1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Perusahaan dituntut untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya dengan menawarkan atau menjual produk yang berkualitas disertai pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, perusahaan akan berkesempatan mendapat keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan pesaing. Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenik seperti rasa lapar dan haus, maupun kebutuhan psikogenik yaitu kebutuhan akan pengakuan (Kotler, 1997). Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2000). Kaitannya dengan keputusan pembelian, pemahaman perusahaan mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana (where) membeli, bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa – jasa dibeli. Dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. Keputusan pembelian yaitu mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin
2
untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan – pilihan secara sistematif dan obyektif serta sasaran – sasaranya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing – masing (Dumond, 1993). Bisnis handphone saat ini perkembangannya demikian pesat termasuk dengan bisnis pernjualan melalui internet. Karena perkembangan bisnis juga mengikuti perkembangan teknologi informatika untuk melakukan penjualan produk. Kalau hal ini tidak di antisipasi oleh para pelaku bisnis termasuk juga pengusaha counter handphone maka omset mereka akan dapat terus menyusut karena adanya persaingan bisnis. Adanya hal tersebut maka pelaku bisnis harus terus berkreatif untuk memenangkan persaingan tersebut. Tidak hanya dengan potongan harga tapi harus dengan cara yang lainnya. Perusahaan berusaha memberikan yang terbaik untuk mendapat kepercayaan dari pelanggan, karena setiap pelanggan mempunyai pola perilaku konsumen yang berbeda. Dengan memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan, maka akan memberikan masukan penting bagi perusahaan untuk merancang strategi pemasaran agar dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggannya (Kotler dan Armstrong, 2001). Konsumen mempunyai peran yang penting bagi perusahaan karena dalam eksistensi produk di pasaran sehingga semua kegiatan perusahaan akan diupayakan untuk bisa memposisikan produk agar dapat diterima oleh konsumen. Eksistensi kebutuhan yang berbeda macamnya kemudian menjadi dasar bagi konsumen untuk melakukan tindakan pemilihan atas tersedianya berbagai alternatif produk. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam kebutuhannya
3
maka produsen harus tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginan. Sehingga perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan. Sejumlah merek handphone ternama mulai merambah dikalangan masyarakat, seperti samsung, nokia, asus, dll. Berikut top brand index penjualan handphone di Indonesia. Tabel 1.1 TOP BRAND INDEX HANDPHONE Tahun Merek Handphone 2012 2013 2014 BLACBERRY 40,7 39,0 44,3 NOKIA 37,9 37,0 22,7 SAMSUNG 6,6 11,1 18,0 NEXIAN 3,9 3,6 2,2 IPHONE 3,8 2,0 4,3 SONY ERICCSON 3,6 3,3 CROSS 1,9 1,6 SMART FREN ADVAN MITO LENOVO OPPO Sumber : Top Brand Index, 2016
2015 24,7 16,7 29,7 4,5 3,0 3,8 2,9 2,5 2,4 2,2
Berdasarkan tabel 1.1, menunjukan jika pada Tahun 2012 ke Tahun 2015 prosentase penjualan handphone Nokia mengalami penurunan yang drastis. Sedangkan Blackberry mengalami adanya peningkatan prosentase penjualan Tahun 2013 ke Tahun 2014, walau turun kembali pada Tahun 2015 dan Samsung bertahap mengalami peningkatan prosentase penjualan dari Tahun 2012 ke Tahun 2015. Penurunan penjualan Nokia ini disebabkan oleh banyaknya pesaing dengan merek handphone baru yang bermunculan sehingga keputusan konsumen dalam menyeleksi produk yang akan dibeli semakin selektif.
