BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak digunakan pada industri pangan dan proses pembudidayaannya yang relatif mudah. Hampir sebagian besar produksi kacang tanah digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan, seperti bumbu pecel/gado-gado, biskuit, kacang garing/asin, minyak nabati, saus, selai dan susu. Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik (1990), industri pangan memerlukan kacang tanah dalam bentuk gelondongan (polong kering) sebanyak 36.500 ton/tahun dan dalam bentuk kupas (biji) sebanyak 2.788 ton/tahun. Sebagian besar budidaya kacang tanah di Indonesia dilakukan oleh petani lokal dan sudah dibudidayakan di berbagai provinsi. Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Stasistik (2015), di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2014, produksi kacang tanah mencapai 605.127 ton dengan areal luas tanam sebesar 454.063 ha. Permintaan pasar terhadap kacang tanah di Indonesia perlu didukung dengan adanya kesiapan sarana-prasarana dan metode pengolahan yang cocok untuk kondisi lapangan agar petani dapat memproduksi kacang tanah dengan mutu yang baik, seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Standar tersebut dapat dicapai apabila proses pengolahan kacang tanah dapat dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah.
1
2
Penanganan pascapanen komoditas hasil pertanian menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas mutu bahan. Salah satu tahapan penting dalam pengolahan pascapanen biji-bijian termasuk kacang tanah adalah pengeringan. Proses pengeringan pada bahan pertanian memungkinkan resiko kerusakan pada bahan pertanian dapat diminimalisir mengingat kacang tanah memiliki kadar air yang cukup tinggi ketika basah yakni berkisar antara 40-50% (wb), sedangkan syarat mutu umum menurut SNI 01-3921-1995, kadar air kacang tanah adalah sekitar 6 % (wb). Oleh karena itu, pengeringan menjadi tahapan yang penting agar kacang tanah dapat dipertahankan kualitasnya selama proses penyimpanan dan tidak mudah busuk. Saat ini proses pengeringan kacang tanah di Indonesia kebanyakan masih mengandalkan penjemuran langsung dengan sinar matahari. Metode ini memang memiliki biaya yang sangat murah namun metode ini memiliki beberapa kekurangan yakni tercemarnya bahan, sangat tergantung pada cuaca, waktu pengeringan yang cukup lama, kehilangan jumlah bahan akibat serangan hama binatang, dan membutuhkan lahan tempat jemur yang luas. Proses pengeringan dengan metode penjemuran yang cukup tidak terkendali tersebut menyebabkan menurunnya kualitas kacang tanah tidak seragam. Namun demikian, kini cukup banyak dikembangkan jenis-jenis pengering mekanis untuk menggantikan metode penjemuran bilamana cuaca tidak mendukung. Salah satu jenis pengering mekanis tersebut adalah rotary dryer. Rotary dryer merupakan mesin pengering mekanis dengan prinsip kinerja sistem putar, terdiri atas silinder stainless steel yang berputar sehingga bahan yang
3
terdapat didalamnya akan ikut bergerak putar dan udara panas yang dihantarkan oleh udara pengering memungkinkan bahan pertanian menjadi kering dengan lebih cepat. Untuk dapat menganalisis proses pengeringan pada alat mekanis rotary dryer perlu dikaji peristiwa perpindahan panas dan massa bahan yang terjadi di dalamnya untuk mendapatkan korelasi koefisien perpindahan panas volumetrik dan laju perpindahan massa pada mesin pengering tersebut dan hasilnya dimodelkan dengan menggunakan model empiris untuk mendapatkan parameterparameter karakteristik proses pengeringannya. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam proses pengeringan kacang tanah secara mekanis. Penelitian ini akan menganalisis dan mengkaji fenomerna perpindahan panas dan laju perpindahan massa pada proses pengeringan kacang tanah menggunakan rotary dryer. Kinerja mesin rotary dryer dalam proses pengeringan kacang tanah tersebut juga akan dikaji dan dianalisis dengan mengukur efisiensi pengeringan. Hasil produk akhir penelitian berupa kacang tanah yang telah kering dengan kadar air yang sesuai dengan standar mutu dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Fenomena-fenomena proses pengeringan akan dikaji dalam mendesain analisis proses dan menentukan kondisi operasi alat mekanis rotary dryer agar menghasilkan kinerja yang optimal sehingga diperlukan model matematis dari proses perpindahan panas dan perpindahan massa yang terjadi selama proses pengeringan kacang tanah menggunakan pengering rotary dryer tersebut.
4
1.2. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian adalah untuk menganalisis perpindahan panas dan massa pada proses pengeringan kacang tanah menggunakan rotary dryer serta mengkaji kinerja rotary dryer. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Menganalisis proses perpindahan panas selama proses pengeringan kacang tanah dengan menentukan nilai koefisien perpindahan panas gabungan (U). 2. Menganalisis proses perpindahan massa selama proses pengeringan kacang tanah dengan menentukan nilai konstanta laju pengeringan (k). 3. Menganalisis kinerja alat rotary dryer dengan menentukan efisiensi pengeringan berdasarkan kebutuhan energi yang digunakan untuk mengeringkan bahan kacang tanah dan jumlah energi yang dihasilkan oleh bahan bakar. 4. Menganalisis perubahan warna yang terjadi pada biji kacang tanah selama proses pengeringan dengan menentukan nilai WI (Whiteness Indices). 1.3. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hasil analisis nilai laju pengeringan kacang tanah sehingga dapat ditentukan nilai kadar air prediksi selama proses pengeringan kacang tanah dan nilai koefisien perpindahan panas sehingga dapat ditentukan nilai perpindahan panas yang menyertai proses pengeringan kacang tanah tersebut serta efisiensi pengering tipe rotari tersebut.
5
1.4. Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini akan menganalisis dan mengkaji proses perpindahan massa dan perpindahan panas kacang tanah basah yang baru dipanen selama proses pengeringan dengan variasi suhu udara pengering dan kapasitas massa bahan yang dikeringkan. Selain itu perubahan warna biji kacang tanah juga dikaji dan dianalasisis melalui penentuan nilai WI (Whiteness Indices) selama proses pengeringan berlangsung. Kinerja pengering tipe rotari juga dikaji dengan mengukur efisiensi pengeringan. Kandungan kimia dan nutrisi kacang tanah yang dihasilkan tidak dikaji dalam penelitian ini.