BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Istilah musik dikenal berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike atau musike techne, Hardjana (1983:6-7). Menurut mitologi Antique Yunani, musik merupakan hadiah dewa Appolon dan Muse. Dalam bahasa Yunani mousike berarti muse, yang artinya seni atau ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh para Muses yaitu sembilan dewi yang merupakan anak anak dari dewa Zeus yang setiap Muses mewakili satu bidang seni atau ilmu pengetahuan. Pada umumnya para dewi digambarkan sebagai wanita yang cantik yang menguasai musik instrumen tertentu. Instrumen merupakan suatu hasil karya cipta manusia untuk dapat menciptakan suatu benda yang dapat menghasikan suara atau bunyi. Instrumen juga diciptakan untuk dapat menghasilkan ciri khas tersendiri dan dapat menirukan suara atau instrumen yang telah ada sebelumnya. Menurut sejarahnya, instrumen pada awalnya dibuat dari benda-benda di sekitar yang mudah ditemukan seperti kerang atau kulit-kulit binatang dan juga bagian tanaman. Seiring berkembangnya zaman alat musik berevolusi dengan munculnya berbagai macam variasi dan kualitas bahan yang semakin diperhatikan. Hampir semua yang terdapat di alam telah digunakan oleh setidaknya satu budaya untuk membuat alat musik. Instrumen dibuat bahkan dari bentuk, gaya dan juga menggunakan bahan-bahan yang tentunya berbeda-beda.
1 Universitas Sumatera Utara
Dari abad-keabad, dapat dilihat bahwa segala instrumen tidak terlepas dari perkembangan sejarah dan asal mulanya instrumen tersebut bersangkut paut dengan sejarah musik dalam bentuk gaya atau corak. Perkembangan zaman juga menuntun pada perkembangan alat musik itu juga. Gitar adalah salah satu jenis alat musik petik yang memiliki enam buah senar. Bahkan ada pula yang juga memiliki tujuh, delapan ataupun dua belas senar. Dalam ilmu organologi alat musik, gitar digolongkan ke dalam klasifikasi golongan chordophone 1 dan disebut sebagai long neck lute 2 yaitu alat musik yang mempunyai leher yang panjang. Termasuk salah satu jenis alat musik harmonis yang artinya bisa digunakan untuk membentuk chord 3 untuk mengiringi sebuah lagu dan gitar juga merupakan instrumen yang sangat menarik untuk dibicarakan termasuk persebarannya. Instrumen ini adalah salah satu instrumen yang paling populer dari zaman dulu hingga bahkan sampai saat ini di berbagai belahan dunia. Hampir semua kawasan pusat peradaban manusia, alat musik petik mirip gitar senantiasa ada. Pada abad ke-11, di Eropa mulai bermunculan jenis-jenis instrumen petik mirip gitar. Desainnya diyakini diperoleh dari alat-alat musik yang ada di Asia salah satunya adalah gittern. Selama dua abad lebih, gittern berkembang menjadi berbagai bentuk dengan nama-nama baru yang mirip, semisal quitarra, guiterre, gitarer, dan gitar. Memasuki abad ke-15, mulai berkembang instrumen petik lain yang bernama lute, yang bentuknya seperti gitar namun dengan bentuk tubuh seperti buah pir dengan course yang lebih banyak. Memasuki abad ke-17 hingga 1
Salah satu klasifikasi jenis alat musik yang proses menghasilkan bunyinya berasal dari getaran senar atau dawai. 2 Lute adalah salah satu alat musik yang berdawai mirip gitar dengan bentuk tubuh menyerupai buah pir dibelah dua. Amat populer di Eropa sejak abad pertengahan hingga abad ke-18. Merupakan keturunan dari alat musik ud di Timur Tengah. Lute kemudian mengalami evolusi menjadi alat-alat musik berdawai lainnya seperti vihuela dan gitar. 3 Kesatuan bunyi dalam musik yang mengandung tiga not atau lebih.
