BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Manga「漫画」adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 yang berjudul Mankaku Zuihitsu, tetapi ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul pada abad 12. Manga generasi awal ini bertajuk Choju Jinbutsu Giga yang berisi berbagai gambar lucu hewan dan manusia (Intifada, 2012: 2). Pada akhinya manga berpengaruh dalam kesenian di Jepang dan menjadi sumber hiburan bagi para peminatnya, baik di masa lalu maupun sekarang. Perkembangan manga sendiri telah melalui banyak tahapan, tetapi perkembangan yang paling terlihat adalah pada era pasca Perang Dunia II, ketika muncul seorang tokoh yang dianggap sebagai tokoh yang merevolusi manga, yaitu Osamu Tezuka. Osamu Tezuka adalah orang yang pertama kali memasukkan unsur-unsur komik Barat ke dalam manga, sehingga tampilannya menjadi manga yang saat ini kita kenal. Osamu Tezuka menjadi tokoh yang menginspirasi banyak penulis manga atau biasa disebut mangaka 「 漫 画 家 」 sehingga banyak serial-serial manga baru yang bermunculan. Banyak diantara manga baru tersebut yang bisa memikat hati pembaca, tetapi tidak sedikit juga yang tidak laku di pasaran. Juduljudul manga seperti Doraemon, Dragon Ball, Naruto, Bleach, dan One Piece
1
2
adalah beberapa contoh manga yang tidak saja populer di Jepang, tetapi juga di luar Jepang, termasuk di Indonesia (Herlambang, 2011: 1-2). Di Indonesia, manga mendapatkan respon yang sangat baik di kalangan pecinta komik. Manga sangat populer di Indonesia sejak tahun 1990-an, dan sampai saat ini penggemar manga terus bertambah. Penggemar manga menilai, cara pelukisan tokoh karakter inilah yang menjadi daya tarik manga. Selama ini, manga diidentikkan dengan bacaan untuk anak-anak, padahal orang dewasa pun boleh membaca manga. Di Jepang, manga mempelopori pembagian jenis komik berdasarkan rentang umur dan jenis kelamin target pembacanya (Intifada, 2012: 47). Meskipun jenis komik terbagi dalam beberapa kategori, pembaca tetap bebas memilih manga yang ingin dibacanya. Hal tersebut dianggap wajar, semuanya kembali kepada selera masing-masing pembaca. Dengan adanya manga ini, orang-orang lebih mengenal budaya Jepang dan tanpa disadari orang telah mulai mengenal Jepang hanya dengan membaca manga. Bahkan, banyak yang menyukai Jepang hanya karena suka membaca manga. Dari situ banyak juga orang yang ingin pergi ke Jepang atau bekerja dan tinggal di Jepang. Seiring berjalannya waktu, perkembangan manga yang masuk ke Indonesia pun menjadi pesat, maka penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia juga sangat dibutuhkan sehingga terbukalah peluang dalam dunia kerja sebagai seorang penerjemah bahasa Jepang-Indonesia. Tentu saja diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan dan kemampuan berbahasa Jepang. Selain
3
kecakapan dan keterampilan dalam komunikasi verbal, seorang penerjemah harus memiliki tiga karakteristik lainnya, yaitu perlunya memiliki rasa kagum atas gaya formal bahasa teks yang hendak diterjemahkan, menghargai isi teks, dan mampu mengekspresikan kreatifitasnya sendiri melalui hasil karya orang lain (Hartono, 2003: 132). Atas dasar itu, penulis membuat tugas akhir dalam bentuk terjemahan. Kegiatan menerjemahkan bukan sekedar mengubah suatu teks ke dalam bahasa sasaran, namun terdapat proses belajar di dalamnya. Sama halnya dengan buku, novel atau cerita anak lainnya, hal yang membuat sebuah komik dapat dibaca dengan enak oleh pembaca adalah terjemahan percakapan dalam balon kata. Penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan sebuah manga pun tidak mudah. Karena penggunaan bahasa Jepang dalam manga yang umumnya menggunakan bahasa yang tidak baku, seorang penerjemah harus mampu menyalurkan maksud dari sebuah cerita manga tersebut dengan bahasa yang enak untuk dibaca. Dengan perkembangan jaman sekarang ini, bahasa di Indonesia semakin berkembang khususnya di kalangan anak muda, sehingga dengan penyesuaian tersebut, diharapkan dapat mempermudahkan para pembaca untuk membaca manga yang telah diterjemahkan tersebut. Dalam tugas akhir ini penulis akan menerjemahkan sebuah manga yang diambil dari teks asli manga berjudul “Hetalia: Axis Powers” karangan Himaruya Hidekazu. Manga ini dipilih karena bercerita tentang sejarah dunia yang disajikan dalam bentuk humor dan parodi sehingga pembaca dapat memahami sejarah dunia dengan lebih mudah. Karena bertemakan sejarah, penulis akan mengambil garis
