BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan
pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan kualitas penduduknya. Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi yakni penyediaan tenaga kerja dalam proses pelaksaaan pembangunan. Seiring dengan berjalannya waktu penduduk Indonesia bertambah kuantitasnya dari waktu ke waktu. Hal tersebut sesuai dengan sebuah teori yang diajukan oleh Thomas Malhtus tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Thomas Malthus menyatakan bahwa jumlah populasi di suatu negara akan meningkat cepat sesuai pada deret ukur atau tingkat geometrik sedangkan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Malthus juga menyebutkan bahwa ada 3 faktor penyebab terjadinya laju pertumbuhan penduduk seperti, kelahiran ( fertilitas ), kematiaan ( mortalitas ) dan migrasi ( perpindahan penduduk ). Jumlah penduduk Indonesia pada saat ini menempati urutan ke- 4 dari total penduduk dunia, dimana jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan terus mengalami peningkatan. Proyeksi penduduk tahun 2020 menyebutkan bahwa akan terdapat 23 kota yang memiliki jumlah penduduk diatas 1 juta jiwa, dimana 11 terdapat di pulau jawa dan 5 dari 23 kota tersebut berpenduduk diatas 5 juta jiwa ( Prijono dkk, 2002 ).
Salah satu motivasi seseorang untuk berpindah ke kota adalah motif ekonomi ( Todaro,1979 ). Harapan yang ingin diperoleh dari migrasi ke perkotaan adalah pekerjaan dan pendapatan yang tinggi yang bisa diperoleh diperkotaan. Pesatnya pertumbuhan industri dan sektor perdagangan secara langsung menyebabkan tingkat upah lebih tinggi dibandingkan upah di pedesaan yang umumnya bergerak dibidang pertanian. Disamping itu sempitnya lapangan pekerjaan, fasilitas dan infrastruktur yang tidak memadai juga mendorong terjadinya migrasi ke perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah perkotaan berkaitan erat dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tingkat urbanisasi yang tinggi di suatu negara dapat mengindikasikan tingkat perekonomian
yang
tinggi,
demikian
juga
terjadi
sebaliknya.
Tingkat
perekonomian yang tinggi disuatu negara umumnya dapat mendorong terjadinya pembangunan suatu Negara. Pembangunan ekonomi suatu negara merupakan perihal yang penting dalam kemajuan suatu bangsa. Pada umumnya pembangunan ekonomi mengkaji tentang pertumbuhan
ekonomi,
perihal
kemiskinan,
transformasi
ekonomi
dan
keberlanjutan pembangunan. Transformasi struktur ekonomi merupakan faktor penting dari peningkatan keberlanjutan
pembangunan, penanggulangan kemiskinan, serta
pembangunan
itu
sendiri.
Transformasi
struktur
ekonomi
merupakan proses pergeseran struktur perekonomian dari sektor primer ke sektor sekunder. Transformasi struktur ekonomi dapat terjadi disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan ekonominya. Berdasarkan Hukum Engels bahwa semakin tinggi pendapatan, maka semakin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan
untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang produksi industri menjadi semakin bertambah besar. Sehingga peranan sektor industri akan semakin besar dibandingkan sektor pertanian. Sukirno (2006) menjelaskan bahwa, berdasarkan lapangan usaha maka sektor- sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan kedalam 3 kelompok utama yaitu: 1. Sektor primer, terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, dan penggalian. 2. Sektor sekunder, terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air serta bangunan 3. Sektor tertier , terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan) Pada umumnya, transformasi pada negara berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri, atau terjadinya perubahan dari sektor primer ke sektor non primer (sekunder dan tertier). Adanya transformasi struktur ekonomi yang terjadi maka akan mengakibatkan secara langsung terjadinya peralihan kesempatan kerja dari sektor primer menuju sektor non primer. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi pada sektor non primer mendorong dan memotivasi masyarakat untuk melakukan urbanisasi dan mulai meninggalkan pedesaan. Hal tersebut juga tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dan penarik masyarakat untuk melakukan migrasi.
Faktor- faktor pendorong (push factor) adalah: 1. Sumber – sumber kehidupan yang semakin berkurang seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnnya permintaan atas barang yang bersumber dari alam 2. Berkurangnnya lapangan pekerjaan di tempat asal seperti terjadinya peralihan lahan pertanian 3. Adanya tekanan – tekanan, seperti politik, agama dan suku sehinggga mengganggu hak – hak penduduk di daerah asal 4. Faktor pendidikan, pekerjaan dan perkawinan 5. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, tsunami atau wabah penyakit.
Faktor – faktor penarik (pull factor) adalah: 1. Harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. 2. Harapan memperoleh pendidikan yang lebih baik. 3. Infrastrktur,
keadaan
hidup
dan
keadaan
lingkungan
yang
lebih
menyenangkan. 4. Kegiatan di kota besar yang tidak terdapat di daerah asal seperti hiburan dll yang menjadi daya tarik. Faktor – faktor tersebutlah yang menyebabkan pertambahan penduduk di daerah perkotaan semakin tingggi. Tidak terkecuali di Kabupaten Deli Serdang, Deli Serdang merupakan Kabupaten yang terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Deli Serdang sebesar 1.790.431 jiwa, dengan tingkat
kepadatan penduduk 637,41 per km2(BPS Sumatera Utara). Tersedianya infrastruktur yang memadai, sarana dan prasarana yang lebih baik serta adanya industri – industri memotivasi masyarakat untuk melakukan migrasi ke daerah tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti masalah urbanisasi dan transformasi struktur di daerah Deli Serdang dengan judul: “Analisis Pengaruh Urbanisasi terhadap Transformasi Struktur Ekonomi Di Kabupaten Deli Serdang”. 1.2
Perumusan Masalah Dalam penyusunan penelitian ini, penulis terlebih dahulu merumuskan
masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan. Bertitik tolak dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan suatu rumusan yang akan diteliti, yaitu: 1. Seberapa besar urbanisasi mempengaruhi pendapatan domestik regional bruto (PDRB) sektor industri di Deli Serdang? 2. Seberapa besar urbanisasi mempengaruhi
penyerapan tenaga
kerja
sektor industri di Deli Serdang? 3. Seberapa besar urbanisasi mempengaruhi kualitas SDM (IPM) di Deli Serdang?
1.3
Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh pendapatan domestik regional bruto sektor industri terhadap urbanisasi di Deli Serdang. 2. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh penyerapan tenaga kerja terhadap urbanisasi di Deli Serdang. 3. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh kualitas SDM (IPM) terhadap urbanisasi di Deli Serdang. 1.4
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah urbanisasi di Deli Serdang. 2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menganalisas dampak urbanisasi terhadap transformasi struktur ekonomi di Deli Serdang. 3. Sebagai refrensi dan informasi bagi penelitian – penelitian selanjutnya yang topiknya berhubungan. 4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis. 5. Sebagai pembanding hasil – hasil penelitian dengan topik yang berhubungan.