2 Universitas Sumatera Utara
18, popularitas gitar seakan terhenti. Sedikit sekali musisi atau komposer yang memperhatikan gitar. Kendati begitu, gitar terus berkembang. Bahkan ada yang makin mirip desainnya dengan gitar modern (Jubing, 2007 : 33). Hingga menjelang abad ke-20 desain gitar di Eropa tidaklah seragam. Masing-masing gitaris bisa saja memainkan jenis gitar yang berbeda dari gitaris lainnya. Antonio Torres Jurado (1817-1892) adalah pembuat gitar dari Spanyol yang menemukan standar anatomi gitar (dimensi, rangka, panjang dawai, dan sebagainya) yang mampu menghasilkan kualitas suara secara maksimal, sekaligus nyaman dimainkan. Kini, kendati pembuat gitar punya kekhasan masing-masing ada patokan tertentu dalam desain gitar modern yang berpegang pada desain Torres (Jubing, 2007 : 34). Pembuatan instrumen dawai atau senar salah satunya termasuk gitar adalah usaha yang sudah lama dilakukan. Luthier adalah istilah yang digunakan untuk pembuat gitar. Awalnya istilah ini hanya dipakai untuk pembuat gitar klasik. Namun kini digunakan pula untuk para pembuat gitar dari jenis apa pun, termasuk alat-alat musik lain yang memakai dawai dan fret. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini gitar banyak diproduksi dengan berbagai jenis, bentuk, merek 4 (brand) dan harga oleh
4
Beberapa contoh produk gitar ternama sekarang ini yang berasal dari luar Indonesia yaitu Ibanez, Yamaha, ESP (Jepang), PRS, Carvin, Peavey, Fender, Gibson, Hammer (USA), Samick (Korea Selatan) dan beberapa merek lainnya. Ada juga beberapa merek gitar produk lokal di antaranya adalah Rick Hanes (Sidoarjo, Jawa Timur), Genta (Bandung, Jawa Barat), Mahogani (Brastagi, Sumatera Utara), Bona Pasogit (Sipoholon, Sumatera Utara) dan beberapa merek lainnya. (dikutip dari berbagai sumber online).
3 Universitas Sumatera Utara
produsen pembuatnya yang tentunya semakin menambah pilihan bagi konsumen yang hendak memilikinya sesuai dengan jenis dan kualitas yang diinginkannya. Gitar klasik, Gitar flamenco, Folk-akustik, Akustik-elektrik (electro-acoustic), Elektrik (solid-body) adalah beberapa jenis gitar yang umum dipakai saat ini. Selain itu ada juga aneka varian gitar lainnya seperti Gitar 12 senar, akustik maupun elektrik, Gitar 2 leher atau double-neck, Gitar resonator, dan Gitar sunyi atau silent guitar. Gitar Bona Pasogit Sipoholon atau yang lebih sering disebut dengan gitar Sipoholon adalah salah satu jenis gitar yang diproduksi di daerah Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan merupakan produk asli buatan daerah tersebut. Gitar ini mulai diproduksi sekitar tahun 1940-an oleh Alm Bpk.Karal Hutagalung 5 dan sampai sekarang proses pembuatannya sudah diturunkannya kepada generasi selanjutnya yang tak lain kepada anaknya sendiri. Gitar ini juga telah mendapat trademark (merekdagang) yang resmi dan legal dengan nama Gitar Bona Pasogit dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2000. 6
5
Alm.Bpk Karal Hutagalung adalah seorang luthier yang pertama kali membuat Gitar Bona Pasogit Sipoholon Ini. Kini usahanya telah diteruskan kepada anaknya sendiri sampai saat ini. Dia meninggal dunia pada tanggal 04 Desember 2009. 6 Wawancara dengan Bapak Albert Hutagalung.