4
besar dari beberapa sejarah yang kebanyakan terjadi saat Perang Dunia I, seperti cerita mengenai terbentuknya Negara Poros (Italia, Jerman, Jepang), penyerangan Negara Sekutu (Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Cina) terhadap Negara Poros, sejarah politik dan militer, interaksi antar negara dan lain sebagainya. Dari situ penulis berencana membentuk alur cerita yang mudah dipahami tanpa mengubah inti cerita dari manga Hetalia: Axis Power ini. Selain menyajikan penokohan yang menarik dalam sebuah alur cerita, peristiwa yang muncul secara apa adanya, serta setting yang unik, manga ini menyajikan cerita fiksi yang mudah dimengerti. Manga ini belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan belum diterbitkan di Indonesia. Manga ini baru diterjemahkan dalam bentuk bahasa Inggris yang diterbitkan di Amerika. Karena itulah penulis tertantang untuk mencoba menerjemahkan manga ini ke dalam bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam tugas akhir ini adalah bagaimana penerjemahan manga “Hetalia: Axis Powers” dari bahasa sumber yakni bahasa Jepang ke dalam bahasa sasaran yakni bahasa Indonesia sehingga menjadi sebuah karya yang mudah dipahami oleh pembaca khususnya para pembaca muda tanpa mengurangi nilainilai karya yang terkandung di dalamnya.
1.3 Tujuan penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan tugas akhir
5
ini adalah pertama, untuk menyajikan hasil terjemahan manga berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca khususnya untuk para pembaca muda. Kedua, menambah hasil karya terjemahan bahasa Jepang–Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa dan budaya Jepang. Ketiga, menerapkan hasil belajar penulis dalam berbahasa Jepang.
1.4 Landasan Teori Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 938) penerjemahan diartikan sebagai proses, perbuatan, cara menerjemahkan; pengalihan bahasa dan terjemahan diartikan sebagai hasil dari suatu penerjemah, sedangkan dalam bahasa Inggris, terdapat istilah translation dan interpretation yang digunakan dalam konteks yang berbeda meskipun kedua istilah tersebut terfokus pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Sama seperti dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Jepang juga terdapat dua macam istilah penerjemahan, yaitu honyaku yang berarti penerjemahan dokumen (pesan tertulis) dan tsuuyaku yang berarti penerjemahan pesan lisan (Matsuura, 1994: 308). Terjemahan didefinisikan beragam arti oleh para ahli. Meskipun demikian, pada hakekatnya definisi terjemahan hampir sama antara yang satu dengan yang lain. Dari beberapa definisi dari para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa terjemahan dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan cara mengungkapkan makna dan gaya bahasanya.
6
1.5 Metode Terjemahan Dalam proses penerjemahan, ada beberapa metode yang digunakan. Tetapi dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode komunikatif. Metode ini berusaha mempertahankan makna konteksual yang tepat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran sehingga isi ataupun bahasanya dapat langsung diterima dan dipahami oleh pembaca.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini disusun ke dalam tiga bab. Bab pertama terdiri dari: latar belakang,
rumusan
masalah,
tujuan
penulisan,
landasan
teori,
metode
penerjemahan dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi pengenalan para tokoh dalam manga tersebut kemudian dipaparkan terjemahan per kalimat dan hasil terjemahan manga “Hetalia: Axis Powers”. Bab tiga adalah penutup.