dan tujuan lain dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Merencanakan evaporator dengan kapasitas produksi tube ice lebih besar dari 2 ton es / jam (3 ton es / jam). 2. Merencanakan evaporator dengan mempergunaka metode perancangan Pahl and Beitz, sehingga dapat diperoleh hasil akhir perancangan yang menrupakan solusi terbaik atas masalah
1.5.
Metode Perancangan Metode perancangan ini disusun dengan cara antara lain: 1. Metode Observasi Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung pada obyek yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan. 2. Metode Studi Pustaka Metode ini merupakan suatu metode pengumpulan data dengan membaca literatur sebagai bahan referensi yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan. 3. Metode Perancangan Pahl & Beitz Metode perancangan Pahl & Beitz terdiri atas empat fase kegiatan yaitu : a. Perencanaan dan penjelasan tugas
4
b. Perancangan konsep produk c. Perancangan bentuk produk d. Perancangan detail
1.6.
Sistematika Penulisan Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan sistematika sebagai berikut : 1. Bab Pendahuluan Bab pendahuluan terdiri dari beberapa sub poko bab, yang antaral lain menjelaskan hal hal mendasar pemilihan judul, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 2. Bab Dasar – Dasar Teori Mengurai teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bias diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian sebelumnya. 3. Bab Perancangan Evaporator Merancang dan menghitung bagian bagian – yang hendak dirancang ulang berdasarkan dasar – dasar teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. 4. Bab Penutup Bab ini terdiri dari kesimpulan dari masalah yang diajukan penulis, serta saran yang mungkin diperlukan.
5