BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bank syariah harus mengikuti perkembangan kebutuhan nasabah yang semakin hari semakin bervariasi. Karena semakin banyaknya variasi kebutuhan tersebut menyebabkan munculnya jenis-jenis produk pembiayaan baru. Salah satu produk pembiayaan tersebut adalah produk pembiayaan multijasa. Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan akad ijarah atau kafalah, dalam penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran pelayanan jasa pendidikan, kesehatan, pernikahan, pergi haji, kepariwisataan dan lain lain. Dalam pemberian pembiayaan multijasa ini, bank syariah maupun Lembaga Keuangan Syariah akan memperoleh imbalan jasa (ujrah) menurut kesepakatan di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase. Pada umumnya, pembiayaan multijasa yang terjadi di bank syariah maupun lembaga keuangan syariah menggunakan skim pembiayaan akad wakalah wal ijarah. Dari akad wakalah bank memberi kuasa kepada nasabah untuk mewakili dirinya (bank) untuk melakukan pembiayaan dan atas permintaan nasabah maka bank syariah maupun lembaga keuangan syariah akan membeli jasa manfaat dari penyedia jasa, kemudian nasabah akan membayar ujrah (fee) sebagai kompensasi atas manfaat yang diperolehnya dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa, dengan
1
2
menggunakan akad ijarah. Menurut jumhur ulama, produk pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah dalam pengertian sewa menyewa tidak dapat diterapkan pada obyek pembiayaan barang yang “habis dipakai” seperti: minuman, makanan, pengobatan, pernikahan. Zatnya tidak tetap serta tidak dapat dikembalikan tetapi akan habis seiring dengan selesainya masa studi, pengobatan, maupun pernikahan. Pembiayaan produk multijasa yang menggunakan akad ijarah dalam pengertian upah-mengupah dapat di ilustrasikan dimana dalam hal ini mu’ajjir (pemberi upah: nasabah) meminta kepada musta’jir (penerima upah: bank) untuk mengurus segala keperluan nasabah, seperti untuk memasuki bangku sekolah atau membiayai pernikahan, maka pihak bank harus melakukan pekerjaan kepengurusan tersebut, sehingga bank berhak atas apa yang disebut sebagai ujrah (fee) atas kerja kepengurusannya tersebut, itu pun besaran ujrah (fee) harus sesuai dengan kesepakatan diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase, dimana ketentuan ini telah disebutkan dalam Fatwa DSN MUI NO.44/DSN MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa.1 BNI Syariah Cabang Pekalongan pada tahun 2005 mengeluarkan produk pembiayaan multijasa yang mana salah satunya produk pembiayaan multijasa pendidikan atau yang dikenal dengan nama BNI iB Cerdas atau disebut juga produk pembiayaan multijasa untuk pendidikan. Pembiayaan ini bermanfaat untuk
1
http://www.scribd.com/doc/31243167/Skripsi-Oh-Skripsi, diakses pada tanggal: 26-01-2011 jam: 11.30
3
memenuhi segala kebutuhan biaya pendidikan di sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan formal lainnya. 2 Produk pembiayaan multijasa di BNI Syariah Cabang Pekalongan menggunakan akad wakalah wal ijarah, yaitu transaksi sewa menyewa atas suatu jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Pembiayaan multijasa ini juga memiliki keunggulan diantaranya persyaratannya mudah dan proses pembiayaannya sangat sederhana, ujrah/ fee dihitung secara tahunan, serta berkah dan amanah karena dikelola secara syariah. Konsep inilah yang dipakai oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan untuk memberikan biaya pendidikan yang lebih mudah dibanding dengan pesaing lainnya. 