4 Universitas Sumatera Utara
Gitar ini menurut wawancara saya dengan Bpk.Albert Hutagalung 7, dari dulu hingga sampai saat ini proses pembuatannya dilakukan secara manual. Yaitu dengan keuletan tangan (handmade) dan dikerjakan dengan peralatan yang sangat sederhana dan tentunya mungkin berbeda di dalam proses pembuatan, bahan bahan yang digunakan, dan juga peralatan yang digunakan dengan beberapa jenis gitar lain yang sudah ada sebelumnya yang diproduksi di dalam maupun luar negeri. Bahkan dulunya Alm. Bpk. Karal Hutagalung berupaya menciptakan sebuah alat sejenis gergaji listrik yang bisa membantu untuk mempermudah proses pengerjaan gitar tersebut. Kurangnya modal dan perhatian pemerintah daerah setempat menjadi kendala di dalam penyediaan alat atau mesin teknologi yang canggih untuk proses produksi gitar tersebut sampai saat ini. Tetapi itu tidak lantas membuat usaha ini tidak berkembang tetapi justru sebaliknya. Dengan bahan bahan dasar kayu yang berkualitas dan dengan teknik pembuatan, serta alat alat yang sederhana yang digunakan dapat menghasilkan produk gitar yang tak kalah kualitasnya dengan jenis gitar lainnya. Indikasinya terlihat dari banyaknya permintaan pembeli untuk gitar tersebut. Gitar ini sudah dijual ke berbagai wilayah, baik itu di daerah sekitar Tapanuli Utara yang menjadi sentra produksinya, ataupun di luar daerah di beberapa kawasan Sumatera Utara, luar provinsi, bahkan permintaan pernah hingga sampai ke luar negeri. Biasanya gitar ini diproduksi tergantung dari permintaan. Artinya apabila ada yang memesan maka akan dibuat sesuai dengan jumlah pesanan yang datang. Semua gitar yang sudah selesai akan dipajang dalam
7
Bapak Albert Hutagalung adalah salah seorang anak dari Alm. Bapak Karal Hutagalung yang meneruskan dan mewarisi usaha pembuatan Gitar Bona Pasogit ini. Dia termasuk generasi pertama yang meneruskan usaha pembuatan gitar ini.
5 Universitas Sumatera Utara
sebuah ruangan menunggu pemilik yang telah membelinya datang untuk mengambil ataupun mungkin juga akan dikirim langsung kepada pemiliknya. Tulisan ini akan dimaksudkan untuk mendeskripsikan mengenai produksi Gitar Bona Pasogit 8 Sipoholon menyangkut tentang teknik pembuatan dan sistem pemasarannya. Mengenai teknik pembuatan akan dideskripsikan mengenai proses dan cara pembuatannya yang menyangkut teknik pembuatan, bahan serta alat yang digunakan dan beberapa hal terkait yang menyangkut mengenai teknik pembuatannya. Menarik untuk dibicarakan karena pembuatannya masih menggunakan cara yang sangat sederhana dengan keuletan tangan (handmade) dan dibantu menggunakan peralatan yang sederhana juga. Sedangkan mengenai pemasarannya akan mengulas tentang sistem pemasaran yang menyangkut tentang produksi, faktor faktor yang mempengaruhi permintaan kepada gitar tersebut. proses pemasaran dan pangsa pasar yang menjadi tujuan pembuat gitar dalam hal ini adalah Bpk. Albert Hutagalung. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, saya memilih judul untuk penelitian ini yaitu: Produksi Gitar Bona Pasogit Sipoholon Buatan Bapak Albert Hutagalung di Desa Lumban Baringin Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara: Kajian Terhadap Teknik Pembuatan dan Pemasaran.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan di dalam tulisan ini adalah:
8
Bona Pasogit adalah bahasa Batak yang artinya dalam Bahasa Indonesia adalah kampung halaman.
