BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi merupakan indikator yang penting untuk mencapai keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negaraakan berusaha keras untuk mencapai pembangunan suatu negara dengan mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kondisi di negaranegara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan (Jonaidi, 2012).Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang tidak hanya di alami oleh negara yang berkembang, namun juga bagi negara maju yang telah memiliki kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang memadai (Astrini, 2013).Masalah utama yang dihadapi oleh negara berkembang adalah kemiskinan (Vincent, 2009). Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang menjadi salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian di negara manapun.Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu tingkat investasi yang masih dibawah standar, tingkat pengangguran yang tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan bangsa. Pada September 2013 di Indonesia terdapat 28,55 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan yang berarti angka kemiskinan sebesar 11,47 persen (Tim Nasional Percepatan
1
Penanggulangan Kemiskinan, 2013). Salah satu akar permasalahan kemiskinan di Indonesia yakni tingginya disparitas antar daerah akibat tidak meratanya distribusi pendapatan, sehingga kesenjangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin di Indonesia semakin melebar (Sianturi, 2011).Penanggulangan dan pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin serta hampir miskin dan mengurangi beban biaya bagi rumah tangga sangat miskin (Mahsunah, 2013). Seseorang dikatakan miskin bila dia belum bisa mencukupi kebutuhannya atau belum berpenghasilan (Yudha, 2013).Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia. Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata ada dalam kehidupan mereka sehari-hari, karena mereka itu merasakan dan menjalani sendiri bagaimana mereka hidup dalam kemiskinan (Suliswanto, 2010). Investasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan satu sama lain saling terkait. Sulit bagi pemerintah menciptakan lapangan kerja baru tanpa pertumbuhan ekonomi tinggi maka tingkat pengangguran juga akan meningkat (Mekahsari, 2012). Kemiskinan telah mejadi perhatian utama dalam perkembangan kebijakan sosial (Alcock, 2012). Provinsi Bali mempunyai struktur perekonomian sangat unik dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia. Keunikan ini karena sebagian besar sumber penghidupan masyarakat bersumber dari sektor pariwisata, sedangkan sektor
2
lainnya berperan sebagai sektor pendukung (BPS, 2013). Pada Tahun 2013 di Provinsi Bali masih terdapat 182,77 ribu jiwa penduduk miskin atau sekitar 4,49 persen dari total penduduk di Bali. (BPS Provinsi Bali, 2014). Grafik 1.1. Persentase Kemiskinan di Provinsi Bali Tahun 1993–2013
12.00 10.00
Persentase Kemiskinan di Provinsi Bali Tahun 1993 - 2013 9.65
9.11
9.38
8.00
8.57
8.84
6.00
8.53
7.87
8.30 5.68
4.00
7.34
6.89
2.00
6.72 6.63 5.13 6.85 7.08 4.2 3.95 6.17 4.88 4.18
Persentase Penduduk Miskin
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
0.00
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 (data diolah) Grafik 1.1.menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin mengalami fluktuasi dari tahun 1993 hingga 2013. Persentase penduduk miskin tertinggi terjadi pada tahun 1993 mencapai 9,65 persen, salah satu penyebab tingginya persentase penduduk miskin karena rendahnya persentase pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut. Pada Maret tahun 2013 persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 3.95 persen, namun pada September tahun 2013 persentasi penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi 4.49 persen. Provinsi Bali secara bertahap telah berupaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin melalui strategi yang dilakukan dengan
3
pelaksanaan program pro-rakyat serta memberikan sarana yang memadai untuk mampu mengakses dan memenuhi berbagai pelayanan kebutuhan masyarakat seperti program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), bedah rumah, Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbang Sadu) (Astrini, 2013). Mengurangi kemiskinan di Bali perlu adanya investasi sebagai sumber pembangunan ekonomi, modernisasi, pertumbuhan pendapatan, ketenagakerjaan, pengurangan kemiskinan yang perlu rnendapatkan perhatiannya yang serius.Ciri negara berkembang adalah kurangnya modal, tidak adanya persediaan dan pertumbuhan ekonomi yang rendah serta keterbelakangan teknologi. Hal ini dapat di lihat dari biaya rata-rata yang produksi yang tinggi namun produktivitas tenaga kerja rendah karena tenaga kerjanya tidak terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas dari rasio output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang juga tidak lepas dari masalah di atas, oleh karena itu investasi merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan. Pertumbuhan ekonomi memerlukan unsur investasi.Pada kenyataan bahwa investasi merupakan komponen penting dalam pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi (Adnan, 2010). Investasi memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, penting untuk menentukan strategi investasi yang akan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan (Triyodo, 1996). Investasi adalah komitmen dana, langsung atau tidak langsung, untuk satu atau lebih aset
4