3 Alasan penulis memilih pembiayaan multijasa di BNI Syariah Cabang Pekalongan yaitu pembiayaan yang dikucurkan oleh BNI Syariah ini menggunakan akad wakalah wal ijarah yang berbeda dengan produk-produk lain seperti mudharabah, musyarakah dan al qordh. Selain itu di BNI Syariah Cabang Pekalongan belum ada penulisan tentang pembiayaan multijasa tersebut. Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana implementasi dan perhitungan pembiayaan multijasa di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dengan penulisan yang juga merupakan tugas akhir ini penulis memberi judul “Implementasi Pembiayaan Multijasa Dengan Akad Wakalah Wal Ijarah Dalam Pembiayaan Pendidikan Di BNI Syariah Cabang Pekalongan”. 2
Priagung Budihantoro, Bagian Asisten Pemasaran, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 Juli 2011, pukul 11.30 wib 3 Brosur BNI iB Cerdas di BNI Syariah Cabang Pekalongan
4
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul tugas akhir (TA) dan agar dapat terarah sesuai dengan pembahasan yang dimaksud, maka perlu adanya penjelasan maupun penjabaran lebih lanjut mengenai beberapa istilah berikut ini: 1. Implementasi Implementasi berasal dari bahasa Inggris; Implementastion yang artinya pelaksanaan. 4 Yang dimaksud implementasi dalam judul ini adalah implementasi untuk pembiayaan multijasa. 2. Pembiayaan Multijasa Pembiayaan secara luas berarti financing, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. 5 Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan akad ijarah atau kafalah, dalam penyaluran jasa keuangannya. 3. Wakalah wal Ijarah Wakalah (deputyship), atau biasa disebut perwakilan, adalah pelimpahan kekuasaan oleh suatu pihak (muwakil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. 6
4
J.S. Badudu, Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indoneisa (Jakarta: Kompas, 2003), hlm. 149. 5 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPH, 1987), hlm. 260. 6 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 104.
5
Ijarah yaitu salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti sewa menyewa, kontrak, atau menjual jasa dan lain-lain. 7 4. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi. 8 Jadi yang dimaksud dengan judul tugas akhir ini adalah sebuah usaha untuk melakukan penulisan tentang salah satu konsep perekonomian Islam yaitu akad Wakalah wal Ijarah dan pelaksanaannya terutama mengenai implementasi pembiayaan multijasa dan cara perhitungannya di BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan cara memaparkan secara apa adanya dan kemudian membandingkannya dengan harapan dapat ditemukan persamaan, perbedaan atau kesesuaian yang ada antara teori dengan praktik.
C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir adalah: 1. Bagaimana implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
7
Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. Ke-2 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), hlm. 660. 8 Muhammad Ali, Penulisan Pendidikan Prosedur & Strategi (Bandung: Angkasa Pustaka Utama, 1993), hlm. 59.
6
2. Bagaimana perhitungan pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Untuk mengetahui perhitungan pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Praktis a) Dapat dijadikan sebagai pedoman maupun pelengkap terhadap berbagai pengetahuan di bidang perbankan syariah di BNI Syariah Cabang Pekalongan khususnya tentang implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan. b) Untuk memberikan pengetahuan informasi kepada masyarakat mengenai gambaran obyektif tentang implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
7
2. Secara teoritis a) Dapat dijadikan sebagai literatur kepustakaan mengenai implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b) Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penulisan serupa.