6 Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana teknik pembuatan Gitar Bona Pasogit Sipoholon yang dilakukan oleh bapak Albert Hutagalung. 2. Bagaimana pemasaran produk Gitar Bona Pasogit Sipoholon buatan bapak Albert Hutagalung.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pembatasan pokok permasalahan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1
Untuk mengetahui tentang teknik pembuatan Gitar Bona Pasogit Sipoholon buatan bapak Albert Hutagalung.
2. Untuk mengetahui pemasaran produk Gitar Bona Pasogit Sipoholon buatan bapak Albert Hutagalung.
1.3.2
Manfaat Penelitian
1. Menambah informasi dan pengetahuan tentang salah satu dari sekian banyak aset kebudayaan yang masih dimiliki daerah Sumatera Utara yaitu Gitar Bona Pasogit Sipoholon 2. Sebagai suatu upaya untuk memberikan masukan bagi masyarakat umumnya nantinya untuk lebih mengenalkan produk gitar tersebut, khususnya terlebih kepada pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan salah satu kebudayaan daerah ini untuk dapat tetap bertahan, semakin berkembang, dan dapat dilestarikan.
7 Universitas Sumatera Utara
3. Dengan adanya penelitian ini bisa menjadi bahan informasi sebagai gambaran materi dasar bagi penelitian selanjutnya.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1
Konsep Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas
produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai atau faedah dari sesuatu barang. Sedangkan dalam arti sempit produksi adalah segala usaha dan aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang menjadi barang lain (Abdullah, 1992: 4; 38). Jadi yang dimaksud dengan produksi dalam tulisan ini adalah proses pembuatan atau menciptakan suatu barang dalam hal ini gitar Bona Pasogit Sipoholon tersebut yang tentu saja menjadi sebuah produk gitar baru dan tentunya sudah memiliki trademark (merek dagang) yang tersendiri. Kajian adalah mempelajari, memeriksa, menyelidiki suatu hal atau objek yang sudah ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Dalam tulisan ini yang menjadi objek kajian adalah mengenai teknik pembuatan serta pemasaran gitar tersebut. Teknik adalah metode atau sistem di dalam mengerjakan sesuatu, sedangkan pembuatan adalah proses atau cara yang dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online). Yang dimaksud dengan teknik pembuatan dalam tulisan ini adalah metode atau cara dalam membuat atau menghasilkan produk gitar tersebut yang tentunya dilakukan dengan handmade dan mungkin berbeda dengan proses pembuatan gitar dengan bantuan mesin dan teknologi. Teknik dalam tulisan ini
8 Universitas Sumatera Utara
juga membicarakan tentang pedoman dasar, cara, langkah langkah atau kerangka kerja yang dipakai untuk menghasilkan gitar dalam hal ini produk gitar Bona Pasogit. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh produk atau jasa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997). Yang menjadi fokus dan yang dimaksud dengan pemasaran dalam tulisan ini adalah bagaimana produksi, sistem pemasaran produk gitar tersebut kepada setiap pembeli
(konsumen)
yang tentunya
berhubungan
dengan
target
pemasarannya atau pangsa pasar yang menjadi tujuan produk gitar tersebut. Faktor faktor yang mempengaruhi sehingga permintaan oleh konsumen terjadi, dan memilih menggunakan gitar tersebut dibandingkan beberapa jenis gitar lainnya yang memiliki merek (trademark) yang mempunyai nama serta penawaran produk yang dilakukan oleh pembuat gitar tersebut dalam hal ini Bapak Albert Hutagalung selaku pemilik usaha tersebut juga akan menjadi objek kajian di dalam tulisan ini.