dengan harapan untuk meningkatkan kekayaan masa depan (Lutfi, 2010). Secara teori, investasi yang masuk ke suatu daerah berarti menambah kapital dalam kegiatan perekonomian. Penambahan kapital ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Arus investasi ke suatu daerah berlangsung terus menerus dan dalam jangka panjang serta dibarengi dengan ekonomi yang berdaya saing tinggi, maka investasi akan meningkatkan penawaran melalui peningkatan stok kapital yang ada. Menurut Sukirno (2000) kegiatan memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaaan agregat, pendapatan nasioal serta kesempatan kerja, (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi, (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Investasi merupakan modal yang biasanya ditujukan untuk jangka panjang, penanaman modal dapat dilakukan untuk mengembangkan usaha sendiri atau menyertai pada pihak lain. Penanaman modal usaha untuk memperoleh keuntungan yang penanamannya dapat berbentuk uang, modal tetap atau pembelian surat berharga. Investasi merupakan penghubung yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan (Ocaya et al, 2012). Menurut Sadono (2011:121) investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan
produksi
untuk
menambah
kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Salah
5
satu penyebab menurunnya perkembangan tingkat investasi yaitu karena kondisi ekonomi yang tidak stabil ataupun akibat peristiwa bom Bali pada tahun 2002 yang berdampak tingkat kepercayaan para investor dan megakibatkan investasi menurun sehingga berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi di Bali. Kondisi perkembangan Investasi Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto di Provinsi Bali menunjukkan adanya peningkatan relatif dari tahun 1993-2013. Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2013, sebesar11.12 triliun rupiah, dan yang terendah terjadi pada tahun 1993, sebesar
2,44 triliun rupiah.Ini artinya bahwa
kondisi investasi di Provinsi Bali sudah meningkat.Grafik 1.2 menunjukkan perkembangan Investasi pembentukan modal di Provinsi Bali dalam kurun waktu 1993-2013. Grafik 1.2. Perkembangan Investasi Pembentukan Modal Tetap Domestik bruto di Provinsi Bali Periode Tahun 1993-2013 (Triliun Rupiah)
Investasi Pembentukan Modal di Provinsi Bali Tahun 1993-2013
10.08
7.37
5.62 2.45 2.44
2.54 2.48
2.65 2.57
2.83 2.76
3.30
3.01
3.13
2.89
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 (data diolah)
6
3.61
4.01 4.56
6.06
8.39
11.12
Kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan (pengangguran).Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan. Kemiskinan dapat diibaratkan seperti benang kusut yang sangat susah dibenahi. Mengatasi masalah kemiskinan
tidak
dapat
dilakukan
secara
terpisah
dari
masalah-masalah
pengangguran dan masalah-masalah lain yang secara eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan (Saputra, 2011).Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada (Yudha, 2013).Pengangguran adalah suatu keadaaan yang tidak terelakkan keberadaannya, baik itu di negara berkembang maupun di negara maju sekalipun.Masalah pengangguran sangat penting untuk diperhatikan karena pengangguran sangat berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan (Cang dan Wu, 2012:4). Jumlah pengangguran di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun 1993 hingga 2013. Tingkat Pengangguran di Indonesia yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 mencapai 10,45 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 1994 mencapai 5,08 persen. Jumlah pengangguran di Provinsi Bali
juga mengalami
fluktuasi dari tahun 1993 hingga 2013. Tingkat Pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 1994mencapai 12,45 persen, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun
7
2012mencapai 4,32 persen. Ini artinya bahwa tingkat pengangguran di Indonesia dan di Provinsi Bali sudah megalami penurunan.Perbandingan dari tingkat pengangguran di Indonesia dan di Provinsi Bali terlihat tingkat pengangguran di Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran di Indonesia. Grafik 1.3 menunjukkan perkemangan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia dan di zprovinsi Bali. Grafik 1.3.Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia dan di Provinsi Bali Tahun 1993 – 2013 (dalam persen) Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia dan di Provinsi Bali Tahun 1993-2013 Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesiai 12.10 9.86 12.2612.45 9.06 9.67 8.88
6.36
8.10 9.06 5.08
5.36 5.08
Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali 8.76 8.64 9.70
8.82 4.58
4.75
8.46 5.14
7.41 4.80
5.92 4.32
9.67 8.88 9.8610.2610.458.82 8.58 8.76 8.64 8.7 9.75 8.46 8.14 7.41 6.8 6.32 5.92
199319941995199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 (data diolah) Pada konteks pertama di mana perpindahan penduduk dari desa ke kota menimbulkan berbagai masalah di Indonesia dan khususnya di Provinsi Bali. Masalah yang terjadi antara lain yaitu kepadatan penduduk, meningkatnya pencari kerja dan meningkatnya angka kemiskinan.Di Provinsi Bali tingkat perpindahan penduduk lebih tinggi dari Indonesia secara total. Di Bali yang merupakan salah satu provinsi memiliki angka perpindahan penduduk di atas nasional. Suatu wilayah
8
dengan tingkat perpindahan penduduk yang tinggi telah menimbulkan permasalahan ekonomi
perkotaan,
yaitu
tingginya
tingkat
pengangguran.Meningkatnya
pengangguran ini menunjukan bahwa perkembangan sektor formal tidak mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja sehingga perpindahan penduduk dengan sendirinya mendorong pertumbuhan sektor informal (BPS, 2012). Pengangguran muncul karena rendahnya tingkat pertumbuhan permintaan terhadap tenaga kerja di sektor industri modern dan tingkat pertumbuhan yang cepat dari persediaan tenaga kerja kota yang berasal dari desa (Todaro, 1997). Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dalam masyarakat.Angka Kemiskinan dan Pengangguran biasa digunakan untuk melihat bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat.Sesuai dengan tujuan bangsa ini yaitu mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat, maka kemiskinan dan pengangguran menjadi sebuah komitmen bersama bagi seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat untuk berupaya keras dalam penanggulangan masalah tersebut.Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu negara