F. Kajian Pustaka Untuk mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini, maka penulis perlu merujuk dari beberapa buku dan hasil penelitian yang relevan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, diantaranya: 1) Berbasis Litere Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan akad ijarah atau kafalah, dalam penyaluran jasa keuangannya yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan dana tersebut dengan membayar ujrah setelah jangka waktu tertentu tanpa imbalan atau bagi hasil. Dalam penulisan ini penulis meninjau dari beberapa buku pokok dan makalah yang dijadikan acuan dalam pembahasan masalah, diantara buku-buku dan makalah tersebut adalah: Pertama, dalam buku berjudul “Perbankan Syariah di Indonesia” Karya Abdul Ghofur Anshori. Yang menjelaskan bahwa wakalah adalah suatu perjanjian dimana seseorang
mendelegasikan atau menyerahkan suatu
8
wewenang (kekuasaan) kepada orang lain untuk menyelenggarakan suatu urusan dan orang lain tersebut menerimanya dan melaksanakannya atas nama pemberi kuasa9 dan menjelaskan ijarah adalah transaksi sewa-menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa-menyewa atau imbalan jasa. 10 Kedua, dalam buku berjudul “Fiqh Muamalah” Karya Hendi Suhendi. Buku tersebut menjelaskan tentang definisi ijarah sebagai upaya menukar sesuatu dengan adanya imbalan, yang berarti sewa-menyewa adalah menjual manfaat dan upah mengupah adalah menjual tenaga atau kekuatan.11 Ketiga, dalam buku berjudul “Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islami” Karya Drs. Muhammad, M.Ag. Buku tersebut menerangkan tentang ijarah sebagai salah satu bentuk muamalah dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, seperti sewa menyewa kontrak, atau menjual jasa seperti tenaga ahli dan sebagainya. 12 Keempat, dalam buku berjudul “Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik dan Prospek” Karya Mervyn Lewis dan Latifa Algaoud. Buku tersebut menjelaskan tentang ijarah adalah properti yang disewakan tetap dalam pemilik orang yang menggunakan dan hanya manfaatnya saja yang di pindahkan kepada penyewa. 13
9
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), hlm. 152. 10 Ibid., hlm. 116. 11 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 115. 12 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam (Jakarta: PT Salemba Emban Patria, 2002), hlm. 111. 13 Mervyn Lewis dan Latifa Algoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktek, dan Prospek (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001), hlm. 87.
9
Kelima, dalam makalah berjudul “Pembiayaan Pendidikan Terpadu” Karya Khairul Hamid Hamd, S.E. makalah tersebut menjelaskan tentang definisi pembiayaan pendidikan adalah pengeluaran uang yang secara langsung membiayai penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat. Dimana sekolah dipandang sebagai suatu sistem industri jasa yang secara langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan. 14
2) Hasil Penelitian Terdahulu Untuk menghindari penelitian yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, maka penulis melakukan review terhadap kajian yang pernah ada, diantaranya adalah: 1. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram” Dalam tesis ini dikatakan bahwa: dalam perjanjian ijarah muntahiyah bittamlik antara nasabah dengan bank maka akad yang digunakan adalah perjanjian baku atau standard, akad bernama, akad pokok, dan akad bertempo.15 2. “Analasis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT. BPR Syariah Puduarta Insani Tembung” Dalam skripsi ini dikatakan bahwa: transaksi multijasa memiliki karakteristik yang lebih dekat sebagai pembiayaan talangan, dimana bank memberi 14
http://irul02.blogspot.com/2010/02/makalah-pembiayaan-pendidikan-terpadu.html, diakses pada tanggal: 15-10-2011 jam: 20.22 15 Didik Hijriyanto, Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram, http://eprints.undip.ac.id/24429/1/Didik_Hijrianto.pdf, diakses pada tanggal: 22-07-2011 jam: 19.30
10
pinjaman tanpa bunga dan pada sisi lain bank memperoleh pendapatan fee (ujrah). Pada pembiayaan multijasa ini belum terdapat PSAK yang mengatur akuntansi transaksi multijasa, karena itu dalam pengakuan pendapatan multijasa dapat digunakan pola yang sama dengan akuntansi wakalah, ijarah ataupun kafalah.16 3. “Penerapan Produk Ijarah Multi Jasa Di PT. BPRS Baktimakmur Indah Krian Sidoarjo (Studi Analisis Kesesuaian Antara Teori Dengan Praktek)” Dalam skripsi ini dikatakan bahwa: transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa. Dalam hal ini bank-bank membeli peralatan atau mesin-mesin dan menyewakannya kepada nasabah mereka yang pada akhirnya boleh memilih untuk membeli barangbarang tersebut. Pembayaran cicilan bulanannya terdiri atas dua komponen, yaitu, uang sewa untuk penggunaan peralatan dan cicilan untuk harga pembelian. 4. “Implementasi Ijarah di KSP Syariah BTM Ulujami” Dalam tugas akhir ini dikatakan bahwa: masyarakat yang ingin memiliki suatu barang setelah masa sewa berakhir yaitu dengan akad ijarah muntahiyya bittamlik (IMBT) atau bai’ ut ta’jir. Transaksi ijarah muntahiyya bittamlik atau bai’ ut ta’jir merupakan pengembangan dari transaksi ijarah,
16
Atikah Amelia Nasution, Analasis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa Pada PT. BPR Syariah Puduarta Insani Tembun http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8883/ 1/09E02869.pdf, diakses pada tanggal: 22-07-2011 jam: 20.00
11
seperti kebutuhan masyarakat akan barang-barang konsumtif maupun produktif yaitu membantu usaha. 17 “Penerapan pembiayaan ijarah (Studi kasus di BNI Syariah Pekalongan)”
5.