1.4.2 Teori Studi etnomusikologi adalah studi yang bukan hanya sebagai studi musik dari aspek oralnya, akan tetapi juga dari aspek sosial, kultural, psikologi, dan estetikanya pula. Ada setidaknya enam wilayah penyelidikan yang menjadi perhatian dan salah satunya adalah mengenai budaya material musik. Dalam tulisan ini untuk membahas mengenai pendeskripsian alat musik, penulis mengacu
9 Universitas Sumatera Utara
pada teori yang dikemukakan oleh Kashimo Shususmu yaitu Measuring and Ilustrating Musical Instrument. (Pendekatan yang mendasar untuk membahas mengenai budaya material instrumen musik yaitu pendekatan secara struktural dan fungsional) dalam Laporan Asia Performing Traditional Art (AFTA), 1978:174 terjemahan Rizaldi Siagian. Studi Struktural berkaitan dengan pengamatan (Observasi), pengukuran, perekaman atau pencatatan bentuk, ukuran besar kecil konstruksi, serta bahanbahan yang dipakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Kemudian studi fungsional memperhatikan fungsi dari alat-alat atau komponen yang memproduksi (menghasilkan suara) antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara (loudness) bunyi, nada, warna nada, dan kualitas suara yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dalam tulisan ini mengenai proses dan teknik pembuatan gitar tersebut akan memakai pendekatan secara struktural. Proses
menghasilkan
atau
menciptakan
alat
musik
membutuhkan
kecermatan serta keuletan mulai dari pemilihan bahan sampai finishing. Setiap alat musik mempunyai cara pembuatan yang berbeda-beda, mulai dari bahan baku yang digunakan, serta tingkat kesulitan pada saat proses pengerjaannya. Menurut Williams (1986: 1), proses pembuatan alat musik gitar akustik di mulai dari pemilihan bahan baku, peralatan yang digunakan, cara memproduksi, sistem pelarasan hingga finishing. Menurut Pearson dan Webster ( 1956 ), penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan alat musik telah dikenal sejak 2500 SM. Hal ini disebabkan karena kayu memiliki karakter unik dan cocok untuk dijadikan bahan baku
10 Universitas Sumatera Utara
pembuatan khususnya alat musik berdawai, karena kemampuan kayu untuk memancarkan suara melalui getaran ( Kollmann dan Cote, 1958 ). Menurut Brown ( 1952 ), persyaratan kayu sebagai bahan baku adalah jenis kayu yang memiliki perbandingan elastisitas ( kelenturan ) yang tinggi terhadap masa jenis atau kerapatannya. Namun demikian, kekuatannya sangat penting karena dapat mempengaruhi suara yang dihasilkan. Kayu dengan kualitas tinggi diperlukan untuk menghasilkan suara yang baik. Peralatan digunakan untuk memudahkan pengerjaan, dan dalam membuat instrumen musik diperlukan alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis bahan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap lama tidaknya proses pembuatan dan baik tidaknya kualitas sebuah instrumen. Untuk cara memproduksi hingga tahap akhir berkaitan dengan langkah langkah beserta teknik yang digunakan selama berlangsungnya proses pembuatan alat musik tersebut. Sedangkan sistem pelarasan sendiri merupakan kegiatan menentukan frekuensi nada yang akan digunakan pada instrumen musik tersebut. Dalam penelitian etnomusikologi ada dua pendekatan yang digunakan baik itu pendekatan emik ataupun pendekatan etik. Pendekatan emik mendasarkan pada ukuran-ukuran, kriteria dan paradigma dari sisi masyarakat pemilik musik atau kebudayaan. Sedangkan pendekatan etik menekankan pada ukuran, kriteria dan paradigma dari sisi peneliti. Dalam pendekatan emik peneliti tidak membuat ukuran-ukuran maupun kriteria kriteria sendiri dalam mengamati fenomena kebudayaan, tetapi berusaha menangkap bahasa ataupun kebudayaan masyarakat itu dengan ukuran dan kriteria pemilik bahasa ataupun kebudayaan masyarakat tertentu yang diteliti.