4
Perusahan yang memiliki produk dengan Top brand index yang tinggi biasanya sejalan dengan hasil penjualan merek produk yang tinggi pula. Namun hal ini bertentangan dengan penjualan handphone Nokia di Jawa tengah. Oleh karena itu adanya keterkaitan yang bertentangan antara Top brand index dengan tingkat penjualan handphone Nokia. Berikut dijelaskan pada tabel 1.2 : Tabel 1.2 Data Penjualan Nokia di Jawa Tengah Periode Tahun 2012 – 2015 Tahun Merek Handphone
NOKIA
2012
2013
2014
2015
34,8%
29,7%
19,5%
16%
Sumber : Idc.co.id, 2016 Berdasarkan tabel 1.2, menunjukan jika penjualan handphone Nokia di Jawa Tengah pada Tahun 2012 ke Tahun 2015 prosentase penjualannya mengalami penurunan yang drastis. Selain persaingan pasar, penurunan ini disebabkan oleh keputusan konsumen dalam membeli produk dipengaruhi berbagai faktor, sehingga pihak manajemen Nokia harus pandai dalam memasarkan produknya. Dalam
pengambilan
keputusan
pembelian
banyak
faktor
yang
mempengaruhinya. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan pembelian handphone, penulis melakukan replika dari beberapa jurnal penelitian yang relevan mengenai variabel bebas dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, diantaranya harga, citra merek dan kualitas produk. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dian Ayu (2013), mengenai Pengaruh Gaya hidup, Fitur, Harga terhadap Keputusan Pembelian Nokia. Dari hasil
5
penelitiannya menyatakan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ganjar Priyamboto (2014), yang menyatakan jika harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Endang Tjahjaningsih (2009), Tety Anggereni (2012) menyatakan jika citra merek berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wandy Chang (2015), dengan judul Pengaruh Diferensiasi Produk, Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Handphone Nokia di Semarang, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan berpengaruh positif antara citra merek dengan keputusan pembelian konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Ardiani Sekar Ayu, Sri Yuni Widowati (2012), menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Vivi Alvionita Moly (2014) yang menyatakan jika kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menganalisa faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih handphone adalah hal yang mutlak yang perlu dilakukan agar dapat mempertahankan atau bahkan mengembangkan bisnis ini agar lebih baik lagi. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli handphone. Maka dari itu, penelitian ini berjudul :
6
“ANALISIS PENGARUH HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
HANDPHONE
NOKIA” (Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Semarang)
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dijelaskan secara singkat bahwa terjadi masalah terhadap penjualan handphone Nokia yang mengalami penurunan sangat drastis dari Tahun 2012 hingga 2015. Maka perumusan masalahnya adalah bagaimana upaya meningkatkan penjualan handphone Nokia. Maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian handphone Nokia? 2) Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian handphone Nokia? 3) Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian handphone Nokia?
1.3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Penilitian ini bertujuan untuk :
7
1) Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian handphone Nokia. 2) Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian handphone Nokia. 3) Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian handphone Nokia.
1.3.2 Kegunaan Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu : 1) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang pemasaran khususnya yang terkait dengan keputusan pembelian, baik untuk mahasiswa yang membutuhkan bahan acuan untuk penelitian yang sejenis maupun bagi umum. 2) Dapat memberi wawasan serta pengetahuan pada peneliti serta memberikan kesempatan untuk menerapkan teori – teori yang didapat saat kuliah kemudian membandingkan dengan kondisi nyata atau kenyataan yang ada.
1
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent atau variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2004). Sedangkan menurut Ferdinand (2006) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel harga, citra merek dan kualitas produk. 2. Variabel Dependen Variabel ini adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Menurut Ferdinand (2006) Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti. Sedangkan Menurut Sugiyono (2004), variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.