Dalam tugas akhir ini dikatakan bahwa: dalam melakukan pembiayaan ijarah (bai’ ut ta’jir) yang diberikan pada nasabah untuk suatu usaha yang halal menurut syara’ Islam di BNI Syariah cabang Pekalongan lebih dahulu melakukan proses pembiayaan guna untuk meminimalisir kemacetan pembiayaan dengan tidak meninggalkan prinsip kecermatan atau ketelitian dalam memilih nasabah.18 Berdasarkan landasan konsep dan penelitian-penelitian di atas, pada dasarnya akad ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa yang dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna) ataupun perpindahan kepemilikan (hak milik). Dalam penelitian yang pernah diadakan di BNI Syariah Cabang Pekalongan belum ada yang meneliti tentang implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan. Maka dari itu penulis akan meneliti lebih lanjut mengenai implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan. Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti adalah sama-sama berkaitan dengan pembiayaan yang menggunakan akad ijarah. Perbedaannya hanya diproduknya saja yaitu produk pembiayaan multijasa dimana pembiayaan ini tidak dipergunakan untuk memiliki suatu
17
Nuriyah, “Implementasi Ijarah di KSP Syariah BTM Ulujami”, 2007, Tugas Akhir tidak diterbitkan. 18 Faozan, “Penerapan Pembiayaan Ijarah (Studi Kasus di BNI Syariah Pekalongan)”, 2008, Tugas Akhir tidak diterbitkan.
12
barang atau pun untuk suatu usaha tetapi pembiayaan ini digunakan untuk pelayanan jasa pendidikan.
G. Kerangka Berfikir Tugas utama perbankan syariah dibagi menjadi dua bagian yaitu: menyalurkan dana untuk nasabah yang membutuhkan dan menghimpun dana dari nasabah yang kelebihan dana. Dengan demikian untuk membantu para nasabah yang mengalami kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sekundernya, maka perbankan syariah membentuk suatu produk pembiayaan berupa pembiayaan didasarkan pada akad jual beli yang menghasilkan produk murabahah, salam, dan istishna; berdasarkan akad sewa menyewa yang menghasilkan produk berupa ijarah dan ijarah muntahiya bitamlik (ijarah wa iqtina); berdasarkan akad bagi hasil yang menghasilkan produk berupa mudharabah, musyarakah, muzzaro’ah, dan musaqah; berdasarkan pada akad pinjaman yang bersifat sosial (tabarru) berupa qardh dan qardh al hasan;19 dan berdasarkan pada akad sewa menyewa jasa menghasilkan produk ijarah untuk transaksi multijasa. Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Dalam hal ini wakalah termasuk dalam akad pelengkap. Ijarah sebagai suatu akad sewa-menyewa yang oleh bank syariah sebagai salah satu produk penyaluran dana kepada mayarakat. Walaupun demikian secara praktik di lapangan belum banyak dilakukan
19
Abdul Ghofur Anshori, Op. Cit., hlm. 99
13
