1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Aesthetic dentistry merupakan bidang ilmu dalam kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki estetis rongga mulut pasien, di samping perawatan dan pencegahan penyakit rongga mulut. Estetik adalah bidang ilmu aksiologi cabang dari ilmu filsafat yang mengkaji nilai panca indera dan disebut sebagai penilaian subjektif atau rasa. Istilah aesthetic berasal dari bahasa Yunani yaitu “aisthetike” dan diperkenalkan oleh ahli filsafat Alexander Gottlieb Baumgarten pada tahun 1735 yang berhubungan dengan seni sehingga disebut sebagai cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari, mengevaluasi dan memberi penilaian seni.1 Menurut Mosby’s Medical Dictionary, dentistry merupakan ilmu dan seni dalam pelaksanaan diagnosa, pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan pada gigi dan struktur rongga mulut.2 Christensen (2000) menyatakan need-based dentistry merupakan perhatian utama dalam bidang kedokteran gigi pada pencegahan dan perawatan penyakit dental. Pada akhir abad kedua puluh, pelayanan dalam kedokteran gigi telah beralih ke wantbased dentistry.1 Pedoman dasar dalam aesthetic dentistry terdiri dari makroestetik dan mikroestetik. Menurut Morley (2001), makroestetik memberi panduan menghasilkan susunan gigi yang harmonis dengan gingiva, bibir dan wajah pasien. Elemen makroestetik adalah garis median gigi, hubungan di antara gigi-geligi, penilaian bibir dan struktur gingiva. Mikroestetik memberi panduan dalam menghasilkan proporsi
Universitas Sumatera Utara
2
dan posisi gigi-geligi yang sesuai. Elemen yang penting dalam mikroestetik meliputi rasio gigi, bentuk gigi, karakteristik gigi dan warna gigi.1 Melalui aesthetic dentistry, penampilan rongga mulut dapat diperbaiki sesuai dengan persepsi subjektif pasien sehingga keberhasilan dalam aesthetic dentistry sesuai dengan prinsip “beauty is in the eye of the beholder”.1,3 Keindahan tersebut dapat diukur dengan menggunakan konsep golden proportion yaitu semakin mendekati nilai golden proportion, penampilannya akan semakin estetis.3 Konsep
golden
proportion
adalah
konsep
nilai
matematika
yang
menggunakan rasio antara jarak terkecil dan terbesar, yaitu 1:1,618.4 Dalam bidang kedokteran gigi, Lombardi (1973) merupakan peneliti pertama yang menggunakan konsep golden proportion, khususnya dalam restorative dentistry.5 Levin (1978) meneliti konsep golden proportion dan mendesain golden mean gauge atau golden ruler untuk mengukur golden proportion.6,7 Levin (1978) menemukan hubungan gigi insisivus sentralis dan lateralis dengan penggunaan konsep golden proportion dan Jefferson (2004) dalam penelitiannya mengkaitkan konsep golden proportion dengan wajah manusia.7,8 Menurut penelitian Jefferson (2004), golden proportion pada wajah mempunyai relevansi dalam profesi kedokteran gigi dan profesi kedokteran misalnya ahli bedah plastik. Wajah manusia harus sesuai dengan golden proportion agar wajah kelihatan estetis dan efisien secara biologis.8 Jefferson mengukur proporsi wajah menggunakan konsep golden proportion menjadi proporsi vertikal, horizontal dan eksternal. Proporsi eksternal adalah perbandingan antara lebar wajah dan panjang wajah di mana lebar wajah adalah jarak horizontal dari kedua sisi paling lateral pipi
Universitas Sumatera Utara
3
kiri dan kanan, sedangkan panjang wajah adalah jarak vertikal pertengahan wajah dari bagian atas kepala ke titik terendah dagu. Estetik pada wajah penting, karena kesan pertama terhadap penampilan seseorang dapat mempengaruhi keyakinan diri dan kualitas hidup orang tersebut.9 Lombardi (1973), Chiche dan Pinauth (1994), Goldstein (1997), Rosenstiel, Ward dan Rashid (2000) sependapat bahwa kedua gigi insisivus sentralis kiri dan kanan rahang atas merupakan kunci utama menentukan estetis pada regio anterior.1 Parameter yang digunakan untuk mengukur proporsi dental adalah proporsi lebar insisivus sentralis dengan insisivus lateralis, proporsi lebar enam gigi anterior rahang atas dengan empat insisivus rahang bawah, proporsi permukaan labial insisivus sentralis rahang atas dan proporsi lebar dengan tinggi kedua gigi insisivus sentralis rahang atas.7,10 Hasil penelitian Petricevic (2008) menunjukkan rasio lebar dengan tinggi gigi insisivus sentralis rahang atas penting untuk estetik dan keharmonisan susunan gigi anterior rahang atas.11 Rasio tersebut dapat menggambarkan bentuk gigi sehingga kelainan proporsi gigi dapat dievaluasi dan diperbaiki.12 Faktor yang mempengaruhi bentuk gigi dan wajah manusia adalah jenis kelamin dan ras.13,14 Tiga ras utama di dunia ini adalah ras Kaukasoid, Mongoloid dan Negroid. Menurut Yaacob (1996), bangsa Malaysia terdiri dari ras Mongoloid yaitu etnis Melayu dan etnis Cina serta ras Kaukasoid yaitu etnis India.15 Dalam aspek bentuk wajah, menurut penelitian Zhuang (2010), terdapat perbedaan signifikan pada lebar wajah dan panjang wajah pada etnis yang berbeda.16 Berdasarkan indeks sefalik, ras Kaukasoid memiliki bentuk kepala mesosefalik sedangkan ras Mongoloid memiliki bentuk kepala brakisefalik.17 Menurut penelitian Chu (2007), terdapat perbedaan