2
3.1.2 Definisis Operasional Variabel Penelitian ini melibatkan empat variabel, dimana terdapat tiga variabel sebagai variabel independen dan satu variabel dependen. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1
Nama Variabel Keputusan Pembelian
Definisi Variabel
Indikator
Sumber
Suatu proses pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk yang dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan pembelian dan akhirnya didapatkan perilaku setelah membeli yaitu puas atau tidak puas atas suatu produk yang dibelinya (Kotler, 2005) Harga adalah salah satu bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya menghasilkan biaya (Kotler, 2005)
1. Keyakinan untuk membeli 2. Pertimbangan dalam membeli 3. Rekomendasi produk 4. Kebutuhan akan suatu produk
Ujang Setiawan, (2015)
2
Harga
3
Citra merek
Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009)
4
Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, keandalan atau kemampuan, kekuatan kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri – ciri lainnya (Kotler dan Amstrong, 1997)
1. Harga Ujang terjangkau Setiawan, 2. Harga sesuai (2015) kualitas 3. Harga bersaing 4. Kesuaian harga dengan manfaat 5. Potongan harga 1. Logo merek Ujang mudah diingat Setiawan, 2. Merek mudah (2015) di kenali (terkenal) 3. Merek yang terpercaya 4. Popular 1. Daya tahan Ujang produk Setiawan, 2. Kemudahan (2015) penggunaan 3. Fiture produk 4. Kecanggihan produk
3
3.2
Objek penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel
3.2.1
Objek Penelitian dan Unit sampel Objek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang yang menggunakan handphone Nokia. Unit sampel dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dan metode menentukan jumlah sampel. 3.2.2
Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2014). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Semarang yang menggunakan handphone Nokia yang jumlahnya tidak di ketahui. 2. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pengambilan objeknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan berbagai cara (Fuad Mas’ud, 2004). Sedangkan kriteria pemilihan sampel tersebut yaitu : 1. Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi
menggunakan handphone Nokia
Universitas
Semarang
yang
4
2. Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Semarang
yang
menggunakan handphone Nokia minimal 6 bulan 3. Jumlah Sampel Dari berbagai sumber seperti Roscoe 1975 (dalam Sekaran, 2003, Hair dkk, Tabachic dan Fidell) seperti halnya yang tercantum dalam Ferdinand (2014) diperloeh beberapa pedoman umum yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan besarnya sample penelitiannya adalah sebagai berikut : Dalam penelitian multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivariat) besarnya sample ditentukan sebanyak 25 kali variable bebas. Sehingga didapatkan hasil 3 variabel bebas yaitu harga, citra merek dan kualitas produk dikalikan 25 menjadi 75 sampel data. 3.3
Jenis dan Sumber Data Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun
yang berasal dari dokumen – dokumen baik dalam bentuk statistik maupun dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian (Joko Subagyo, 1997). Menurut jenisnya data dibagi menjadi dua (Indriantoro dan Supomo, 2002) : 3.3.1 Data Primer Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) data primer adalah data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data primer yang dikumpulkan meliputi : Idenitas Responden (Nama, Umur, Intensitas pembelian, Inisiatif pembelian). Data primer dalam penelitian ini adalah tanggapan responden yang berisi tentang pendapat atau penilaian mereka akan Harga, Citra merek dan Kualitas Produk.
5
a) Angket (kuesioner) Yaitu dengan cara penyebaran kuesioner terhadap elemen sampel dari suatu populasi kuesioner berisi pertaanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan harus diisi responden. b) Wawancara (interview) Yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pihak yang terkait dengan produk yang diteliti. 3.3.2
Data Sekunder Adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti,
atau data yang sebelumnya sudah diolah oleh sumber atau peneliti lain antara lain seperti buku, jurnal, internet dan informasi dari counter handphone kawasan Tlogosari Semarang, serta penelitian terdahului yang berkaitan dengan penelitian ini. a. Penelitian kepustakaan ( Library Research ) Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari hasil – hasil karya ilmiah, literatur dan buku – buku yang berkaitan dengan topik penelitian tersebut. b. Penelitian lapangan ( Field Research ) Dalam penelitian lapangan ini langsung mengumpulkan data dan informasi terhadap obyek penelitian.
6
3.4
Metode pengumpulan Data
3.4.1
Kuesioner (daftar pertanyaan) Merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atau daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner di ukur dengan skala Likert (Skala dari 1 sampai 5) dimulai dengan STS (sangat tidak setuju) sampai dengan SS (Sangat Setuju). Data yang dikumpulkan meliputi : 1. Identitas Responden 2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian. Kuesioner ini menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban tersebut dengan prosedur : 1. Membagikan kuesioner 2. Responden diminta mengisi kuesioner pada lembaran jawaban yang telah disediakan 3.5
Metode analisis data
3.5.1
Analisis Deskriptive Analisis data deskriptive adalah analisis yang berdasarkan data yang
dinyatakan dalam bentuk urutan. Data deskriptive ini merupakan data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung (Sutrisno Hadi, 1996).