oleh bank-bank syariah yang ada. Produk penyaluran dana dari bank syariah sebagian besar berupa produk murabahah dan mudharabah. Pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah merupakan produk yang dikenal dalam bank syariah, dimana terdapat fatwa yang mengaturnya yakni fatwa DSN No: 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa, fatwa DSN No: 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang akad wakalah dan fatwa DSN No: 09/DSNMUI/IV/2000 tentang akad ijarah. Untuk mengatasi kebutuhan biaya pendidikan, BNI Syariah Cabang Pekalongan menghadirkan pembiayaan multijasa dengan proses yang lebih cepat dan persyaratan administrasi yang mudah, tentunya dengan melalui beberapa prosedur yang telah ditetapkan oleh BNI Syariah. Dari prosedur tersebut dapat diputuskan apakah nasabah tersebut layak mendapatkan pembiayaan atau tidak. Sesuai dengan landasan konsep yang telah disebutkan di atas, pada dasarnya pembiayaan multijasa di BNI Syariah menggunakan dua akad transaksi syariah yaitu akad wakalah dan akad ijarah. Adapun alur transaksi pembiayaan multijasa yang dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Skema pembiayaan multijasa di BNI Syariah Cabang Pekalongan 1 2. Akad Wakalah wal Ijarah
5 4
3
Sumber: BNI Syariah Cabang Pekalongan (2011)
14
Keterangan: 1. Nasabah datang ke BNI Syariah Cabang Pekalongan untuk mengajukan permohonan pembiayaan multijasa pendidikan; 2. Setelah dianalisa oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan dan nasabah tersebut layak mendapatkan pembiayaan tersebut maka BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan akad wakalah memberi kuasa kepada nasabah untuk mewakili dirinya (bank) untuk membayarkan sendiri biaya pendidikan tersebut ke sekolah yang dituju dan pada saat itu juga BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan akad ijarah menyewakan pembiayaan jasa tersebut kepada nasabah dan menentukan biaya ujrah yang harus ditanggung oleh nasabah; 3. Selanjutnya nasabah mewakili bank membayarkan biaya pendidikan tersebut ke sekolah atau perguruan tinggi yang dituju oleh nasabah; 4. Nasabah mendapatkan slip pembayaran dari sekolah atau perguruan tinggi tersebut; dan 5. Setelah itu nasabah datang ke BNI Syariah Cabang Pekalongan lagi untuk menunjukkan bukti slip pembayaran dari sekolah atau perguruan tinggi tersebut dan BNI Syariah Cabang Pekalongan menerima bukti slip setoran tersebut untuk dijadikan persyaratan pembiayaan tersebut;20
20
Priagung Budihantoro, Bagian Asisten Pemasaran, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 Juli 2011, pukul 11.20 wib
15
H. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. 21 Desain penelitian dalam penelitian tugas akhir ini meliputi: a. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian lapangan (field research).22 Jadi kata-kata yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan yang mengambil lokasi di BNI Syariah Cabang Pekalongan di jalan Pemuda No. 52-54 Pekalongan, dengan pertimbangan bagi penulis yakni lokasinya yang strategis, mudah dijangkau dan di sana belum ada yang meneliti tentang implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan. b. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian23 misalnya bank syariah yang diwakilkan Pengawas Kepatuhan dan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) dalam hal secara tidak langsung mengawasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah apabila terjadinya wanprestasi terhadap nasabah setelah terealisasi pembayaran tersebut.