dapat
membawa
dampak
negatif
terhadap
perekonomian
negara
tersebut.Pengangguran akan menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga berdampak terhadap keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya (Amalia, 2012). Instrumen yang sangat berpengaruh dalam penurunan kemiskinan pendapatan (income poverty) adalah pertumbuhan ekonomi (Wahyudi, 2010).Studi ekonomi umumnya menyatakan bahwa pengurangan kemiskinan bertalian erat dengan
9
pertumbuhan ekonomi.Secara prinsip, pertumbuhan ekonomi merupakan persyaratan pertama dari pengentasan kemiskinan, sedangkan yang kedua adalah menjamin bahwa pertumbuhan tersebut adalah pro-poor.Pada kurun waktu 1980-2010 jumlah penduduk miskin Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dengan tren yang negatif (Kraay, 2006). Grafik 1.4.Pertumbuhan Ekonomi atas dasar konstan pada tahun 1993 - 2013 (dalam persen)
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Tahun 1993-2013 8.86 7.51
7.93 8.165.81
5.56 3.54 0.67 3.05
3.57 3.04
4.62
5.92 5.28
5.33 5.83 5.97
6.49 6.65
6.05
-4.04
Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 (data diolah) Pertumbuhan Ekonomidi Provinsi Bali atas dasar harga konstan mengalami fluktuasi dari tahun 1993-2013. Pertumbuhan ekonomi yang tertinggi terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar 8.86 persen.Sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar -4.04persen.Ini artinya bahwa kondisi perekonomian di Bali cukup
10
baik.Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan gambaran terhadap kesejahteraan faktor produksi yang turut serta menciptakan kesejahteraan tersebut, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula produktivitas faktor produksi dan semakin tinggi pula upah yang diterima oleh para pekerja (Yudha, 2013). Proses pembangunan memerlukan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan.Faktorfaktor utama yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu seperti akumulasi modal, jumlah penduduk, angkatan kerja dan kemajuan teknologi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu Negara, maka semakin besar pula investasi suatu Negara, semakin tingginya investasi, pengangguran akan menurun, apabila tingkat pengangguran rendah maka akan berbanding lurus terhadap penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi merupakan penggerak utama dalam penurunan kemiskinan (Fosu, 2010). Bedasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Investasi dan Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi serta Kemiskinan di Provinsi Bali”. 1.2
Rumusan Masalah Penelitian
11
Bedasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh langsung Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali? 2. Bagaimana
pengaruh
langsung
Pengangguran
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Bali? 3. Bagaimana pengaruh langsung Investasi terhadap kemiskinan di Provinsi Bali? 4. Bagaimana pengaruh langsung Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali? 5. Bagaimana pengaruh langsung Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali? 6. Bagaimana pengaruh tidak langsung Investasi terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali? 7. Bagaimana pengaruh tidak langsung Pengangguran terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
pengaruh
investasi
dan
pengangguran
terhadap
pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan, antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali.
12
2. Untuk mengetahui pengaruh langsung Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali. 3. Untuk mengetahui pengaruh langsung Investasi terhadap kemiskinan di Provinsi Bali. 4. Untuk mengetahui pengaruh langsung Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali. 5. Untuk mengetahui pengaruh langsung Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinnsi Bali. 6. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung Investasi terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali. 7. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung Pengangguran terhadap Kemiskinan melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali.
1.4
Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, adapun kegunaan yang
diharapkan dari penelitian ini adalah:
1
Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran dan penerapan dari teori yang telah diperoleh pada masa perkuliahan, khususnya yang berkaitan dengan investasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan kemiskinan di Provinsi Bali.
13
2
Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah kemiskinan di Provinsi Bali.Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan oleh
pemerintah,
khususnya
yang
dapat
mengoptimalkan
investasi,
pengangguran, pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Provinsi Bali.
1.5Sistematika Penelitian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penyajiannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
14
Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta metode pengolahan data.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan menyajikan data serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan pengujian pengaruh investasi dan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan di Provinsi Bali.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan mengemukakan simpulan, keterbatasan dan saran atas penelitian yang dilakukan. Penulis mencoba membuat simpulan dari uraian pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya dan mengemukakan keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan. Dikemukakan juga saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.
15