Universitas Sumatera Utara
4
ukuran gigi anterior rahang atas pada pria dan wanita yaitu pria memiliki ukuran gigi yang lebih besar dibandingkan dengan wanita.18 Sebaliknya, Brook (2007) menunjukkan ukuran gigi dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan sehingga ukuran gigi bervariasi diantara populasi manusia.19 Penelitian Shah (2011) menyatakan terdapat hubungan antara gigi dan wajah sehingga susunan gigi harus sesuai dengan karakteristik wajah.20 Namun, Methot (2006) menunjukkan penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien berbeda sehingga konsep golden proportion tidak sesuai digunakan untuk mencapai estetik pada wajah.9 Elemen wajah, dentofasial, dan dental penting untuk mencapai senyum yang estetis.21 Memperoleh senyum yang estetis selalu merupakan tujuan utama pada setiap perawatan estetik. Keindahan senyum tersebut yang akan menentukan apakah hasil perawatan estetik tersebut baik atau dapat diterima oleh pasien.22 Estetik dari proporsi wajah dan gigi harus diperhatikan dan dievaluasi dengan menggunakan konsep golden proportion yang berperan sebagai panduan untuk menghasilkan estetis.
1.2 Permasalahan Estetik pada wajah penting, karena kesan pertama terhadap penampilan seseorang dapat mempengaruhi keyakinan diri dan kualitas hidup orang tersebut. Estetik berhubungan dengan seni dan penilaiannya bersifat subjektif. Pengalaman pribadi dan lingkungan sosial dapat mempengaruhi penilaian terhadap estetik sehingga terdapat perbedaan dalam penilaian estetik pada setiap orang. Perawatan estetik memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat antara seorang profesional dan
Universitas Sumatera Utara
5
harapan pasien terhadap nilai estetik. Dokter gigi menggunakan konsep golden proportion sebagai panduan universal dalam bidang ilmu aesthetic dentistry untuk meningkatkan estetik wajah terutama untuk mendapatkan senyum yang indah. Ras yang berbeda sangat menentukan nilai estetik yang dihasilkan pada proporsi wajah dan gigi. Menurut penelitian Yaacob (1996), ras Mongoloid (Melayu dan Cina) dan Kaukasoid India di Malaysia mempunyai karakteristik wajah dan gigi yang berbeda.15 Menurut penelitian Jefferson (2004), wajah ras Kaukasoid, Mongoloid (orang Cina di Asia) dan Negroid sesuai dengan konsep golden proportion sehingga ketiga ras tersebut memiliki wajah yang estetik.8 Methot (2006) menemukan “M proportion” sebagai standar baru untuk mencapai estetik dalam bidang ilmu aesthetic dentistry karena penampilan wajah dan gigi pada setiap pasien berbeda, sehingga konsep golden proportion tidak sesuai digunakan pada semua pasien.9 Berdasarkan hal-hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian bagaimana hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011. Peneliti ingin mengetahui apakah ras dan jenis kelamin mempengaruhi konsep golden proportion pada bangsa Malaysia yang terdiri dari Ras Mongoloid dan Kaukasoid.
1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proporsi wajah eksternal pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Apakah ada perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 3. Bagaimana proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 4. Apakah ada perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 5. Apakah ada hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.
1.4 Hipotesis Penelitian 1. Ada perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 2. Ada perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 3. Ada hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.
Universitas Sumatera Utara
7
1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proporsi wajah eksternal pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 2. Untuk mengetahui perbedaan proporsi wajah eksternal dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 3. Untuk mengetahui proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 4. Untuk mengetahui perbedaan proporsi gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin. 5. Untuk mengetahui hubungan antara proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan konsep golden proportion pada mahasiswa Malaysia FKG USU angkatan 2008-2011 berdasarkan ras dan jenis kelamin.
1.6 Manfaat Penelitian 1. Sebagai panduan untuk memperbaiki estetik berdasarkan proporsi wajah eksternal dan gigi insisivus sentralis rahang atas dengan menggunakan konsep golden proportion (perubahan senyum dan harmonisasi wajah). 2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang prostodonsia khususnya dalam pemilihan ukuran anasir gigitiruan anterior.
Universitas Sumatera Utara
8
3. Sebagai pedoman dalam menentukan ukuran kedua insisivus sentralis rahang atas berdasarkan konsep golden proportion. 4. Sebagai pedoman (pre-extraction record) dalam menentukan ukuran kedua insisivus sentralis rahang atas berdasarkan proporsi eksternal wajah.
Universitas Sumatera Utara