21
Nazir, Metode penulisan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 99. Lexy J. Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.10. 23 Ibid., hlm.6. 22
16
2. Sumber Data Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian.24 Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah: a. Sumber Data Primer Sumber data primer atau data dari tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengambil data secara langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari dan diamati.25 Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah informasi dari hasil wawancara dan observasi terhadap manajer dan karyawan bagian pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan mengenai implementasi dan perhitungan pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan. b. Sumber Data Sekunder Sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang ada.26 Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari bahan pustaka seperti kutipan buku-buku, situs internet, artikel, makalah, modul, atau brosur yang diperoleh dari BNI Syariah Cabang Pekalongan serta sumber lainnya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan pokok pembahasan.
24
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm.136. Sarifudin Azwar, Metodologi Penulisan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 22. 26 M. Iqbal Hasan, Materi Metodologi Penulisan dan aplikasinya (Jakarta: Ghali Indonesia, 2004), hlm.82. 25
17
3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang diamati secara langsung. 27 Metode ini digunakan dengan jalan penulis terjun langsung ke lokasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah untuk pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Interview Yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 28 Untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan, maka penulis mewawancarai Bapak Priagung Budihantoro selaku karyawan bagian pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “Dokumen”, yang berarti barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa tersebut dan ditulis sengaja untuk mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.29 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan yang 27
Ibid., hlm. 134. Ibid., hlm. 145. 29 Sarifudin Azwar, Op. Cit., hlm. 149. 28
18
berhubungan dengan prosedur-prosedur pembiayaan multijasa serta bukubuku literatur lain yang sesuai dengan pokok permasalahan.
4. Metode Analisa Data Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis data kualitatif model interaktif. Data kualitatif adalah data yang muncul berwujud kata-kata bukan rangkaian kata. Analisis data kualitatif model interaktif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: 30 a) Reduksi data diartikan sebagai proses pilihan, pemusatan data yang diperoleh di lapangan yang jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti. Dalam hal ini yang dilakukan penulis adalah dengan cara mengumpulkan, merangkum dan memilih hal-hal yang pokok kemudian memfokuskan pada data pelaksanaan pembiayaan multijasa mengenai skema pembiayaan dan prosedur-prosedur yang harus dilalui oleh calon nasabah untuk pengajuan pembiayaan. Setelah itu baru diketahui apakah pelaksanaan pembiayaan multijasa itu membawa kemudahaan bagi nasabah atau tidak. b) Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Penyajian data yang penulis gunakan adalah dengan menguraikan secara singkat jawaban yang diberikan oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan terkait dengan pelaksanaan pembiayaan multijasa dan perhitungan biaya sewa atau ujrah.
30
16.
Mattew B Milles. A Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Bandung: UII Press. 1992), hlm.
19
c) Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Setelah data dibahas, maka penulis menyajikan data berupa teori-teori yang sesuai dengan permasalahan, setelah itu dianalisis, ditafsirkan dan pengulasan kembali sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang analisis pelaksanaan pembiayaan multijasa dengan akad wakalah wal ijarah dalam pembiayaan pendidikan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Gambar 1.2 Tiga alur kegiatan dalam analisis data kualitatif
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Sumber: Mattew (1992) : Berhubungan : Saling berhubungan
20
I. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan ini penulis menyusun tugas akhir ini ada lima bab, yang terdiri dari: BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Berfikir, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI Membahas tentang Produk-produk Bank Syariah, Pengertian Pembiayaan Multiasa, Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa, Mekanisme Pembiayaan Multijasa, Macam-macam Pembiayaan Multijasa, Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Multijasa.
BAB III
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN Terdiri dari Sejarah Berdirinya BNI Syariah cabang Pekalongan, Struktur Organisasi, dan Produk-produk BNI Syariah cabang Pekalongan.
BAB IV
PEMBAHASAN Terdiri dari Analisis Implementasi Pembiayaan Multijasa Dengan Akad Wakalah wal Ijarah Dalam Pembiayaan Pendidikan dan perhitungan ujrahnya di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
BAB V
PENUTUP Bab ini terdiri atas Simpulan dan Saran.
Daftar pustaka berisi data-data atau buku-buku yang dijadikan rujukan dalam penulisan Tugas Akhir ini.