11 Universitas Sumatera Utara
Pendekatan secara emik digunakan di dalam tulisan ini untuk melengkapi teori tersebut yang akan melihat gambaran dari objek yang menjadi kajian mengenai teknik pembuatan dalam tulisan ini. Selain mengenai deskripsi tentang instrumen musik, masih ada sejumlah masalah-masalah analisis lain yang menjadi sasaran penelitian mengenai budaya material musik. Salah satunya menurut Alan P.Merriam dalam buku berjudul Etnomusikologi: Defenisi dan Perkembangannya terjemahan dari Santosa dan Rizaldi Siagian menjelaskan bahwa nilai ekonomi instrumen juga penting untuk menjadi sasaran kajian yang mencakup budaya material musik. Dalam buku tersebut Alan P.Merriam memberikan sebuah pemahaman yaitu sebagai berikut: “Nilai ekonomi instrumen juga penting. Mungkin ada beberapa spesialis yang mencari nafkah dari membuat instrumen. Apakah ada atau tidak spesialis di sana, proses pembuatan instrumen jelas melibatkan waktu ekonomis pembuatnya. Instrumen dapat dijual dan dibeli, dapat dipesan; di dalam keadaan apa pun, produksinya adalah bagian dari kegiatan ekonomi di dalam masyarakat luas. Instrumen mungkin dianggap sebagai lambang kekayaan, mungkin dimiliki oleh perorangan; pemilikannya mungkin diakui secara individual akan tetapi untuk kepentingan praktis diabaikan; atau mereka mungkin menjadi lambang kekayaan suku bangsa atau desa tertentu (1992:116) ”. Menurut Kotler (2008 : 48), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya.
12 Universitas Sumatera Utara
Bauran pemasaran juga dikenal dengan 4P. Menurut Kotler & Amstrong, 4P didefinisikan: 1. Produk (Product) Produk adalah kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning, dan pengembangan produk baru 2. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar. 3. Distribusi (Place) Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen. 4. Promosi (Promotion) Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya dan mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi antara lain, iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation. Dalam hal pemasaran, tulisan ini akan berpedoman kepada teori pemasaran secara umum (Philip Kotler,1997). Dijelaskan bahwa setidaknya ada beberapa konsep inti mengenai pemasaran antara lain yaitu: (1) Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Sedangkan Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kepuasan tersebut. Permintaan
13 Universitas Sumatera Utara
adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. (2) Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. (3) Nilai, Biaya dan Kepuasan. Nilai adalah perkiraan konsumen tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Biaya adalah sesuatu yang harus disertakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Kepuasan adalah hasil yang didapat setelah memilih atau menggunakan produk tersebut (4) Pertukaran, Transaksi dan Hubungan. Pertukaran adalah cara untuk mendapatkan produk. Transaksi adalah pertukar nilai antara suatu pihak. Hubungan adalah membangun sebuah jaringan dengan pembeli. (5) Pasar, Pemasaran, dan Pemasar. Pasar adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Mengenai pemasaran telah dijelaskan di bagian konsep dalam tulisan ini. Pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Mengenai konsep inti dari pemasaran ini akan dilihat dari perilaku pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) yang dijelaskan secara deskripsi. Tulisan ini akan menjelaskan mengenai mengapa timbulnya kebutuhan , keinginan, dan permintaan kepada gitar tersebut yang dipengaruhi juga oleh produk (merek). Mengenai nilai, biaya, dan kepuasan akan dijelaskan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga memilih untuk membeli produk gitar tersebut. Akhirnya
14 Universitas Sumatera Utara
akan terjadi hubungan timbal balik antara pembeli dan penjual. Proses pertukaran, transaksi dan hubungan yang dilakukan akan dijelaskan juga dalam tulisan ini. Mengenai pasar, pemasaran, dan pemasar akan dilihat dari sisi pembuat atau penjual gitar tersebut dalam hal ini Bapak Albert Hutagalung.