7
3.5.2
Analisis Kuantitatif Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap
dasar tahap tersebut di antaranya : 1) Editing Tahap awal analsis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah dikumpulkan dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang nanti dianalisis telah akurat dan lengkap. 2) Coding Proses
pengubahan
data
kualitatif
menjadi
angka
dengan
mengklasifikasikan jawaban yang ada menurut kategori – kategori yang penting (pemberian kode). 3) Scoring Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden. 4) Tabulasi Menyajikan data – data yang diperoleh dalam tabel sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai, kemudian data – data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu SPSS16 for windows.
8
3.6 Metode Analisis 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menghitung uji validitas, bandingkan nilai correlated item-total correlations (r hitung) dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan atau indikator tersebut valid (Ghozali, 2009).
Apabila r
hitung
>r
tabel
, artinya pernyataan atau indikator tersebut adalah
hitung
tabel
, artinya pernyataan atau indikator tersebut adalah
valid.
Apabila r
tidak valid. 3.6.2
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan handal apabila nilai croanbach alpha (a) lebih besar dari 0,6. Namun apabila nilai croanbach alpha lebih kecil 0,6 maka kuesioner dianggap kurang handal sehingga apabila dilakukan penelitian ulang terhadap variabel – variabel tersebut pada waktu dan dimensi yang bebeda, kesimpulannya akan berbeda (Ghozali, 2009).
9
3.6.3
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak dimana model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk melihat distribusi normal adalah dengan melihat nilai kolmogorov smirnov (Ghozali, 2013). Apabila nilai kolmogorov smirnov > 0,05, maka dapat dikatakan data berdistribusi dengan normal. 2. Uji multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2013). Multikolinearitas akan menyebabkan koefisien regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai besar sehingga pengujian variabel bebas secara individu akan menjadi tidak signifkan.
Jika VIF > 10 atau jika tolerance < 0,1 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika VIF < 10 atau jika tolerance > 0,1 maka Ho diterima dan Ha ditolak
3. Uji Heterokedasititas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan kepengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lan tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Salah satu cara untuk
10
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat uji glejser. Dasar analisisnya yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala heterokedastisitas. 3.6.4
Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dalam pengujian
hipotesis. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel independen yaitu harga, citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut. Rumus : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan : Y = Keputusan pembelian α = Konstanta β1,2,3 = Penaksiran koefisien regresi X1 = Harga X2 = Citra merek X3 = Kualitas Produk e = Variabel residual ( tingkat kesalahan) 3.6.5
Pengujian Hipotesis
3.6.5.1 (UJI-t) Untuk menguji apakah masing – masing variabel bebas (Harga, Citra merek, Kualitas produk) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) secara parsial, dengan ketentuan sebagai berikut :
11
a. Taraf nyata () = 0,05 b. Kriteria Hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Harga, citra merek, kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian secara parsial Ha :
Ada pengaruh yang signifikan antara Harga, citra merek, kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian secara parsial
c. Mencari t hitung Rumus : t
R n 2 1 R 2
Keterangan : R
: Koefisien Korelasi
R2 : Koefisien Determinasi n
: Banyaknya sampel
d. Asumsi : Ho : diterima bila t hitung sig. > α = 0,05 Ho : ditolak bila t hitung sig. < α = 0,05 Bila diuji dengan gambar (grafik) adalah sebagai berikut : Tingkat signifikan () = 0,05, Derajat kebebasan dari t tabel = ( n – 2) dan Uji satu sisi, maka diperoleh t tabel = 1,980 Ho diterima bila : - t tabel < t hitung < t hitung Ho ditolak bila : t hitung > t tabel atau – t hitung < - t tabel
12
Berikut adalah pengujian antara Harga, citra merek, kualitas produk terhadap Keputusan pembelian secara parsial : Gambar 3.1 Kurva uji t
Sumber : Data primer yang diolah 3.6.6
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (tidak bebas). Dalam penelitian ini, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang di sebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R2 yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hal ini berarti model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel terikatnya (Ghozali, 2009).