BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pariwisata
merupakan suatu bidang yang sangat
kompleks dan
keberadaannya sangat peka terhadap berbagai perubahan dan perkembangan terutama berkaitan dengan keinginan atau motivasi wisatawan yang selalu ingin mencari dan menikmati sesuatu atau pengalaman baru untuk pemuasan hasrat pribadinya. Salah satu jenis wisata yang sedang mengalami perkembangan pesat adalah wisata kuliner. Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah wisata untuk mencari atau berburu makanan khas daerah. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi daerah. Wisatawan tidak segan-segan membayar mahal untuk menikmati suatu hidangan. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah terjadi, wisatawan makan tidak hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi wisatawan juga mencari suasana dan pelayanan yang prima sebagai bagian dari sajian makanan yang dipesan. Banyak wisatawan yang menyempatkan waktu mencari makanan dan minuman khas daerah tujuan disela-sela kegiatannya berwisata. Salah satu daerah di Yogyakarta adalah Kabupaten Gunung Kidul. Berbeda dengan empat kabupaten lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang subur dan hijau, Gunung Kidul adalah perbukitan kapur tandus yang selalu dilanda kekeringan. Berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Gunung Kidul merupakan sisa lautan di masa silam. Namun sekarang Gunung Kidul tidak lagi identik dengan kekeringan. Pegunungan yang dahulu tandus dan berbatu gamping
1
2
di sisi tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta itu pun sedikit demi sedikit berubah menjadi hijau. Selain itu Gunung Kidul juga mempunyai banyak potensi wisata lain. Di Gunung Kidul terdapat pantai-pantai menawan yang di antaranya Pantai Baron, Krakal, Kukup, Drini, Sundak, Siung, Sadeng, Ngobaran, Ngrenehan dan Indrayanti. Selain itu terdapat juga hutan buatan, seperti Wanagama (milik Universitas Gadjah Mada/UGM). Yang tak kalah eksotis adalah gua-gua karts yang menantang, stalaktit/stalakmit yang indah dan sungai-sungai bawah tanah yang menakjubkan. Di Gunung Kidul juga terdapat gua yang tersebar di berbagai tempat. Beberapa di antaranya bersambungan satu sama lain, seperti Gua Pindul, Gua Jepang, dan Gua Jomblang. Ada juga wisata geologi Gunung Purba Nglanggeran, Sungai Bengawan Solo Purba. Wisata Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Air terjun Gunung Nglanggeran. Selain atraksi wisata tersebut, di Gunung Kidul juga terdapat banyak desa wisata, diantaranya adalah Bobung, Mojo, Garotan, Nglanggeran, Bejiharjo, Bleberan, Umbulrejo, Wonosadi, Kemadang, Ngestirejo, Jelok, Sidoharjo, Kemuning, Mulo, dan Turunan. Adapun fasilitas di desa wisata tersebut adalah outbond, jelajah alam, susur gua, susur sungai, membajak sawah, menikmati makanan khas. Dengan adanya desa wisata ini makanan lokal lebih dikenal oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Selain atraksi wisata tersebut, restoran/rumah makan juga merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan industri pariwisata. Rumah makan merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang
3
menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada tamu, baik berupa makan atau minum. Tujuan operasional rumah makan adalah untuk berbisnis, mencari untung dan membuat tamu puas dengan penyajian makanan dan minuman. Berbagai jenis restoran dikembangkan, begitu pula berbagai menu, baik jenis makanan maupun minuman disajikan dengan berbagai kreasi yang inovatif. Hal ini dilakukan agar usaha makan memiliki daya saing dengan usaha makan lainnya. Makanan dan minuman di Gunung Kidul dapat menjadi sebuah atraksi wisata yang dapat menarik minat wisatawan. Saat ini kabupaten Gunung Kidul menjadi ikon pariwisata khusus dengan produk kulinernya, namun dalam perkembangannya belum dapat maksimal. Terdapat banyak alasan yang menyebabkan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) semakin tertarik datang ke Kabupaten Gunung Kidul. Seperti kabupaten lainnya, pemerintah terus memperbaharui Kabupaten Gunung Kidul agar terlihat lebih dinamis. Berbagai tempat wisata didesain sesuai dengan trend masa kini. Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung di obyek-obyek wisata, secara tidak langsung berpengaruh terhadap bisnis rumah makan yang semakin tumbuh subur.