1.5 Lokasi Penelitian Adapun tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah di desa Lumban Baringin Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara tepatnya dalam sebuah gudang bengkel milik bapak Albert Hutagalung yang juga berdekatan dengan kediaman beliau dimana proses produksi gitar tersebut dikerjakan. Untuk mendukung informasi mengenai gitar tersebut penulis juga mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari orang orang yang tentunya mengetahui tentang gitar tersebut diantaranya masyarakat setempat, para pekerja yang membantu produksi gitar tersebut, seniman yang mengetahui tentang gitar tersebut, dan tentunya para pembeli atau konsumen yang telah memakai gitar tersebut.
1.6 Metode dan Teknik Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu semua hal yang menjadi objek penelitian digambarkan, diringkaskan, dan menarik segala aspek yang didapat dari hasil penelitiaan tersebut untuk dianalisis secara deskriptif. Menurut Sugiyono (2005:1) Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
15 Universitas Sumatera Utara
secara trianggulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan pada makna generalisasi. Dalam melakukan penelitian ini, saya melakukan beberapa tahapan antara lain:
1.6.1 Studi Kepustakaan Sebelum melakukan penelitian lapangan ke lokasi objek penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan studi pustaka yang tujuannya untuk mencari sebanyak mungkin data dan informasi yang tentunya relevan dengan objek yang menjadi bahan kajian di dalam tulisan ini nantinya. Penulis mengumpulkan berbagai referensi diantaranya buku, tulisan ilmiah dan catatan yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Dalam tulisan ini penulis juga mendapat tambahan data dan informasi yang relevan mengenai objek yang menjadi kajian dengan penulusuran data secara online yang tentunya dengan memanfaatkan jaringan internet. Untuk mendukung dan melengkapi wawasan penulis di dalam tulisan ini, penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap topik-topik lain yang berhubungan dengan penelitian ini seperti pengetahuan tentang sejarah, musikologi, metodologi penelitian, fisika, ekonomi, etnografi dan beberapa topik lainnya. Hasil yang didapat dari studi kepustakaan tersebut akan menjadi landasan di dalam pembahasan tulisan ini.
1.6.2 Penelitian Lapangan Penelitian Lapangan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan mengenai objek yang akan diteliti. Penulis melakukan observasi secara langsung ke lokasi penelitian yaitu yang berada di desa Lumban
16 Universitas Sumatera Utara
Baringin Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, dan langsung menemui informan kunci yaitu bapak Albert Hutagalung di lokasi proses pembuatannya yang tak jauh dari kediamannya. Penulis juga mencari dan menemui beberapa narasumber yang berkompeten sebagai informan pangkal yang tentunya tau mengenai gitar sipoholon tersebut untuk mencari sejumlah data tambahan. Dalam pengamatan langsung ke lokasi penelitian, penulis dilengkapi dengan kamera digital yang membantu di dalam pengambilan gambar maupun video yang tentunya bertujuan untuk mengumpulkan data dalam bentuk foto-foto dan rekaman video.
1.6.3 Wawancara Untuk melakukan wawancara penulis terlebih dahulu menyusun daftar sejumlah beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan yang tentunya berkaitan dengan pokok permasalahan. Pada akhirnya wawancara bersifat informal dan bebas dan tidak terikat kepada daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan akan berkembang sesuai dengan pokok pembicaraan yang tentunya masih fokus kepada hal yang menjadi inti permasalahan. Penulis langsung melakukan wawancara kepada Bapak Albert Hutagalung selaku informan kunci dan beberapa informan lainnya yang tentunya paling tidak mengetahui tentang gitar tersebut.
1.6.4 Kerja Laboratorium Semua data yang telah diperoleh akan dikaji, diolah, dan dianalisis dalam kerja laboratorium. Data yang didapat dari lapangan dan semua data hasil dari
17 Universitas Sumatera Utara
studi kepustakaan selanjutnya akan dibuat dalam bentuk tulisan ilmiah yang berupa skripsi yang disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka serta teknik penulisan secara ilmiah.
18 Universitas Sumatera Utara