Setiap
produsen
makanan
berlomba-lomba
untuk
menciptakan
makanan/kuliner yang mempunyai rasa dan jenis yang berbeda, seperti sego abang, belalang goreng, gathot, thiwul, pathilo, aneka olahan ikan, peyek jingkeng, keripik rumput laut. Beberapa contoh masakan lokal tersebut menjadi semacam ikon daerah Gunung Kidul. Maka tidak heran bahwa banyak wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Gunung Kidul khusus mencari makanan dan minuman khas Gunung Kidul
4
Bahan-bahan olahan, tampilan masakan, dan cita rasa yang menarik menurut selera wisatawan juga menjadi kelebihan dari masakan lokal, sehingga jenis masakan lokal tersebut umumnya dapat diterima oleh wisatawan. Potensi masakan lokal ini dapat menjadi sebuah jalan atau jawaban untuk memulai atau membuka upaya pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gunung Kidul melalui pengembangan dan pemasaran produk wisata kuliner di Kabupaten Gunung Kidul. Selanjutnya harus dibuat suatu model pengelolaan produk wisata kuliner yang tepat dan menyesuaikan dengan potensi dan kekuatan yang dimiliki Kabupaten Gunung Kidul. Dengan adanya model pengelolaan produk wisata kuliner yang tepat maka produk kuliner makanan lokal Gunung Kidul dapat dikemas menarik dan lebih dikenl oleh wisatawan dalam maupun luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor apa yang mempengaruhi keputusan wisatawan mengkonsumsi makanan lokal di Gunung Kidul? 2. Bagaimana pengelolaan makanan lokal sehingga memiliki daya saing? 3. Strategi pemasaran apa yang digunakan untuk mendapatkan pelanggan?
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui
faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
wisatawan
mengkonsumsi makanan lokal di Gunung Kidul. 2. Mengetahui pengelolaan makanan lokal sehingga memiliki daya saing. 3. Mengetahui strategi pemasaran yang digunakan untuk mendapatkan pelanggan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan menambah wawasan pemikiran dalam bidang kepariwisataan, bahkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian serupa berikutnya terutama yang berkaitan pada masakan lokal sebagai produk wisata kuliner. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Pengelola Usaha Kuliner Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi yang positif untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pengelolaan usaha serta sebagai upaya meningkatkan kualitas produk usaha demi mencapai kepuasan konsumen serta meningkatkan hasil penjualan dan income generating di usaha kuliner secara berkelanjutan dimasa-masa yang akan datang.
6
2. Bagi Pengunjung Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan sentra-sentra kuliner di Kabupaten Gunung Kidul.
1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Strategi Pengelolaan Makanan Lokal Sebagai Produk Wisata Kuliner di Kabupaten Gunung Kidul belum pernah diteliti sebelumnya. Setiap penelitian memiliki karakteristik dan cara tersendiri dalam berbagai aspek, meskipun terdapat beberapa variabel yang mungkin terdapat kesamaan, namun fokus permasalahan dan output tentu memiliki ciri tersendiri apalagi terkait dengan analisis data yang sifatnya deskriptif. Teori kuliner tidak jauh berbeda dengan penelitian serupa, namun tempat yang diambil dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan strategi pemasaran, sehingga penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu, aspek yang diangkat dalam penulisan ini lebih dominan strategi pemasaran dan keputusan pembelian. Berikut beberapa penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini yang telah dilakukan sebelumnya yaitu sebagai berikut:
7
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama peneliti Dwi Winarsih (Winarsih, 2009)
Tahun 2009
Judul penelitian Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan Bakmi Aisy di Depok
Sari (Sari, 2011)
2011
Wibowo (Wibowo, 2009)
2009
Pengaruh kualitas pelayanan jasa restoran terhadap pelanggan Sakana Japanesse restaurant di Delonix Hotel Karawang Analisis pengaruh keunggulan produk dan kualitas pelayanan di rumah makan seafood magelang
Hasil Konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Bakmi Aisy di Depok terutama dalam hal rasa makanan yang dapat menggugah selera konsumen, hal ini dilihat dari banyaknya konsumen yang datang tiap harinya. Terdapat pengaruh positif rendah antara kualitas jasa pelayanan dengan loyalitas pelanggan Sakana Japanesse restaurant. Adapun besarnya pengaruh kualitas jasa pelayanan terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar 15,76% Penelitian ini membuktikan dan memberikan kesimpulan bahwa untuk mendapatkan kepuasan konsumen adalah dengan meningkatkan keunggulan produk dan untuk mendapatkan kepuasan konsumen adalah dengan meningkatkan kualitas layanan.
Sumber : Olah data pribadi, 2014
Berdasarkan contoh keaslian penulisan di atas, maka penulis merasa bahwa judul yang diambil lebih spesifik karena mengangkat tentang jenis makanan lokal di daerah Gunung Kidul, yang mana jumlah makanan lokal di Gunung Kidul sangat beraneka ragam.